Disusun Oleh :
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) Mandiri ini. (MBKM) Mandiri ini merupakan salah satu
program MBKM Mandiri yang dicanangkan oleh pihak sebagai strategi bagi
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik diluar aktivitas
kampus.
Akhir kata, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
III
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................... IV
IV
3.1.5. Pengolahan Data ....................................................................................... 28
3.3.8. Survei Evaluasi Kegiatan Sosialisasi SOP Sistem Peringatan Dini .......... 69
LAMPIRAN..................................................................................................................... 76
V
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Batas Admnistrasi Kecamatan Dolos Selatan ............................ 5
Gambar 2. 1 Susunan Organisasi Program MRED Mercy Corps Indonesia .......... 9
Gambar 3. 1 Rapat Koordinasi dan Pembekalan Kerja Praktik ............................ 20
Gambar 3. 2 Wawancara Masyarakat ................................................................... 27
Gambar 3. 3 Pengambilan Titik Kordinat ............................................................. 28
Gambar 3. 4 Matriks Penilaian Kerugian .............................................................. 41
Gambar 3. 5 Matriks Penilaian Risiko .................................................................. 41
Gambar 3. 6 Peta Ancaman Banjir Desa Sambo .................................................. 50
Gambar 3. 7 Peta Ancaman Banjir Dusun 1 Desa Sambo .................................... 51
Gambar 3. 8 Peta Ancaman Banjir Dusun 2 Desa Sambo .................................... 51
Gambar 3. 9Peta Ancaman Banjir Dusun 3 Desa Sambo ..................................... 52
Gambar 3. 10 Peta Ancaman Banjir Dusun 4 Desa Sambo ................................. 52
Gambar 3. 11 Peta Kerentanan Desa Sambo ........................................................ 53
Gambar 3. 12 Peta Kerentanan Dusun 1 Desa Sambo ......................................... 54
Gambar 3. 13 Peta Kerentanan Dusun 2 Desa Sambo ......................................... 54
Gambar 3. 14 Peta Kerentanan Dusun 3 Desa Sambo .......................................... 55
Gambar 3. 15 Peta Kerentanan Dusun 4 Desa Sambo .......................................... 55
Gambar 3. 16 Peta Kapasitas Desa Sambo ........................................................... 56
Gambar 3. 17 Peta Kapasitas Dusun 1 Sambo ...................................................... 57
Gambar 3. 18 Peta Kapasitas Dusun 2 Desa Sambo ............................................. 57
Gambar 3. 19 Peta Kapasitas Dusun 3 Desa Sambo ............................................. 58
Gambar 3. 20 Peta Kapasitas Dusun 4 Desa Sambo ............................................. 58
Gambar 3. 21 Peta Risiko Banjir Desa Sambo ..................................................... 59
Gambar 3. 22 Peta Risiko Banjir Dusun 1 Desa Sambo ....................................... 60
Gambar 3. 23 Peta Risiko Banjir Dusun 2 Desa Sambo ....................................... 60
Gambar 3. 24 Peta Risiko Banjir Dusun 3 Desa Sambo ....................................... 61
Gambar 3. 25 Peta Risiko Banjir Dusun 4 Desa Sambo ...................................... 61
Gambar 3. 26 Peta Erosivitas Desa Bangga .......................................................... 62
Gambar 3. 27 Peta Erosivitas Desa Bangga .......................................................... 63
Gambar 3. 28 Peta Erosivitas Desa Bangga .......................................................... 63
Gambar 3. 29 Peta Erosivitas Desa Bangga .......................................................... 64
VI
Gambar 3. 30 Peta Erosivitas Desa Bangga .......................................................... 64
Gambar 3. 31 Peta Rawan Longsor Desa Wisolo ................................................. 65
Gambar 3. 32 Peta Rawan Longsor Desa Wisolo ................................................. 66
Gambar 3. 33 Peta Rawan Longsor Desa Wisolo ................................................. 66
Gambar 3. 34 Peta Rawan Longsor Desa Wisolo ................................................. 67
Gambar 3. 35 Peta Rawan Longsor Desa Wisolo ................................................. 68
Gambar 3. 36 Peta Rawan Longsor Desa Balongga ............................................. 68
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jobdesk Anggota Kelompok ................................................................ 17
Tabel 3. 2 Pertanyaan Wawancara Kerentanan..................................................... 25
Tabel 3. 3 Pertanyaan Wawancara Kapasitas ....................................................... 26
Tabel 3. 4 Parameter Skoring Penyusunan Peta Ancaman Banjir ........................ 31
Tabel 3. 5 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kerentanan per Rumah ............. 33
Tabel 3. 6 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kerentanan per Dusun............... 35
Tabel 3. 7 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kapasitas per Rumah ................ 37
Tabel 3. 8 Parameter Scoring Penyusuan Kapasitas per Dusun............................ 39
Tabel 3. 9 Klasifikasi kemiringan lereng .............................................................. 42
Tabel 3. 10 Klasifikasi ketinggian lahan / elevasi................................................. 42
Tabel 3. 11 Klasifikasi jenis tanah ........................................................................ 43
Tabel 3. 12 Klasifikasi Curah Hujan ..................................................................... 44
Tabel 3. 13 Klasifikasi Penggunaan Lahan ........................................................... 44
Tabel 3. 14 Klasifikasi kerapatan sungai .............................................................. 45
Tabel 3. 15 Faktor pembobot setiap parameter kerawanan banjir ....................... 46
Tabel 3. 16 Klasifikasi kerapatan sungai .............................................................. 47
Tabel 3. 17 Klasifikasi pembobotan parameter penggunaan lahan....................... 47
Tabel 3. 18 Klasifikasi Pembobotan Parameter Curah Hujan............................... 47
Tabel 3. 19 Klasifikasi Pembobotan Parameter Kelerengan ................................. 48
Tabel 3. 20 Klasifikasi Pembobotan Parameter Tanah Longsor ........................... 48
Tabel 3. 21 Klasifikasi Kelas Ancaman Tanah Longsor....................................... 49
Tabel 3. 22 Pertanyaan Wawancara Evaluasi SOP Sistem Peringatan Dini ......... 70
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya,
dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus
disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja
dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah
dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian
pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
optimal dan selalu relevan.
1
Magang/Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa strata satu program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako yang menyelenggarakan
pendidikan dalam bidang ilmu teknik. Kerja praktik diperlukan agar mahasiswa
dapat mempraktikkan pengetahuan dan teori yang didapat selama di bangku kuliah
serta mengetahui kondisi dunia kerja yang sebenarnya. Kerja Praktik ini
dilaksanakan dengan melakukan segala persiapan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi mempelajari dan menyiapkan data yang diperoleh dari survei lapangan,
menyusun outline laporan, dan melakukan analisis data.
2
Kecamatan Dolo Selatan dan Kulawi adalah wilayah yang menjadi tempat
beroperasi proyek MRED Indonesia dengan melibatkan petani kecil yang rentan
untuk mempromosikan intervensi mata pencaharian yang lebih tahan terhadap
banjir, tanah longsor, erosi tanah dan dampak perubahan iklim. Adapun desa yang
ditetapkan dari dua kecamatan ini adalah enam (7) desa di Kecamatan Dolo Selatan
yakni Desa Sambo, Wisolo, Balongga, Poi, Pulu, Walatana dan Bangga dan empat
(4) desa di Kecamatan Kulawi yakni Desa salua, Namo, Mataue dan Toro. Desa-
desa tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat bahaya longsor yang tinggi
yang memicu banjir bandang. Dan juga gempa bumi pada 28 september 2018 yang
menyebabkan retakan yang cukup besar di daerah hulu pegunungan dari desa-desa
tersebut, yang dapat memicu terjadinya banjir bandang suatu saat.
1.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya magang/kerja praktik ini ialah untuk melatih serta
menambah pengalaman maupun pengetahuan tentang pekerjaan terkait ilmu
perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, mahasiswa dilibatkan secara langsung
turun ke lokasi yang telah ditentukan oleh pihak tempat kerja praktik untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Adapun tujuan akhir dalam
kegiatan kerja praktik ini ialah pengurangan risiko bencana melalui pemetaan risiko
bencana 7 Desa di Dolo Selatan Kabupaten Sigi.
1.3. Sasaran
Sasaran yang perlu dicapai dalam melaksanakan Magang/Kerja Praktik ialah
sebagai berikut.
3
1.4. Ruang Lingkup
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup wilayah yang menjadi lokasi Magang/Kerja Praktik
kami ialah 7 desa yang menjadi sasaran berada di Kecamatan Dolo Selatan : Desa
Sambo, Wisolo, Balongga, Poi, Pulu, Walatana, dan Bangga.
4
Gambar 1. 1 Peta Batas Admnistrasi Kecamatan Dolos Selatan
5
1.4.2. Ruang Lingkup Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan Magang/Kerja Praktik berlangsung selama 5
bulan mulai dari Bulan Maret sampai Bulan Juli dengan langkah pertama yaitu
melakukan pengumpulan data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian melakukan
pengolahan data menjadi peta dan diolah menjadi laporan magang/kerja praktik.
BAB I PENDAHULUAN
Bab yang berisi penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup
(wilayah, waktu pelaksanaan, dan substansi), cara melakukan KP, dan sistematika
pelaporan.
Bab yang membahas penjelasan mengenai profil institusi atau tempat kerja praktik,
ruang lingkup program, dan proyek/kegiatan magang.
6
Bab yang menjelaskan tentang kegiatan kerja praktik (keterlibatan praktik,
koordinasi, pra survei, pengumpulan data, pengolahan data, hasil pengolahan data,
dan kegiatan non survei), keterkaitan substansi dengan KAK (maksud kegiatan,
tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, komentar kritis praktikan), dokumentasi, dan
peta atau grafik yang dibuat.
7
BAB II
PROFIL INSTITUSI DAN PROYEK MAGANG/KERJA PRAKTIK
2.1. Profil Institusi
Adapun susunan organisasi pada Program MRED yang saat ini dilaksanakan
di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Sigi yakni sebagai berikut.
8
Gambar 2. 1 Susunan Organisasi Program MRED Mercy Corps Indonesia
9
2.2. Ruang Lingkup Program
Sesuai ruang lingkup pekerjaannya Mercy Corps memberikan bantuan
segera setelah dukungan darurat dan jangka panjang untuk membantu masyarakat
di Indonesia menjadi lebih tangguh dan membangun kembali dengan lebih baik.
Pekerjaan kami saat ini difokuskan pada:
10
sepanjang garis pantai. Penghuni kawasan kumuh perkotaan dan penduduk
yang tinggal di wilayah pesisir juga sangat rentan karena banyak keluarga
dalam keadaan tidak aman untuk bertahan hidup, serta terbatas akses
terhadap layanan dan dana untuk pemulihan.
11
yang baik, akses ke layanan keuangan dan asuransi, informasi cuaca, dan
akses ke pasar. Dalam pemberdayaan wirausaha perempuan dan
pemuda/pemudi, Mercy Corps Indonesia bersama mitra pemerintah daerah,
lembaga keuangan, dan penyedia layanan kewirausahaan melakukan
peningkatan keterampilan bisnis dan literasi keuangan melalui berbagai
media, antara lain pelatihan dan pendampingan secara langsung, serta
platform online mentoring.
12
Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Teknik Arsitektur
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tadulako.
A. Latar Belakang
13
daerah hulu pegunungan dari desa-desa tersebut, yang bisa memicu kejadian
banjir bandang.
B. Tujuan
C. Keluaran
D. Hak
14
E. Tanggung jawab
Program kerja praktek ini akan dilakukan di kabupaten Sigi, terutama untuk
tujuh (7) desa yang menjadi binaan proyek yaitu Desa Sambo, Desa Wisolo,
Desa Balongga, Desa Poi, Desa Pulu, Desa Walatana dan Desa Bangga di
Kecamatan Dolo Selatan.
H. Timeframe
Program Kerja Praktek ini akan dilakukan selama 4 bulan, efektif mulai
pertengahan bulan Maret 2023 hingga akhir bulan Juli 2023.
I. Pelaporan
15
BAB III
KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN KRITIS
3.1. Kegiatan Magang
3.1.1. Keterlibatan Magang
Kegiatan Magang/kerja praktik yang dilakukan merupakan kegiatan yang
berada dibawah tanggung jawab Mercy Corps Indonesia melalui program
Managing Risk Through Economic Development (MRED) dan bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Sigi. MRED adalah program yang bertujuan untuk
membangun komunitas yang tangguh bencana, dengan memperkuat kapasitas
kelompok rentan untuk meminimalkan dampak bahaya alam dan guncangan terkait
iklim dan tekanan, melalui kemitraan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil. Kegiatan ini juga merupakan
perwujudan mitigasi bencana yang ada di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi.
16
Tabel 3. 1 Jobdesk Anggota Kelompok
No. Nama Jobdesk
17
▪ Melakukan survei pendataan kapasitas dan
kerentanan penduduk
▪ Mengerjakan peta ancaman
▪ Mengerjakan peta kerentanan
Rio Junior Decapriano
4 ▪ Mengerjakan peta kapasitas
Menonoh
▪ Mengerjakan peta resiko bencana banjir
▪ Mengerjakan peta kerawanan banjir
▪ Mengerjakan peta kerawanan longsor
▪ Mengerjakan peta mitigasi struktural
18
3.1.2. Koordinasi Magang/Kerja Praktik
Pengarahan dimulai dengan melakukan pertemuan yang melibatkan pihak
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur serta pihak
MRED sebagai pengarah kegiatan sosialisasi kerja praktik pengurangan risiko
bencana. Pada pertemuan ini dijelaskan mengenai program Pengurangan Risiko
Bencana “DRR-Livelihoods Nexus” dan wilayah sasarannya beserta penjelasan
singkat terkait kegiatankegiatan utama yang akan dilakukan oleh praktikan.
Hasil yang diperoleh dari koordinasi antara praktikan bersama Tim MRED
Mercy Corps Indonesia yaitu:
19
Gambar 3. 1 Rapat Koordinasi dan Pembekalan Kerja Praktik
3.1.3. Pra PDRA dan Pelaksanaannya
Tahap pra PDRA dilakukan untuk membahas perencanaan mencakup
metode dan tata cara pelaksanaan PDRA Formal yang perlu dipahami dan
disepakati oleh seluruh pihak yakni mahasiswa peserta kerja praktik dan tim MRED
sebelum kegiatan di lapangan. Pada tahap ini arahan terkait lokasi, metode/tools
yang digunakan dalam PDRA, persiapan alat PDRA, akomodasi, transportasi,
hingga estimasi waktu dijelaskan secara rinci oleh tim MRED pada kegiatan
technical meeting.
1. Lokasi
Kegiatan PDRA dan Survei akan dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan di lokasi desa binaan MRED sesuai
dengan arahan pada Kerangka Acuan Kerja Praktik (KAK) yakni tujuh (7)
desa yang menjadi binaan proyek yaitu Desa Sambo, Wisolo, Balongga,
Poi, Pulu, Walatana, dan Bangga di Kecamatan Dolo Selatan.
Pelaksanaan PDRA dan survei dilakukan secara bertahap disetiap Desa
yang sudah dijadwalkan dengan pembagian tim berdasarkan setiap dusun
yang ada sesuai arahan tim MRED.
20
2. Metode Pengambilan Data
Kebutuhan data yang perlu didapatkan mengacu pada indikator dan
parameter kajian risiko bencana meliputi aspek ancaman, kerentanan, dan
kapasitas. Pengambilan data yang dibutuhkan untuk mengkaji risiko di 7
desa binaan MRED dilakukan dengan menggunakan Tools PRA. Metode
PRA dilakukan agar masyarakat dapat terlibat langsung dalam kegiatan
PDRA tersebut dan memberikan informasi yang aktual terkait data-data
yang dibutuhkan.
3. Alat PDRA dan Alat Survei
a. Dalam kegiatan PDRA tersebut ada 6 alat atau tools yang digunakan
yaitu :
1. Sketsa Dusun
2. Kalender Musim
3. Diagram Ven
4. Perubahan dan Kecenderungan
5. Analisis Mata Pencaharian
6. Pohon Masalah.
Untuk melengkapi penggunaan tools tersebut juga dipersiapkan ATK,
Kertas Plano, dan Peta Desa.
b. Dalam Kegiatan Survei
1. Peta lokasi
21
Selain alat survei yang digunakan saat turun lapangan, dipersiapkan
pula kelengkapan survei seperti jas hujan, topi, id card, dsb.
Pada tahap pra survei melalui kegiatan technical meeting tim MRED juga
memberikan pengarahan terkait estimasi waktu pelaksanaan kegiatan. Untuk
pelaksanaan kerja praktik secara keseluruhan diestimasikan akan berlangsung
selama 4 bulan, adapun jadwal pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh tim
MRED dengan mempertimbangkan pula jadwal perkuliahan kami sebagai
mahasiswa kerja praktik. Waktu pelaksanaan kegiatan juga disesuaikan dengan
situasi dan kondisi wilayah desa atau lokasi survei itu sendiri, apabila terjadi
22
hal-hal yang dapat menghambat maka jadwal untuk turun survei lapangan akan
disesuaikan kembali.
c) Jas Hujan
23
Digunakan untuk mengantisipasi apabila terjadi hujan saat melakukan
survei lapangan sehingga bisa melindungi diri dan data – data maupun alat
– alat survei.
d) Handphone/Kamera
Digunakan untuk mengambil gambar saat survei atau sebagai
dokumentasi saat survei lapangan.
24
Tabel 3. 2 Pertanyaan Wawancara Kerentanan
KOMPONEN INDIKATOR
KESEHATAN
Jumlah penderita penyakit menular atau memiliki stigma
negatif (TBC, Kusta, COVID-19, HIV)
KK Miskin
SOSIAL
KK tinggal dibantaran sungai
Bangunan di lokasi berisiko
INFRASTRUKTUR
Bangunan menyesuaikan kondisi risiko
EKONOMI KK Petani
25
Tabel 3. 3 Pertanyaan Wawancara Kapasitas
KOMPONEN INDIKATOR
Pengguna Jamban
INFRASTRUKTUR Akses Sampah
Kondisi Jalan
Akses ke fasilitas kesehatan
KESEHATAN
Kepesertaan BPJS Kesehatan/Jamkesmas
Pelatihan PPGD
26
Selain melakukan wawancara, kami juga melakukan survei langsung ke
rumah – rumah masyarakat di Desa dengan tujuan mengecek secara
langsung jumlah dan data yang diperoleh apakah sudah sesuai.
27
Gambar 3. 3 Pengambilan Titik Kordinat
3.1.5. Pengolahan Data
Pada tahap ini data data yang sebelumnya dikumpulkan melalui survei
sekunder maupun primer kemudian diolah melalui beberapa tahapan hingga
mendapatkan peta risiko bencana banjir untuk mengetahui berapa banyak
penduduk yang terancam oleh bencana banjir dengan detail. Adapun rincian proses
proses pengolahan data yakni sebagai berikut:
28
segment) yang terdiri dari station-station pemonitor dan pengontrol satelit,
dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS
termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.
Dalam mengolah data GPS ini, tahap yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Validasi data
29
yang ada tidak saling tumpeng tindih dan juga mempermudah analis
untuk melakukan analisis data.
Setelah data titik koordinat sudah siap menjadi SHP, maka tahap
terakhir adalah melakukan penginputan data ke dalam aplikasi
system pemetaan untuk kemudian diolah menjadi peta yang
menggambarkan kondisi wilayah beserta dengan hasil survei primer
yang dilakukan.
• Buffer sungai yang mengenai jarak dari sungai dengan asumsi semakin
dekat dengan sungai maka tingkat ancaman banjir semakin tinggi.
30
Tabel 3. 4 Parameter Skoring Penyusunan Peta Ancaman Banjir
SKOR
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
Rendah Sedang Tinggi
Breksi,
Batugamping,
Batugamping, Batuan sedimen
batuan
GEOLOGI Jenis Tanah endapan halus, endapan
metamorf, aluvial/sungai
vulkanik/gunung
batuan beku
api
Ketinggian
ELEVASI < 60 mdpl 60-300 mdpl >300 mdpl
Permukaan
SUNGAI Buffer 100- 150 m 50 - 100 m 0 - 50 m
2000 - 2500 2500 - 3000 3000 - 3500
CUACA Curah Hujan
mm/th mm/th mm/th
> 25 % (sedang- 15 – 25 % < 15 % (Datar –
MORFOLOGI Kelerengan
curam) (Miring) Cekungan)
GUNA Penggunaan Hutan, ladang, Kebun, sawah,
Pemukiman
LAHAN Lahan semak belukar Sungai, danau
Sumber : Perka BNPB No. 2 Tahun 2012 dan modifikasi penulis
31
• Kesehatan terkait dengan jumlah penderita gangguan jiwa dan jumlah
penderita penyakit menular atau memiliki stigma negatif (TBC, Kusta,
COVID-19, HIV).
• Sosial terkait dengan jumlah KK miskin dan jumlah KK yang tinggal
dibantaran sungai.
• Infrastruktur terkait dengan jumlah bangunan di bantaran sungai,
prosentase kepadatan permukiman dan jumlah pasar.
• Ekonomi terkait dengan jumlah KK petani.
• Lingkungan terkait dengan jumlah kejadian ancaman bencana selama 5
tahun terakhir dan kondisi topografi.
32
Tabel 3. 5 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kerentanan per Rumah
SKOR
Jumlah KK dalam
5 1 2 >2
satu rumah
Jumlah orang
5 <4 4-5 >5
dalam satu rumah
Tidak
DEMOGRAFI Jumlah Balita 25 5 1 >1
ada
Tidak
Jumlah Lansia 5 1 >1
ada
Tidak
Jumlah disabilitas 5 1 >1
ada
Jumlah penderita
penyakit menular
KESEHATAN 10
atau memiliki Tidak
5 1 >1
stigma negatif ada
(TBC, Kusta, COVID-
19, HIV)
33
SKOR
Bangunan Tidak
Menyes
menyesuaikan 10 Sedang menyes
uaikan
kondisi risiko uaikan
Kejadian bencana
Tidak
yang dirasakan 5 1 >1
pernah
dalam 5 tahun
Landai Lembah
LINGKUNGAN 15 jauh dekat
dari sungai
Kondisi Topografi 10 Sedang
bukit dan
dan atau
sungai bukit
34
Tabel 3. 6 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kerentanan per Dusun
SKOR
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
Rendah Sedang Tinggi
1990 - >
Jumlah Kepadatan Penduduk < 1990
3474 3474
100 -
Jumlah KK Miskin < 100 > 300
SOSIAL 300
35
tingkat tinggi, sedang dan rendah yang didapatkan melalui rumus perhitungan
interval kelas. Hasil dari peta ini nantinya akan digunakan menjadi salah satu input
penyusunan untuk peta risiko.
36
Tabel 3. 7 Parameter Skoring Penyusunan Peta Kapasitas per Rumah
SKOR
BOBO
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
T
Rendah Sedang Tinggi
dibuang
Lainnya.
di lubang ditempat
INFRASTRUKT Sungai,
Akses Sampah 15 5 atau di sampah
UR irigasi,
bakar dan
drainase
diangkut
Aspal/beto
Kondisi Jalan 5 Tanah Diperkeras
n
Akses ke fasilitas
7 Dekat Sedang Jauh
kesehatan
KESEHATAN Kepesertaan BPJS 10 Tidak
Peserta Peserta
Kesehatan/Jamkesma 3 ikut/bukan
tidak aktif aktif
s peseta
Terdapat
Memiliki
akses yang
Tidak akses tapi
Akses/terpapar dapat
SOSIAL 10 10 memiliki tidak
penyebaran informasi difungsika
akses berfungsi
n secara
maksimal
maksimal
Keanggotaan/keterlib
Bukan Angguta Anggota
atan dalam 10
anggota tidak aktif aktif
KSB/FPRB Desa
KELEMBAGAA
20 Bukan Angguta Anggota
N Keanggotaan PKK 5
anggota tidak aktif aktif
Pernah
dilatih
Pernah beberapa
Tidak
mendapatk kali, masih
Pernah
Pelatihan Emergency an ingat dan
10 mendapatk
Respon pelatihan dapat
an
tapi sudah dipraktekk
pelatihan
lupa an saat
SDM 25
dibutuhka
n
Tidak Pernah
Pernah Pernah dilatih
Pelatiahan Kaji Cepat 5 mendapatk mendapatk beberapa
an an kali, masih
pelatihan pelatihan ingat dan
dapat
37
SKOR
BOBO
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
T
Rendah Sedang Tinggi
Pernah
dilatih
Pernah beberapa
Tidak
mendapatk kali, masih
Pernah
an ingat dan
Pelatihan PPGD 10 mendapatk
pelatihan dapat
an
tapi sudah dipraktekk
pelatihan
lupa an saat
dibutuhka
n
Sangat
Tahu tapi
Pengetahuan tentang faham
bingung/tid
SOP Sistem 5 Tidak tahu setiap
ak
Pringatan Dini tahapanny
mendalami
a
Sangat
Tahu tapi
Pengetahuan tentang faham
bingung/tid
risiko bencana di 5 Tidak tahu setiap
KESIAPSIAGA ak
desanya tahapanny
AN 20 mendalami
a
MASYARAKAT
Sangat
Pengetahuan tentang Tahu tapi
faham
Rencana Aksi bingung/tid
5 Tidak tahu setiap
Ketangguhan ak
tahapanny
Komunitas mendalami
a
Keterlibatan dalam Terlibat
Tidak Terlibat
penyusunan Rencana 5 tapi tidak
terlibat aktif
Kontinjensi aktif
38
Tabel 3. 8 Parameter Scoring Penyusuan Kapasitas per Dusun
SKOR
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
Rendah Sedang Tinggi
Bukan Jamban Jamban
Pengguna Jamban
Jamban Bersama Sendiri
Lainnya. dibuang
INFRASTRUKTUR di lubang
Akses Sampah Sungai, atau di ditempat
irigasi, bakar sampah dan
drainase diangkut
39
SKOR
KOMPONEN INDIKATOR 1 2 3
Rendah Sedang Tinggi
KESIAPSIAGAAN Sistem Peringatan Tidak ada Ada tidak Ada Aktif
Dini aktif
Ada tidak
Rencana Aksi Tidak ada Ada Aktif
aktif
Sumber : Perka BNPB No. 2 Tahun 2012 dan modifikasi kelompok
Melalui hasil peta kapasitas ini, akan terlihat kemampuan masyarakat akan
kesiapsiagaan dan kemampuan untuk mengurangi dampak risiko bencana yang
akan muncul. Maka dari itu makin tinggi hasil kapasitas yang dihasilkan, tentu saja
akan sejalan dengan tingkat kemampuan masyarakat dalam menanggulangi
bencana.
40
Gambar 3. 4 Matriks Penilaian Kerugian
41
1. Kemiringan Lahan / Kelerengan
Kelerengan atau kemiringan lahan merupakan perbandingan persentase
antara jarak vertikal (tinggi lahan) dengan jarak horizontal (panjang lahan datar).
Semakin landai kemiringan lerengnya maka semakin berpotensi terjadi banjir,
begitu pula sebaliknya. Semakin curam kemiringannya, maka semakin aman akan
bencana banjir. Pada Tabel berikut disusun pemberian nilai untuk parameter
kemiringan lahan.
1 <10 5
2 10-50 4
3 50-100 3
4 100-200 2
5 >200 1
Sumber : Theml, S. 2008 : Katalog MethodologiPenyusunan Peta Geo Hazard dengan GIS
42
3. Jenis Tanah
Jenis tanah pada suatu daerah sangat berpengaruh dalam proses
penyerapan air atau yang biasa kita sebut sebagai proses infiltrasi. Infiltrasi
adalah proses aliran air di dalam tanah secara vertikal akibat adanya potensial
gravitasi. Secara fisik terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi infiltrasi
diantaranya jenis tanah, kepadatan tanah, kelembaban tanah dan tanaman di
atasnya, laju infiltrasi pada tanah semakin lama semakin kecil karena
kelembaban tanah juga mengalami peningkatan (Harto, 1993). Semakin besar
daya serap atau infiltrasinya terhadap air maka tingkat kerawanan banjirnya
akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil daya serap atau
infiltrasinya terhadap air maka semakin besar potensi kerawanan banjirnya
(Matondang, J.P., 2013).
Tabel 3. 11 Klasifikasi jenis tanah
No Jenis Tanah Infiltrasi Nilai
Aluvial, Planosol, Hidromorf
1. kelabu, Laterik Tidak Peka 5
Air Tanah
2. Latosol Agak Peka 4
Tanah Hutan Coklat, Kepekaan
3. 3
Tanah Mediteran Sedang
Andosol, Laterik,
4. Grumosol, Podsol, Peka 2
Podsolic
Regosol, Litosol,
5. Sangat Peka 1
Organosol, Renzina
Sumber : Asdak, (1995) dengan modifikasi penulis
4. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Curah hujan yang diperlukan untuk perancangan pengendalian banjir
adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah
hujan pada suatu titik yang tertentu biasa disebut curah hujan wilayah/daerah.
Semakin tinggi curah hujannya maka semakin berpotensi terjadi banjir, begitu pula
sebaliknya. Semakin rendah curah hujannya, maka semakin aman akan bencana
banjir. Pada Tabel berikut disusun pemberian nilai untuk parameter curah hujan.
43
Tabel 3. 12 Klasifikasi Curah Hujan
Rata-rata Curah
No Deskripsi Hujan (mm/hari) Nilai
5. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan akan mempengaruhi kerawanan banjir suatu daerah,
penggunaan lahan akan berperan pada besarnya air limpasan hasil dari hujan yang
telah melebihi laju infiltrasi. Lahan yang banyak ditanami oleh vegetasi maka air
hujan akan banyak diinfiltrasi dan lebih banyak waktu yang ditempuh oleh
limpasan untuk sampai ke sungai sehingga kemungkinan banjir lebih kecil daripada
daerah yang tidak ditanami oleh vegetasi. Pada Table berikut disusun penggunaan
lahan yang ada.
Tabel 3. 13 Klasifikasi Penggunaan Lahan
6. Kerapatan Sungai
Kerapatan aliran adalah panjang aliran sungai per kilometer persegi luas DAS.
Semakin besar nilai Dd semakin baik sistem pengaliran (drainase) di daerah
tersebut. Artinya, semakin besar jumlah air larian total (semakin kecil infiltrasi)
dan semakin kecil air tanah yang tersimpan di daerah tersebut (Matondang, J.P.,
2013).
Dd = ∑ Ln / A ........................................ (2.1)
Dd : kerapatan aliran (km/km2) Ln : panjang sungai (km)
44
A : luas DAS (km2)
Lynsley (1975) menyatakan bahwa jika nilai kerapatan aliran lebih kecil dari
1 mile/ mile2 (0,62 Km/ Km2), DAS akan mengalami penggenangan, sedangkan
jika nilai kerapatan aliran lebih besar dari 5 mile/ mile2 ( 3,10 Km/ Km2), DAS
sering mengalami kekeringan. Dari penjelasan di atas maka didapat tabel
klasifikasi sebagai berikut.
Tabel 3. 14 Klasifikasi kerapatan sungai
Kerapatan Aliran
No (Km/Km2) Nilai
1 <0,62 5
2 0,62-1,44 4
3 1,45-2,27 3
4 2,28-3,10 2
5 >3,10 1
Sumber : Linsey (1959), Meijerink (1970), dan Ortiz (1977) dalam Matondang. J.P, 2013 dengan
modifikasipenulis.
45
Tabel 3. 15 Faktor pembobot setiap parameter kerawanan banjir
No Parameter Bobot
1 Kemiringan lahan 0.20
2 Kelas ketinggian 0.10
3 Tekstur tanah 0.20
4 Curah hujan 0.15
5 Penggunaan lahan 0.15
6 Kerapatan sungai 0.10
Sumber: Primayuda (2006) dalam Purnama, A. (2008)dengan modifikasi penulis
Overlay
Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta
diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau
pada plot. Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta
digital yang lain beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan
keduanya yang memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut. Overlay
merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari
satu layer untuk digabungkan secara fisik (Guntara, I., 2013).
1. Jenis Tanah
Untuk parameter jenis tanah atau erodibilitas (tingkat kepekaan tanah terhadap
erosi) dikelompokkan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Klasifikasi ini secara kualitatif mengacu pada jenis tanah (LPT, 1969).
Erodibilitas tanah diklasifikasikan menjadi tiga yaitu erodibilitas tinggi
mencakup jenis tanah regosol, amdosol erosibilitas sedang seperti andosol,
46
grey humus, mediterania, dan pedsolik, serta erodibilitas rendah mencakup
jenis tanah alluvial, latosol, dan grumosol. Klasifikasi pembobotan jenis tanah
dapat dilihat pada tabel berikut.
Mediteran Sedang 2 2
Amdosol Tinggi 3 3
Sumber: LPT, 1969 dan Purnamasari, Dwi Cahya dkk, 2007
2. Penggunaan Lahan
Klasifikasi jenis penggunaan tanah dalam kaitannya dengan ancaman tanah
longsor dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu pemukiman, sawah, ladang,
tegalan, perkebunan. Klasifikasi pembobotan penggunaan lahan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. 17 Klasifikasi pembobotan parameter penggunaan lahan
Jenis Penggunaan
Lahan Skor Bobot
Rawa/Tambak 1 2
Hutan 3 6
Sawah, Ladang ,
Tegalan, Perkebunan 4 8
Semak Belukar 2 4
Pemukiman, Bangunan 5 10
Sumber: Taufik Q, Firdaus dkk 2012
3. Curah Hujan
Curah hujan ini didapat dari data curah hujan 1 tahun pada tahun 2013 yang
diamati dari 10 (sepuluh) stasiun pengamatan curah hujan. namun
pembobotan mengacu pada (Taufik Q Firdaus dkk 2012). Adapun
klasifikasi pembobotan curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 18 Klasifikasi Pembobotan Parameter Curah Hujan
Curah
Hujan
Kelas Skor Bobot
(mm)
2001-2500 Rendah 1 3
2501-3000 Sedang 2 6
47
3001-3500 Tinggi 3 9
Sangat
> 3501 Tinggi 4 12
Sumber: BMKG 2013 dan Taufik Q, Firdaus dkk 2012
4. Kelerengan
Klasifikasi kelas kelerengan menurut BAPEDDA (Badan Pemerintahan
Daerah) Kota Semarang namun pembobotan mengacu pada (Taufik Q,
Firdaus dkk 2012). Pembobotan kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 19 Klasifikasi Pembobotan Parameter Kelerengan
Parameter Kelas
Kelerengan (%) Skor Bobot
0-2 1 4
2-15 2 8
15-25 3 12
25-40 4 16
>40 5 20
Sumber: BAPEDDA danTaufik Q, Firdaus dkk 2012
Parameter Bobot
Kelerengan
4
Curah Hujan
3
Penggunaan Lahan
2
Jenis Tanah
1
Sumber: Taufik Q, Firdaus dkk 2012
48
Tabel 3. 21 Klasifikasi Kelas Ancaman Tanah Longsor
8-17 Rendah
18-27 Sedang
28-37 Tinggi
Sumber: Taufik Q, Firdaus dkk 2012
49
3.3. Hasil Pengolahan Data
Hasil pengolahan data dalam laporan ini adalah yang terdapat dalam wilayah
kajian di Kecamatan Dolo Selatan yakni (Sambo,Wisolo, Balonggo, Poi, Pulu,
Walatana dan Bangga). Secara geografis kecamatan dolo selatan berada pada
posisi 0°45’53” – 1°00’57”LS dan 119°32’30” – 119°46’36”BT. Secara
administrasi kecamatan Dolo Selatan berbatasan dengan kecamatan Dolo Barat
disebelah utara Kecamatan Kulawi di sebelah selatan. Kecamatan Tanambulava
dan Kecamatan Gumbasa di sebelah timur serta Kecamatan Rio Pakava dan
Kecamatan Pinembani di sebelah barat. Kecamatan Dolo Selatan memiliki luas
wilayah 592,54 km², yang terbagai kedalam 12 desa dengan ketinggian wilayah
berkisar antara 50 - 122 mdpl.
50
Gambar 3. 7 Peta Ancaman Banjir Dusun 1 Desa Sambo
51
Gambar 3. 9Peta Ancaman Banjir Dusun 3 Desa Sambo
52
guna lahan dari masing-masing desa. Hasil dari komponen tersebut di-cross check
kembali dengan analisis kualitatif yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman
historis kebencanaan di komunitas, melalui analisis partisipatif dengan komunitas
tersebut secara umum tinggkat ancaman bencana banjir di Desa Sambo adalah
RENDAH. Dari peta tersebut terlihat jelas bahwa yang memiliki tingkat ancaman
tertinggi adalah di sekitar bantaran sungai Palu dan juga di perumahan warga. Hal
tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan
mitigasi bencana di daerah yang memiliki tingkat ancaman yang tinggi.
53
Gambar 3. 12 Peta Kerentanan Dusun 1 Desa Sambo
54
Gambar 3. 14 Peta Kerentanan Dusun 3 Desa Sambo
55
dari komponen. jumlah kepadatan penduduk. Pada sektor kesehatan kerentanan
rendah ada pada komponen penyakit menular dan pada jumlah penderita gangguan
jiwa, hal ini terjadi karena dalam beberapa tahun terakhir jumlah penyakit menular
dan penderita gangguan jiwa tidak signifikan jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk desa Sambo. Berdasarkan hasil pemetaan, jumlah KK yang tinggal di
bantaran sungai, jumlah bangunan dipinggiran sungai dan jumlah kejadian
ancaman bencana dalam 5 tahun terakhir tiga komponen tersebut memiliki nilai
kerentanan yang sedang. Selain itu kerentanan Desa Sambo dari sektor ekonomi
sedang, dimana secara umum lahan-lahan pertanian berada dalam lokasi rawan
terpapar banjir namun sudah ada mitigasi seperti bronjong dan normalisasi sungai.
56
Gambar 3. 17 Peta Kapasitas Dusun 1 Sambo
57
Gambar 3. 19 Peta Kapasitas Dusun 3 Desa Sambo
58
kesehatan masih perlu ditambah. Pada sektor sosial komponen yang perlu
ditingkatkan adalah sarana penyebaran informasi seperti rumah ibadah. Selain itu
desa juga harus mulai memikirkan akses masyarakat terhadap pengelolaan sampah
yang baik, seperti komposter dan TPS maupun TPA, sehingga sampah tidak lagi
dibuang sembarangan.
59
Gambar 3. 22 Peta Risiko Banjir Dusun 1 Desa Sambo
60
Gambar 3. 24 Peta Risiko Banjir Dusun 3 Desa Sambo
61
guna lahan dari masing-masing desa. Hasil dari komponen tersebut di-cross check
kembali dengan analisis kualitatif yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman
historis kebencanaan di komunitas, melalui analisis partisipatif dengan komunitas
tersebut secara umum tinggkat ancaman bencana banjir di Desa Sambo adalah
RENDAH. Dari peta tersebut terlihat jelas bahwa yang memiliki tingkat ancaman
tertinggi adalah di sekitar bantaran sungai Palu dan juga di perumahan warga. Hal
tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan
mitigasi bencana di daerah yang memiliki tingkat ancaman yang tinggi.
62
Gambar 3. 27 Peta Erosivitas Desa Bangga
63
Gambar 3. 29 Peta Erosivitas Desa Bangga
64
kemiringan lereng, dan tutupan lahan. Berdasarkan hasil skor yag di dapatkan dari masing-
masing variabel menghasilkan bobot total yang di kelompokan kedalam kelas bahaya erosi.
Dari hasil analisis yang dilakukan, menghasilkan 70% lahan di Desa Bangga masuk
kedalam tingkat erosi sangat rendah yang mana merupakan daerah hutan lindung dengan
nilai erosi sebesar 1429544,673 ton/tahun.
65
2. Peta Kerawanan Banjir Desa Wisolo
66
perbukitan sehingga dihasilkan 97% dari luas wilayahnya adalah daerah dengan
kerawanan cukup rawan.
67
2. Peta Rawan Longsor Desa Wisolo
68
3.3.8. Survei Evaluasi Kegiatan Sosialisasi SOP Sistem Peringatan Dini
Melakukan survei pra sosialisasi kepada masyarakat yang menjadi peserta sosialisasi
di 3 desa yakni Desa Bangga, Desa Walatana, dan Desa Poi. Tujuan survei ini ialah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat setelah sosialisasi mengenai SOP Sistem
Peringatan Dini. Survei yang dilakukan berupa wawancara langsung terhadap masyarakat
yang telah mengikuti sosialisasi.
69
Tabel 3. 22 Pertanyaan Wawancara Evaluasi SOP Sistem Peringatan Dini
Jawaban
Pertanyaan Penjelasan
Ya Tidak
Apakah sosialisasi dengan metode nonton bareng
ini bermanfaat untukk menambah pengetahuan
terkait SOP Sistem Peringatan Dini?
Apakah informasi terkait SOP Sistem Peringatan
Dini sudah pernah anda ketahui sebelumnya?
Apakah peserta paham/mengerti terkait status dan
tanda-tanda peringatan dini pada sistem peringatan
dini?
Apakah peserta paham/mengerti terkait Tindakan
(masyarakat/KSB/Pemdes)* pada sistem peringatan
dini?
Apakah peserta paham/megerti terkait alur
komunikasi pada sistem peringatan dini?
70
melaksanakan kerja praktik terkait dengan pengurangan resiko bencana di desa
yang menjadi desa percontohan di bawa binaan Mercy Corps Indonesia.
71
pelaksanaan survei hingga pemetaan risiko bencana dan proyeksi mitigasi,
kemudian dalam penyusunan laporan dilakukan oleh tim MRED.
72
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktikan mendapat kesempatan untuk terlibat dalam program MRED Mercy
Corps Indonesia tahap III dengan tujuan melakukan pemetaan risiko bencana dan
proyeksi mitigasi struktural di desa binaan MRED. Berdasarkan tujuan pelaksanaan
dan capaian mahasiswa selaku peserta kerja praktik maka dapat dijabarkan
kesimpulan sebagai berikut.
• Ancaman
Aspek ancaman dipengaruhi oleh komponen geologi, inundasi banjir,
morfologi sungai, cuaca dan iklim dan tata guna lahan. Dari hasil
pengolahan data didapatkan bahwa tingkat ancaman banjir desa binaan
MRED di Kecamatan Dolo Selatan termasuk dalam klasifikasi ancaman
tingkat tinggi.
• Kerentanan
Aspek kerentanan dipengaruhi oleh sektor demografi, kesehatan,
sosial, infrastruktur, ekonomi, dan lingkungan. Tingkat kerentanan desa
binaan MRED di Kecamatan Dolo Selatan termasuk dalam klasifikasi
kerentanan tingkat sedang.
• Kapasitas
Aspek kapasitas dipengaruhi oleh sektor infrastruktur, kesehatan,
sosial, kelembagaan, SDM, dan kesiapsiagaan masyarakat. Tingkat
kapasitas Desa Sambo dan Desa Walatana termasuk dalam klasifikasi
kapasitas tingkat sedang, sedangkan Desa Balongga, Desa Poi, Desa
Pulu, dan Desa Bangga terklasifikasikan sebagai desa dengan kapasitas
tingkat tinggi.
73
• Risiko
Tingkat risiko bencana dipengaruhi oleh ancaman, kerentanan, dan
kapasitas dimana semakin besar ancaman dan kerentanan maka semakin
besar pula tingkat risiko, hal ini berbanding terbalik dengan tingkat
kapasitas dimana semakin besar kapasitas maka tingkat risiko semakin
berkurang.
2) Pemetaan Erosivitas
Yang di hasilkan menggunakan metode USLE dengan pembobotan
berdasarkan 4 variabel dan mengasilkan peta erosivitas di Desa Bangga.
Permukiman masyarakat Desa Bangga masuk kedalam daerah dengan
tingkat erosivitas ringan, sedang dan berat, serta memiliki cakupan
wilayah hutan lindug dengan tingkat erosivitas sangat ringan.
3) Pemetaan Rawan Longsor
Menghasilkan pemetaan rawan longsor pada 3 desa yakni Desa Sambo,
Desa Wisolo, dan Desa Bangga. Dari ketiga desa tersebut, terlihat bahwa
Desa Wisolo memiliki wilayah yang terdapat rawan longsor berat.
5.2. Saran
Diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik/Magang, kiranya
tenaga ahli dapat melibatkan praktikan dalam penyusunan laporan agar
mendapatkan ilmu yang lebih banyak. Data sekunder yang dibutuhkan dalam
penyusunan kajian risiko bencana sebaiknya lebih terupdate sehingga hasil kajian
dan analisis yang dihasilkan lebih akurat. Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan
ini diharapkan partisipasi masyarakat lebih tinggi agar data yang didapatkan lebih
variatif dan kegiatan pun berjalan efektif sesuai dengan tujuan dilaksanakannya
pemetaan ini.
74
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and
Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil
Bulletin No. 32. FAOUNO. Rome.
Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian
Resiko Bencana
75
LAMPIRAN
1. Logbook Maret
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 24/03/2023
Month & Year > Mar-23
Date > 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Days worked: 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Mengubah code GPS menjadi Mengubah code GPS menjadi nama kepala KK Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Banyak code GPS yang tidak diketahui nama
nama KK sesuai 23/03/2023 dan menghitung jumlah dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
pemilik rumahnya.
data survei partisipan setiap KK dan Kota, Kerja Praktek
Days worked: 8 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Belum mengetahui mengolah data excel secara Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Skoring risiko bencana banjir Desa Melakukan skoring kerentanan dan kapasitas di
28/03/2023 cepat dan efektif. Solusinya, belajar mengolah dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
Bangga Desa Bangga per-dusun
data dengan menggunakan rumus excel dan Kota, Kerja Praktek
Masyarakat yang tidak memahami apa yanng di Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Melanjutkan survei pendataan KK Pendataan KK dan wawancara kapsitas
29/03/2023 tanyakan. Solusinya menggunakan bahasa dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
di Desa Walatana dan kerentanan di Dusun 2 Desa Walatana
sederhana yang bisa dipahami dan Kota, Kerja Praktek
Melakukan pengecekan data survei yang telah di Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Melanjutkan survei pendataan KK Banyak rumah warga yang kosong sehingga tidak
31/03/2023 dapatkan di hari sebelumnya dan melakukan dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
di Desa Walatana bisa untuk di data.
pendataan kembali pada Dusun yang tersisa dan Kota, Kerja Praktek
76
2. Logbook April
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 04/2023
Month & Year > Apr-23
Date > 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Days worked: 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Pembagian jobdes menghitung kerentanan dan Kurang mengerti dengan pengolahan basedata
kapasitas di Desa Sambo dan pembuatan peta partisipan format excel. Solusinya, Belajar
adnisitrasi Desa Sambo mengolah data menggunakan rumus Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Pembagian jobdes perdesa 03/04/2023 dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
dan Kota, Kerja Praktek
Sakit 06/04/2023
Libur
Days worked: 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Melanjutkan survei di hari Melengkapi data yang belum didapatkan di hari Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
14/04/2023
sebelumnya sebelumnya dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan
77
3. Logbook Mei
Name Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 05/2023
Month & Year > Mei-23
Date > 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Days worked: 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Libur
Pembuatan form survei kapasitas dan kerentanan,
serta alat survei yang di butuhkan. Kemudian
melakukan survei di Dusun 2 Desa Poi Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Persiapan kebutuhan survei Desa
02/05/2023 dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
Poi
dan Kota, Kerja Praktek, Teknologi Sapasial
Days worked: 8 0 8 8 0
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Tidak memahami apa yang kami tanyakan dan Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Melakukan pendataan kapasitas dan kerentanan
Melanjutkan survei di Desa Poi 08/05/2023 terdapatt rumah warga yang kosong karena pergi dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
serta penitikan rumah warga di dusun 1 Desa Poi
berkebun dan Kota, Kerja Praktek, Teknologi Sapasial
Tidak memahami apa yang kami tanyakan dan Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Melakukan pendataan kapasitas dan kerentanan
Melanjutkan survei di Desa Poi 10/05/2023 terdapatt rumah warga yang kosong karena pergi dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
serta penitikan rumah warga di dusun 1 Desa Poi
berkebun dan Kota, Kerja Praktek, Teknologi Sapasial
Tidak memahami apa yang kami tanyakan dan Pengembangan masyarakat, Perencanaan Lingkungan
Melakukan pendataan kapasitas dan kerentanan
Melanjutkan survei di Desa Poi 11/05/2023 terdapatt rumah warga yang kosong karena pergi dan Kebencanaan, Perencanaan Pedesaan, Obsevasi Wilayah
serta penitikan rumah warga di dusun 1 Desa Poi
berkebun dan Kota, Kerja Praktek, Teknologi Sapasial
78
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name :Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 05/2023
Month & Year > Mei-23
Date > 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
Days worked: 8 8 8 0 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Libur 18/05/2023 - -
Days worked: 8 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
79
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 05/2023
Month & Year > Mei-23
Date > 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
Days worked: 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
80
4. Logbook Juni
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 06/2023
Month & Year > Jun-23
Date > 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Days worked: 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Days worked: 8 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
81
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 06/2023
Month & Year > Jun-23
Date > 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6
Days worked: 8 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
82
5. Logbook Juli
INTERNSHIP ACTIVITY REPORT
Name : Irma Anugerah Kartika
Scope Of Work : MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA MERCY CORPS INDONESIA
Program : MRED
Location : Sigi and Palu, Central Sulawesi
Period : 07/2023
Month & Year----> Jul-23
Date----> 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Days worked: 8 8 8 8 8
Update Pekerjaan
Nama Kegiatan Tanggal Detail Kegiatan Tantangan dan Solusi Temuan yang relevan dengan bidang studi
Perencanaan Lingkungan
Membuat peta rawan longsor di Desa Sambo, Desa dan Kebencanaan, Teknologi Spasial, Kerja
Pememetaan Rawan Longsor 27/06/2023 -
Wisolo, dan Desa Balongga Praktek, Pengembangan Masyarakat, Observasi
Wilayah dan Kota
Perencanaan Lingkungan
Membuat peta rawan longsor di Desa Sambo, Desa dan Kebencanaan, Teknologi Spasial, Kerja
Pememetaan Rawan Longsor 28/06/2023 -
Wisolo, dan Desa Balongga Praktek, Pengembangan Masyarakat, Observasi
Wilayah dan Kota
Perencanaan Lingkungan
Membuat peta rawan longsor di Desa Sambo, Desa dan Kebencanaan, Teknologi Spasial, Kerja
Pememetaan Rawan Banjir 29/06/2023 -
Wisolo, dan Desa Balongga Praktek, Pengembangan Masyarakat, Observasi
Wilayah dan Kota
Perencanaan Lingkungan
Membuat peta rawan longsor di Desa Sambo, Desa dan Kebencanaan, Teknologi Spasial, Kerja
Pememetaan Rawan Banjir 30/06/2023 -
Wisolo, dan Desa Balongga Praktek, Pengembangan Masyarakat, Observasi
Wilayah dan Kota
83
Dokumentasi :
84