KELOMPOK 69
FAKULTAS TEKNIK
SALEMBA
MEI 2019
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 6
BAB 4 BIAYA.............................................................................................................................. 34
5.1 PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN DAN PERSIAPAN .......................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
5.2 PEKERJAAN GALIAN .................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
5.3 PEKERJAAN PONDASI BORED PILE STRUKTUR .................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
5.4 PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM.............................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
2
5.5 PEKERJAAN STRUKTUR BETON ...................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 61
3
Tabel 1 Ruang Lingkup Pekerjaan PT. X .............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Pembagian Paket Kerja ............................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3 Gantt Chart proyek .................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4 S-Curve Proyek ........................................................................................ 30
Tabel 5 Jenis-Jenis Estimasi Biaya ....................................................................... 35
Tabel 6 Estimasi Biaya Proyek X Tower ............... Error! Bookmark not defined.
Tabel 7 Perhitungan Estimasi Nilai Kontrak ......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 8 S-Curve Proyek X Tower.......................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 9 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ..................................................... 50
Tabel 10 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ................................................... 51
Tabel 11 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ................................................... 51
Tabel 12 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ................................................... 51
Tabel 13 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ................................................... 53
Tabel 14 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018 ................................................... 53
Tabel 15 Ringkasan Earned Value Analysis ......................................................... 54
Tabel 16 Ringkasan Perhitungan Earned Value ................................................... 55
Tabel 17 Penilaian SPI dan CPI ............................................................................ 57
Tabel 18 Kesimpulan Perhitungan Earned Value .. Error! Bookmark not defined.
4
Daftar Gambar
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Gambar 1
6
1.2.2 Kontrak
Adapun nilai kontrak dari proyek ini adalah sebagai berikut:
7
4. SCOPE OF WORK
Lingkup pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Rekind dalam proyek ini meliputi
Project Name : Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Donggi
Owner Engineering, Procurement,
: PT. Pertamina EP (PEP) Construction, Pre-commissioning dan Commissioning
Page: 11 of. 86
Job No. : 12-1608
4. SCOPE OF WORK
Lingkup pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Rekind dalam proyek ini
Lingkup pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Rekind dalam proyek ini meliputi
meliputi
Engineering,Engineering, Procurement,
Procurement, Construction, Construction,danPre-commissioning
Pre-commissioning Commissioning. dan
Commissioning.
8
Tower Y Eksisting
Proyek Tower X
9
BAB 2
DESKRIPSI KERJA
2.1 Work Package
Ruang lingkup pekerjaan merupakan salah satu deliverable utama dalam
menjalankan suatu proyek dengan berdasarkan kepada kesepakatan kontrak yang
sudah disepakati bersama. Proses pengelolaan ruang lingkup suatu proyek yang
meliputi pendokumentasian, pendefinisian paket-paket pekerjaan untuk kemudian
dapat dilaksanakan, dikendalikan dan di evaluasi menjadi peranan penting dalam
pengelolaannya. Pengembangan dan pendefinisian paket-paket pekerjaan dapat
dilakukan melalui rapat manajemen dengan memppertimbangkan kebijakan serta
budaya perusahaan dan lesson learned proyek sebelumnya sehingga didapatkan
paket-paket pekerjaan yang realistis untuk dapat dieksekusi.
10
Gambar 3 Proses penetapan Ruang Lingkup Kerja
Sumber Gambar : PMBOK 5th Edition
11
Berdasarkan analisa para ahli makan dihasilkan suatu pernyataan untuk
lingkup proyek. Pernyataan lingkup proyek merupakan deskripsi lingkup proyek,
kiriman utama, asumsi, dan batasan. Pernyataan lingkup proyek
mendokumentasikan keseluruhan ruang lingkup, termasuk cakupan proyek dan
produk. Ini menjelaskan, secara rinci, kiriman proyek dan pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menciptakan kiriman tersebut.
Hal Ini juga memberikan pemahaman umum tentang cakupan proyek di
antara pemangku kepentingan proyek. Ini mungkin berisi pengecualian ruang
lingkup eksplisit yang dapat membantu dalam pengelolaan harapan pemangku
kepentingan. Ini memungkinkan tim proyek melakukan perencanaan yang lebih
terperinci, membimbing pekerjaan tim proyek selama eksekusi, dan memberikan
dasar untuk mengevaluasi apakah permintaan akan perubahan atau pekerjaan
tambahan terkandung di dalam atau di luar batas-batas proyek.
Pernyataan lingkup proyek rinci, baik secara langsung, atau dengan
mengacu pada dokumen lain, adalah sebagai berikut:
Product scope description (deskripsi lingkup produk). Secara
progresif uraian karakteristik produk, layanan, atau hasil yang
dijelaskan dalam piagam proyek dan dokumentasi persyaratan.
Deliverable. Setiap produk, hasil, atau kemampuan yang unik dan
dapat diverifikasi, dapat dilakukan untuk melakukan layanan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses, fase, atau proyek. Ini juga
mencakup hasil tambahan, seperti laporan manajemen proyek dan
dokumentasi. Ini dapat dijelaskan pada tingkat ringkasan atau
dengan sangat rinci.
Project exclusion (pengecualian proyek). Umumnya
mengidentifikasi apa yang dikecualikan dari proyek. Secara eksplisit
menyatakan apa yang berada di luar ruang lingkup proyek
membantu mengelola harapan para pemangku kepentingan.
Acceptance criteria (kriteria penerimaan). Kondisi yang harus
dipenuhi sebelum kiriman diterima.
Constraints (batasan). Faktor pembatas yang mempengaruhi
pelaksanaan suatu proyek atau proses. Kendala yang diidentifikasi
12
dengan daftar pernyataan lingkup proyek dan menjelaskan batasan
internal atau eksternal spesifik yang terkait dengan lingkup proyek
yang mempengaruhi pelaksanaan proyek, misalnya, anggaran yang
telah ditetapkan atau tanggal yang ditentukan atau tonggak jadwal
yang dikeluarkan oleh pelanggan atau organisasi. Bila sebuah proyek
dilakukan berdasarkan suatu kesepakatan, ketentuan kontrak pada
umumnya akan menjadi kendala. Informasi tentang batasan mungkin
tercantum dalam pernyataan lingkup proyek atau dalam catatan
terpisah.
Selain adanya pernyataan ruang lingkup kerja, hasil dari penetapan ruang
lingkup yang dianalisa oleh para pakar juga akan menghasilkan suatu asumsi.
Faktor dalam proses perencanaan yang dianggap benar, nyata, atau pasti, tanpa
bukti atau demonstrasi. Juga menggambarkan dampak potensial dari faktor-faktor
tersebut jika terbukti salah. Tim proyek sering mengidentifikasi,
mendokumentasikan, dan memvalidasi asumsi sebagai bagian dari proses
perencanaan mereka. Informasi tentang asumsi dapat tercantum dalam pernyataan
lingkup proyek atau dalam catatan terpisah.
13
o Foundation
Leveling Concrete : 3.189 m3
Concrete Foundation : 15.406 m3
Permanent Fence :
o Fence : 6273,82 m
o Gate : 10 set
Steel Structure : 1.675 ton
Landscaping
o Trees & shrubs : 3000 NOS
2. Piping Work
CPP & Dormitoy
o Above ground
CS, SS, Incoloy, Galvanized
Welding : 98.329 D/I
Test Package : 805 TP
FRP A/G
Welding : 19.628 D/I
Test Package : 98 TP
o Under Ground (CS, SS, FRP)
Welding : 16.210 D/I
Test Package : 43 TP
Senoro Area
Welding : 7231 D/I
Test Package : 52 TP
Wellpad Area
Welding : 5132,25 D/I
Test Package : 33 TP
3. Pipeline Work
Trunkline
o Stringing : 35.795 km
o Welding : 3085 jts
o Lowering : 35.795 km
Flowline :
o Stringing : 33.276 m
o Welding : 3229 jts
o Lowering : 33.276 m
Injection Line :
o Stringing : 2.710 m
o Jointing : 271 jts
o Lowering : 2710 m
4. Electrical Work
Power Distribution : 27 set
Lighting Fixture : 1.199 ea
Cathodic Protection : 146 ea
Cable & Wire
14
o Power, control & Telecom Cable : 168.110 m
o Ligthing Cable : 38.180 m
o Grounding Cable : 25.200 m
Motor Solo Run : 157 ea
Cable Tray : 5.000 m
Miscellaneous : 1.564 ea
5. Instrument Work
Cable & Wire
o Pulling Cable : 169.631 m
o Termination : 1556 pts
o Loop test : 2019 ea
Cable Tray : 8.778 m
Field Instrument
o CPP & Dormitory : 1.258 set
o Offsite Area : 112 set
6. Mechanical Work
Pump
o CPP & Dormitory : 82 ea
o Senoro Area : 3 ea
Compressor
o CPP & Dormitory : 10 ea
Tank
o CPP & Dormitory : 9 ea
o Senoro Area : 1 ea
Column
o CPP & Dormitory : 9 set
Vessel
o CPP & Dormitory : 28 set
o Senoro Area : 2 set
Exchanger
o CPP & Dormitory : 14 set
Filter
o CPP & Dormitory : 22 set
o Senoro Area : 1 set
Reactor
o CPP & Dormitory : 1 ea
Flare
o CPP & Dormitory : 3 ea
o Senoro Area : 1 ea
Package
o CPP & Dormitory : 26 set
o Senoro Area : 3 set
Other (Separator, Incinerator, Hot oil)
o CPP & Dormitory : 3 set
15
Paket-paket pekerjaan tersebut merupakan level 1 (high level) untuk
kemudian didekomposisikan dan dipecah ke pada material atau item yang harus
dikonstruksi atau install.
2.2 Work Breakdown Structures
Work breakdown structure (WBS) merupakan proses membagi
deliverable dan pekerjaan menjadi komponen lebih kecil sehingga lebih muduah
untuk dikelola.
Berdasarkan PM BOK 5th edition untuk membuat WBS diperlukan
beberapa data sebagai inputnya yakni
- Scope management plan
- Project scope statement
- Requirement document
- Enterprise environmental factors
- Organizational process asset
Dari dookumen-dokumen tersebut kemudian dilakukan analisa
berdasarkan justifikasi ahli (expert judgement) ataupun dengan teknin
dekomposisi.
WBS yang sudah ada akan menjadi dasar ruang lingkup kerja (scope
baseline) yang terdiri dari komponen project scope statement dan WBS selain itu
jika terdapat perbedaaan dengan dokumen awal proyek yang ada maka akan
diadakan pembaharuan dokumen proyek yang menyesuaikan dengan hasil WBS
tersebut.
2.2.1 WBS pada Studi Kasus Proyek PPGM Donggi
Work Breakdown Structure (WBS) pada studi kasus proyek ini
menggunakan teknik dekomposisi yakni teknik yang digunakan untuk membagi
lingkup proyek menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah diatur. Tingkat
dekomposisi ini disesuaikan dengan tingkat kontrol proyek yang dibutuhkan
organisasi dalam mengelola proyeknya. Dekomposisi pada proyek ini meliputi:
- Identifikasi dan analisis pekerjaan / task yang lebih rinci berdasarkan
kepada item/material yang dibutuhkan untuk diinstal
- Organisasi WBS
16
- Adanya pengembangan kode identifikasi komponen WBS.
Pelaksanaan dekomposisi juga dimbangi dengan justifikasi para ahli di
perusahaan PT Pertamina EP dan PT Rekayasa Industri dan lesson learned dari
proyek sejenis sebelumnya sehingga didapatkan skema pengontrolan yang sesuai
untuk proyek ini. Pembuatan awal schedule Proyek PPGM Donggi dilakukan
dengan beberapa tahap sebagai berikut.
Pembuatan dan pendetailan Work Breakdown Structure (WBS) dengan
mengacu pada project scope dan project deliverable. Pendetailan level dari
WBS disesuaikan dengan tingkat detil yang dibutuhkan dalam sistem
kotrol dan eksekusi. Level terendah dari WBS biasa dikenal dengan work
package.
Penentuan aktifitas pekerjaan/ milestone berdasarkan WBS/ work package.
Daftar aktifitas pekerjaan/ milestone diperoleh berdasarkan expert
judgement atau dari pengalaman proyek/ pekerjaan yang tipikal
sebelumnya.
Penentuan sekuen dan keterkaitan antar aktifitas.
Penentuan durasi dan resources setiap aktifitas. Penentuan durasi dan
resource didapatkan dari expert judgement atau pengalaman proyek-
proyek sebelumnya (three point estimate, productivity analysis, etc)
Analisa project schedule dengan software (metode Critical Path Method).
Durasi dan resource yang ditentukan pada setiap aktifitas disesuaikan
kembali agar sesuai dengan project objectives.
Schedule awal yang sudah dibuat selanjutnya dijadikan baseline schedule
yang berfungsi sebagai acuan tim dalam mengeksekusi proyek. Project
control/ schedule control dalam hal ini bertugas untuk menjaga agar tidak
ada aktifitas yang melenceng dari baseline dan menggeser waktu
penyelesaian proyek.
Secara garis besar, berikut adalah milestone baseline dan actual proyek
PPGM Donggi
17
Critical path utama pada proyek PPGM Donggi berada pada fase konstruksi
piping. Secara garis besar, percepatan yang dilakukan pada tiap fase Engineering,
Procurement, Construction dan Commissioning adalah sebagai berikut:
o Engineering,
Koordinasi dengan client untuk percepatan dokumen engineering yang terkait
dengan work front procurement dan konstruksi
o Procurement
18
Menyewa LCT untuk pengiriman equipment guna mempercepat sampai
site
o Construction
19
20
2.3 Pengaturan Pekerjaan Pada Studi Kasus Kontruksi X Tower
Pengaturan pekerjaan berdasarkan kepada dekripsi ruang lingkup kerja
yang sudah ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan budaya
kerja sehingga dapat diraih tujuan proyek.
Struktur organisasi yang di terapkan merupakan organisasi fungsional
dimana Project Manager memiliki pengendalian yang kuat yang dibantu HSE
Manager, General Affair, Construction Manager, QA Manager, Contract Officer,
Engineering Manager dan Commissioning Manager. Proyek ini menerapkan
pengontrolan dari Kantor Pusat yang dikontrol oleh Project Director serta HSE
dan PQ Departemen untuk disiplin HSE dan QA sehingga independensi dapat
tetap terjamin.
Dalam melaksanakan proyek ini pekerjaan dilaksanakan oleh personil
sesuai dengan disiplin sebagaimana organisasi chart lampiran-1.
21
BAB 3
SCHEDULING
3.1 Umum
Dalam sebuah proyek waktu menjadi salah satu variable yang dapat
menentukan keberhasilan suatu proyek, project time management adalah cara
yang digunakan untuk mengatur jadwal keseluruhan dalam sebuah proyek,
diperlukan adanya perencanaan yang matang antara kinerja ketercapaian dengan
keterikatan waktu. Dalam proses manajemen waktu, hal yang mendasar adalah
pembuatan schedule atau jadwal yang dimana terdapat korelasi antara lingkup
pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan, kegiatan yang berkesinambungan,
estimasi kegiatan, dan estimasi lamanya waktu kegiatan, serta mengkaitkan
hubungan satu sama lain untuk mencapai manajemen waktu yang optimal.
Ada beberapa komponen yang digunakan untuk melaksanakan
manajemen waktu di dalam proyek yaitu:
a. Manajemen perencanaan jadwal pekerjaan – yaitu melakukan perencanaan
terkait jadwal kegiatan untuk pekerjaan yang dilakukan selama proyek
berlangsung. Manajemen jadwal perencanaan membutuhkan data dari
perjanjian kerjasama proyek dan pertimbangan lingkungan sekitar yang
mungkin dapat menghambat pekerjaan dari proyek, sehingga bisa dilakukan
tindakan preventif jika ada hal yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
b. Penetapan Aktifitas pekerjaan – melakukan pembuatan daftar pekerjaan,
atribut pekerjaan, dan milestone yang berguna untuk detailing dari
manajemen perencanaan jadwal. Hal ini dapat mempermudah pihak
pelaksana dalam menentukan pekerjaan apa saja yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan sebuah proyek, hal ini dilakukan untuk mencegah ada
miskomunikasi dalam eksekusi pekerjaan
c. Perencanaan perkiraan kebutuhan aktifitas pekerjaan – melakukan
pendataan terkait kebutuhan yang diperlukan dalam melakukan aktifitas
pekerjaan, membuat turunan terhadap kebutuhan aktifitas pekerjaan yang
dibuat dalam dokumen-dokumen proyek.
22
d. Aktifitas pekerjaan yang beruntutan – Membuat jaringan korelasi terkait
jadwal pekerjaan yang telah dibuat dengan aktifitas pekerjaan agar
terbentuknya networking diagrams. Hal ini sangat membantu dalam
mengeksekusikan pekerjaan, jangan sampai ada pekerjaan yang dilakukan
sebelum memenuhi prasyarat atau tidak runtut sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan, perencanaan ini dilakukan juga untuk mempermudah
pekerjaan sehingga waktu dapat lebih dipersingkat.
e. Perencanaan perkiraan durasi aktifitas pekerjaan – dalam hal ini,
perencanaan durasi harus dilakukan guna menentukan kapan proyek harus
diselesaikan mengingat keterbatasan waktu. Hasil yang didapat dari proses
ini adalah perkiraan durasi kegiatan proyek dan dokumen perkembangan
progress proyek.
f. Pengembangan jadwal pekerjaan – Mengacu kepada tools yang pertama
yaitu plan schedule management, pengembangan akan dilaksanakan
mengingat kompleksnya aktifitas dalam proyek dan perlunya ada
breakdown , hasil yang didapat dari proses ini adalah schedule baseline,
project schedule, project calendars, project management plan updates, dan
project documents updates.
g. Pengelolaan Jadwal pekerjaan – Pengawasan adalah tahap terakhir yang
digunakan untuk memastikan bahwa perencanaan yang telah dibuat dapat
berjalan sesuai dengan ketetapan yang ada, sehingga kegiatan yang
terlaksana dapat dipantau oleh pihak yang bertanggung jawab. Dari proses
ini dihasilkanlah informasi performa pekerjaan, ramalan jadwal, change
request, perkembangan manajemen proyek, perkembangan proyek dalam
bentuk dokumen, dan perkembangan asset.
23
Gambar 4 Project Time Management Overview
Sumber Gambar : PMOBK Edisi ke-6
24
Hal ini menjadi sangat membantu dengan adanya arahan yang jelas
terkait bagaimana jadwal proyek dapat dilaksanakan dan diatur selama proyek
berlangsung. Berikut diagram yang didapatkan melalui PMBOK edisi ke-6 terkait
bagaimana skema dari manajemen perencanaan jadwal.
Gambar 5 Rencana Manajemen Jadwal : Inputs, Tools & Techniques and Ouputs
Sumber Gambar : PMBOK Edisi ke-6
25
3.4 Urutan Aktifitas-Aktifitas
Untuk mempermudah pembuatan sequences activities, ada metode yang
dapat digunakan untuk membangun permodelan jadwal yang di representasikan
yaitu menggunakan precedence digaramming method (PDM). PDM terdiri dari 4
tipe ketergantungan. 4 ketergantungan tersebut masing-masingnya memiliki
hubungan yang mempermudah untuk melakukan identifikasi kegiatan yang harus
dilaksanakan yaitu :
Finish-to-start (FS)
Finish-to-Finish (FF)
Start-to-start (SS)
Start-to-finish (SF)
26
3.5 Estimasi Durasi Aktifitas
Estimasi durasi aktifitas adalah proses perhitungan jumpah periode waktu
kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap aktifitas-aktifitas individual
dengan sumberdaya yang telah ditentukan. Kunci utama dari proses ini adalah
menyediakan berupa jumlah waktu yang dibutuhkan setiap aktifitas untuk
diselesaikan.
Gambar 8 Estimasi durasi aktifitas: Inputs, Tools & Techniques and Ouputs
Sumber Gambar : PMBOK edisi ke-6
27
3.6 Pengembangan Jadwal
Pengembangan jadwal adalah proses dalam melakukan analisis dari
activity sequences, resource requirements, duration, dan schedule constraints
untuk membuat project schedule model. Kunci manfaat yang dihasilkan dalam
proses ini adalah permodelan jadwal yang teklah dibuat sebelumnya dapat
dilengkapi dengan adanya “tanggal” dalam menyelesaikan aktivitas dalam proyek,
hal ini membuat adanya kemudahan dalam mengidentifikasi aktivitas kegiatan
yang harus dilakukan dengan melihat/forecasting hambatan hambatan yang ada di
kedepannya, sehingga pihak pelaksana dari proyek tersebut dapat melakukan
persiapan dalam mengembangkan contingency plan.
28
Schedule data
Merupakan kumpulan informasi yang menjelaskan dan mengwasi jadwal
yang telah dibuat.
Project calendars
Merupakan kalender yang telah dibuat mengacu dari project schedule
danschedule data terkait hari kerja yang akan dilakukan oleh pihak pelaksana.
Project calendars mempermudah dalam membedakan antara kalender normal pada
umumnya dengan kalender pekerjaan pada proyek.
Project management plan updates
Project documents updates
29
Hasil yang didapatkan dari proses berdasarkan diagram diatas terdiri
dari:
Work performance information
Yaitu hasil perhitungan terkait kinerja dari proyek yang telah
dilaksanakan mengacu kepada indikator-indikator yang terdapat pada work
breakdown structure.
Schedule forecast
Prediksi terkait kondisi yang akan terjadi di kedepannya terhadap
pelaksanaan proyek.
Change request
Project management plan updates
Hal yang dapat diperbaharui dari project manajement plan yaitu terdiri
dari schedule data, project schedule, dan risk register.
Project documents updates
30
Tabel 1 S-Curve Proyek
31
Project Name : Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Donggi
Owner : PT. Pertamina EP (PEP) Page: 24 of 86
Job No. : 12-1608
Description
Description Weight Factor
Weight Factor
Phase
Phase Dicipline
Dicipline Phase
Phase Dicipline
Dicipline
Procurement 61.90%
Procurement 61.90%
Process 3.79%
Process
Mechanical 52.19% 3.79%
Mechanical
Piping 52.19%
7.23%
Piping
Pipeline 10.13% 7.23%
Electrical
Pipeline 11.48%
10.13%
Instrument
Electrical 13.84%
11.48%
2 Years Spare Part
Instrument
1.35%
13.84%
Construction 32.07%
2 Years Spare Part
Civil
54,88%
1.35%
Construction
Mechanical 32.07%
5,40%
Civil
Piping Under 54,88%
1,93%
Ground
Mechanical 5,40%
Piping Above
Piping Under
Ground
14,28% 1,93%
Ground
Flowline 14,79%
Piping Above
Trunkline 14,28%
3,66%
Ground
Electrical 3,43%
Flowline
Instrument 14,79%
1,63%
Commissioning Trunkline
1.03% 3,66%
Electrical
MC 15.00% 3,43%
PSSR
Instrument 4.00% 1,63%
Commissioning Commissioning
1.03% 70.00%
Project Name : Proyek
Pengembangan GasMC Matindok (PPGM) Donggi 15.00%
Owner : PT. Pertamina EP (PEP) Page: 25 of 86
Job No. :
12-1608 PSSR
PT. REKAYASA INDUSTRI 4.00%
Commissioning 70.00%
Description Weight Factor
Phase Dicipline INDUSTRI
PT. REKAYASA Phase Dicipline
Field Training 1.00%
OA 10.00%
6.7.2. Cost 32
Cost Control adalah pengumpulan proses, pengakumulasian, menganalisis,
melaporkan dan mengelola biaya proyek pada saat proses berlangsung.
33
BAB 4
BIAYA
34
Penerapan manajemen biaya diterapkan pada fase Perencanaan dan
selebihnya pada fase Pengendalian. Kegiatan manajemen biaya proyek pada fase
planning meliputi : Perencanaan sumber daya, estimasi biaya dan anggaran biaya.
Sedangkan pada fase pengendalian kegiatannya adalah pengendalian biaya
proyek.
35
– File proyek;
– Informasi historis;
– Pengetahuan tim proyek;
– Pengalaman proyek-proyek sebelumnya
3. Pernyataan cakupan proyek
Mengandung informasi tentang persyaratan produk proyek, yang
diperlukan dalam mengestimasi biaya.
4. WBS dan penjelasan (kamus) nya
WBS untuk mengorganisasi estimasi biaya dan menjamin bahwa semua
pekerjaan telah diestimasi biayanya
5. Rencana manajemen proyek
Memuat keseluruhan rencana untuk pelaksanaan, monitoring dan
pengendalian proyek, termasuk rencana bagian-bagian proyek seperti rencana
manajemen jadwal, rencana manajemen SDM, register resiko.
36
Piranti berbantuan komputer P/L manajemen proyek, spreadsheet, P/L
simulasi
7. Analisis dokumen lelang vendor
Analisis dokumen lelang vendor menggunakan dokumen lelang yang
diajukan oleh vendor untuk mengestimasi biaya
8. Analisis cadangan
Analisis cadangan Cadangan biaya (contingency allowances) perlu
diwaspadai, agar tidak terjadi anggaran yang cadangannya sangat besar
9. Biaya kualitas
Biaya ini dapat dipakai dalam mengestimasi biaya agar hasilnya sesuai
dengan persyaratan
37
5. Kalender sumber daya
6. Kontrak: Berkaitan dengan produk atau hasil apa saja yang telah
dibeli.
38
Pada Proyek PPGM Donggi ini, anggaran biaya merupakan komponen
dari Cost Baseline dan Management Reserved dengan nilai US$ 278,970,000 dan
Estimasi Nilai Kontrak : USD 293,300,000
4.3 Cost Control
Merupakan kegiatan untuk mengontrol perubahan terhadap anggaran
proyek dan mempengaruhi factor-faktor yang menimbulkan penyimpangan biaya
proyek.
Proses dalam pengendalian biaya termasuk:
- monitoring kinerja pembiayaan, untuk mendeteksi adanya penyimpangan
dari rencana
- meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam
baseline biaya yang direvisi
39
- memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan dapat
mengakibatkan perubahan biaya pula.
40
• Cost Performance Index ( CPI) , variabel yang dpt digunakan untuk
mengestimasi biaya pada saat proyek selesai berdasarkan kinerja proyek sampai
waktu tertentu
• Schedule Performance Index ( SPI) , variabel yang dpt digunakan untuk
mengestimase waktu selesainya proyek, berdasarkan kinerja proyek sampai waktu
tertentu
Makna Angka dalam EVM:
• Angka negatif untuk CV dan SV mengindikasikan masalah dalam
kinerja proyek. Biaya proyek berarti sudah melebihi dari yang direncanakan atau
waktu yang digunakan sudah lebih panjang daripada yang direncanakan
• CPI dan SPI < 100% juga menunjukkan adanya masalah dalam kinerja
proyek
41
Gambar 12 Contoh Grafik Perhitungan EVM
42
Berdasar Analisis Earned Value, maka didapat parameter-parameter nya
per 18 Januari 2018 sebagai berikut :
1. Plan Value : 93.8744 % x Rp 1.145.697.876.990 = Rp 1.075.517.007.837
2. Earned Value : 70.6347 % x Rp 1.145.697.876.990 = Rp 809.260.258.318
3. Actual Cost : Rp 810.872.603.996
4. Cost Variance : EV-AC = - Rp 1.612.345.678
5. Cost Performance Index : EV/AC = 0.998
Dari analisis tersebut dapat dilihat status proyek ini pada 18 Januari 2018
Adalah over budget. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan koreksi agar proyek
ini tidak over budget.
43
BAB 5
PELAKSANAAN
Pada Proyek PPGM Donggi ini, safety ditempatkan sebagai prioritas paling tinggi
dalam pelaksanaan konstruksi. Regulasi dan peraturan safety akan
dikomunikasikan kepada semuapihak yang bekerja di areal CPP dan juga di area
flowline dan trunkline.
Pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan dibagi menjadi beberapa paket pekerjaan
dengan membuat rencana subkontraktor yang mengacu pada spesialisasi
subcontraktor, jenis pekerjaan dan kemampuan dari subkontraktor. Untuk
pekerjaan yang sifatnya tidak terlalu structural diutamakan subkontraktor lokal
yang akan mengerjakan.
44
Apabila terjadi indikasi keterlambatan jadwal pelaksanaan, maka bila diperlukan
akan dilakukan directhire tenaga kerja agar pekerjaan konstruksi dapat mengejar
jadwal yang sudah ditetapkan. Khusus untuk piping, fabrikasi dilakukan di site
dengan menyiapkan pipe shop di site, untuk mengurangi terjadinya kesalahan baik
saat fabrikasi ataupun saat installasi.
Rencana pembelian dan pengiriman semua equipment dan material utama akan
dilakukan secara berurutan sesuai dengan strategi konstruksi untuk mengurangi
kompleksitas penanganan di lapangan. Urutan instalasi konstruksi dibuat
berdasarkan prioritas turn over sistem dan prioritas tersebut dipakai sebagai
pedoman urutan erection di lapangan. Penerapan metode jalur kritikal juga
digunakan untuk membantu pengiriman peralatan yang memiliki waktu kirim lama
dan bulk material dilakukan dengan urutan yang benar untuk meminimalisir
pengaruh terhadap jadwal.
Project Name : Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Donggi
Owner : PT. Pertamina
Proyek PPGM EP (PEP) di Desa Donggi, Kecamatan Toili Barat, Kabupaten
Donggi berlokasi Page: 37 of 86
Job No. : 12-1608
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah.
9.1.3. Schedule
Detail schedule pada fase konstruksi mengacu kepada master schedule yang
5.1 Scope of Construction and Pre-Commissioning Work
sudah dikembangkan pada fase perencanaan. Critical path fase konstruksi
Temporary Facility
terletak pada instalasi piping yang disebabkan karena tidak performnya
subkontraktor,
Ruang lingkup dan temporary
untuk pekerjaan pada kesiapan equipment
facility untuk Dehydration
menunjang Unit yang
pekerjaan di
lapangan disebabkan
proyek PPGM Donggi yaitu Site Office PT. Pertamina EP, Site Office
karena tidak performnya vendor sehingga terjadi banyak re-work di
PT.Rekayasa Industri, Temporary Warehouse, Temporary Genset, Temporary
site.
Recreation Hall, Temporary Pipe Shop, Portacamp, Temporary
Pengndendalian schedule dibuat oleh scheduler dan dikoordinasikan oleh
construction control ke setiap subcontractor.
45
9.2. Construction Work Volume
Final BQ untuk pekerjaan konstruksi di proyek PPGM Donggi ini dapat dilihat
secara detail pada Attachment-14.
Feeding Station, Temporary Post Security, Temporary Fencing, Temporary Labor
Toilet, Temporary Parkir Kendaraan, dan Temporary Watching Stand untuk
security.
Untuk melaksanakan pekerjaan temporary tersebut REKIND memperdayakan
tenaga kerja dari subkontraktor lokal.
Mechanical Work
Pekerjaan mechanical dilakukan oleh PT. Guna Teguh Abadi dimulai dari persiapan
rigging plan, preparation installation, erection, install accesories, plumbness, final
alignment samapai dengan assist solo run.
Adapun detail equipment apa saja yang dipasang dapat di lihat di equipment list
pada lampiran Attachment-3 – Equipment List
Electrical Work
46
Pekerjaan electrical di bagi ke 2 paket, paket 1 untuk area CPP dikerjakan oleh PT.
Varia Usaha, paket 2 untuk area senoro, dan wellpad dikerjakan oleh PT.Recon
Sarana Utama.
Lingkup pekerjaan meliputi cable grounding, lighting, lightning, install cable tray
and ladder, pulling cable, termination, megger, install panel MCC MV & LV, lighting
panel, solo run, dan mechanical run test.
Instrument Work
Piping Work
Pekerjaan piping Work di bagi kedalam 2 bagian, yaitu piping under ground dan
piping above ground.
Pekerjaan piping above ground di CPP pada tahap awal dilakukan oleh PT.
Gatramas Internusa, namun pada saat perjalanan dikarenakan kondisi performance
productivity welding yang rendah setiap harinya pekerjaan piping above ground di
CPP diambil alih secara langsung (task force) oleh PT. Rekayasa Industri.
Sedangkan pekerjaan piping above ground dan under ground di well pad dan senoro
area dilakukan oleh PT. EPTCO Dian Persada. Pekerjaan piping under ground di
CPP dilakukan oleh PT. Prima Kana Energy. Lingkup kerja pekerjaan piping above
ground yaitu Shop dan field fabrication pipa. Sedangkan untuk piping underground
terdiri dari shop dan field , fabrication pipa, excavation, lowering, dan backfilling.
Pipeline Work
Pekerjaan pipeline di bagi kedalam dua area yaitu Trunkline dan Flowline.
Pekerjaan pipeline di area trunkline di kerjakan oleh PT. Lagawico, dan Flowline
dikerjakan oleh PT.Prima Kana Energy.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pemipaan di area trunkline dan flowline
diperlukan pekerjaan ROW preparation, pekerjaan ini dilakukan oleh PT. Andatu
Lestari. Adapun langkah-langkah pekerjaan pemasangan pemipaan di area
trunkline dan flowline, sebagai berikut :
1.ROW preparation
2.Stringging pipe
4.Trenching
5.Lowering
6.Backfilling
Precommissioning Work
47
Pekerjaan precommissioning yaitu pekerjaan dimana semua facilitas harus
dilakukan pengetesan. Adapun pekerjaan-pekerjaan pengetesan yang dilakukan
yaitu:
1.Solo run pada pompa
2.Illumination test pada lighting
3.Flushing dan blowing pada pipa
4.Tightening/flange management pada valve, flange dan fittings
5.Leak test pada alat instrumentasi
6.Energize pada alat elektrikal
7.Helium leak test pada pipa
8.Lube oil flushing pada pipa
9.Pigging pada pipe line
Berikut adalah major equipment yang digunakan pada Proyek PPGM Donggi:
1. Owner office
2. Contractor office
3. Guard house
4. Feeding station
5. Recreation hall
6. Musholla
7. Warehouse building
8. Laydown area
48
49
BAB 6
PENGAWASAN DAN PENGONTROLLAN
50
cost. Ini merupakan pengukuran performa biaya pada proyek. Perhitungan : CV =
EV – AC.
Tabel 4 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018
AC Rp 810.872.603.996
EV Rp 809.260.258.318
CV = EV – AC Rp (1.612.345.678)
51
Gambar 13 Earned Value, Planned Value, dan Actual Cost
Sumber Gambar : PMBOK edisi ke-6
6.2 Forecasting
Pada saat proyek berjalan, project tim bisa mengembangkan forecast
untuk estimate at completion (EAC) yang mungkin berbeda dari budget at
completion (BAC) berdasarkan performa proyek. Sangat memungkinkan BAC
tidak lagi dapat dipenuhi sehingga project manager harus mengikuti EAC.
Forecasting EAC. Forecasting EAC dimaksudkan untuk memberikan gambaran
proyeksi pada kondisi dan kejadian yang akan datang berdasarakan performa
sekarang dan pengetahuan lain yang mendukung. EAC merupakan aktual cost
ditambahkan dengan eatimate to complete (ETC). Perhitungan : EAC = AC +
Bottom-up ETC.
Project Manager memiliki perhitungan cepat untuk EAC dibandingkan
dengan banyaknya perhitungan EAC menggunakan berbagai skenario resiko.
Ketika menghitung nilai EAC digunakan nilai kumulatif CPI dan SPI. Pada
proyek ini digunakan pendekatan perhitungan EAC
6.2.1 EAC forecast untuk ETC work berdasarkan nilai SPI dan CPI
52
Pada metode ini, ETC work akan dihitung pada tingkat yang efisien yang
mempertimbangkan indeks biaya maupun schedule. Perhitungan : EAC = AC +
(BAC-EV)/(CPI x SPI)
Tabel 7 Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018
BAC Rp 1.145.697.876.990
AC Rp 810.872.603.996
CPI 0,99
SPI 0,75
EAC = AC + (BAC-EV)/(CPI x SPI) Rp 1.258.893.256.238,16
53
Gambar 14 To-Complete Performance Index (TCPI)
6.4 Performance Review
Performance review membandingkan performa biaya over time, aktivitas
schedule atau paket pekerjaan yang overrunning dan underruning dari budget, dan
perkiraan tambahan biaya untuk menyelesaikan proyek. Jika menggunakan EVM
maka informasi di bawah ini dapat ditentukan.
Variance Analysis; Trend Analysis; dan
Earn Value Performance
54
Tabel 10 Ringkasan Perhitungan Earned Value
Nilai Metrik Pada Akhir Januari 2018
PV Rp 1.075.517.007.837
EV Rp 809.260.258.318
AC Rp 810.872.603.996
BAC Rp 1.145.697.876.990
CV Rp (1.612.345.678)
SV Rp (266.256.749.519)
VAC Rp (113.195.379.248,16)
CPI 0,998
SPI 0,75
55
EAC Rp 1.258.893.256.238,16
ETC Rp 448.020.652.241,91
TCPI = (BAC-EV)/(BAC-AC) 1,0048
TCPI = (BAC-EV)/(EAC-AC) -208,66
56
BAB 7
PELAPORAN
57
BAB 8
KESIMPULAN
58
memiliki keahlian di bidangnya dan mendapatkan persetujuan project sponsor
untuk memastikan perusahaan dapat mengelola dan menerima risiko dan keputuan
yang diambil.
59
DAFTAR PUSTAKA
PMBOK Edisi 6
60
LAMPIRAN
61
Lampiran 1.
TOWER X
62
Lmpiran 2.
63
Lampiran 3.
TOWER X PT X
64