Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN AKUAKULTUR DANAU

KUALITAS AIR DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA


IKAN DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

ANDI ISTI NURSANTI.K 20.023.54.243.006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2022/2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
hidayah,dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Akuakultur Danau yaitu membuat
makalah tentang. Kualitas air dan potensi produksi sumber daya ikan di danau
towoti, Sulawesi selatan.

Kualitas air dan potensi produksi sumber daya ikan di danau towoti,
Sulawesi selatan. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Kualitas air dan

potensi produksi sumber daya ikan di danau towoti, Sulawesi selatan. ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................
KATA PENGANTAR............................................................
DAFTAR ISI..........................................................................
BAB I PENDAHULUN..........................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dan memiliki
kekayaan biota yang tinggi karena termasuk dalam kawasan Wallacea
bersamasama dengan Philipina dan Nusa Tenggara yang merupakan daerah
peralihan antara zoogeografi Oriental dan Australia (Whitten et al., 1987).
Perairan umum Pulau Sulawesi yang berupa danau terkenal banyak menyimpan
jenis ikan endemik termasuk perairan umum dalam kompleks Danau Malili
(Danau Matano, Mahalona, Towuti, Wawantoa, dan Masapi) yang terletak di
Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau Towuti mempunyai karakter
fisik meliputi luasan mencapai ±560 km2 , kedalaman maksimum 203 m,
ketinggian dari permukaan laut 293 m dan kecerahan sedalam 22 m (Fernando
dalam Haffner et al., 2001), merupakan danau terluas kedua di Indonesia setelah
Danau Toba dan sebagai danau yang terluas di antara kelima danau yang
terdapat di kompleks Danau Malili. Masukan air tawar di sebagian besar berasal
dari sungai-sungai kecil, di samping air hujan yang jatuh langsung di permukaan
danau. Selain ikan endemik dari genera Paratherina, Glossogobius,
Telmatherina, Dermogenys, Mugilogobius, Oryzias, dan Tominanga (Nasution,
2007; Pusat Riset Perikanan Tangkap, 2005), terdapat juga beberapa jenis ikan
introduksi yang berkembang cepat dan bernilai ekonomis penting bagi
masyarakat sekitar. Hal ini dapat menjadi salah satu ancaman keberadaan ikan
endemik yang mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Selain itu
faktor perubahan lingkungan perairan dan teresterial serta faktor pencemaran
baik industri maupun rumah tangga juga menjadi ancaman serius bagi sumber
daya perikanan dan kualitas perairan di kompleks Danau Malili pada umumnya
dan Danau Towuti khususnya. Keberadaan ikan endemik di Danau Towuti
menjadi nilai strategis tersendiri karena merupakan keanekaragaman hayati di
kawasan Wallacea yang tidak ditemukan di daerah lain. Sumber daya ikan yang
dieksploitasi terus-menerus tanpa memperhitungkan nilai potensinya maka
dikhawatirkan akan terjadi penurunan terhadap populasi maupun biomasanya

3
dan bahkan dapat menjadi langka. Oleh karena itu, penelitian kajian kualitas
perairan dan potensi sumber daya ikan di Danau Towuti ini perlu dilakukan dan
dapat menjadi salah satu bahan informasi berguna dalam pengelolaan sumber
daya ikan yang lestari dan berkelanjutan. Danau Towuti memiliki sumber air asli
dan perubahan ekosistem di danau lebih mudah dipantau dan dikontrol karena
tingkat hunian dan pola pemanfaatan lahan di sekitarnya relatif rendah.
Permasalahan di Danau Towuti adalah terlihat adanya kecenderungan intensitas
penangkapan ikan yang tinggi yang dipacu oleh peningkatan jumlah penduduk,
nilai ekonomis beberapa jenis ikan endemik dan efektivitas alat. Sebagai contoh,
peningkatan eksploitasi ikan pangkilang (Paratherina striata) yang endemik di
Danau Towuti memungkinkan akaterjadinya gejala overfishing (tangkap lebih)
terhadap jenis ikan endemik tersebut dan akhirnya akan menurunkan tingkat
kelestariannya. Demikian pula dengan adanya kegiatan pertambangan nikel,
pembukaan hutan (penebangan kayu dan industri pengergajian kayu) di sekitar
danau tersebut akan menimbulkan tingkat pencemaran perairan yang juga
berdampak terhadap kelangsungan hidup ikan endemik di perairan danau.
Demikian pula penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh beberapa
kegiatan di daerah tangkapan air dan dalam perairan itu sendiri akan berdampak
terjadinya pendangkalan dan penurunan kualitas perairan. Untuk menjawab
permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu adanya pengelolaan yang
rasional terhadap sumber daya ikan di perairan danau tersebut dan salah satu
informasi penting untuk hal ini, ada data dan informasi mengenai kualitas
perairan danau dan besarnya potensi produksi sumber daya ikan di perairan
Danau Towuti tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah ingin mengetahui perkembangan
sumber daya ikan di perairan Danau Towuti, Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kualitas perairan dan potensi produksi sumber daya ikan
di perairan Danau Towuti, Sulawesi Selatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Danau Towuti

Danau Towuti

Letak Sulawesi Selatan, Indonesia

2°45′0″S 121°30′0″EKoordinat: 2°45′0″S 121°30′0″E


Koordinat

Jenis perairan Danau tektonik

Terletak di negara Indonesia

Area permukaan 561,1 km²

Kedalaman maksimal 203 m

Ketinggian permukaan 293 m

Adalah sebuah danau yang terletak di Sulawesi Selatan, Indonesia, Secara


administratif, danau ini terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur,
Provinsi Sulawesi Selatan. Danau ini memiliki lima pulau di tengah danau yang di

5
antaranya yaitu Pulau Loeha, Pulau Bolong, dan Pulau Kembar. Kawasan Danau
Towuti merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Danau Towuti, yang dikelola
oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan, di
bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

2.2 Sejarah
Danau Towuti merupakan danau salah satu danau purba di dunia dengan
umur mencapai jutaan tahun. Sampai saat ini para ilmuwan telah
mengidentifikasi setidaknya 12 danau purba di dunia antara lain, Danau
Towuti, Danau Matano,Danau Poso,Danau Titicaca,Danau Biwa, Danau
Baikal, Danau Kaspia,Danau Victoria,Danau Ohrid dan Danau Malawi. Danau
Towuti terbentuk dari patahan akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada
masa Pleosen. Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu.
Berdasarkan analisis karakteristik endapan, Danau Towuti merupakan danau
tertua ke dua di antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau
Malili (Towuti, Mahalona, Lontoa dan Masapi)
2.3 Global Ecoregions

6
Keunikan danau, ekosistem dan keragaman hayati yang sangat endemis
membuat Danau Towuti dimasukkan dalam kategori Global
Ecoregions oleh World Wide Fund for Nature.
2.4 Taman Wisata Alam

Danau Towuti pada tahun 1930

Danau Towuti merupakan salah satu kawsan konsevasi taman wisata di


Indonesia. Hal ini berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No.
274/Kpts/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979 maka kawasan Danau Towuti,
Mahalona dan Towuti menjadi kawasan konservasi Taman Wisata Alam dengan
nama Taman Wisata Alam Danau Towuti, Taman Wisata Alam Danau Matano
dan Taman Wisata Alam Danau Mahalona. Dengan status taman wisata alam
maka Danau Matano adalah kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk pariwisata, rekreasi alam dan wisata bahari.
2.5 Pariwisata

Aktivitas penyeberangan di Danau Towuti

Kawasan Danau Towuti merupakan daerah pariwisata di Sulawesi Selatan.


Danau ini menawan karena air tawar di dalamnya masih sangat jernih, dengan

7
menggunakan speedboat atau perahu ketinting kita dapat menikmati penggiran
danau dengan vegetasi yang menarik seperti Nepenthes spp. yang
bergelantungan di tepian danau, banyak jenis anggrek epifit di pepohonan, dan
pohon Macadamia hildebrandii yang endemik Sulawesi. Perjalanan untuk ke
Pulau Bolong, Pulau Kembar dan Pulau Loeha dapat ditempuh dengan
speedboat selama satu hingga dua jam, hal ini karena pengaruh cuaca, angin
dan ombak.
2.6 Fakta
Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Universitas Brown sepakat menyatakan
bahwa Danau Towuti merupakan Danau Purba tertua di Indonesia dan bahkan
jauh lebih tua dari Danau toba di Sumatra Utara. Hasil riset para peneliti tersebut
juga mengungkap bahwa Danau Towuti menyimpan "buku sejarah" iklim
terlengkap di Indonesia. "Buku sejarah" itu berupa lapisan-lapisan sedimen yang
berada di dasarnya. "Buku sejarah iklim di Danau Towuti sejauh ini adalah yang
paling tebal di Indonesia dan paling rapi," Satria Bijaksana", pakar geologi dari
Institut Teknologi Bandung (ITB). Riset mengungkap bahwa sedimen di dasar
salah satu danau tertua itu mencapai ketebalan 300 meter. Diprediksi, sedimen
tersebut menyimpan sejarah iklim hingga masa 700.000 tahun lalu, Antara
16.000 - 33.000 ribu tahun lalu, danau itu ternyata dikelilingi oleh grassland,
tetapi jauh sebelum itu dan juga pada saat ini, danau ternyata dikelilingi oleh
hutan hujan serta menunjukkan fakta adanya perubahan iklim pada masa lalu.
Para Geolog juga menemukan lapisan abu vulkanik. Itu memberi petunjuk
adanya letusan gunung masa lalu. "Dengan lapisan yang cukup tebal, ada dua
kemungkinan, yang terjadi mungkin mega eruption atau gunungnya ada di dekat
danau.
2.7 Kondisi air
Danau Towuti sangat mengesankan kareana kearifan local masih terjaga
kelestariannya hingga saat ini kita semua masih bisa berkaca di jernihan air
Danau Towuti. Kondisi air Danau Towuti yang hangat, sangat dalam, kaya
kandungan besi tetapi minim kandungan oksigen oleh banyak peneliti dianggap
memiliki kondisi yang sama dengan kondisi laut bumi pada masa Arhaean Eon
sekita 2,5 juta tahun yang lalu.
2.8 Flora
Danau Towuti memiliki spesies tanaman, para peneliti mengidentifikasi jenis
anggrek epifit di pepohonan dan pohon Macadamia hildebrandi tumbuhan
pinang-pinangan (Hydriastele) yang masuk dalam kategori endemik, H.C.
Hopkins menyatakan bahwa Weinmannia devogelii. Hopkins merupakan
tumbuhan endemik Danau Matano.
2.9 Fauna
Danau Towuti adalah danau tektonik yang merupakan danau air tawar
terbesar di Indonesia setelah danau Toba, Danau ini memiliki 6 spesies kerang
(Tylomelania), 3 spesies kepiting (Gecarcinucidae), 6 spesies udang dan 10
spesies ikan bersirip tajam (Thelmaterinidae) Salah satu spesies yang menarik
adalah ikan butini (Glossogobius matanensis) yang hidup di dasar danau. Ikan

8
Opudi (Telmatherina celebensis) termasuk salah satu ikan hias yang
diperdagangkan baik dalam negeri maupu luar negeri. Nama dagang ikan ini
adalah Celebes Rainbow Fish atau Celebes Sail Fish dan merupakan salah satu
tempat habitat buaya terbesar di Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perairan Danau Towuti termasuk perairan yang ideal untuk mendukung


kehidupan ikan berdasarkan pada nilai yang terukur terhadap parameter pH, O2-
terlarut, CO2-bebas, alkalinitas, suhu, dan kecerahan. Namun, berdasarkan pada
nilai yang terukur dari kandungan phosfat, nitrat biomasa fitoplankton,
produktivitas primer, dan kadar klorofil-a, mengklasifikasikan Danau Towuti
dalam tingkatan oligo mesotrofik yaitu tingkat kesuburan perairan rendah sampai
sedang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bappeda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. 2004. Identifikasi Potensi


Kabupaten Luwu Timur. Malili, Sulawesi Selatan. 120 pp.

Goldman, C. R. & A. J. Horne. 1983. Limnologi. Int. Student Ed. Mc-Graw Hill Inc.
Book Co. Tokyo. 464 pp.

Haffner, G. D., P. E. Hehanussa, & D. I . Hartoto. 2001. The biology and physical
processes of large lake of Indonesia. In The Great Lakes of the
World: Food-web Health and Integrity (M. Munawar & R. E. Hecky,
eds.). Backhuys. Leiden. 183-194.

Jorgensen, S. E. 1980. Lake management. Water Development, Supply, and


Management. Pergamon Press. Oxford-New York-Toronto-Sydney-
ParisFrankfurt. 167 pp.

Kottelat, M., J. A. Whitten, N. Kartikasari, & S. Wiryoatmojo. 1993. Freshwater


Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition and
EMDI Project Indonesia. Jakarta. 221 pp.

Kartamihardja, E. S. 1987. Potensi produksi dan pengelolaan perikanan di Danau


Toba, Sumatera Utara. Bulletin Penelitian Perikanan Darat. 6. 1: 65-
77.

Marten, G. G. & J. J. Polovina. 1982. A comparative study of fish yields from


various tropical ecosystem. 255-289. In Pauly, D. Management of
tropical fisheries. ICLARM Conference Proc. 360 pp.

Nasution, S. H. 2007. Distribusi spasial dan temporal ikan endemik bonti-Bonti


(Paratherina striata) di Danau Towuti, Propinsi Sulawesi Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan IV Hasil Penelitian Perikanan
dan Kelautan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 10 pp.

11

Anda mungkin juga menyukai