Anda di halaman 1dari 5

KOTA TANGGUH BENCANA

“PENANGGULANGAN BENCANA DI KECAMATAN MANTIKOLORE KELURAHAN


LAYANA INDAH DAN TALISE”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

VALENTIARA F23120004

MASITA CAHAYA MADANI F23120008

NUR ALISA ANWAR F23120009

DIVA SUCI ZAKIA DAYANUN F23120044

FATURRAHMAN PAGESA F23120049

NUR ANNISAH USMAN F23120050

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
LATAR BELAKANG

Kecamatan Mantikulore merupakan salah satu kecamatan pemekaran dari kecamatanPalu Timur
(Kecamatan Induk) yang di resmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah secarasimbolis pada
Tanggal 19 Juli Tahun 2012 di Kecamatan pemekaran Ulujadi yang di saksikanoleh Wali Kota
Palu, DPRD Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah dan DPRD Kota Palu, bersamatokoh masyarakat
dan seluruh warga masyarakat Kota Palu. Peraturan Daerah Kota Palu No. 4Tahun 2012 tentang
Pembentukan Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Tatanga, Tawaeli, dankecamatan Mantikulore
ditetapkan di Palu pada tanggal 17 April 2012 Pasal 2 Pembentukan Kecamatan Daerah
merupakan pemekaran (4) menjadi (8) Kecamatan Pembentukan Kecamatansebagaimana di
maksud pada ayat 1 :Kecamatan Mantikulore meliputi tujuh kelurahan antara lain Kelurahan
Layana Indah,Kelurahan Tondo,Kelurahan Talise,Kelurahan Tanamodindi,Kelurahana
Lasoani,Kelurahana Poboya dan Kelurahan Kawatun

Layana Indah adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Mantikulore yang memiliki luas sebesar
15,00 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 4.290 Jiwa. Arti nama Layana adalah air kecil
tergenang yang tidak mengalir kemana-mana. Rata-rata kawasan Layana Indah di dominasi oleh
perbukitan dan pegunungan. Pada Saat ini Kelurahan Layana Indah merupakan daerah
Peternakan khusunya Sapi dan Kambing, dan derah Kelurahan Layana Indah merupakan juga
derah Industri Rotan baik yang diekspor keluar negeri maupun yang dibuat kerajinann yaitu
berupa Kursi,Lemari dan berbagai macam jenis kerajinan lainya .

Kelurahan talise merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan mantikulore
yang memiliki luas kurang lebih 7,2 Km2, pada kelurahan ini biasanya terjadi bencana aalam,
bencana alam yang biasa terjadi yaitu bencana gempa bumi dan tsunami, sebelum membahas
bencana alam yang sering kaali terjadi d kelurahan ini, penyebab terjadinya bencana alam
tersebut yaitu salah satunya karena adanya sesar palu koro, sesar palu koro.

Sesar Palu-Koro atau sistem sesar Palu-Koro merupakan suatu sistem zona patahan sesar
mendatar mengkiri besar aktif yang memanjang dari utara-barat laut ke selatan-tenggara di pulau
Sulawesi di Indonesia. Sesar tersebut memanjang dari dekat Dondowa, Kabupaten Luwu Utara,
di selatan, di mana itu bertemu Sesar Matano. Sesar tersebut memanjang terus ke utara, lepas
pantai melewati Teluk Palu dan melintas di sisi barat Semenanjung Minahasa, sebelum akhirnya
bertemu dengan Zona Subduksi Sulawesi Utara. Meskipun ini adalah sesar mendatar, ada
beberapa titik di mana sesar tersebut bergerak tegak lurus. Dekat kota Palu, sesar ini membentuk
sisi barat Cekungan Palu, suatu cekungan tarik terpisah kecil yang berkembang sejalan sistem
sesar. Sesar ini membatasi dua mikroblok besar yang membentuk Pulau Sulawesi - blok Sula
Utara dan Blok Makassar. Saat ini laju pergerakan di sepanjang Sesar Palu-Koro diperkirakan
berada di kisaran 30-40 mm per tahun, dibandingkan dengan laju rata-rata 40-50 mm per tahun
selama kurun waktu 5 juta tahun terakhir.

Kelurahan ini memiliki potensi terjadinya bencana alam gempa bumi dan tsunami, pada
28 september 2018 terjadinya gempa bumi yang disusul oleh tsunami ini menyebabkan
kerusakan parah pada beberapa daerah sekitaran kota palu yang khususnya kelurahan talise yang
menyebabakan munculnya korban jiwa dan kerugian yang sangat besar, namun dengan
terjadinya bencana ini ttelah beredar rencana untuk membangun tanggul laut di teluk palu untuk
menahan abrasi dan pasang laut. Tanggul akan mulai dibangun pada 2019 sepanjang 7,5 Km di
palu, namuun begitu ada pula usul untuk mempertimbangkan mangrove untuk sebagai
pelindung jangka panjang.

TUJUAN

untuk mengetahui apa saja bencana yang terdapat dikecamatan mantikulore khususnya di
kelurahan layana indah dan lasoani serta bagaimana cara penanggulangannya

METODE PENANGGULANAGAN BENCANA

kecamatan Mantikulore adalah salah satu kecamatan baru di bagian timur Kota Palu. Secara
administratif, wilayah Mantikulore dibagi menjadi 7 kelurahan. Kecamatan mantikulore
termasuk dalam salah satu kecamatan yang berpotensi terhadap bencana alam tsunami, gempa,
maupun banjir. Namun potensi bencana yang paling besar adalah bencana tsunami dan banjir
khususnya di Kelurahan Layana Indah dan Kelurahan Talise.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menanami sebanyak 1.708 bibit vegetasi di kawasan pantai
Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebagai upaya mengurangi risiko bencana tsunami yang pernah
melanda daerah tersebut. penanaman vegetasi pantai dimaksudkan sebagai upaya mitigasi untuk
mencegah kerugian yang ditimbulkan apabila terjadi tsunami. Vegetasi pantai di sepanjang garis
pantai dapat berfungsi sebagai sabuk pantai dalam mereduksi tsunami. Konfigurasi vegetasi
pantai dengan ketebalan dan kerapatan tertentu akan membentuk sabuk pantai yang memberikan
manfaat bagi lingkungan pesisir dan masyarakat, tujuan dari kegiatan penanaman vegetasi pantai
ini untuk memperkuat ketangguhan kawasan pesisir yang rawan terhadap bencana tsunami.
Program penanaman vegetasi pantai di Kota Palu tersebar di empat wilayah pesisir dua
diantaranya adalah Kelurahan Layana Indah dan Keluarahan Talise. Jenis vegetasi yang ditanam
adalah Ketapang dengan pertimbangan substrat pantai berpasir dan dominasi ketapang pada area
tersebut. dengan adanya penanaman vegetasi pantai ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat sehingga dapat mengurangi potensi resiko baik moril maupun materiil
masyarakat pesisir akibat bencana tsunami. vegetasi pantai itu juga dapat berperan dalam
membangkitkan ekonomi masyarakat pesisir melalui mata pencaharian alternatif yang muncul
dari adanya kawasan hutan pantai.

Selanjutnya untuk bencana banjir sendiri dapat dilakukan penanggulangan dengan membuat
fungsi sungai dan selokan agar dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat
aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan
sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat, melakukan
reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan
cepat, memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk
penyerapan air, dan berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit
sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai, Dengan melakukan cara penanggulangan
banjir tersebut dapat mencegah bencana banjir. Karena selama ini pemerintah Kota Palu pun
telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus
mendukung agar semua bisa teratasi dengan baik

METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis penelitian yang kita ambil adalah data kuantitatif. Penelitian ini juga merupakan penelitian
hipotesis sederhana dengan analisis data kuantitatif deskriptif yang digunakan untuk mengetahui
analisis dalam upaya mitigasi bencana. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau
keadaan. Hasil metodologi penelitian kuantitatif berupa hipotesis. Instrument, statistik, dan
hipotesis pada umumnya ditemukan pada :

1) Survei Metode : survei digunakan untuk mendapatkan data tentang karakteristik sesuatu.
Metode ini juga digunakan untuk menguji beberapa hipotesis atas sampel yang diambil dari
suatu populasi. Teknik pengumpulan data adalah dengan kuisioner atau wawancara. Hasil dari
metodologi penelitian ini berupa generalisasi.

2) Eksperimen Metode : eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen


(perlakuan/treatment) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang dikendalikan. Agar
kondisi dapat dikendalikan, dalam penelitian eksperimen dibutuhkan kelompok kontrol.
Metodologi penelitian ini sering dilakukan di laboratorium

Anda mungkin juga menyukai