BEKASI
2023
KULIAH KERJA LAPANGAN
disusun oleh :
BEKASI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan kelancaran serta kemudahan dalam penyusunan
Laporan Kuliah Kerja Lapangan yang berjudul “OBSERVASI KAWASAN
PEDESTRIAN MALIOBORO, STASIUN YOGYAKARTA, TERMINAL DHAKSINARGA
DAN KUNJUNGAN PT. AMI TRANS JOGJA SERTA DAMRI” dapat terselesaikan
dengan baik. Laporan ini dapat tersusun berdasarkan pelaksananaan kuliah kerja
lapangan yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Agustus 2023
samapai 31 Agustus 2023.
Dalam penyusunan laporan kuliah kerja lapangan ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap pihak-pihak yang berjasa dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga laporan kuliah kerja lapangan
ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
1. Direktur Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD, Bapak Ahmad
Yani, ATD, MT. ;
2. Ketua Jurusan D-III Manajemen Transportasi Jalan Politeknik
Transportasi Darat Indonesia – STTD, Rachmat Sadili, S.SI.T., M.T.
3. Dosen Pembimbing Kelompok Kuliah Kerja Lapangan Kota Yogyakarta
4. Segenap civitas akademika Politeknik Transportasi Darat Indonesia –
STTD Bekasi;
5. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan untuk kelancaran dan
kemudahan dalam proses penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini;
6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu secara material dan non material dalam menyelesaikan
laporan kegiatan kuliah kerja lapangan ini.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan yang penulis buat ini masih terdapat
banyak kekurangan. Penulis harap laporan yang penulis buat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bekasi, 6 September 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
4. Integrasi Moda.................................................................................................... 17
ii
B. Saran .................................................................................................................... 42
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya volume lalu lintas yang ada di Kota Yogyakarta adalah salah satu
permasalahan yang menyebabkan kemacetan dan berakibat terhadap mobilitas dari
masyarakat di Kota Yogyakarta . Salah satu solusi yang diinisiasi oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta untuk mengurangi permasalahan transportasi adalah dengan
meluncurkan layanan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jogja kepada masyarakat Kota
Yogyakarta.
BRT Trans Joja adalah angkutan umum dengan sistem transit massal berbasis
bus dengan kapasitas 34 orang yang memberikan mobilitas cepat, nyaman, aman
dan dengan biaya yang terjangkau dalam pelayananannya sebagai angkutan dalam
perkotaan.
1
Selain itu, terdapat angkutan umum berupa DAMRI yang tidak kalah terkenal
dalam perihal jasa angkutan umum yang beroperasi di lingkungan provinsi DIY
Yogyakarta. DAMRI ini memiliki jangkauan daerah yang lebih luas dibandingkan Trans
jogja. Kondisi saat ini masyarakat Kota Yogyakarta masih lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi dibanding menggunakan kendaraan umum dikarenakan
kemudahan dan aksesibilitas menggunakan kendaraan pribadi lebih dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat, akan tetapi dengan banyak nya masyarakat menggunakan
kendaraan pribadi maka kemacetan dijalan pun tak bisa dihindarkan, oleh karena itu
dengan hadirnya BRT Trans Jogja dan DAMRI diharapkan bisa mengurangi kemacetan
yang ada di Kota Yogyakarta dan mengurangi dampak polusi udara yang disebabkan
pemakaian kendaraan pribadi.
Maksud dari pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan untuk mengetahui situasi dan
kondisi kawasan pedestrian serta fungsi dan kinerja fasilitas sarana dan prasarana
di daerah provinsi DIY Yogyakarta.
Tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi Kawasan pedestrian di daerah Malioboro.
2. Untuk mengetahui kinerja sarana dan prasarana KA Bandara di stasiun
Yogyakarta
3. Untuk mengetahui fungsi dan kinerja fasilitas sarana dan prasana pada PT AMI
Trans Jogja, PT DAMRI, dan Terminal Dhaksinarga
Ruang lingkup kajian dalam penyusunan laporan ini adalah sejauh mana kondisi
Kawasan pedestrian di daerah Malioboro serta mengetahui bagaimana kinerja sarana
dan prasana KA Bandra, Trans Jogja dan juga DAMRI serta pada Terminal
Dhaksinarga
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografi
Kota Yogyakarta terletak antara 110°24'19"-110°28'53" Bujur Timur dan antara
07°15'24"-07°49'26" Lintang Selatan, dengan luas sekitar 32,5 Km² atau 1,02% dari
luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari Utara ke
Selatan kurang lebih 7,5 Km dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6 Km.
Kota Yogyakarta memiliki luas sekitar 32,5 Km² atau 1,02% dari luas wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan kurang
lebih 7,5 Km dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6 Km. Kota Yogyakarta yang
terletak di daerah dataran lereng aliran Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan
yang relatif datar antara 0 - 2% dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter
dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak
pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya pada ketinggian antara 100–
199 meter dpa.
Terdapat tiga sungai yang mengalir dari arah Utara ke Selatan yaitu: Sungai
Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Codedi Bagian tengah dan
Sungai Winongo di bagian barat kota. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri
dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Sleman
Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman
Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul
3
Tabel II.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta
B. Kondisi Demografi
Hasil Sensus Penduduk 2020 mencatat, jumlah penduduk Kota Yogyakarta
sebanyak 373.589 jiwa. Rinciannya, 182.019 jiwa (48,72%) berjenis kelamin laki-laki
dan 191.570 jiwa (51,28%) perempuan.
Secara spasial, Umbulharjo merupakan kecamatan di Kota Yogyakarta dengan
jumlah penduduk terbanyak, yakni 68.170 jiwa. Sementara Pakualaman adalah
kecamatan di Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 9.148
jiwa.
Berdasarkan kelompok umur, 266.274 (71,27%) penduduk di kota tersebut
memiliki usia produktif (15-64 tahun). Ada pula 107.315 (28,73%) penduduk Kota
Yogyakarta yang merupakan kelompok usia tidak produktif.
4
Rinciannya, sebanyak 72.640 jiwa (19,44%) merupakan kelompok usia belum
produktif (0-14 tahun). Sementara, 34.675 jiwa (9,28%) adalah kelompok usia sudah
tidak produktif (65 tahun ke atas).
1 Umbulharjo 68.170
2 Gondokusuman 36.921
3 Tegalrejo 34.619
4 Mantrijeron 33.340
5 Kotagede 33.280
6 Mergangsan 28.739
7 Wirobrajan 24.739
8 Jetis 23.385
9 Danurejan 18.670
10 Kraton 17.943
11 Gedongtengen 16.484
12 Ngampilan 15.358
13 Gondomanan 12.793
14 Pakualaman 9.148
Jumlah 373.589
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020, BPS Kota Yogyakarta.
C. Kondisi Transportasi
Mobilitas barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana
transportasi yang ada di suatu daerah. Kota Yogyakarta memiliki akses yang mudah
ditempuh melalui transportasi darat dan udara. Kondisi jalan darat mayoritas sudah
diaspal dan dalam kondisi baik. Hal ini sangat mendukung untuk kelancaran mobilitas
barang sebagai input untuk kegiatan usaha maupun barang hasil produksi yang
didistribusikan melalui darat. Selain mendukung mobilitas barang antar tempat,
keberadaan jalan darat dan sarana transportasinya juga sangat mendukung intensitas
5
mobilitas penduduk, yang dalam konteks investasi sebagai sumber daya untuk
menjalankan produksi serta sebagai konsumen.
Secara umum, jenis jalan yang ada di Kota Yogyakarta dapat dibagi dalam dua
jenis berdasarkan status jalan, yaitu jalan negara dan jalan kabupaten/kota.
Pembagian jenis jalan ini lebih dipengaruhi oleh pihak mana yang bertanggungjawab
terhadap pengadaan dan pemeliharaannya, dan bukan ukuran ataupun kelas jalan.
Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Yogyakata pada tahun 2010 mencapai
266,22 Km. Dari segi pengelolaan, jalan yang ada di Kota Yogyakarta terdiri atas jalan
negara dan jalan jalan kabupaten/kota. Pembagian jenis jalan ini lebih dipengaruhi
oleh pihak mana yang bertanggungjawab terhadap pengadaan dan pemeliharaannya,
dan bukan ukuran ataupun kelas jalan. Panjang jalan negara yang ada di wilayah
Kota Yogyakarta sepanjang 18,13 km, sedangkan yang berstatus sebagai jalan
kabupaten/kota sepanjang 248.09 km.
Berikut beberapa transportasi di Yogyakarta:
a. Trans Jogja
Rute dan atraksi terdekat: Saat pertama kali dioperasikan pada tahun 2008,
Trans Jogja Istimewa atau Trans Jogja hanya memiliki enam jalur yang
menghubungkan tempat-tempat populer di DIY, seperti Candi Prambanan
dan Jalan Malioboro. Sekarang, Trans Jogja melayani total 18 trayek di
Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Kita dapat mengunduh aplikasi Trans
Jogja untuk mengetahui rute dan shelter terdekat. Harga tiket Trans Jogja
adalah Rp3.500 untuk satu kali perjalanan. Untuk pembayaran non-tunai,
kamu dapat menggunakan kartu berlangganan Trans Jogja, kartu uang
elektronik, atau dompet digital.
Jam operasional: Layanan bus rapid transit ini beroperasi mulai pukul 05:30
sampai 21:30.
6
b. Sewa Mobil
Sewa mobil dengan sopir: Salah satu keuntungan rental jenis ini adalah kamu
tidak perlu pusing memikirkan jalan karena akan diantar oleh sopir
berpengalaman yang hapal seluk beluk kota ini.
Sewa mobil tanpa sopir: ada rental mobil lepas kunci. Perbedaan lainnya dari
opsi pertama adalah tidak ada pembagian zona dalam dan luar kota sehingga
kamu bisa menjelajah sepuasnya tanpa biaya tambahan.
Tarif: Biaya rental mobil di Yogyakarta tergantung pada durasi dan jenis
mobil yang dipilih.
c. Ojek
Di Yogyakarta kita dapat menemukan pangkalan ojek konvensional dengan
mudah di pusat-pusat keramaian seperti pasar dan stasiun. Bisa
memanfaatkan aplikasi ride-hailing untuk mencari ojek online. Tarif ojek
konvensional dan online di Yogyakarta sama-sama tergantung pada jarak
yang ditempuh. Bedanya, tarif yang tertera di aplikasi merupakan harga
tetap, sedangkan tarif ojek konvensional dapat dinegosiasikan oleh sopir dan
penumpang.
d. Becak
Ada dua jenis becak di Jogja, yaitu becak kayuh dan becak motor. Kamu bisa
menemukan keduanya di seluruh kota, tetapi khusus wilayah Malioboro,
hanya becak tradisional yang boleh beroperasi sesuai peraturan daerah
setempat. Biaya yang perlu di keluarkan untuk naik becak Malioboro
tergantung pada seberapa jauh lokasi yang dituju dan kesepakatan dengan
tukang becak.
e. Andong
Kereta kuda roda empat ini memiliki sejarah panjang yang dapat ditarik ke
masa Kesultanan Mataram. Andong merupakan salah satu kendaraan yang
diizinkan berlalu lalang di Jalan Malioboro selain becak kayuh. Biaya naik
andong tergantung pada kesepakatan antara penumpang dan kusir.
7
BAB III
PELAKSANAAN KKL
Survei yang dilakukan adalah survei pejalan kaki. Survei pejalan kaki bertujuan
untuk mendapatkan data jumlah wisatawan pejalan kaki di Malioboro. Survei
dilakukan di tiga titik lokasi yang dapat mewakili karakter Malioboro, yaitu di depan
Hotel Inna Garuda, Malioboro Mall dan Sami Jaya. Analisis dilakukan terhadap HCM
2000. Hasil survei pejalan kaki berupa nilai Level of Service. Berdasarkan data
pendapatan parkir, laju pertumbuhan kawasan pejalan kaki adalah sekitar 5,2%.
Hal ini berarti terdapat situasi kepadatan di kawasan pejalan kaki. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penataan kembali kawasan pejalan kaki
di sepanjang Jalan Malioboro dan membuat analisa perencanaan untuk mengatasi
permasalahan tersebut diharapkan dapat mengakomodasi kawasan Malioboro untuk
5 tahun ke depan dalam kawasan Pedestrian dengan Level of Service (LOS) B.
8
TINJAUAN UMUM
Sebagian besar jalan jalan di daerah perkotaan mempunyai volume pejalan kaki
yang besar dan harus mempunyai trotoar, kecuali apabila alternatif sistem pengaturan
yang lain telah dilakukan untuk mengalihkan pejalan kaki agar jauh dari sisi jalan,
9
seperti pada jalan jalan tol.Pejalan kaki berjalan dijalan kendaraan disebabkan karena
jalur pejalan kaki tidak mencukupi. Semua jalan diperkotaan (kecuali jalan tol)
seharusnya dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dikedua sisi jalan. Jalur ini harus
dipelihara supaya kondisinya tetap baik.
1. Berjalan pada bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, atau pada bagian
jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang diperuntukkan bagi
pejalan kaki;
2. Menggunakan bagian jalan yang paling kiri apabila membawa kereta dorong;
3. Menyeberang di tempat yang telah ditentukan;
Dalam hal ini jika tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan,
pejalan kaki dapat menyeberang ditempat yang dipilihnya dengan memperhatikan
keselamatan dan kelancaran lalu lintas.Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan
seseorang harus mempergunakan lajur paling kiri menurut arah lalu lintas dan Pejalan
kaki yang merupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-
tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain.
Kawasan pejalan kaki adalah kawasan yang khusus diperuntukkan bagi pejalan
kaki, kendaraan pribadi dilarang masuk kekawasan ini, dikawasan ini pejalan kaki yang
diutamakan. Kawasan ini biasanya dibangun didaerah pertokoan, Kawasan wisata,
salah satu contoh di Yogyakarta adalah dikawasan Malioboro.
ANALISIS DATA
10
di Malioboro yang masuk ke UPT Malioboro dianggap data yang paling
mendekati untuk digunakan sebagai dasar perhitungan proyeksi jumlah
pengunjung Malioboro.
Adapun fasilitas yang melengkapi jalan malioboro yaitu sepeti trotoar, zebra
cross, kawasan pejalan kaki, rambu lalu lintas, lampu penerangan,hingga jalur pejalan
kaki untuk penyandang disabilitas. Keadaan fasilitas yang melengkapi jalan malioboro
sudah sangat bagus dan bisa dibilang sudah sangat lengkap untuk pengguna jalan.
PERMASALAHAN
Untuk ruang pejalan kaki pada masa mendatang yaitu pada tahun 2019
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,2 % mempunyai nilai level of service (LOS)
sebagai berikut.
1. Inna Garuda Pada lokasi di titik Inna Garuda sebelah timur, pejalan kaki
masih dalam kondisi yang baik yaitu berada pada LOS A. Sedangkan pada
lokasi di titik Inna Garuda Barat, pejalan kaki mulai mengalami sedikit
gangguan yaitu berupa adanya pedagang kaki lima di sekitar lorong pedestrian.
Sehingga pada lokasi di titik sebelah barat kondisi pedestrian berada pada LOS
D.
2. Mall Malioboro Pada lokasi di titik Mall Malioboro sebelah timur, pejalan
kaki tidak mengalami banyak kendala dalam menentukan langkahnya. Pejalan kaki
bebas dalam melangkah, karena luas area yang cukup lebar. Pada lokasi ini,
pedestrian di titik Mall Malioboro sebelah timur berada pada LOS A. Sedangkan
pada lokasi sebelah barat area Mall Malioboro, banyaknya pedagang kaki lima
yang menjadi hambatan samping sehingga membuat pejalan kaki berada pada
LOS D.
3. Sami Jaya Pada lokasi di titik Sami Jaya sebelah timur, pejalan kaki
berada pada LOS B. Sedangkan pada lokasi di titik sebelah Barat, pejalan kaki
berada pada LOS D, hal ini tidak lepas karena adanya pedagang kaki lima yang
11
menempati hampir 80% lokasi pedestrian. Adapun kebutuhan lebar ruang pejalan
kaki yang diperlukan untuk menciptakan nilai berada di LOS B pada sisi sebelah
barat di tiga titik lokasi ( Inna Garuda, Mall Malioboro dan Sami Jaya) adalah
menata para pedagang kaki lima yang awalnya berada di dua sisi menjadi
satu sisi, sehingga mampu menghasilkan lebar area pedestrian menjadi 1.8
meter.
1. terjadi okupasi ruang parkir yang tidak terkendali terhadap jalur pejalan kaki
2. terdapatnya PKL makanan dan minuman yang menempati area pedestrian
3. tingkat kepadatan dan intensitas penjalan kaki yang tinggi tidak seimbang
dengan kondisi dimensi ruang dan proporsi ruang pedestrian yang ada
4. terdapat pedagang kaki lima cenderamata yang mengokupasi ruang pedestrian
5. perletakan dan layout outlet para pedagang kaki lima yang tidak proporsi
terhadap ruang yang ada
6. tidak terdapatnya signage baik berupa petunjuk arah maupun informasi-
informasi penting yang berguna bagi wisatawan yang berada di Kawasan
Malioboro sehingga Kawasan Malioboro kurang informative sebagai kawasan
wisata.
7. Rambu-rambu dan marka jalan, banyak terlindung dan sudah mengalami
kerusakan dan kurang dalam perawatannya sehingga tidak memberikan
informasi yang optimal baik bagi pengendara kendaraan bermotor maupun
pejalan kaki di Kawasan Malioboro.
12
berjalan kaki menuju kawasan wisata malioboro. Tentu saja keamanan di parkiran
ini sangat terjamin, terdapat beberapa pekerja yang stand by untuk berjaga di
sekitar parkiran walau parkiran ini belum disertai dengan cctv dan mesin pencetak
tiket.
Sejak pandemi yang lalu, parkiran ini sempat ditutup dan tidak beroperasi
selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Para pekerja
sosial di parkiran ini terpaksa mencari pendapatan dari pekerjaan yang lain karena
terdampak oleh pandemi covid-19.Parkiran mulai dibuka kembali dengan
persyaratan tertentu agar tetap pada protokol kesehatan yang ketat. Pekerja di
sana membatasi kendaraan brrmotor yang parkir di parkiran dan merekapun
menggunakan masker sebagai bentuk patuhnya terhadap kebijakan pemerintah.
Parkiran ini terdiri dari 3 lantai. Pada lantai bawah biasanya di isi oleh bis
pendatang atau bis pengangkut para pelajar yang sedang study tour ke Kota
Yogyakarta. Di lantai ke 2, parkiran dipenuhi oleh kendaraan bermotor dengan
beberapa baris. Lalu di lantai paling atas, digunakan untuk kendaraan bermotor
juga.Dalam sehari, parkiran bisa menerima 1000-2000 motor yang dikenakan biaya
tarif parkir seharga 3 ribu rupiah permotornya. Dan setelah pandemi mulai
merenggang, parkiran ini beroperasi selama 24 jam.
13
Gambar III.3 Parkir Bus Pariwisata Malioboro
PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul pada Parkiran abu Bakar ali ini adalah terletak pada
lahan parker mobil nya yang kurang luas sehingga mobil mobil ada yang parker di
luar lahan parkirnya
SARAN
Kita bisa memperbaiki ataupun menambah kapasitas parkir yang sudah ada
untuk mengurangi adanya kendaraan yang parkir di badan jalan, sekaligus
mengurangi kemacetan yang terjadi di areal depan Parkir saat jam sibuk. Selain
manajemen yang bisa diubah, kami menyarankan untuk mengubah pula pola pikir
Masyarakat Yogyakarta untuk mengurangi penggunaan mobil untuk sekedar Jalan-
jalan.
Stasiun Yogyakarta
Sejak beroperasi diakhir tahun 2021 lalu, Kereta api Bandara Yogyakarta
International Airport (YIA) telah menjadi salah satu moda transportasi dari dan ke
bandara yang banyak diminati masyarakat, baik bagi para pelaku bisnis maupun
perjalanan wisata ke kota Yogyakarta. Guna memenuhi animo dan permintaan
masyarakat maka KA Bandara YIA akan menambah jadwal perjalanan menjadi 24
kali perjalanan perhari, dari yang semula 20 kali perjalanan setiap harinya. "Kami
berharap dengan bertambahnya jadwal perjalanan KA Bandara YIA ini, maka kami
akan dapat melayani lebih banyak lagi penumpang. sekaligus memenuhi animo
masyarakat dalam menggunakan transportasi umum sebagai penunjang untuk
14
melakukan mobilitas sehari-hari dari dan ke Bandara Yogyakarta International
Airport" ungkap Anggoro Triwibowo selaku Direktur Utama PT Railink.
Fasilitas KA Bandara YIA ada ruang tunggu khusus penumpang kereta bandara
yang nyaman, bersih, luas, dan menggunakan AC, Kursi penumpang disusun berbaris
dengan tata letak 2-2 di mana 4 penumpang akan duduk berhadapan. Ada stop
kontak, overhead storage, hand grip untuk penumpang berdiri, dan luggage corner di
ujung gerbong. Untuk toilet terdiri hanya ada 2 toilet yang berada di gerbong 3 terdiri
1(satu) toilet wanita dan 1(satu) toilet untuk pria.
Passenger announcement disajikan dalam 3 bahasa: Jawa, Indonesia, dan
Inggris. Jalur kereta bandara YIA ini menggunakan rel eksisting ditambah jalur baru
berupa elevated track sepanjang 5,4 km.
15
Tabel III.1 Jadwal KA Bandara YIA
JAM
NO KA KERETA RELASI
BERANGKAT
Yogyakarta - Yogyakarta
7053A BANDARA YIA 05.00
International Airport
Yogyakarta - Yogyakarta
7057A BANDARA YIA 07.20
International Airport
Yogyakarta International Airport
7060A BANDARA YIA 09.25
- Yogyakarta
Yogyakarta - Yogyakarta
7063A BANDARA YIA 10.19
International Airport
Yogyakarta International Airport
7066A BANDARA YIA 11.57
- Yogyakarta
Yogyakarta - Yogyakarta
7071A BANDARA YIA 14.02
International Airport
Yogyakarta International Airport
7072A BANDARA YIA 14.55
- Yogyakarta
Yogyakarta International Airport
7076A BANDARA YIA 16.49
- Yogyakarta
➢ Misi
1) Menyelenggarakan jasa transportasi Kereta Api Bandara, perdagangan besar dan
aktivitas penyewaan mesin peralatan dan perlengkapan serta kegiatan usaha
lainnya terkait untuk
2) mewujudkan perusahaan yang sehat tumbuh dan berkembang dengan tujuan :
3) Mewujudkan kepuasan pelanggan
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
16
5) Memberikan nilai tambah kepada pemegang saham
6) Memberikan manfaat kepada komunitas dan pelestarian lingkungan dengan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dan mememgang teguh etika bisnis
4. Integrasi Moda
Pembangunan infrastruktur angkutan umum memerlukan integrasi yang baik
untuk memudahkan penumpang berpindah moda. Integrasi angkutan umum
merupakan elemen penting dalam suatu perjalanan angkutan umum. Kualitas
angkutan umum tidak hanya ditentukan dari kualitas perjalanan, tetapi juga dilihat
dari kualitas transfer dan menunggu pada simpul transportasi (what makes successful
interchange). Pembangunan integrasi moda yang baik berpengaruh terhadap
keberhasilan di dalam transportasi berkelanjutan, yang mana keberhasilan dalam
integrasi angkutan umum tergantung dari banyak faktor termasuk posisi dalam
jaringan, lingkungan perkotaan, moda yang terlibat dan ketentuan perundangan yang
berlaku.
17
Gambar III.6 Fasilitas Kereta Api
18
Informasi yang disediakan harus dapat diakses oleh semua pengguna termasuk
penyandang disabilitas dan menggunakan jenis huruf yang cukup besar agar bisa
dibaca dengan mudah. Lokasi peletakkan informasi juga harus dipertimbangkan
agar tidak mengganggu arus penumpang.
3. Bangunan Fisik
Dalam pembangunan infrastruktur sangat bervariasi tergantung pada jenis
simpul dan lokasinya. Desain dari interchange harus memenuhi semua persyaratan
keamanan dan potensi bahaya harus diminimalkan, misalnya lokasi antara pejalan
kaki dan kendaraan berinteraksi harus aman.
Integrasi Moda di D.I Yogyakarta
Saat ini Daerah istimewa Yogyakarta terdapat beberapa angkutan umum yang
disediakan untuk masyarakat mulai dari bus Transjogja, kereta komuter Jogja-Solo,
kereta bandara, hingga angkutan feeder dari daerah pinggiran kota menuju daerah
kota. Namun dari semua angkutan umum tersebut belum ada yang terintegrasi
dengan baik satu sama lain.
Maguwo
19
Gambar III.7 Peta Transportasi Umum Yogyakarta
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
20
Gambar III.10 Peta Rute Kooridor 1B Trans Jogja
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
21
Gambar III.12 Peta Rute Kooridor 3A Trans Jogja
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
22
Gambar III.14 Peta Rute Kooridor 13 Trans Jogja
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
Sumber : dishub.jogjaprov.go.id
23
Trans Jogja menyediakan 129 armada yang termasuk 12 bus cadangan yang
beroperasi. Untuk armada bus yang digunakan adalah:
Trans Jogja menyediakan 332 halte yang tersebar di seluruh kota Jogjakarta,
Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Terdapat beberapa jenis halte yang
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu halte yang dijaga petugas dan halte yang tidak
dijaga petugas. Trans Jogja juga menghubungkan 6 (enam) simpul transportasi
yang ada di sekitar kota seperti:
24
• Stasiun Tugu Jogja
• Terminal Bus Giwangan
• Terminal Angkutan Desa Condong Catur
• Terminal Regional Jombor di sebelah utara kota
• Bandar Udara Adisucipto
• Terminal Pakem
• Terminal Palbapang
25
Gambar III.18 Halte Portable Trans Jogja
1. Integrasi Tarif
26
Gambar III.19 Tiket BRT Trans Jogja
2. Integrasi Informasi
27
Gambar III.20 Tampilan Real Time Posisi BRT Trans Jogja
Untuk monitoring bus Trans Jogja memiliki ruang kontrol yang berada di Pool
Purosari. Di dalam ruang kontrol sendiri terdapat beberapa 8 layar yang digunakan
untuk melihat pergerakan bus, grafik transaksi dan pendapatan per bulan, serta
jumlah pendapatan per hari. Di dalam ruang kontrol sendiri dapat menampilkan
kecepatan bus Trans Jogja secara real time sehingga dapat mengetahui pengemudi
yang melanggar batas kecepatan tinggi bus Trans Jogja.
28
2. Kunjungan PT DAMRI
Sebagai wujud komitmen damri kepada pelanggan dan dalam mendukung
kebangkitan pariwisata di Indonesia, damri hadir memberikan layanan yang
menghubungkan Bandara dan beberapa titik lain menuju destinasi wisata. Bersama
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan, damri melayani rute tersebut dengan segmen Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) di Yogyakarta.
Selain itu, beberapa waktu DAMRI menambah rute untuk menuju ke YIA,
dengan rute sebagai berikut.
• Dari Sleman City Hall (SCH), Komplek Pemda Sleman, Terminal Jombor,
menuju ke YIA setiap 20 menit dengan tarif Rp. 25.000.
• Dari Galeria Mall Yogyakarta pukul 6:00 WIB dengan tarif Rp.70.000.
29
• Dari Hotel Limaran Malioboro dan Hotel Grand Inna Malioboro keduanya pukul
6:00 WIB dengan tarif Rp. 50.000 (Lima Puluh Ribu).
1. Kantor Bank Indonesia - Tugu - Monumen Yogya Kembali - Turi - Candi Borobudur
Tersedia setiap hari dengan jadwal keberangkatan dari Kantor Bank Indonesia pukul
04.30, 06.30, 10.00, dan 12.00 WIB. Sedangkan dari Candi Borobudur pukul 07.00,
09.00, 13.00, dan 15.00 WIB.
2. Titik Nol KM Malioboro - Tebing Breksi - Candi Prambanan - Candi Borobudur.
Tersedia setiap hari dengan jadwal keberangkatan dari Malioboro pukul 05.30,
06.00, 11.00, dan 12.30 WIB. Dari Tebing Breksi pukul 06.10, 06.40, 11.40, dan
13.10 WIB. Dari Candi Prambanan pukul 06.30, 07.00, 12.00, dan 13.30 WIB.
Sedangkan dari Candi Borobudur pukul 08.00, 09.30, 13.30, dan 15.00 WIB.
3. Titik Nol KM Malioboro - Pantai Baron - Pantai Parangtritis
Tersedia setiap hari dengan jadwal keberangkatan dari Malioboro pukul 06.30,
07.30, 12.30, dan 13.30 WIB. Dari Pantai Baron pukul 08.30, 09.30, 14.30, dan
15.30 WIB. Dari Pantai Parangtritis pukul 09.30, 10.30, 15.30, dan 16.30 WIB.
Tarif untuk seluruh rute tersebut adalah sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh
Ribu) dengan tiket yang dapat dipesan langsung dengan pembayaran menggunakan
QRIS. Hadirnya rute dari Bandara YIA tersebut memberikan alternatif bagi
wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi wisata menggunakan moda
transportasi darat. Hadirnya layanan tersebut tentunya dapat mendukung para
wisatawan dari dan menuju Bandara maupun wilayah lainnya untuk menikmati
destinasi wisata yang ada di Yogyakarta.
30
disediakan DAMRI secara praktis dan efisien, dengan mengunjungi website
wisata.damri.co.id/yogyakarta atau scan QR code di armada bus KSPN Yogyakarta.
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan
sepur lurus. Stasiun ini difungsikan menjadi stasiun bandar udara yang akan melayani
KA bandara untuk mengangkut penumpang antara Bandara Adisucipto dengan
Yogyakarta maupun Solo, sekaligus menjadi titik sistem transportasi terpadu di
Yogyakarta. Stasiun ini sekarang dilengkapi dengan jalur bawah tanah yang
menghubungkan penumpang pesawat terbang langsung dari stasiun. Di halaman
depan juga telah berfungsi halte pemberhentian sistem angkutan dalam
kota TransJogja.
31
Tabel III.2 Gambaran Stasiun Maguwo
32
b. Antarmoda pendukung
Jenis angkutan
Koridor Rute
umum
Tabel III.3 Rute Trayek Bus Trans Jogja Dan Bus Teman Kita
33
FASILITAS
34
Gambar III.25 Fasilitas Stasiun Maguwo
A. KERETA API
MAGUWO SOLO : 05,47, 07.29, 09.22, 10.17, 11.02, 12.46, 14.59, 16.22, 17.21,
20.20, Prameks : Rp8.000 , Sriwedari :Rp13.000 , Madiun Jaya : Rp20.000
MAGUWO JOGJA : 06.08, 08.22, 10.08, 11.38, 13.16, 14.06, 14.58, 17.08, 19.02,
19.38, Prameks : Rp8.000 ,Sriwedari :Rp13.000 , Madiun Jaya : Rp20.000
35
B. KRL
36
melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di Jawa Tengah dan sekitarnya. Terminal
ini juga memiliki berbagai fasilitas seperti area tunggu, loket tiket, dan fasilitas
umum lainnya untuk kenyamanan penumpang. Secara garis besar, fungsi terminal
ini adalah sebagai berikut:
37
1. Area Tunggu: Terdapat area khusus untuk penumpang menunggu kedatangan
dan keberangkatan bus. Area ini biasanya dilengkapi dengan kursi dan area
penantian yang nyaman.
2. Loket Tiket: Terminal biasanya memiliki loket tiket untuk berbagai rute dan
operator bus. Penumpang dapat membeli tiket bus di loket ini.
3. Informasi dan Petugas Terminal: Terdapat petugas terminal yang siap
memberikan informasi kepada penumpang mengenai jadwal keberangkatan, rute,
dan layanan terminal lainnya.
4. Toilet dan Fasilitas Sanitasi: Terminal biasanya dilengkapi dengan fasilitas toilet
dan fasilitas sanitasi umum.
5. Tempat Makan dan Minum: Beberapa terminal memiliki warung atau kios makanan
dan minuman di dalamnya atau di sekitarnya.
6. Parkir: Area parkir tersedia untuk bus dan kendaraan penumpang pribadi yang
membawa atau menjemput penumpang.
7. Pengamanan dan Keamanan: Terminal umumnya memiliki petugas keamanan dan
sistem pengamanan untuk menjaga ketertiban dan keamanan penumpang.
8. Loker Bagasi: Beberapa terminal menyediakan loker bagasi temporer atau area
untuk menyimpan bagasi penumpang yang tidak ingin membawa barang bawaan
saat menunggu keberangkatan.
9. ATM dan Layanan Keuangan: Kadang-kadang, ada mesin ATM atau layanan
keuangan di terminal untuk kenyamanan penumpang.
10. Aksesibilitas: Terminal biasanya dirancang untuk memenuhi standar aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas, termasuk jalur akses yang ramah disabilitas.
11. Papan Informasi Jadwal: Terminal biasanya memiliki papan informasi yang
menampilkan jadwal keberangkatan dan kedatangan bus.
Seperti halnya dengan banyak terminal bus atau transportasi umum lainnya,
Terminal Dhaksinarga juga dapat mengalami berbagai masalah yang sering terjadi.
Beberapa masalah umum yang dapat terjadi di terminal ini meliputi:
38
penumpang yang menunggu keberangkatan. Hal ini dapat menciptakan kondisi
yang kurang nyaman dan menimbulkan ketidaknyamanan.
2. Ketidakamanan, beberapa terminal mungkin menghadapi masalah terkait
dengan keamanan, seperti pencurian atau tindakan kriminal lainnya. Oleh
karena itu, keberadaan petugas keamanan dan tindakan keamanan yang
memadai sangat penting.
3. Kebersihan, beberapa terminal mungkin menghadapi masalah kebersihan,
terutama di fasilitas toilet atau area tunggu. Perawatan dan pemeliharaan yang
kurang memadai dapat mengakibatkan terminal terlihat kotor dan tidak nyaman
bagi penumpang.
4. Kerusakan Fasilitas, kerusakan atau perawatan yang tertunda pada fasilitas
terminal seperti kursi, pencahayaan, atau papan informasi jadwal dapat
mengganggu pengalaman penumpang.
5. Konflik Antarpenumpang, terkadang, konflik antarpenumpang seperti
perselisihan kursi atau masalah kecil lainnya dapat terjadi, yang mungkin
memerlukan intervensi petugas.
39
Gambar III.31 Mal Pelayanan Publik
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Kota Yogyakarta dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Area pejalan kaki di Malioboro bisa dibilang sudah tertata dengan sangat baik.
Keadaan fasilitas yang melengkapi jalan malioboro sudah sangat bagus dan
bisa dibilang sudah sangat lengkap untuk pengguna jalan.
2. Tempat parkir Abu Bakar, ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan dari
kendaraan yang parkir di kawasan malioboro. Pada lantai bawah biasanya di isi
oleh bis pendatang atau bis pengangkut para pelajar yang sedang study tour ke
Kota Yogyakarta. Biasanya para pekerja di sekitar sana yang sering
menggunakan parkiran ini maupun para pelajar. Tak hanya untuk parkir,
tempat ini juga sering dijadikan spot foto dan juga tempat anak-anak muda
untuk nongkrong.
3. Kereta api Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) telah menjadi salah
satu moda transportasi dari dan ke bandara yang banyak diminati masyarakat,
baik bagi para pelaku bisnis maupun perjalanan wisata ke kota Yogyakarta.
Sedangkan jadwal keberangkatan dari Stasiun KA Bandara Yogyakarta
International Airport dimulai pukul 07.21 WIB dan jadwal terakhir adalah pukul
19.15 WIB. Tiket KA Bandara YIA dapat dibeli melalui seluruh kanal pembelian
tiket baik secara online maupun offline. Fasilitas KA Bandara YIA ada ruang
tunggu khusus penumpang kereta bandara yang nyaman, bersih, luas, dan
menggunakan AC, Kursi penumpang disusun berbaris dengan tata letak 2-2 di
mana 4 penumpang akan duduk berhadapan.
4. PT. AMI yang mengoperasikan angkutan umum Trans Jogja sangatlah
memperhatikan kepuasan konsumen, dapat dilihat dari Upaya menggunakan
aplikasi Trans Jogja yang dapat mempermudah konsumen untuk mengakses
angkutan umum ini.
5. Bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan,
DAMRI melayani rute tersebut dengan segmen Kawasan Strategis Pariwisata
41
Nasional (KSPN) di Yogyakarta. Hal tersebut sejalan dengan program
Pemerintah untuk mendukung pengembangan pariwisata di Destinasi Wisata
Super Prioritas (DPSP) Borobudur-Yogyakarta. Corporate Secretary damri
Akhmad Zulfikri mengatakan bahwa layanan yang diberangkatkan dari Bandara
YIA tersusun dalam jadwal di bawah ini. Hadirnya rute dari Bandara YIA
tersebut memberikan alternatif bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke
destinasi wisata menggunakan moda transportasi darat. Selain itu, DAMRI juga
menyediakan buku digital untuk mengurangi penggunaan kertas dengan
optimalisasi QR code yang akan terhubung dengan informasi layanan DAMRI
hingga tempat wisata yang dapat dikunjungi menggunakan DAMRI.
7. Terminal Tipe A Dhaksinarga merupakan terminal multi fungsi yang tidak hanya
menjalankan fungsi sebagai terminal pada umumnya tetapi berfungsi juga
sebagai pusat pelayanan public untuk Masyarakat sekitar.
B. Saran
Penerapan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Yogyakarta sudah dikatakan baik.
Untuk mempertahankan serta mengembangkannya perlu adanya usaha untuk
menarik minat masyarakat Kota Yogyakarta untuk menggunakan angkutan umum
dibanding dengan menggunakan kendaraan pribadi, agar mengurangi kemacetan
yang ada di Kota Yogyakarta dan mengurangi dampak polusi udara yang disebabkan
pemakaian kendaraan pribadi. Dalam melaksanakan kunjungan ataupun observasi
agar semua kegiatan dan waktu yang telah ditentukan dari awal bisa di tepati agar
semuanya dapat berjalan sesuai target. Selanjutnya Untuk dapat bekerja sama
dengan bagian PT, terminal, ataupun stasiun terkait sehingga Dalam dalam
pelaksanaan kegiatan observasi tidak mengeluarkan biaya pribadi.
42