Anda di halaman 1dari 13

Makalah Sumber Daya Perairan

STUDI KASUS PERMASALAHAN DANAU SENTANI DAN CARA


PENGELOLAANNYA

OLEH :
KELOMPOK 4

Lestari N. Siki (1131418036)


Yulia Safitri Buato (1131418023)
Ardiman (1131418013)
Fikrian Mahmud (1131418004)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUASAN MANAJEMAN SUMBERDAYA PERAIRAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran ataupun kritik dari teman-teman sekalian maupun dari
pihak dosen sendiri, agar makalah ini kedepannya lebih baik lagi.

Gorontalo, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Danau Sentani .................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Danau Sentani ............................................................................ 4
2.3 Organisme yang di Danau Sentani ................................................................... 5
2.4 Permasalahan-permasalahan dalam Danau Sentani ......................................... 6
2.5 Cara Pengelolaan Danau Sentani ..................................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau
dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Di sepanjang garis pantai ini
terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit tetapi memiliki potensi sumber daya
alam hayati dan non-hayati; sumber daya buatan; serta jasa lingkungan yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat. Potensi-potensi tersebut perlu dikelola secara
terpadu agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Wilayah pesisir secara
ekologis merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Ke arah darat
meliputi bagian tanah, baik yang kering maupun yang terendam air laut, dan masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut seperti pasang surut, ombak dan gelombang
serta perembesan air laut. Yang ke arah laut mencakup bagian perairan laut yang
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar dari sungai maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan, pembuangan limbah, perluasan permukiman serta intensifikasi
pertanian ( rudyanto, 2004).
Danau merupakan badan air yang berbentuk cekungan berisi air yang dikelilingi
oleh daratan baik berbentuk secara alami maupun buatan. Air merupakan
sumberdaya alam yang diperlukan sebagai hajat hidup orang banyak. Semua
makhluk hidup membutuhkan air untuk kehidupannya sehinggah sumberdaya air
perlu dilindungi agar dapat tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup lainnya. Untuk itu kualitas air merupakan hal yang penting dan harus
tetap dijaga kestabilannya (Riski dkk, 2015).
Danau sentani terletak di antara Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Provinsi
Papua. Danau ini memiliki luas 9630 ha dengan ketinggian 75 meter diatas
permukaan laut. Danau tersebut merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat
potensi jika dikelola dengan baik, antara lain sebagai sumber air bersih, perikanan,
trasportasi, irigasi dan ekowisata. Potensi ini akan sangat menarik investor untuk
menanamkan modal yang pada gilirannya dapat menaikan kualitas perekonomian
wilayah. Namun, danau yang diharapkan member nilai tambah ekonomi, social dan
ekologi ini telah terancam keberlanjutannya oleh karena degradasi lingkungan atau
telah terjadi pencemaran (BP DAS., 2005 dalam Walukow dkk, 2008). Danau ini
merupakan penghasil ikan air tawar di Kabupaten dan di Kota Jayapura. Produksi
ikan hasil tangkapan di perairan Danau Sentani sebnyak 145,1 ton/tahun (Anonim,
2004 dalam Astuti dkk, 2006).
Untuk mengetahui suatu air danau tercemar maupun tidak tercemar harus
dilakukan analisis kualitas air. Analisis kualitas air meliputi parameter biologi, fisika
dan kimia. Semua parameter tersebut harus seimbang agar tetap dapat menunjang
keberlangsungan hidup organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Riski dkk,
2015).
Berdasrkan permaslaahan dan potensi Danau Santani tersebut diatas maka
dibutuhkan strategi pengelolaan dan peran lembaga serta pengembangan
kelembagaan Danau Santani sehingga danau tetap lestari yaoti mendukung fungsi
ekologi, social dan ekonomi (Walukow dkk, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Danau Sentani?
2. Bagaimana Karakteristik Danau Sentani?
3. Apa saja biota yang terdapat di Danau Sentani?
4. Bagaimana Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Danau Sentani?
5. Bagaimana cara Pengelolaan Danau Sentani?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Danau Sentani
2. Mengetahui Karakteristik Danau Sentani
3. Mengetahui apa saja biota yang terdapat di Danau Sentani
4. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terterjadi di Danau Sentani
5. Mengetahui cara pengelolaan Danau Sentani
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Danau Sentani

Komunitas perairan Danau Sentani di Jayapura sangat kompleks. Danau


terbesar yang ad di pulau ini secara geografis terletak memanjang dari timur kebarat
sepanjang 26,5 km dan lebar antara 0,75-6 km dengan luas mencapai 9.630 ha.
Tingkat kedalaman danau berkisar antara 6 meter -140 meter, terletak pada
ketinggian 75 m dpl. Danau Sentani menerima masukan air dari beberapa sungai yang
bermuara dari gunung cycoops dan sekitarnya. Danau mengalirkan airnya ke lautan
pasifik melalui sungai Djafuri (FAO, 1972; Patasik & Lantang, 2009) dalam
Surbakti, 2011).
Danau Sentani merupakan sumber penghidupan bagi sekitar 5.000 keluarga di
sekitarnya. Danau digunakan sebagai sarana transportasi, obyek wisata, sumber air
bersih dan MCK (makan, cuci, kakus), dan usaha untuk membuat keramba ikan.
Disisi lain danau merupakan tempat aliran limbah dari perumahan. Danau Sentani
mendapatkan suplai air dari sekitar 34 sumber mata air dari pegunungan Cycloops.
Pihak aktivis lingkungan hidup mengumumkan sekitar 20 sumber air diantaranya
dinyatakan telah mengering akibat penebangan hutan sekitar, permukiman penduduk,
dan kemarau panjang (Mandosir et al., 2004) dalam Surbakti, 2011).
Danau Sentani secara administrasi terletak di Kabupaten Jayapura di daerah
pegunungan cycloops yang telah ditetapkan menjadi cagar alam pada tahun 1995,
berfungsi sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu
kawasan ini juga sebagai tempat permukiman masyarakat, sekaligus tempat mencari
nafkah bagi sebagian masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Uniknya
kondisi biologi Danau Sentani terlihat dari beragam kelompok biota yang ditemukan
dan penyebaran jenisnya. Danau Sentani memiliki sedikitnya 6 jenis tumbuhan air
yang tersebar di danau, antara lain: Eichornia crassipes, Ceratophylum demersum,
Myriophyllum brasiliense, Hydrilla verticillata, Potamogeton malainu, Vallisneria
america. Namun diketahui bahwa Eichornia crassipes merupakan salah satu jenis
tanaman invasif di danau tersebut. Selain itu, dijumpai keragaman ikan sekitar 31
jenis, 10 jenis diantaranya adalah ikanikan endemik, misalnya Oxyleleotris heteredon,
Giurus margeritaceus, Chilaterina sentaniensis, Glossolepis incius (Bapedalda Papua
& LPPM ITB, 2004). (Surbakti, 2011).

2.2 Karakteristik Danau Sentani

Danau Sentani merupakan danau yang unik dibandingkan dengan danau-


danau lain. Di Indinesia adalah danau ini memiliki selain jenis-jenis ikan air tawar
jugs memiliki jenis ikan air laut seperti ikan hiu gergaji (Peristis microdon), ikan
belanak (mugil cephalus), belut (Anguilla australis) dan lain-lain (Lukman, 1991)
dalam Auldry, 2005.
Namun demikian jenis ikan hiu gergaji saat ini sudah tidak ditemukan lagi
atau punah. Permasalahan lain yang muncul di sekitar Danau sentani adalah tingginya
erosi dan tingginya pencemaran karena limbah rumah tangga dan industri
menyebabkan kualitas air Danau Sentani telah melebihi Baku Mutu untuk zat – zat
tertentu, seperti tembaga dan Zink yang nilainya melebihi baku mutu yang ditetapkan
pemerintah melalui PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air (PU, 2007) dalam Walukow dkk, 2008.
potensi sumberdaya hayati danau, apalagi mempelajari keanekaragaman jenis,
kelimpahan, terutama pada jenis-jenis Thiaridae yang dimanfaatkan oleh masyarakat
serta kelestariannya dimasa mendatang akibat perubahan kondisi lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dikaji keragaman kelompok Thiaridae,
kelimpahan, serta kelestariannya dimasa datang di kawasan danau Sentani.
Pemanfaatan danau demikian besar, sementara itu pemeliharaan dan konservasi
danau yang tidak berimbang mengakibatkan keberlanjutan suatu lingkungan hidup
yang didalamnya terdapat manusia dan alam terancam tidak dapat berlanjut
(unsustainability) (Mandosir et al., 2004) dalam Surbakti, 2011.
Kondisi ekologi danau Sentani mengalami banyak perubahan setelah
bergulirnya otonomi khusus, beberapa program pemerintah yang membutuhkan
pembukaan lahan baru untuk pemukiman, pembangunan infrastruktur, areal pertanian
menyebabkan terjadi konversi hutan sagu, sungai, rawa, hutan bakau, danau menjadi
tempat pemukiman baru dan pusat perbelanjaan akibatnya degradasi danau Sentani
tidak dapat dihindari (Surbakti, 2008).
2.3 Organisme yang Terdapat Dalam Danau Sentani
Pada penelitian-penelitian terdahulu di Danau Sentani terdapat 33 spesies
ikan. 12 spesies merupakan spesies asli, 8spesies anandromus, dan 13 spesies hasil
introduksi di Danau ini sedikitnya terdapat 5 jenis ikan endemic papua yaitu Anus sp,
Neosilirus novaegunineae, chilatenina sentaniensis, Glossolepis incises, dan
Glossogobius loragensis yang 2 diantaranya yaitu N. novaeguineae dan G. incises
hanya terdapat didanau Sentani. Ikan hiu gergaji juga terdapat di Danau ini, pada
umumnya perairan di Papua dihuni oleh ikan buas (predator) dan ikan laut yang telah
beradaptasi dengan perairan tawar. Tetapi jenis ikan yang banyak terdapat di Danau
Sentani adalah jenis ikan karnivora, karena dari hasil pengamatan food habits
menunjukkan bahwa makanannya adalah udang kecil dan ikan-ikan kecil (Sawestri,
2014).
Uniknya kondisi biologi danau Sentani terlihat dari beragam kelompok biota
yang ditemukan dan penyebaran jenisnya. Danau Sentani memiliki sedikitnya 6 jenis
tumbuhan air yang tersebar di danau, antara lain: Eichornia crassipes, Ceratophylum
demersum, Myriophyllum brasiliense, Hydrilla verticillata, Potamogeton malainu,
Vallisneria america. Namun diketahui bahwa Eichornia crassipes merupakan salah
satu jenis tanaman invasif di danau tersebut. Selain itu, dijumpai keragaman ikan
sekitar 31 jenis, 10 jenis diantaranya adalah ikanikan endemik, misalnya Oxyleleotris
heteredon, Giurus margeritaceus, Chilaterina sentaniensis, Glossolepis incius.
Keragaman biota lain adalah Kelompok moluska seperti: Melanoides sentaniensis,
Melanoides tuberkulata, Melanoides granifera, Melanoides copalis, Melanoides
canalis, Thiara scabra, Metilus sp. Belamiya sp., dan Pomacea canaliculata. Beberapa
diantaranya bernilai ekonomi sebagai sumber pendapatan keluarga, yang diketahui
pula sebagai sumber protein nomor dua setelah ikan bagi masyarakat sekitar danau
(Resy et al., 2007) dalam Walukow dkk, 2008.
Danau Sentani secara administrasi terletak di Kabupaten Jayapura di daerah
pegunungan cycloops yang telah ditetapkan menjadi cagar alam pada tahun 1995,
berfungsi sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu
kawasan ini juga sebagai tempat permukiman masyarakat, sekaligus tempat mencari
nafkah bagi sebagian masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut.
2.4 Permasalahan-permasalahan dalam Danau Sentani

Berikut Permasalahan yang selama ini terjadi di danau Sentani adalah:

1) Pendangkalan Danau
Pendangkalan Danau disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung
jawab, selalu membuang sampah serta limbah-limbah masyarakat dan juga
disebabkan karena munculnya eceng gondok disekitar Danau.
2) Pencemaran
Pencemaran lingkungan yang biasanya dilakukan masyarakat pada umumnya,
seperti pembuangan limbah masyarakat serta penumpukkan-penumpukkan sampah
organic maupun nonorganic.
3) Eutrofikasi, introduksi spesies asing
4) Eksploitasi Sumber Daya
5) Penurunan Permukaan Air Danau
6) Dan Terjadinya Konflik Pemanfaatan Air

Kondisi tersebut berdampak pada punahnya keanekaragaman fauna terutama


kelompok Thiaridae, khususnya spesies endemik dan jenisjenis yang dimanfaatkan
oleh warga di sekitar danau karena bernilai ekonomi ini mulai terancam karena
kehadiran moluska eksotik seperti kelompok Ampularidae: Pomacea canaliculata
(keong mas). Kelompok moluska eksotik ini menjadi ancaman yang besar terhadap
keberadaan jenis moluska lainnya, karena dapat menggeser mikrohabitat moluska lain
terutama kelompok yang endemik. Demikian juga dengan kehadiran ikan-ikan
eksotik seperti: Oreochromis mossambika, Cyprinus carpio,Channa striata, karena
kelompok ikan ini termasuk invasif dalam ekosistem (Areil 2005 dalam Sawestri,
2014).

2.5 Cara Pengelolaan Danau Sentani

Tahun 'Diterima: 10 Oktober 2008 - Disetujui: 19 Nopember 2008 2001


tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air (Dinas PU
Jayapura, 2007), masyarakat di sekitar Danau Sentani bertempat tinggal dibagian
pesisir Danau maupun pulau-pulau kecil di tengah Danau. Mayarakat memanfaatkan
Danau ini untuk mengankap ikan, menolak sagu yang tumbuh disekitar Danau.
Terdapat kearifan masyarakat setempat dalam pengelolaan sumberdaya perairan dan
perikanan, yaitu aturan-aturan yang sudah ada sejak nenek moyang mereka. Aturan
tersebut tidak boleh menangkap ikan pada wilayah tertentu dengan pembentukkan
tanda larangan. Dan juga ada batas-batas penangkapan tersebut tidak boleh melanggar
batas wilayah lain. Partisipasi dan peran serta masyarakat (kearifan local) merupakan
salah satu hal penting dalam pengelolaan sumberdaya ikan secara berkelanjutan
untuk menghindari dari kepunahan (Moor, 2005 dalam Lismining dkk, 2009).

Terdapat 24 lembaga yang terkait dalam pengelolaan Danau Santani namun lembaga
yang memiliki pengaruh paling besar dalam perumusan paling besar dalam
perumusan kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan Danau Santani adalah Dinas
Kelautan dan Perikanan, Dinas Pemukiman, Tokoh Adat/lembaga Adat/OBM,
Bapedalda, Dinas tata ruang, Perguruan Tinggi, dan Dinas Pariwisata. Elemen tujuan
yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau
Sentani adalah gerakan Danau bersih dan sosialisasi anti pencemaran, berbagi
pengalaman dan keahliah dalam penanganan limbah dan erosi, pengembangan sisitem
informasi, dan penggabungan research dan development (Walukow dkk, 2008).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan hasil diaatas dapat disimpulkan bahwa Danau Santani merupakan


Danau yang berada di Kota Jayapura Provinsi Papua, dengan pemanfaatan ikan
dan biota-biota yang dilakukan masyarakat setempat lebih khususnya masyarakat
pesisir. Permasalahan yang terjadi di daerah Danau seperti pada umumnya yaitu
ulah tangan manusia yang tidak akan pernah sadar bahwa yang mereka lakukan
adalah dapat membuat biota-biota yang terdapat di perairan Danau Santani akan
cepat mati dan perairan tersebut akan tercemar. Maka dengan itu pemerintah
untuk mengatasi permasalah tersebut, pemerintah melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat dan mengeluarkan aturan-aturan hukum.
Serta pengelolaan sumberdaya perairan juga sudah sering masyarakat lakukan
agar tidak akan cepat punah dengan kebiasaan mereka. Kemudian mereka
memnfaatkan ikan-ikan yang berada di perairan tersebut sebagai kemajuan
ekonomi mereka.
3.2 Saran
Sebaikanya pemerintah mempertegaskan lagi terhadap masyarakat yang
belum akan sadar dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, P, L. Warsa, A. Satria, H. 2006. Kualitas Air Dan Kelimpahan Plankton Di


Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Jurnal perikanan. XI (1): 66-77 ISSN:
0853-638.
Auldry, W. 2005. Kajian Parameter Kimia Posfat Di Perairan Danau Sentani
Berwawasan Lingkungan. Jurnal Perikanan. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih Jayapura Papua.

Lismuning. Astuti, P. Umar, P. Warsa, A. 2009. Keanekaragaman Ikan di Danau


Sentani. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Papua.

Pesisir Dan Laut. Disampaikan Pada Sosialisasi Nasional Program Mfcdp,


22 September 2004 2 Direktur Kerjasama Pembangunan Sektoral Dan
Daerah, Bappenas.
Riski, A. Yunasfhi. Ahmad, M. 2015. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran
di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Jurnal
perikanan. Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Pertania Universitas
Sumatra Barat.
Rudyanto. A. 2004, Kerangka Kerjasama Dalam Pengelolaan Sumberdaya
Sawestri, S. & Atminarso, D. 2014. Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir di
TInjau dari Komunitas Perifiton. Jurnal Teknologi Perikanan. Dibidang
Perikanan Secara berkelanjutan. Universitas Jakarta.

Surbakti, BR, S. 2011. Biologi dan Ekologi Thiaridae (Moluska: Gastropoda) di


Danau Sentani Papua. Jurnal Biologi Papua. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Cenderawasih.
Walukow, F, A. Djokosetiyanto, D. Kholii. Shoedarma, D. 2008. Analisis Beban
Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Danau Sentani, Papua Sebagai
Upaya Konservasi Lingkungan Perairan. Jurnal Biologi. Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Universitas Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai