Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan
Rahmat-Nya, sehingga Laporan Penunjang untuk Laporan Penataan Kawasan Waduk
Jerowaru ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan Laporan Penunjang Laporan Penataan Kawasan Waduk Sepit
merupakan bagian dari kegiatan Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan
Kawasan Bendungan di Lombok I. Laporan penunjang ini merupakan tahapan Akhir
sebagai penunjang dari seluruh tahapan yang disajikan dalam laporan utama.
Dalam setiap bagian membahas beberapa muatan diantaranya Pendahuluan,
Gambaran Umum Wilayah, Analisa Data Dan Wilayah Waduk / Bendungan, Rencana
Penataan Kawasan Waduk.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan
telah membantu kelancaran penyusunan naskah Laporan Penunjang ini. Demikian, semoga
laporan ini bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah dalam kegiatan-kegiatan
Pengembangan Potensi Kawasan di wilayah yang bersangkutan khususnya pada kebutuhan
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR PETA ......................................................................................................... vi
ii
4.2. REKOMENDASI PENANGANAN KAWASAN WADUK ..................................... 96
4.2.1. Genangan waduk .................................................................................... 96
4.2.2. Sempadan waduk .................................................................................... 97
4.3. KEGIATAN PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN WADUK ......... 106
4.4. KONSEP RENCANA TAPAK KAWASAN WADUK .......................................... 107
4.5. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN DETAIL DESAIN PENATAAN KAWASAN
WADUK ........................................................................................................... 110
4.5.1. Rencana Anggaran Biaya dan detail desain.......................................... 110
4.5.2. Rekap rencana anggaran biaya penataan kawasan waduk ........................ 121
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR PETA
vi
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
1. BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), secara garis besar lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan penyedia jasa adalah sebagai berikut:
A. Studi Pustaka
Studi pustaka terkait laporan-laporan tentang kajian fisik dan non-fisik pada
waduk/ bendungan.
2. BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Kawasan Lindung
• Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, berfungsi
sebagai kawasan resapan air terdiri atas:
a. wilayah Kecamatan Sambelia;
b. wilayah Kecamatan Sembalun;
c. wilayah Kecamatan Pringgabaya;
d. wilayah Kecamatan Suela;
e. wilayah Kecamatan Aikmel;
f. wilayah Kecamatan Montong Gading;
g. wilayah Kecamatan Pringgasela; dan
h. wilayah Kecamatan Jerowaru.
(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a seluas
31.498,67 hektar, terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung Gunung Rinjani (RTK.1) seluas 27.319,67
hektat-,
b. kawasan hutan lindung Gong (RTK.8) seluas 33,60 hektar;
c. kawasan hutan lindung Petandakan (RTK.9) seluas 82,90 hektar;
d. kawasan hutan lindung Kedatu (RTK.10) seluas 13,80 hektar;
e. kawasan hutan lindung Rebanbela (RTK.11) seluas 8,50 hektar;
f. kawasan Gili Lawang, Sulat dan Petagan (RTK 14) seluas 1.206,00
hektar; dan
kawasan hutan lindung Sekaroh (RTK.15) seluas 2.834,20 hektar.
➢ Kawasan Lindung Geologi
(1) Kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 19 huruf a, terdiri atas:
a. Kawasan rawan letusan gunung berapi terdiri atas:
Penduduk Kecamatan Jerowaru pada tahun 2020 tercatat sebanyak 61.411 jiwa,
terdiri atas 30.745 penduduk laki-laki dan 30.666 penduduk perempuan. Lebih lanjut
perbandingan jumlah penduduk laki dengan penduduk perempuan dapat
menghasilkan angka sex rasio yang memiliki besaran sebesar 100 yang berarti bahwa
setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 100 orang penduduk laki-laki.
Dilihat jumlah penduduk masing-masing desa, maka dari 16 desa yang ada di
Kecamatan Jerowaru, desa Jerowaru merupakan desa yang paling banyak jumlah
penduduknya yakni mencapai 17,64 persen dari jumlah penduduk kecamatan,
sedangkan desa-desa yang lainnya mencapai persentase dibawah 15 persen.
Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah dapat diperoleh angka
kepadatan penduduk. Untuk tahun 2020 angka kepadatan penduduk di Kecamatan
Jerowaru mencatat angka sebesar 430 jiwa untuk setiap satu km2. Kepadatan antara
desa yang satu dengan yang lain terlihat sangat variatif dimana desa kwang rundun
merupakan desa yang paling padat yakni memiliki kepadatan hanya sebesar 8 jiwa
per km2, sebaliknya desa terpadat yakni desa Jerowaru memiliki kepadatan diatas
915 jiwa untuk satu km2.
Jumlah penduduk di desa Jerowaru pada tahun 2020 tercatat 10.831 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki-laki 5.367 jiwa, jumlah penduduk perempuan 5.464 jiwa
dan luas wilayah desa Jerowaru 11,83 Km2 dengan tingkat kepadatan penduduk di
desa Jerowaru 915 jiwa per kilometer persegi.
Desa Jerowaru telah memiliki fasilitas pendidikan mulai dari tingkat SD negeri,
SD Swasta, Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta, SMP Negeri, Madrasah Tsanawiyah
(MTs) swasta,Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta.
Dengan jangkauan mencapai sarana pendidikan terdekat tergolong mudah untuk
tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Untuk fasilitas kesehatan di kawasan
desa Jerowaru telah tersedia Puskesmas, Praktek dokter, Praktek Bidan, untuk
mencapai ke fasilitas kesehatan tergolong mudah terutama untuk fasilitas kesehatan
berupa rumah sakit.
Perekonomian akan tumbuh dengan baik jika sarana dan prasarana penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat tersedia dan dapat dijangkau dengan mudah. Fasilitas
perbankan yang di kabupaten Lombok Timur sudah menjangkau seluruh kecamatan
dan melayani masyarakat dari semua kalangan. Pasar sebagai tempat transaksi
antara produsen dan konsumen pun sudah tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Lombok Timur. Dengan tersedianya seluruh fasilitas perekonomian ini
diharapkan perekonomian masyarakat Lombok Timur dapat tumbuh dan berkembang
Di desa Jerowaru memiliki sarana dan prasarana ekonomi berupa pasar dengan
bangunan semi permanen, minimarket/swalayan, fasilitas perbankan pemerintahan.
Dalam hal ini sarana prasarana menjadi hal yang utama dalam peningkatan tingkat
perekonomian masyarakat.
2.3.2. Wisata
Kecamatan Jerowaru merupakan salah satu dari limabelas Kecamatan yang ada
di Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan ini berbatasan langsung Sebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Keruak, Sebelah Barat berbatasan dengan Kab.
Lombok Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Alas. Secara geografis Kecamatan Jerowaru berada
dibagian selatan Kabupaten Lombok Timur dan berbatasan dengan Samudra
Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu alasan munculnya banyak objek wisata
utamanya wisata bahari yang memiliki keindahan pantai dan keunikan ombak.
Dalam ilmu pemetaan, terdapat berbagai metode survei dan pemetaan yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah metode fotogrametri. Fotogrametri di
definisikan sebagai seni, ilmu dan teknologi untuk memproleh informasi terpercaya
tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran dan
interpretasi gambaran fotografik dan pada radiasi tenaga elektromagnetik yang
terekam (Wolf, 1993).
Foto kualitas tinggi merupakan salah satu faktor signifikan untuk efisiensi dan
standar kualitas produk pemetaan, seperti Digital Elevation Model (DEM) dan
Orthofoto. Teknologi pemrosesan foto udara yang semakin berkembang tentunya
diiringi dengan software yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam
menyelesaikan suatu masalah. Pemanfaatan serta pengolahan data foto udara
semakin luas dengan dukungan berabagai software yang memadai. Foto udara akan
di proses menggunakan dua software yang berbeda yaitu Agisoft Photoscan dan
Pix4D mapper untuk mengetahui perbedaan dari ketelitian geometri, Orthofoto dan
DEM (Digital Elevation Model) yang dihasilkan.
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara.
Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung
dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta. Pemetaan secara fotogrametrik tidak
dapat lepas dari refrensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground
controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas
tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.
Foto udara atau peta foto adalah Peta foto didapat dari survei udara yaitu
melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris
tertentu. Foto udara format kecil (FUFK) atau small format aerial photograph
merupakan foto yang dihasilkan dari kamera dengan ukuran film atau frame sekitar
24 mm x 36 mm dengan panjang fokus 35 mm. Teknologi FUFK pada dasarnya adalah
menghasilkan foto udara dengan menggunakan kamera non metrik atau kamera
amatir (kamera yang tidak didesain untuk keperluan pemotretan udara) dan
menggunakan pesawat ringan (Wolf, 1993).
Foto udara diklasifikasikan sebagai foto udara tegak (vertikal) dan foto udara
condong. Foto udara vertikal yaitu apabila sumbu kamera pada saat pemotretan
dilakukan benar-benar vertikal atau sedikit miring tidak lebih dari 3°. sedangkan yang
disebut dengan foto miring sekali dibuat dengan sumbu kamera yang sengaja
diarahkan menyudut terhadap sumbu vertikal. Untuk foto miring, batasannya adalah
antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah
foto tegak (Wolf, 1993).
Jika dilihat dari peta penggunaan lahan Kawasan waduk Jerowaru, maka dapat
disimpulkan penggunaan lahan eksisiting pada Kawasan sekitar waduk Jerowaru
sebagian besar merupakan Kawasan pepohonan hutan dan semak belukar yang
mengelilingi Kawasan genangan waduk.
Kondisi kawasan sekitar waduk digunakan oleh masyarakat sebagai lahan untuk
beraktifitas sehari-hari. Aktifitas tersebut ada yang berupa aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi maupun aktifitas yang sifatnya sebagai kegiatan untuk mengisi
waktu luang. Kegiatan tersebut diantaranya memancing di kawasan genangan waduk
dan aktifitas mandi di genangan waduk oleh santri pondok pesantren.
Untuk kegiatan memacing biasa dilakukan warga pada saat waktu luang. Ikan
yang terdapat di kawasan waduk Jerowaru mayoritas berupa ikan mujair, lalu terdapat
pula jenis ikan lele dan ikan gabus.
Gambar 7 Kondisi Eksisting Kawasan Waduk Pada Sisi Utara atau Hulu
genangan.
Sabuk hijau (bahasa Inggris: green belt), adalah ruang terbuka hijau yang
memiliki tujuan utama untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau
membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.
Pada kawasan waduk Jerowaru belum terdapat sabuk hijau yang mengelilingi
kawasan waduk. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan dan tanaman yang
terdapat di sekeliling kawasan waduk yang masuk ke dalam penggunaan lahan
sebagai semak belukar dan hanya sebagian berupa pepohonan hutan pada sisi
selatan dan barat genangan.
Dari hasil survey yang telah dilakukan maka terdapat beberapa permasalahan
yang terdapat di kawasan waduk diantaranya adalah:
1. Akses jalan untuk menuju lokasi waduk yang kurang memadai dengan
kondisi jalan makadam rusak dan kondisi penunjuk arah jalan masuk ke
waduk mengalami kerusakan.
2. Pada tubuh bendungan terdapat banyak sampah yang menutupi pintu air
3. Pintu air sudah tidak dapat difungsikan dengan maksimal dikarenakan
macet akibat kurangnya perawatan
1. Karakter sungai yang berupa patahan menjadi ciri khas tersendiri bagi
kawasan waduk.
2. Dapat digunakan untuk budidaya perikanan di genangan waduk,
mengingat luasan genangan yang masih memadai di saat debit air rendah
atau dalam masa surut waduk.
3. Potensi wisata alam dengan spot pemandangan yang menjual karena
dikelilingi oleh kawasan patahan batuan keras yang berbeda dari
bendungan lain.
4. Potensi yang dapat dikembangkan sebagai wisata air karena genangan
waduk yang selalu terisi
5. Potensi wisata pemancingan seperti aktivitas yang telah dilakukan oleh
masyarakat sekitar kawasan waduk Jerowaru selama ini, meskipun untuk
jenis ikan yang terdapat di kawasan waduk masih di dominasi oleh jenis
ikan mujair.
6. Terdapat jenis fauna monyet ekor panjang yang mendiami kawasan
pepohonan di sekitar genangan waduk.
7. Potensi untuk dikembangkan sebagai sumber daya energi sesuai dengan
peraturan menteri tentang bendungan.
Status kepemilikan lahan di sekitar kawasan waduk Jerowaru masih dimiliki oleh
perseorangan terutama pada kawasan areal persawahan di sekeliling waduk. Untuk
genangan waduk sendiri merupakan kawasan patahan batuan keras yang tergerus
oleh air sungai, sehingga belum adanya legalitas kepemilikan pada kawasan
genangan waduk. Hal ini didapatkan dari sumber BPN Kabupaten Lombok Timur dan
dari BMN SATKER BALAI WILAYAH SUNGAI NT.I dan dikuatkan dari hasil observasi
dan wawancara terhadap masyarakat sekitar kawasan waduk.
3. BAB III
ANALISA DATA DAN WILAYAH DTA
WADUK/BENDUNGAN
Untuk menentukan pola aktifitas, digunakan analisis pada tata guna lahan
dengan menggunakan Land Use Attraction and Generation (Tarikan dan Bangkitan
Kegiatan Tata Guna Lahan) dalam hal ini persebaran fasilitas digunakan sebagai data
analisa.
Berikutnya pengertian Waduk biasa disebut juga dengan kolam besar tempat
menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami
maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan
yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Fungsi waduk secara prinsip ialah
menampung air saat debit tinggi untuk di gunakan saat debit rendah, seperti kontruksi
sipil lainnya, persoalan waduk menyangkut aspek perencanaan operasi dan
pemeliharaan. Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan
tanah yang digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air/musim
penghujan sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air waduk
terutama berasal dari aliran permukaan ditambah dengan air hujan langsung.
Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan
sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran
alur/badan/palung sungai, sedangkan sempadan waduk adalah kawasan tertentu di
sekeliling waduk yang dibatasi oleh garis sempadan waduk. Yang dimaksud dengan
garis sempadan waduk adalah garis maya batas luar perlindungan waduk.
1) Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu
dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.
Sempadan danau merupakan kawasan perlindungan setempat yang berfungsi
sebagai penyangga antara ekosistem perairan danau dan daratan untuk
menjaga kelangsungan fungsi danau.
2) Garis sempadan danau hendaknya ditetapkan berbentuk kontinyu menerus
(streamline) tidak patah-patah mengikuti batas badan danau. Sempadan danau
1) Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu
dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.
2) Daerah Genangan Bendungan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi
danau dan dibatasi oleh tepi sempadan danau sampai dengan punggung bukit
pemisah aliran air.
Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan agar:
1) fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di
sekitarnya;
2) kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang
ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus
menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau; dan
3) daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
1) sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima
ratus) Km2; dan
2) sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama
dengan 500 (lima ratus) Km2.
1) Menteri, untuk danau yang berada pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah
sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
2) gubernur, danau yang berada pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; dan
3) bupati/walikota, danau yang berada pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota.
4) Dalam hal berdasarkan hasil kajian menunjukkan terdapat bangunan dalam
sempadan danau maka bangunan tersebut dinyatakan dalam status quo dan
secara bertahap harus ditertibkan untuk mengembalikan fungsi sempadan
danau.
Ketentuan bangunan dalam sempadan danau, tidak berlaku bagi bangunan yang
terdapat dalam sempadan danau untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi:
Bangunan meliputi:
Dalam hal terdapat pulau di tengah danau, seluruh luasan pulau merupakan
daerah tangkapan air danau dengan sempadan danau di dalamnya.
Apabila telah ditentukan garis sempadan danau, perlu dikaji pula kemungkinan
pembebasan lahan sempadan danau beserta perkiraan biaya yang diperlukan.
Laporan Penataan Kawasan Waduk Jerowaru 65
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
Penyelesaian administrasi pengadaan tanah dan penentuan patok batas
sempadan danau dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang pengamanan dan perkuatan hak atas tanah.
Patok batas sempadan danau merupakan tanda batas sempadan danau dan
Tim Kajian penetapan garis sempadan danau menuangkannya ke dalam gambar
atau peta topografi dengan skala yang jelas.
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka untuk garis batas sempadan
waduk Jerowaru ditentukan mengelilingi danau paling sedikit berjarak 50 (lima puluh)
meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi. Untuk penentuan garis
sempadan aliran sungai setelah outlet bendungan atau bangunan pelimpah maka
direkomendasikan 50 (lima puluh) meter dengan Panjang 500 meter dari bangunan
pelimpah. Untuk lebih jelasnya mengenai penggambaran garis sempadan waduk ini
dapat dilihat pada peta Analisa batas sempadan waduk.
Kondisi genangan pada waduk Jerowaru memiliki masa pasang surut yang tidak
begitu signifikan, hal ini dapat dilihat dari peta genangan saat surut dan genangan
kondisi saat muka air normal
Perbedaan kecil tersebut dipengaruhi oleh debit sungai yang selalu stabil di saat
musim kemarau maupun pada musim penghujan tiba, sehingga genangan selalu
mencapai posisi normal.
Kondisi air genangan masih terlihat cukup bersih hanya saja terdapat beberapa
sampah yang ikut aliran sungai dan terlihat mengotori genangan waduk.
Pada kawasan waduk Jerowaru, jika dilihat dari data kondisi kependudukan dan
ketersediaan fasilitas kegiatan, kawasan waduk Jerowaru termasuk ke dalam
kawasan yang memiliki potensi untuk berkembang dari sisi kegiatan sosialnya. Maka
dari itu perlu dilakukan pembatasan perkembangannya agar tidak cenderung
Sumber daya energi di dalam kawasan waduk terbagi menjadi dua jenis
diantaranya sumber daya energi untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga surya. Jika dilihat dari potensi yang tersedia
di kawasan waduk Jerowaru, maka waduk Jerowaru memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
a. letak dan desain pembangkit listrik tenaga surya terapung harus mendukung
pengelolaan kualitas air;
Dari ketentuan yang telah disebutkan diatas maka potensi luas yang dapat
dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya terapung di waduk Jerowaru
yaitu seluas 690 meter persegi yang merupakan 5% dari luas genangan waduk
Jerowaru 13,800 meter persegi..
Larangan:
• Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan:
(UU no.17/2019 pasal 25)
a. terganggunya kondisi tata Air Daerah Aliran Sungai;
b. kerusakan Sumber Air dan/atau prasarananya;
c. terganggunya upaya pengawetan Air; dan
d. pencemaran Air
• Dilarang melakukan pencemaran dan/atau perusakan pada
Sumber Air, lingkungan, dan Prasarana Sumber Daya Air di
sekitarnya (UU no.17/2019 pasal 32)
Partisipasi Masyarakat
• Dilakukan dalam bentuk: (UU no.17/2019 pasal 63 ayat 3)
a. konsultasi publik;
b. musyawarah;
c. kemitraan;
d. penyampaian aspirasi;
e. pengawasan; dan/atau
f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sempadan • Permen No. Pemanfaatan dan Penggunaan Ruang Sempadan Waduk • Dalam hal
Waduk 27 Tahun • Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk berdasarkan
2015 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan hasil kajian
Tentang kewenangannya menetapkan: (Permen PUPR no.27/2015 pasal menunjukkan
Bendungan 105 ayat 2 dan permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) terdapat
a. pemanfaatan ruang pada waduk; bangunan
• Permen No. b. pengelolaan ruang pada waduk; dan dalam
6 Tahun c. pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan sempadan
2020 ruang pada waduk. danau maka
Tentang • Pemanfaatan ruang pada daerah sempadan waduk hanya dapat bangunan
Perubahan dilakukan untuk: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 ayat 4 dan tersebut
Atas permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) dinyatakan
Peraturan a. kegiatan penelitian; dalam status
Menteri b. kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan; dan/atau quo dan secara
Pekerjaan c. upaya mempertahankan fungsi daerah sempadan waduk. bertahap harus
Umum Dan • Penggunaan ruang di daerah sempadan waduk dilakukan dengan ditertibkan
Perumahan memperhatikan: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 ayat 5 dan untuk
Rakyat permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) mengembalikan
Nomor a. fungsi waduk agar tidak terganggu oleh aktivitas yang fungsi
27/Prt/M/20 berkembang di sekitarnya; sempadan
15 Tentang b. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya setiap daerah; dan danau. (Permen
Bendungan c. daya rusak air waduk terhadap lingkungannya. PUPR
• Sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan no.28/2015
• Permen No. tertentu dan bangunan tertentu. (Permen PUPR no.28/2015 pasal pasal 20 ayat 1)
28 Tahun 23 ayat 1) • Ketentuan tidak
2015 • Kegiatan tersebut meliputi: (Permen PUPR no.28/2015 pasal 23 berlaku bagi
Tentang ayat 2) bangunan yang
Penetapan a. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; terdapat dalam
Partisipasi Masyarakat
• Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan
dalam proses pembangunan bendungan dan pengelolaan
bendungan beserta waduknya. (Permen PUPR no.27/2015 pasal
161 ayat 1)
• Peran masyarakat dapat dilakukan dengan cara: (Permen PUPR
no.27/2015 pasal 161 ayat 2)
a. memberikan masukan dan saran dalam pembangunan
bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya;
b. mengikuti program pemberdayaan masyarakat; dan/atau
c. mengikuti pertemuan konsultasi publik dan sosialisasi
Waduk Dan • Permen No. Pemanfaatan Ruang Genangan Waduk Teguran
Tubuh 27 Tahun • Pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat maupun sangsi
Bendungan 2015 dilakukan untuk: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 dan administratif
Permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) terhadap
4. BAB IV
RENCANA PENATAAN KAWASAN WADUK
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
NON- SUB WILAYAH Juta)
FISIK
FISIK DAS ADMINISTRASI
- BWS
NT 1
- Dinas
Penetapan
PUPR Kab.
batas
Lombok
sempadan
Timur
sungai dalam Pengawasan Bappeda
DTA -
RTRW dan / V Site Plan Kab. Lombok
9&10 Pemerintah
RDTRK sesuai Pengendalian Timur
Kec.
Permen PUPR
Jerowaru
No.
dan
28/PRTM/2015
Pemerintah
Sungai utama Desa
pada DTA Desa Jerowaru, Jerowaru
DAERAH Bendungan Kecamatan -
Meningkatnya laju
TANGKAPAN Jerowaru Jerowaru, Bappeda
sedimen
AIR dikelilingi Kabupaten Kab.
persawahan dan Lombok Timur Lombok
pemukiman Timur
- Dinas
PUPR Kab.
Kajian batas Lombok
DTA
sempadan Perencanaan V 32 Ha Site Plan 750 BWS-NT1 Timur
9&10
sungai -
Pemerintah
Kec.
Jerowaru
dan
Pemerintah
Desa
Jerowaru
Desa Jerowaru, - BWS
Kecamatan NT 1
Pelapisan jalan
Jerowaru, -
Lapis penetrasi dengan aspal
Kabupaten Pemerintah
aspal dan sub penetrasi / Dinas PUPR
Operasi & DTA lombok timur Site Plan / Kec.
base jalan akses beton serta V 1,1 km DED 1600 Kab. Lombok
Akses jalan Pemeliharaan 9&10 Gambar Struktur Jerowaru
dalam kondisi dilengkapi Timur
masuk sulit dan
rusak drainase tepi
SEMPADAN ditempuh dengan Pemerintah
jalan
kendaraan Desa
bermotor. Jerowaru
Pembatasan
Tonase kendaraan Dinas - BWS
tonase Pengawasan
yang melintas Site Plan / Perhubungan NT 1
kendaraan dan / V 5 titik 25
melebihi kualitas Gambar Struktur Kab. Lombok - Dinas
pemasangan Pengendalian
perkerasan Timur PUPR Kab.
papan batasan
Waduk adalah tampungan yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu
kelebihan agar dapat dipakai pada waktu yang diperlukan. Usaha untuk mengatur
keluar dan masuknya air pada waduk disebut manajemen air (water management).
Hal ini bertujuan agar pengaturan air untuk kebutuhan manusia dapat dilakukan
dengan baik. Air yang diatur adalah air hujan atau sungai yang ditampung di waduk,
sehingga air dapat disediakan dalam waktu atau tempat yang tepat dalam jumlah yang
diperlukan.
Bagian utama waduk berdasarkan fungsinya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu:
Ada NIB 1 22 1
Badan Air 1.793
Tidak Ada Status Lahan 4 1.771 4
Badan Jalan 683 Tidak Ada Status Lahan 1 683 1
Ada NIB 1 34 1 1 34
Bangunan 57
Tidak Ada Status Lahan 2 23 2 2 23
Bangunan Waduk 666 Tidak Ada Status Lahan 1 666 1
Sempadan 53.324 Ada NIB 6 6.203 6
Perkebunan 10.482
Tidak Ada Status Lahan 5 4.279 5
Ada NIB 5 4.387 5
Pertanian 10.979
Tidak Ada Status Lahan 4 6.593 4
Pohon 12.943 Tidak Ada Status Lahan 2 12.943 2
Ada NIB 7 1.079 7
Semak Belukar 15.721
Tidak Ada Status Lahan 5 14.642 5
Jenis tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a yang digunakan
pada:
Jumlah tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sebanyak 625
(enam ratus dua puluh lima) batang/hektare sampai dengan 1.100 (seribu seratus)
batang/hektare.
Jenis tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa jenis
tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3). Jumlah tanaman
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dengan memenuhi ketentuan:
Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan diatas maka untuk kegiatan
penanaman pohon pada kawasan sempadan waduk dilakukan dengan reboisasi dan
rehabilitasi kawasan hutan dan lahan. Dengan memperhatikan aspek partisipasi
masyarakat sekitar yang dapat menggunakan hasil tanaman yang telah ditanam tanpa
menebang tanaman tersebut, maka hal ini dapat mempertahankan kondisi lingkungan
kawasan sempadan. Kegiatan tersebut akan dapat menjaga kelestarian dan menjaga
keamanan waduk dan mengurangi tingkat kerusakan/pencemaran air genangan
waduk. Sehingga umur bendungan dapat dipertahankan lebih lama.
a. Tanaman penutup tanah rendah; Tanaman penutup tanah rendah terdiri dari
jenis tumbuhan merambat atau menjalar antara lain Calopogonium muconoides
Desv, Centrosema pubescens Benth, Eupatorium triplinerve Vahl (daun
panahan, godong, prasman, jukut prasman), Salvia occidentalis Schwartz
(langon, lagetan, randa nunut), Althenanthera amoena Voss (bayem kremah,
kremek), Indigofera endecaphylla jacq (dedekan), Ageratum conyzoides L
(babandotan), Erechtites valerianifolia Rasim (sintrong), Borreria latifolia Schum
(bulu lutung, gempurwatu), Oxalis corymbosa DC, Brachiaria decumbens,
Andropogon zizanoides (akar wangi), Panicum maximum (rumput benggala),
Panicum ditachyum (balaban, paitan), Paspalum dilatum (rumput Australia),
Pennisetum purpureum (rumput gajah).
b. Tanaman penutup tanah sedang antara lain Clibadium surinamense var
asperum baker, Eupatorium pallessens DC (Ki Dayang, Kirinyuh), Lantana
camara L (tahi ayam, gajahan, seruni), Desmodium gyroides DC (kakatua,
jalakan). Acacia villosa Wild (lamtoro merah), Sesbania grandiflora PERS (turi),
Calliandra calothyrsus Meissn (kaliandra merah), Gliricidia maculata (johar cina,
gamal), L. Crotalaria laurifolia Poir (urekurekan, kacang cepel), Cajanus cajan
Nillst (kacang hiris, kacang sarde), Indigofera arrecta Hooscht, Leucaena glauca
(L) Benth (pete cina, lamtoro, kemelandingan), Tithonia tagetiflora Desp,
Graphtophyllum pictum Gries (daun ungu, handeuleum), Cordyline fruticosa
Backer, Eupatorium riparium REG.
c. Tanaman penutup tanah tinggi. Tanaman penutup tanah tinggi antara lain Albizia
falcata (sengon laut, jeunjing), Pithecellobium saman benth (pohon hujan),
Erythrina sp (dadap), Leucaena glauca atau Leucaena leucocephala,
Gigantolochloa apus (bambu apus).
Selain tanaman yang telah disebutkan diatas terdapat pula beberapa tanaman
buah yang nantinya dapat ditanam dan perawatannya diserahkan kepada masyarakat
Laporan Penataan Kawasan Waduk Jerowaru 102
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
sekitar sehingga hasil produksi dari tanaman tersebut daat dimanfaatkan oleh
masyarakat tanpa menebang tanaman/pohon yang telah ditanam.
Jenis pohon tersebut diantaranya adalah pohon buah yang dapat memproduksi
dan menghasilkan hasil dan bisa dipergunakan dan dipelihara oleh masyarakat tanpa
menebang tanaman pohon tersebut.
Jenis pohon produktif diantaranya Alpukat, Belimbing, Jambu Biji, Jambu Air,
Mangga, Nangka, Sawo, Sirsak, Sukun. Jenis pohon tersebut telah terdapat di
kawasan waduk Jerowaru sehingga dapat dikembangkan untuk menambah produksi
hasil daerah di sekitar kawasan waduk Jerowaru.
Pola tanam yang dilakukan berdasarkan pola tanam heterogen atau campuran
dengan Jarak tanam yang dilakukan mengacu terhadap reboisasi dan rehabilitasi
hutan dan lahan, yang merupakan hutan konservasi.
Setelah tersusun regulasi di setiap zona yang telah ditentukan, maka dilanjutkan
dengan menyusun konsep rencana tapak pada kawasan sempadan dan kawasan
waduk, sehingga dapat melindungi operasional bendungan dan juga menjaga
kelestarian waduk dari hal-hal yang tidak di ijinkan untuk dilakukan di kawasan
sempadan maupun waduk.
Dalam sub bab ini berisikan rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk
pembangunan rekomendasi penataan kawasan waduk dan desain tampak dari item
pembangunan yang dilaksanakan, sehingga dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembangunan selanjutnya. Item pembangunan tersebut diantaranya adalah:
➢ Gapura Masuk
➢ Identitas Bendungan
➢ Lampu Penerangan Tubuh Bendungan
➢ Lampu Penerangan Jalan
➢ Papan Peringatan
➢ Patok Pembatas
➢ Portal
➢ Penanaman Pohon Produktif
Dalam sub bab ini berisikan rencana anggaran biaya dari beberapa item
pembangunan beserta gambar detail desain pembangunan tersebut.
A. Gapura Masuk
Gapura masuk berfungsi sebagai penanda lokasi yang berada pada arah jalan
masuk menuju ke lokasi waduk. Gapura memiliki desain yang berkarakter sesuai
dengan lokasi waduk.
Lampu penerangan jalan merupakan salah satu pelengkap jalan masuk ke lokasi
waduk, sehingga arah jalan ke lokasi waduk menjadi terang dan memudahkan
operasional maupun perawatan bendungan pada malam hari.
E. Papan Peringatan
Penutup jalan atau portal dibangun pada pintu masuk tubuh bendungan yang
berfungsi sebagai penutup akses kendaraan yang melalui tubuh bendungan,
sehingga dapat memperpanjang usia bendungan dan demi menjaga bangunan
bendungan beserta bangunan operasional bendungan.
➢ Desain Portal
Jarak tanam yang dilakukan mengacu terhadap reboisasi dan rehabilitasi hutan
dan lahan, yang merupakan hutan konservasi, ditujukan untuk pemulihan
ekosistem, pembinaan habitat dan peningkatan keanekaragaman hayati. Jumlah
tanaman yang dimaksud untuk ditanam adalah 625 batang/hektare. Dengan luas
lahan hasil analisa 38.480 m2 atau 3,8 ha, sehingga dapat ditanami pohon
sejumlah 2.405 batang pohon.
Dari rincian anggaran biaya dalam item pembangunan penataan kawasan maka
dilakukan rekap keseluruhan biaya untuk memperoleh jumlah total biaya yang
dibutuhkan dalam satu kawasan waduk.
Waduk Jerowaru
Item Pekerjaan
Harga Satuan (Rp) Volume (m3) Jumlah (unit) Total (Rp)
Gapura Masuk Rp 7.650.000,00 17 1 Rp 130.050.000,00
Identitas Bendungan Rp 600.000,00 1 13 Rp 7.800.000,00
Lampu Penerangan Tubuh Bendungan Rp 7.000.000,00 1 2 Rp 14.000.000,00
Lampu Penerangan Jalan Rp 7.000.000,00 1 12 Rp 84.000.000,00
Papan Peringatan Rp 555.250,00 1 4 Rp 2.221.000,00
Patok Pembatas Rp 1.500.000,00 1 18 Rp 27.000.000,00
Portal Rp 1.550.000,00 7 1 Rp 10.850.000,00
Penanaman Pohon Produktif Rp 650.000,00 1 2405 Rp 1.563.250.000,00
Jumlah Total Jumlah Total Rp 1.839.171.000,00
Pembulatan Rp 1.840.000.000,00