SKRIPSI
OLEH :
I.
ii
5. Bapak I Putu Putrawiyanta, S.T., M.T. selaku Dosen Pembahas
II.
dan buku literatur yang penulis miliki. Akhir kata dengan segala
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Penggunaan Bughy Whip Pada Sarana................................................ 16
3.1. Stratigrafi Lokal Daerah Tutupan ....................................................... 26
3.2. Diagram Alir Pemikiran...................................................................... 33
3.3. Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 34
4.1. Rambu Yang Tertutup Tumbuhan Dan Rambu Yang Rusak……….. 37
4.2. Hauling Road Yang Bergelombang/Tidak Rata……………………... 37
4.3. Unit Yang Mengalami Kecelakaan…………………………………... 38
4.4. Pelatihan Cara Penggunaan Kendaraan Dengan Aman Di
PT. Semesta Centramas………………………………………………. 39
4.5. Pengecekan Peralatan Harian Di PT. Semesta Centramas…………… 40
4.6. Rambu Petunjuk Arah Di Km 78 Hauling Road Di
PT. Semesta Centramas………………………………………………. 41
4.7. Rambu Batas Kecepatan Di PT. Semesta Centramas………………… 42
4.8. Speedgun Di PT. Semesta Centramas………………………………... 42
4.9. Kendaraan Lube Truck Berfungsi Untuk Service……………………. 43
4.10. Rambu Jarak Aman Beriringan Di PT. Semesta Centramas…………. 43
4.11. Dumping Stock Room Di PT. Semesta Centramas…………………..... 44
4.12. Ban Baru Di Workshop Dan Pengecekan Ban Dump Truck Di
PT. Semesta Centramas……………………………………………….. 45
4.13. Mobil Sarana Dan Angkutan Pekerja Di PT. Semesta Centramas……. 46
4.14. Test Mendapatkan Kimper……………………………………………. 47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Skala Likert .......................................................................................... 13
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A Peta Hauling Road
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
tambang.
kerja yang tinggi. Untuk mengurangi terjadinya potensi kecelakaan kerja dapat
hauling road batubara dilakukan menggunakan alat angkut Dump Truck. Adanya
1
2
meningkatnya jumlah alat angkut yang beraktifitas, dengan bertambahnya jumlah alat
angkut maka semakin tinggi potensi bahaya di hauling road batubara. Analisis
hauling road batubara. Analisis SMART dan USG dapat menjadi salah satu metode
1.3.1. Maksud
Maksud dari penelitian Skripsi ini adalah Sebagai salah satu syarat
dalam meraih dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik untuk Mahasiswa pada Program
serta mengaplikasikan secara langsung metode analisis SMART dan USG pada
1.3.2. Tujuan
1.4. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Perusahaan
dilakukan.
judul yang dibahas tidak terlalu melebar dan lebih spesifik. Adapun batasan
89 ( Pada Proses Coal hauling ) Pada PT. Semesta Centramas di mana data
pengambilan data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
lapangan yang berbahaya dan tindakan kerja yang tidak aman serta mengabaikan
keselamatan. Dari kondisi kerja yang tidak aman dan tindakan kerja yang tidak
aman tersebut sering mengakibatkan kecelakaan kerja dan pada akhirnya dapat
menuju area tambang. Jalan menuju area tambang merupakan daerah kerja yang
paling rawan antara lain karena kondisi ruas jalan yang tidak padat, ruas jalan
yang sempit, tikungan yang terlalu tajam dan tindakan dari pengemudi yang tidak
aman. Sedangkan tindakan kerja tidak aman yang paling sering terjadi adalah
pengabaian alat pelindung diri oleh para pekerja.Kecelakaan kerja tambang yang
tiga kasus kecelakaan ringan.Pada tahun 2010 terdapat dua kasus kecelakaan
ringan dan dua kasus kecelakaan berat.Pada tahun 2011 terdapat dua kasus
kecelakaan ringan, dan pada tahun 2012 terdapat dua kasus kecelakaan
ringan.Kecelakaan terjadi karena adanya kondisi tidak aman, tindakan kerja tidak
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang terjadi. Penyelesaian masalah
5
6
keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi pada PT. Atoz Nusantara Mining
adalah:
1. Melakukan perbaikan pada kondisi tidak aman dan tindakan kerja tidak
Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berpusat di Jl. Soekarno Hatta KM. 15
batubara yang memiliki potensi bahaya dan risiko yang tinggi. Kegiatan produksi
menggunakan berbagai bahan kimia, mesin dan peralatan yang berbahaya dan
kerja. Permasalahan yang terjadi pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit
realisasi penjualan batubara belum mencapai target. Tujuan dari penelitian ini
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Saran bagi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan adalah
sebaiknya karyawan lebih memahami prosedur yang relevan dari setiap tugas
berikut:
A. Peraturan Angkutan
f. menangani ban;
pekerjaan.
9
B. Peraturan Angkutan
(1) Pada setiap usaha pertambangan, Kepala Teknik Tambang harus menetapkan
f. menangani ban;
jalan maka transportasi akan efisien dan akan mendukung produksi dari perusahaan.
Penamaan jenis jalan pada pertambangan dapat berbeda – beda, sesuai dengan cara
di mana fungsinya untuk mengangkut material atau bahan galian di mana material
tersebut telah selesai dilakukan pengolahan dan siap untuk di angkut menuju
Stockfile. Hauling Road Batubara biasanya memiliki umur lebih lama dari jalan
Jalan angkutan, yakni jalan yang dibangun untuk lalu lintas truk-truk
pengangkut tonase besar.jalan angkut ini biasanya tidak mempunyai bagian mendaki
- 2 kali alat lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang satu arah.
2. Tanggul Pengaman (Bundwall ) tersedia disisi luar badan jalan dengan tinggi
sekurang-kurangnya 3
/4 diameter roda kendaraan terbesar dan
11
memperhitungkan potensi air limpasan dan atau material lepas yang dapat
masuk ke jalan.
5. Kemiringan (grade) jalan tambang dibuat tidak boleh lebih 12% dengan
memperhitungkan:
Dalam hal kemiringan jalan tambang lebih dari 12% dilakukan kajian teknis
a. Kajian resiko;
dan lebar bagian atas paling kurang sama dengan lebar roda kendaraan
terbesar.
12
Keterangan:
wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria
u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i
Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai
nilai fungsi terbesar.
13
Angka Pernyataan
0-20 Sangat Fatal
20-40 Sedikit Baik
40-60 Baik
60-80 Amat Baik
80-100 Sangat Baik
14
diharapkan dan tidak terencana yang mengakibatkan luka, sakit, kerugian baik pada
kecelakaan dapat berupa banyak hal yang mana telah dikelompokkan menjadi 5, yaitu
Bagian mesin, alat kerja, tempat dan lingkungan kerja mungkin rusak
oleh kecelakaan, Akibat dari itu, terjadilah kekacauan organisasi (biasanya pada
sedangkan keluarga dan kawan-kawan sekerja akan bersedih hati, kecelakaan tidak
jarang berakibat luka-luka, terjadinya kelainan tubuh dan cacat, bahkan tidak jarang
Kecelakaan Kerja :
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
sesuatu menyebabkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat atau
3. Menurut OSHA adalah kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau pulang
dari kerja, yang biasa disebut commuting, bukan termasuk kecelakaan kerja.
a.Benar terjadi.
b.Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh
d.Terjadi pada jam kerja tambang yang mendapat cedera atau setiap orang
2 faktor, yaitu: Unsafe Condition dan Unsafe Action. Unsafe Condition di mana
kecelakaan terjadi karena kondisi kerja yang tidak aman, sebagai akibat dari: Mesin,
Peralatan, Bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan cara kerja. Unsafe
16
A. Manusia
cukup tentang pekerjaan yang akan dilakukannya, baik peralatan yang digunakan,
B. Material
menghindari bahan – bahan beracun atau mudah terbakar agar lebih waspada pada
C. Machine
untuk mengetahui kondisinya apakah masih layak untuk digunakan atau sudah perlu
diganti, selalu menggunakan alat – alat yang baik, terkalibrasi, bersih dan steril.
D. Methode
SOP dan dalam pemakain APD yang sesuai dan menggunakan bahan – bahan safety
E. Environment
Environment tata letak area kerja yang baik, aman dan nyaman
mempermudah dalam bekerja atau kondisi jalan hauling sudah baik dan memenuhi
main saat melakukan pekerjaan, dan bekerja tanpa peralatan keselamatan kerja.
Adapun penjabaran dari faktor – faktor penyebab kecelakaan kerja akibat faktor non
A. Kurang Pemahaman
pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab
memahami karakter dari masing-masing mesin dan sebagainya, menjadi hal yang
keselamatan kerja pada pekerjannya.Oleh sebab itu, Operator dituntut dapat memiliki
kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan
training.
dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar keselamatan pertambangan selalu bisa
terwujud.
berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan yang nyaman
(wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las, sarung tangan, sepatu kerja,
masker penutup debu, penutup telinga dari kebisingan, tali pengaman untuk pekerja
kerja .Faktor – faktor alam seperti gempa bumi, banjir, tonado sangat sulit untuk
diprediksi dan bila terjadi dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Adapun penjabaran
A. Banjir
Air banjir selain dapat merendam peralatan dan mesin produksi serta
dapat menimbulkan kerusakan dan korsleting listrik juga dapat menghanyutkan para
pekerja/operator.
BAB III
METODE PENELITIAN
wilayah yang digunakan sebagai lokasi penelitian. Data deskripsi wilayah dalam
Pada tahun 2013, Adaro Energy melalui PT Alam Tri Abadi ("ATA")
menambahkan sumber daya batubara melalui pembelian 75% dari Balangan Coal
(BC). Balangan memiliki tiga lisensi batubara, yang dikenal di Indonesia sebagai
dengan total luas 7.500 ha. Ketiga IUP tersebut milik PT Semesta Centramas
(SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT Paramitha Cipta Sarana (PCS).
dengan Envirocoal.
21
22
Semesta Centramas terletak di antara 115o 33’ 10” – 115o 36’ 18” Bujur Timur
dan 02o 19’ 30” – 02o 22’ 25” Lintang Selatan dengan luas area 2.500 Ha.Secara
Kalimantan Selatan.
A. Morfologi Regional
Daerah Banjar memiliki morfologi pegunungan dan perbukitan
B. Stratigrafi Regional
Pada Peta Geologi Regional Kalimantan, wilayah kuasa pertambangan
Cekungan Kutai ini, dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Cekungan Barito yang
terdapat di sebelah barat Pegunungan Meratus dan Cekungan Pasir yang terdapat
(Timur laut-Barat daya). Pola ini tidak hanya terjadi pada struktur-struktur sesar
tetapi juga pada arah sumbu lipatan. Perbukitan Tutupan yang berarah timur laut-
barat daya dengan panjang sekitar 20 km terbentuk akibat pergerakan dua patahan
24
anjakan yang searah. Salah satunya dikenal dengan nama Dahai Thrust Fault yang
terletak pada formasi Warukin yang banyak mengandung endapan batubara yang
Centramas terdapat pada tiga blok yang terpisah yaitu : blok Tutupan, Wara dan
Paringin. Blok Tutupan mengandung tiga lapisan batubara utama (major seam)
yaitu T100, T200, T300, serta beberapa lapisan minor yaitu pada T100 adalah A,
B, C, D pada T200 adalah E, F dan pada T300 adalah G, H. Batubara pada blok
30° sampai 50°. Dalam blok Paringin ada satu lapisan utama P500 dan terdapat
juga lapisan minor. Pada blok Paringin ketebalan batubara mencapai 38 meter,
dengan kemiringan berkisar antara 10° sampai 25°. Blok Wara memiliki tiga
lapisan batubara utama yaitu W100, W200, dan W300 dengan kemiringan lapisan
setinggi 200 meter dari permukaan dan dialiri banyak sungai-sungai kecil.Pada
terletak pada Formasi Warukin yang banyak mengandung endapan batubara yang
Timur laut ke barat daya.Bukit ini dibentuk oleh adanya pergerakan dua struktur
sesar yang berdekatan satu dengan lainnya. Salah satu struktur sesar itu adalah
struktur sesar Dahai terbesar sepanjang bagian barat kaki bukit Tutupan, Yang
awalnya ada di desa Baliak dai Selatan dan terus berlanjut sampai timur laut
Kamera
Buku Tulis
Alat Tulis
Kalkulator
Laptop
Tata laksana penelitian ini adalah bahasan tentang langkah kerja dan
Adapun tahapan Langkah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
pengambilan data dan penyusun skripsi. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
Keterangan:
wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria
u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i
Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang
mempunyai nilai fungsi terbesar.
29
peneliti untuk mengumpulkan data dan mengolah data yang telah didapat dari
penelitian.
mengumpulkan data-data dari penelitian ini terdiri dari tiga jenis metode. Adapun
penelitian ini.
Keterangan:
wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria
u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i
Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif
yang mempunyai nilai fungsi terbesar.
Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) merupakan salah
satu metode untuk menentukan prioritas masalah. Penetapan prioritas
masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah
dikarenakan dua alasan.
Angka Pernyataan
0-20 Sangat fatal
20-40 Tidak baik
40-60 Baik
60-80 Amat baik
80-100 Sangat baik
31
b. Prosedur Penelitian
Tahap penentuan variabel dan sumber data, pada tahap ini peneliti
penelitian;
pengolahan data;
32
penelitian ini didasari karena adanya 2 metode yang dipakai dan cara perhitungan
yang berbeda. Dari kedua metode dan perhitungan tersebut dilakukan penelitian
Adapun alur penelitian ini sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi hauling road di PT. Semesta Centramass?
2. Bagaimana penerapan keselamatan pertambangan pada hauling road
di PT. Semesta Centramas dengan menggunakan metode analisis
SMART dan USG?
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
Bulan
No Agustus September Oktober November
Kegiatan
.
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Persiapan
2 Studi Literatur
3 Konsultasi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Observasi Lapangan
7 Pengambilan Data
8 Pengolahan Data
9 Pembuatan Laporan
Presentasi Laporan
10
(Diperusahaan)
Revisi & Konsultasi
11
(Diperusahaan)
Konsultasi Hasil
12
Tugas Akhir
13 Seminar Hasil
14 Revisi Seminar Hasil
15 Ujian Akhir
BAB IV
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini akan dijelaskan pada sub-
dianggap menjadi rawan terjadinya bencana. Dengan dibuatnya rambu di setiap jalan
road(Lampiran A).
dengan baik di perusahaan, masih banyak rambu di hauling road yang tertutup oleh
tidak terlihat. Di beberapa titik rambu yang tidak terlihat dapat berbahaya karna
rambu itu mengikatkan kita supaya berhati-hati. Rambu-rambu yang tidak terlihat itu
sebagainya.
36
37
Gambar 4.1. Rambu yang tertutup tumbuhan dan rambu yang rusak
road, tidak menutup kemungkinan juga kecelakaan di hauling road tidak terjadi.
Dalam masa penelitian telah terjadi 3 kecelakaan di hauling road yang berakibat
terjadi bukan karna kurangnya petunjuk rambu di hauling road tetapi kecelakaan
terjadi akibat unit yang menikung kearah kanan sehingga unit tidak dapat rebah
road.
39
berdasarkan Golden Rules Safety prosedur peraturan PT. Semesta Centramas. Dengan
telah mendapatkan kartu ijin mengemudi perusahaan. Sifat dari defensive drive test
Harian (P2H). Pada kegiatan ini setiap operator/driver wajib untuk melakukan
tersebut. Apabila ada kerusakan dari unit yang akan di gunakan maka operator/driver
wajib melaporkan kepada pengawas,bila kondisi alat unit tidak safety untuk
peraturan PT. Semesta Centramas menerapkan rambu arah lalu lintas pada hauling
road. Untuk memberi petunjuk arah jalan pada kendaraan/ sarana.Batas kecepatan
Truck dan sarana yang melewati hauling road,digunakan alat pengecek kecepatan
yaitu Speedgun.
dengan batas kecepatan 60 km/jam untuk Dump Truck dan sarana di dalam penerapan
Semesta Centramas dengan Peraturan jarak aman beriringan pada hauling road telah
di lakukan di PT. Semesta Centramas, jarak aman beriringan adalah (100 meter).
lalu lintas hauling road. Sehingga dapat diambil kesimpulan tidak termasuk kedalam
rumusan masalah.
diterapkan peraturan untuk penanganan ban. Pada saat penanganan ban tidak
ditemukan mekanik membuat dongkrak yang terbuat dari kayu sehingga penanganan
untuk menjemput para pekerja untuk bekerja serta menjadi angkutan untuk
Centramas hanya kepada driver yang telah memiiki kartu ijin mengemudi perusahaan
dan setiap driver wajib memperlihatkan kartu ijin mengemudi perusahaan yang
Hauling Road
50
1. 200 𝑥100 = 25%
2. 8
16 𝑥100 = 50%
80
3. 200 𝑥100 = 40%
4. 15
𝑥100 = 0,93%
16
5. 2
16 𝑥100 = 0,12%
60
6. 200 𝑥100 = 30%
7. 7
16 𝑥100 = 0,43%
50
90
100
40
50
60
70
80
90
100
52
.
53
Jumlah 7,98%
4.2. PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini peneliti membuat hasil dari penelitian yang telah
dilakukan yaitu.
kecelakaan di hauling road. Dengan adanya kru QHSE yang di tugaskan untuk
Pos Security di beberapa titik penjagaan dan pengawasan yang di lalui oleh
masyarakat menjadikan unit lebih safety dalam melewati daerah tersebut karena
dimana pada saat pelatihan dilakukan, pemberi materi akan memberikan materi
dan penjelasan bagaimana melakukan driving tets.Apabila ada materi yang tidak
dimengerti para peserta maka pemberi materi menjelaskan kembali materi tersebut
sampai dapat dimengerti. Setelah melakukan pelatihan maka para peserta akan
berjalan dengan sangat baik, untuk setiap harinya driver/operator melakukan P2H
dan akan diperiksa kembali oleh pengawas lapangan saat akan memulai awal jam
kerja.
Rambu penunjuk arah lalu lintas rambu yang diterapkan adalah saling berbalas
dari 2 jalur jalan. Pada setiap persimpangan telah di buat rambu. Pada tikungan
yang sama, arah rambu penunjuk jalan dari jalur muatan menunjuk ke kiri maka
dari arah jalur kosongan menunjukkan arah penunjuk jalan sebelah kanan. Setiap
tikungan diberikan rambu arah penunjuk jalan dan Serta adanya rambu batas
kecepatan. Jika ada rambu batas kecepatan maka akan diakhiri dengan rambu
batas kecepatan tidak dipakai lagi. Akan tetapi ada juga rambu batas kecepatan
yang tertutup oleh tanaman sehingga operator tidak dapat melihat rambu tersebut.
Truck dilengkapi dengan tabung oli dan hose untuk melakukan refill oli .
56
PT. Semesta Centramas adalah 100 meter. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
terlihat jarak aman beriringan kendaraan adalah 100 meter. Hal ini dapat diamati
diketahui oleh pengawas, karena chanel radio unit yang melewati hauling road
kegiatan ini adalah memuat material atau bahan lain yang ada di Stock Rom. Tidak
dimana setiap mekanik yang melakukan pergantian ban wajib menggunakan alat
pelindung diri pada saat akan mengganti ban. Ban lama dengan ban baru
dan pemasangan baut ban dilakukan dengan mesin jek agar pembukaan dan
pemasangan baut ban sesuai dengan standart. Pada ban yang tidak dapat
Penerapan ini sudah berjalan dengan optimal karena masih sering ditemukan
penumpang yang ada didalam unit produksi. Adanya larangan tertulis dilarang
(KIMPER).
Dan wajib memperlihatkan kartu ijin mengemudi perusahaan saat sedang terjadi
pemeriksaan.
Road
digunakan pertama kali adalah menggunakan analisis SMART dan USG secara
tersebut.
59
hauling road.
nilai kriteria pembobotan untuk mengetahui nilai akhir secara kuantitatif pada
pertama seperti masih banyak rambu di hauling road tertutup oleh tumbuhan
dengan nilai analisis sebesar 25. Solusi yang dapat dilalukan adalah petugas
tertutup oleh tumbuhan. Untuk permasalahan kedua seperti hauling road ditemui
60
jalan yang bergelombang/tidak rata dengan nilai analisis sebesar 50. Solusi yang
dapat dilakukan adalah pengawas hauling road harus lebih teliti lagi dalam
seperti peraturan penanganan ban tidak sesuai dengan nilai analisis sebesar 40.
Solusi yang dapat dilakukan adalah mekanik harus mengikuti prosedur yang ada
keempat seperti warga melintasi di hauling road dengan nilai analisis sebesar
masyarakat yang melanggar lalu lintas hauling road. Untuk permasalahan kelima
seperti kurangnya unit wt dan pembuatan water fill sehingga frekuensi debu tinggi
mengakibatkan jarak pandang operator dump truck tidak kelihatan dengan nilai
analisis sebesar 0,12. Solusi yang dapat dilakukan adalah menambah unit wt dan
pembuatan water fill di tiap 5 km hauling road agar penyiraman dan pengisian air
bisa terjangkau dan teratasi. Untuk permasalahan keenam seperti driver dump
sebesar 30. Solusi yang dapat dilakukan adalah petugas QHSE harus memberi
sanksi dan pemahaman kepada driver dump truck sehingga tidak terulang kembali
ketujuh seperti terdapat kendaraan yang bukan bagian dari unit perusahaan yang
memasuki hauling road dengan nilai anlisis sebesar 0,43. Solusi yang dapat
dilakukan adalah petugas QHSE memberi sanksi bagi kendaraan yang bukan unit
5.1. Kesimpulan
maka dapat diambil kesimpulan. Dalam penanganan di hauling road kondisi jalan
dimana rambu tersebut dapat menjadi pedoman pengguna hauling road dan
berkendaraan. Masih banyak di temui di hauling road rambu yang tidak layak
pakai.
unit wt dan pembuatan water fill di tiap km. PT. Semesta Centramas memiliki
62
63
5.2. Saran
berjalan baik.
5. Menambah unit wt dan pembuatan water fill di tiap 5 km hauling road agar
INDONESIA NO-1827-K-30-MEM-2018.
Jakarta.
Jember.
202
PETA KESAMPAIAN DAERAH
PT. SEMESTA CENTRAMAS
KABUPATEN BALANGAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN