CT – WIRA-WIRI
JEMBATAN BANTHAK ANGGAKARA
Disusun Oleh :
CT – WIRA-WIRI
CT – WIRA-WIRI
JEMBATAN BANTHAK ANGGAKARA
Disusun Oleh :
CT – WIRA-WIRI
i
LEMBAR PENGESAHAN PESERTA
ii
DATA DIRI PESERTA
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah Nya.
Sholawat dan salam selalu tertuju pada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa
mendiakan keselamatan umatnya. Tak ada yang pantas terucap selain Alhamdulilla h,
penulis dapat menyelesaikan proposal rancangan jembatan ini.
Proposal ini diselesaikan guna mengikuti Lomba Bridge Construction
Competition pada Civil Festival Engineering 2019 yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Sipil Politeknik Negeri Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan membimbing selama proses penyusunan makalah ini,
terutama kepada:
1. Ir. Ibnu Pudji Rahardjo., MS sebagai Dosen Pembimbing.
4. Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
2.3.1 Faktor Koreksi Batang Tarik dan Tekan Rangka Utama Jembatan ................... 6
2.3.2 Faktor Koreksi Bidang Momen dan Bidang Geser Gelagar Jembatan ................ 7
2.4 Perencanaan Ge lagar Jembatan...................................................................... 7
v
3.3 Modelisasi Struktur ...................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................................ 41
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
`
BAB I
LATAR BELAKANG
1
`
2
`
1.3 Tujuan
1. Mampu mendesain struktur model jembatan rangka yang kuat, ringan dan
mampu menahan beban struktur rencana.
2. Mampu merencanakan metode pelaksanaan desain jembatan model yang
efektif dan efisien.
3. Mampu menghitung rencana anggaran biaya supaya jembatan model yang
dibuat bernilai ekonomis dan kokoh.
3
`
BAB II
STUDI PUSTAKA
4
`
c. Bahan struktur :
1. Karakteristiknya,
2. Ketersediaannya, dan
5
`
Keterangan :
CM = Faktor layan basah (Tabel 2.4) Kf = Faktor konversi format (Tabel 2.7)
6
`
2.3.2 Faktor Koreksi Bidang Momen dan Bidang Geser Gelagar Jembatan
Nilai bidang momen dan bidang geser harus dikalikan dengan semua faktor
koreksi yang berlaku untuk menentukan nilai desain terkoreksi. Faktor-faktor koreksi
momen dan geser untuk kayu gergajian ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Faktor Koreksi Bidang Momen:
Pada gelagar jembatan direncanakan dapat menahan 2 elemen gaya yaitu gaya
momen lentur dan gaya geser. Gelagar jembatan di desain hingga tidak boleh melebihi
nilai desain acuannya sesuai dengan SNI 7973:2013
Momen aktual tidak boleh melebihi nilai desain acuan lentur terkoreksi sesuai
dengan SNI 7973:2013 pasal 2.2.1. Gelagar jembatan harus memenuhi persamaan
berikut :
Mu ≤ Sx . Fb’ …….(Persamaan 2.5)
7
`
Dimana :
Sx = …….(Persamaan 2.6)
Dimana:
b = Lebar penampang
d = Tinggi penampang
Nilai desain acuan kayu yang dipilih secara visual dan kayu dimensi yang
dipilih secara mekanis dicantumkan di dalam tabel 2.1 Berikut metupakan cara untuk
menentukan nilai desain dan modulus elastisitas lentur acuan (SNI 7973-2013 Pasal
4.2.1)
Tabel 2. 1 Nilai desain acuan untuk kayu gergajian
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan semua faktor koreksi yang berlaku
untuk menentukan nilai desain terkoreksi. Faktor-faktor koreksi untuk kayu gergajia n
ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
8
`
Tabel 2. 2 Faktor koreksi untuk nilai kayu gergajian (SNI 7973-2013 Pasal 4.3.1)
Berikut ini merupakan cara untuk menentukan nilai faktor koreksi pada nilai acuan
lentur murni :
1. Faktor Temperatur (Ct) (SNI 7973-2013 Tabel 2.3.3)
Tabel 2. 3 Faktor temperatur
9
`
- Apabila tepi tekan komponen struktur lentur ditumpu di seluruh panjangnya untuk
mencegah peralihan lateral, dan ujung-ujung tumpu mempunyai tumpuan lateral
untuk mencegah rotasi, maka CL = 1,0
……(Persamaan 2.7)
Dimana,
Fb’ = Nilai desain lentur acuan dikalikan dengan semua faktor koreksi
Cfu, CV dan CL
FBE = 1,20Emin’/Rb2
10
`
Nilai desain lentur acuan, Fb untuk kayu dimensi yang tebalnya 50,8mm
sampai 101,6mm harus dikalikan dengan faktor komponen struktur berulang, Cr = 1,15
apabila komponen struktur tersebut digunakan sebagai joist, batang pada rangka
batang, gording, dek, balok lantai atau komponen struktur berupa yang satu sama lain
berkontak atau berjarak tidak lebih dari 610mm as ke as, banyaknya tidak kurang dari
tiga, dan dihubungkan satu sama lain dengan lantai, atap, atau elemen-ele me n
pendistribusi beban lain yang memadai untuk memikul beban desain.
11
`
12
`
Tahanan geser aktual tidak boleh melebihi nilai desain acuan geser terkoreksi
sesuai dengan SNI 7973:2013 PASAL 3.441. Gelagar jembatan harus memenuhi
persamaan berikut ini :
Vu ≤ V’ …….(Persamaan 2.8)
Dimana :
b = Lebar penampang
Vu = Gaya geser terfaktor
d = Tinggi penampang
V’ = Tahanan geser terkoreksi
Fv’ = Kuat geser terkoreksi
Berikut ini merupakan nilai faktor koreksi pada desain acuan untuk geser :
- Faktor temperatur, C T (Tabel 2.3) - Faktor konversi format, K F (Tabel 2.7)
- Faktor layan Basah, C M (Tabel 2.4) - Faktor ketahanan, f (Tabel 2.8)
- Faktor tusukan, Ci (Tabel 2.6) - Faktor efek waktu, λ (Tabel 2.9)
13
`
Elemen struktur kayu berupa batang tarik ditemui pada konstruksi jembatan.
Batang tarik merupakan suatu elemen struktur yang menerima gaya normal berupa
gaya tarik. Komponen struktur tarik harus direncanakan untuk memenuhi
persamaan SNI 7973:2013 pasal 4.3.1 sebagai berikut:
Dimana,
Tu = Gaya tarik terfaktor (N) An = Luas penampang (mm2 )
T’ = Tahanan tarik terkoreksi (N) Ft’ = Tahanan tarik terkoreksi
(Persamaan 2.1)
Berikut ini merupakan cara untuk menentukan nilai faktor koreksi pada nilai desain
acuan untuk tarik :
- Faktor temperatur, C T (Tabel 2.3)
- Faktor konversi format, K F (Tabel 2.7)
- Faktor layan Basah, C M (Tabel 2.4)
- Faktor ketahanan, f (Tabel 2.8)
- Faktor ukuran (SNI 7973-2013)
- Faktor efek waktu, λ (Tabel 2.9)
- Faktor tusukan, Ci (Tabel 2.6)
Elemen struktur kayu berupa batang tekan ditemui pada konstruksi jembatan.
Batang tekan merupakan suatu elemen struktur yang menerima gaya normal
berupa gaya tekan. Gaya atau tegangan tekan sejajar serat aktual tidak boleh
melebihi desain tekan terkoreksi. Perhitungan fc harus didasari atas luas penampang
neto. Apabila penampang tereduksi terjadi bagian kritis dari panjang kolom yang
paling berpotensi mengalami tekuk. Apabila penampang tereduksi tidak terjadi di
bagian kritis dari panjang kolom yang paling berpotensi mengalami tekuk, maka
14
`
perhitungan fc harus didasarkan atas luas penampang bruto. Selain itu, fc yang
didasarkan atas luas penampang neto tidak boleh melebihi desain tekan acuan
sejajar serat dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali faktor stabilitas kolom
Cp(SNI 7973:2013 pasal 3.6.3)
Pu ≤ P’ ……..(Persamaan 2.12)
P’ = Fc’ . Ag ……..(Persamaan 2.13)
Dimana,
Pu = Gaya tekan terfaktor (N)
P’ = Tahanan tekan terkoreksi (N)
Fc’ = Kuat tekan sejajar serat terkoreksi (Persamaan 2.2)
Ag = Luas penampang bruto (mm2)
Berikut ini merupakan cara untuk menentukan nilai faktor koreksi nilai
desain acuan untuk tekan sejajar serat:
- Faktor temperatur, C T (Tabel 2.3)
- Faktor konversi format, K F (Tabel 2.7)
- Faktor layan Basah, C M (Tabel 2.4) - Faktor ketahanan, f (Tabel 2.8)
- Faktor ukuran (SNI 7973-2013)
- Faktor efek waktu, λ (Tabel 2.)
- Faktor tusukan, Ci (Tabel 2.6)
15
`
……(Persamaan 2.14)
Dimana,
Fc’ = Nilai desain tekan lentur acuan sejajar serat dikalikan dengan semua factor
koreksi (Persamaan 2.2)
FCE = 0,822. Emin ’ / e/d)2
2.6 Pembebanan
Pembebanan pada jembatan diatur dalam peraturan SNI 1725-2016, Beban-
beban yang berkeja pada jembatan ini meliputi :
1. Beban Mati
Berdasarkan SNI 1725-2016 Pasal 3.8, beban mati adalah semua beban tetap
yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk
segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap. Sehingga yang
termasuk sebagai beban mati adalah: berat sendiri profil, berat lantai, dan berat
ornamen
16
`
2. Beban Hidup
Berdasarkan SNI 1725-2016 Pasal 3.5, beban hidup adalah semua beban yang
berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang
dianggap bekerja pada jembatan. Sehingga dalam kasus ini, yang dianggap sebagai
beban hidup adalah beban statis = 100 kg yang berada di tengah bentang jembatan
(sesuai ketentuan BCC CIVFEST 2019).
3. Kombinasi Pembebanan
Berikut ini merupakan input beban pada struktur jembatan kayu berdasarkan
jenisnya:
a. Beban Mati (DL), meliputi beban:
- Mati = Berat sendiri struktur (kg /m) yang meliputi: gelagar melintang jembatan,
gelagar utama jembatan, rangka utama jembatan, ikatan angin atas dan bawah.
- Lantai jembatan = Berat karton/multiplek 3 mm (kg/m).
- Beban statis terpusat rencana (qL)= 100 kg yang diletakkan pada tengah bentang
jembatan dengan bantuan pengait.
1,4 DL + 1,8 LL
Untuk nilai faktor beban di atas diadaptasi dari SNI 1725 - 2016 dimana
beban matipada pasal 7 untukjembatan kayu memiliki nilai faktor 1,4 dan beban
lajurpada pasal 6.3 memiliki nilai faktor 1,8.
17
`
BAB III
PERANCANGAN
Balsa merupakan pohon yang mampu tumbuh dengan baik di daerah beriklim
tropis dengan kelembaban relatif minimal 75%.Pohon ini merupakan jenis cepat
tumbuh (fast growing species) yangmampu mencapai ketinggian 20m serta diameter
40cm dalam kurun 5 tahun saja. Balsa yang ditanam di Papua New Guinea dapat
mencapai diameter 30 cm dalam waktu 2,5 tahun serta memiliki rotasi tebang yang
singkat yaitu pada umur 5 tahun (ACIAR, 2010). Disamping itu, belum ada laporan
mengenai penyakit yang ditemukan menyerang pohon balsa yang ditanam di Indonesia
(Nair dan Sumardi, 2000).
Kayu balsa memiliki ciri-ciri berwarna putih ke abu-abuan ini memilik i
kelebihan yang tidak terdapat pada jenis kayu ringan lainnya yakni mampu menyerap
getaran atau guncangan dengan baik. Kayu balsa memiliki sifat yang ringan dan lentur,
dan tidak gampang lapuk, disamping itu struktur kayu balsa memiliki tingkat kekuatan
dan ketahanan yang tinggi. Kayu ini masuk dalam kelas kuat V dengan berat jenis
maximum 0,31 dan minimum 0,09 (Silva, 2007).
18
`
Dengan menggunakan acuan identifikasi kayu balsa yang dilakukan oleh tim
indonesian forest tim kami menggunakan berat jenis kering udara yang paling
minimum yaitu 150 kg/m3. Maka, nilai modulus elastisitasnya (E) dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
19
`
Dari persamaan di atas dapat dihitung nilai modulus elastisitas lenturnya (E) sebagai
berikut:
E = 16000 x 0.150.17
E = 4160.49 Mpa
Dimensi : 10 mm x 10 mm x 1000 mm
Dengan demikian kayu balsa memiliki nilai modulus elastisitas (E) sebesar
4160,49 Mpa. Untuk nilai modulus elastisitas acuan untuk stabilitas (Emin)
dapatditentukan melalui persamaan SNI 7973:2013 (C4.2.4-1) sebagaiberikut:
…………..(Persamaan 3.2)
Dengan:
E = Modulus Elastisitas
Koefisien variasi pada modulus elastisitas (COVE) dapat kita lihatpada SNI
7973:2013 Tabel F1, sebagai berikut:
20
`
Emin =
= 1519,86 MPa
Dengan demikian kayu balsa yang digunakan memiliki nilai modulus elastisitas
acuan untuk stabilitas (Emin) sebesar 1519,86 Mpa. Kayu balsa memiliki kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan Kekurangan
Dapat menyerap hetaran dan Kurang diaplikasikan dalam komponen
guncangan dengan baik struktur suatu bangunan. Karena umumnya
hanya digunakan untuk membuat aero
modeling dan benda kesenian
Mudah dikerjakan karena memiliki Dengan berat jenis yang kecil kayu balsa
sifat yang lentur dan ringan masih tergolong dalam kayu klass kuat V
Sangat ringan bila di tinjau dari berat Pembudidayaan kayu balsa di Indonesia
jenisnya masih belum sebanyak kayu – kayu struktur
pada umumnya
Kayu terkuat pada kelas berat jenis Kayu balsa memiliki kuat tekan yang lebih
yang ringan kecil dari kayu-kayu struktur lainnya
21
`
mengandung arti seorang pahlawan yang berani dan kuat. Filosofi ini sesuai dengan
sejarah para pahlawan Indonesia yang berani, pantang menyerah dan bertekad kuat
dalam mendirikan NKRI. Mereka adalah sosok mampu membawa kemerdekaan
sehingga kita bisa merasakan apa yang kita rasakan saat ini.
Berangkat dari filosofi nama tersebut, mendasari jiwa kami dalam mendesain
jembatan yang kuat secara struktur, efisien dalam penggunaan bahan, kemudahan
dalam pengerjaan dan kreatif dalam mendesain komponen-komponen pendukung
jembatan. Jembatan yang kuat bagai pahlawan yang berjuang keras meraih
kemerdekaan kami implementasikan dalam betuk struktur jembatan Banthak
Anggakara yakni perpaduan antara struktur lengkung dengan segitiga (warren) yang
kuat dan stabil dalam menerima beban serta memiliki nilai efisien yang tinggi (selaras
dengan tema BBC CIFVEST yakni “creative and efficient”). Selain itu kami
memasukkan unsur-unsur kebudayaan lokal daerah surabaya dalam desain komponen
pendukung jembatan berupa desain tiang sandaran dan gapura jembatan.
22
`
yang melintasi jembatan Banthak Anggakara demi lestarinya tanaman dan kuliner
semanggi khas Surabaya yang semakin sulit dijumpai di kota asalnya.
23
`
24
`
Berikut ini adalah data – data dasar dalam perancanaan struktur Jembatan
Banthak Anggakara
25
`
1. Beban Mati
Pada gelagar melintang ini diambil dari gelagar M1 sebagai
sempel perhitungan
- Berat profil = 0,045 x 0,11 = 0,05 Kg/m
- Berat karton = 0,21 x 0,13 = 0,0273 Kg/m
QDL = 0,0773 Kg/m
1 VDL = 0,5 x Q DL x B
MDL = x Q DL x B2
8
1 = 0,5 x 0,0773 x 0,1
= x 0,0773 x 0,22
8
= 0,00386 K
= 0,000386 Kg.m
2. Beban Hidup
26
`
27
`
= 590 N
Vu = 490 N
gambar diatas diketahui gelagar utama yang terdiri dari frame diagonal
(D), tepi atas (A) dan tepi bawah (B). Beban yang digunakan dalam perhitunga n
rangka adalah beban hidup berupa beban garis terbagi rata yang diletakakkan di
28
`
Berikut ini adalah gambar gaya - gaya batang yang terjadi pada Jembatan
Banthak Anggakara akibat beban hidup 100 kg dengan menggunakan program
bantu SAP 2000 v.14
Berikut ini merupakan hasil gaya – gaya aksial pada batang yang terjadi pada
“Jembatan Banthak Anggakara” akibat beban hidup 100 kg dengan menggunaka n
program bantu SAP 2000 V.14.
29
`
Batang Atas
A1= A1' 195,12 351,93 387,12 TEKAN
A2 = A2' 261,23 359,76 395,74 TEKAN
A3 250 489,05 537,95 TEKAN
Batang Diagonal
D1 = D1' 174,84 113,02 124,64 TARIK
D2 = D2' 279,51 96,25 105,87 TEKAN
D3 = D3' 279,51 271,65 298,81 TARIK
Batang Bawah
B1 = B1' 250 253,23 278,55 TARIK
B2 = B2' 250 367,94 404,74 TARIK
Gambar 3. 15 (a) Gaya Aksial yang Terjadi pada Rangka Utama, (b) Dimensi Rangka
Utama (Batang Tekan)
30
`
2
(1+ 16,51) (1+16,51) 16,51
= 7,42
− √[ 7,42
] − 7,42
1,6 1,6 0,8
= 0,883
31
`
P’ = Fc’ x Ag
= 7,247 x 300
= 2174,27 N (Batang A2 = A2’) Pu
Gambar 3. 16 (a) Gaya Aksial yang Terjadi pada Rangka Utama, (b) Dimensi Rangka
Utama (Batang Tarik)
32
`
T’ = 6504 N
Tu = 271,65 N (Batang D2) (output SAP 2000 V.14)
BATANG TARIK
PANJANG b d GAYA FU FC' Cek
BATANG
mm mm mm N MPa MPa PU < P'
D1 = D1' 174,84 10 30 113,02 0,377 27,100 OK
D3 = D3' 279,51 10 30 271,65 0,906 27,100 OK
B1 = B1' 250 10 30 253,23 0,844 27,100 OK
B2 = B2' 250 10 20 367,94 1,840 27,100 OK
33
`
Gambar 3. 17 Contoh Detail Sambungan (a) Batang Tekan Rangka Utama, (b) Batang Tarik
Rangka Utama
Terdapat teknis simpul penalian yang akan kami terapkan pada perakitan prototip
Jembatan Banthak Anggakara, yaitu :
34
`
Berdasarkan informasi diatas diperoleh berat total jembatan sebesar 0,35 kg,
sehingga berat “Jembatan Banthak Anggakara” ini telah memenuhi syarat berat
maksimum yang diatur pada panduan Bridge Construction Competition 2019 yang
menyebut berat maksimum jembatan adalah 1,50 kg.
35
`
Gambar 3. 21 Hasil Lendutan Maksimum di Tengah Bentang Jembatan pada SAP 2000
Dari gambar di atas dapar diketahui Lendutan max yang terjadi : 0,054167 cm
Untuk balok pada konstruksi jembatan lendutan ijin sebesar :
δ ijin = L/400 Maka :
= 100 cm / 400 δ ijin > δ actual
= 0,25 cm 0,25 cm > 0,054167 cm ( OK )
36
`
37
`
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN
38
`
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah prorotype jembatan yang kami buat dapat
diterapkan pada skala yang sebenarnya agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
39
`
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. No. Publikas i
04110.1301. Badan pusat Statistik. Jakarta-Indonesia.
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2002. SNI 03-6848-2002 Metode
Pengujian Berat Jenis Batang Kayu dan Kayu. Jakarta: BSN.
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 1995. SNI 03-3958-1995 Metode
Pengujian Kuat Tekan Kayu di Labolatorium. Jakarta: BSN.
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. SNI 1725-2016 Pembebanan
untuk Jembatan. Jakarta : BSN.
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2013. SNI 7973:2013 Spesifikasi
Desain Untuk Konstruksi Kayu. Jakarta: BSN.
Kementrian PU. 2010. Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2010-
2014.
Meier, Eric. The Wood Database. Sumber : http://www.wood-database.com/balsa.
PKKI. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 1961. Jakarta : PKKI
Silva, A. D. 2007. Compressive Response and Failure of Balsa Wood. Solids and
Structures, 8685-8717.
Sumarwoto, O. 2001. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Bandung.
40
`
LAMPIRAN
41
DAFTAR GAMBAR JEMBATAN PEJALAN KAKI
"BANTHAK ANGGAKARA"
TEMA
NAMA GAMBAR
14
0 I
0 ISOMETRIK JEMBATAN
11 H
12
5
G
SKALA SATUAN
12
5
F 1:4 MILIMETER
0
100
5
E
250
12 DOSEN PEMBIMBING
12
5
D Ir. Ibnu Pudji Rahardjo, MS.
NIP : 1960010051986031003
0
11 C NOMOR GAMBAR
1 15 0 B
1 10
0 14
2
A
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
NAMA ANGGOTA
ISOMETRIK JEMBATAN 1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
10111710000038
SKALA 1 : 4
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038
1 +0.217
CIVEST 2019
+0.217 Bridge Construction Competition
+0.103
+0.103
±0.00 TEMA
±0.00
-0.033
-0.033 CREATIVE AND EFFICIENT
BRIDGE
1
1 2 2 1 NAMA GAMBAR
150
150
- TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG
- TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 4 SKALA 1 : 4 - TAMPAK SAMPING KANAN
A B C D E
+0.217 SKALA SATUAN
1:4 MILIMETER
DOSEN PEMBIMBING
+0.103 Ir. Ibnu Pudji Rahardjo, MS.
NIP : 1960010051986031003
NOMOR GAMBAR
±0.00
-0.033 2 10
A B C D E NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
A B C D E F G H I NAMA ANGGOTA
140 110 125 125 125 125 110 140
1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
1000 10111710000038
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
TAMPAK SAMPING KANAN 10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
SKALA 1 : 4 10111810000038
CIVEST 2019
Bridge Construction Competition
+0.217
+0.103
TEMA
±0.00
-0.033 CREATIVE AND EFFICIENT
BRIDGE
A B C D E F G H I NAMA GAMBAR
1:4 MILIMETER
DOSEN PEMBIMBING
1 Ir. Ibnu Pudji Rahardjo, MS.
NIP : 1960010051986031003
150
NOMOR GAMBAR
2 3 10
NAMA JEMBATAN
A B C D E F G H I
BANTHAK ANGGAKARA
140 110 125 125 125 125 110 140
1000 NAMA ANGGOTA
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038
CIVEST 2019
Bridge Construction Competition
150
1 TEMA
BRIDGE
140 110 125 125 125 125 110 140
1000 NAMA GAMBAR
SKALA SATUAN
+0.217
1:4 MILIMETER
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
±0.00
-0.033
4 10
NAMA JEMBATAN
A B C D E F G H I BANTHAK ANGGAKARA
30
30
30
TEMA
250
250
250
CREATIVE AND EFFICIENT
110 TRIPLEK 3 MM 110 TRIPLEK 3 MM 110 TRIPLEK 3 MM
BRIDGE
BENANG TALI BENANG TALI BENANG TALI
NAMA GAMBAR
30
30
30
150 150 150
- POTONGAN A-A
- POTONGAN B-B
POTONGAN A-A POTONGAN B-B POTONGAN C-C - POTONGAN C-C
- POTONGAN D-D
SKALA 1 : 4 SKALA 1 : 4 SKALA 1 : 4 - POTONGAN E-E
SKALA SATUAN
1:4 MILIMETER
BENANG TALI BENANG TALI
DOSEN PEMBIMBING
30
30
Ir. Ibnu Pudji Rahardjo, MS.
NIP : 1960010051986031003
NOMOR GAMBAR
250
250
TRIPLEK 3 MM
BENANG TALI
TRIPLEK 3 MM
BENANG TALI
5 10
NAMA JEMBATAN
30
30
BANTHAK ANGGAKARA
150 150
NAMA ANGGOTA
POTONGAN D-D POTONGAN E-E
1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
SKALA 1 : 4 SKALA 1 : 4 10111710000038
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038
+0.217 CIVEST 2019
D Bridge Construction Competition
B +0.103
±0.00 TEMA
-0.033
CREATIVE AND EFFICIENT
A C E BRIDGE
NAMA GAMBAR
A B C D E F G H I
140 110 125 125 125 125 110 140 - GAMBAR KUNCI SAMBUNGAN
- DETAIL SAMBUNGAN A
1000 - DETAIL SAMBUNGAN B
1 : 4, 1 : 2 MILIMETER
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
6 10
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
ISOMETRIK SAMBUNGAN A PERSPEKTIF ISOMETRIK SAMBUNGAN B PERSPEKTIF
NAMA ANGGOTA
BENANG TALI
BENANG TALI
TEMA
BRIDGE
- DETAIL SAMBUNGAN C
- DETAIL SAMBUNGAN D
DETAIL SAMBUNGAN C DETAIL SAMBUNGAN D - DETAIL SAMBUNGAN E
SKALA 1 : 2 SKALA 1 : 2
SKALA SATUAN
1:2 MILIMETER
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
7 10
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
ISOMETRIK SAMBUNGAN E PERSPEKTIF
NAMA ANGGOTA
TEMA
BRIDGE
NAMA GAMBAR
SKALA SATUAN
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
8 10
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
NAMA ANGGOTA
PROTOTYPE DAN MAKET 1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
10111710000038
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038
CIVEST 2019
Bridge Construction Competition
TEMA
BRIDGE
NAMA GAMBAR
MODELISASI 1
SKALA SATUAN
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
9 10
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
NAMA ANGGOTA
MODELISASI 1 1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
10111710000038
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038
CIVEST 2019
Bridge Construction Competition
TEMA
BRIDGE
NAMA GAMBAR
MODELISASI 2
SKALA SATUAN
DOSEN PEMBIMBING
NOMOR GAMBAR
10 10
NAMA JEMBATAN
BANTHAK ANGGAKARA
NAMA ANGGOTA
MODELISASI 2 1. RIZKI RAHMAN ROBBANI
10111710000038
2. RIF'AT ARYA SAMBOGA
10111710000065
3. WIKU SURYAWIDODO
10111810000038