Anda di halaman 1dari 9

PENCEMARAN SUNGAI TAPUNG AKIBAT

PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK DI DAERAH


KAMPAR (RIAU)
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas akhir
semester mata kuliah “Ekoteologi”

Dosen Pengampu : Dr. Bestian Simangunsong, M.Th

Disusun oleh :
Enjela Estefani Manurung (190201002)

Prodi Teologi
Fakultas Ilmu Teologi
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung
2022

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha
esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat
menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "
PENCEMARAN SUNGAI TAPUNG AKIBAT PEMBUANGAN
LIMBAH PABRIK DI DAERAH KAMPAR (RIAU)", yang menurut saya
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan
memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Tuhan Yesus memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.

Tarutung, 11 Juni 2022


Penyusun

Enjela Manurung
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling


kehidupan atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang
membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada
tempat tertentu. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat
populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita
ini. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk
yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah
jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi bila
daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan
dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan
fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia.

Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Manusia adalah merupakan satusatunya
komponen Lingkungan Hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan
sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan
hidupnya ini dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat
menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah
keadaan lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan
lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi
terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah
terjadinya pencemaran.

Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah
peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah
keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya
sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu
mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran
lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan
dapat berakibat terhadap jiwa manusia. Berdasarkan medium fisik lingkungan
tempat tersebarnya bahan kimia ini.

2. Rumusan Masalah
Mencari Kebenaran Mengenai Penyebab Terjadinya Pencemaran Di Sungai
Tapung.

3. Tujuan Penulisan
Agar bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya untuk masyarakat yang berada
di sekitar perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit
atau usaha-usaha yang mempunyai limbah sehingga dapat merusak lingkungan dan
merusak kesehatan masyarakat, baik langsung ataupun tidak langsung. Kerusakan
sungai akibat perbuatan dan ulah dari tangan manusia, apakah karena disengaja atau
tidak disengaja menyebabkan kerusakan perairan di Indonesia semkakin parah.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Letak Geografis Sungai Tapung


Kabupaten Kampar adalah salah satu dari 12 Kabupaten/Kota yang
ada di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar memiliki luas lebih kurang
1.128.928 Ha, yang terletak antara 01°00’40” lintang utara sampai
00°27’00” lintang selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” bujur timur.
Adapun batas- batas wilayah Kabupaten Kampar sebagai berikut : Sebelah
Utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi
Sumatera Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan
dan Kabupaten Siak.
Berdasarkan letak geografisnya, posisi Kabupaten Kampar
mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim perekonomian,
budaya adat istiadat suatu daerah. Secara geografis, posisi Kabupaten
Kampar sangat strategis karena bertetangga dengan Provinsi Sumatera
Barat dan dilalui jalur lintas Riau-Sumatera Barat. Wilayah Kabupaten
Kampar memiliki banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai-sungai
kecil, danau dan rawa-rawa. Sungai besar diantaranya Sungai Kampar
yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan
lebar rata-rata 143 meter. Sungai Kampar mengalir dari hulu di punggung
Bukit Barisan kearah Timur membelah wilayah Kabupaten Kampar.
Sungai Kampar Kanan melalui beberapa kecamatan diantaranya kecamatan
Koto Kampar Hulu, XIII Koto Kampar, Kuok, Salo, Bangkinang, Kampar,
Kampar Timur, Kampar Utara, Rumbio Jaya , Tambang, Siak Hulu.
Kemudian ada sungai Kampar Kiri melalui kecamatan Kampar Kiri,
Gunung Sahilan, Kampar Kiri Tengah, Kampar Kiri Hilir. Selanjutnya ada
Sungai Siak yang bagian hulu ada di wilayah Kabupaten Kampar. Panjang
sungai Siak yakni ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang
melintasi kecamatan Tapung. Ada sungai Tapung yang terbagi menjadi
sungai Tapung Kanan yang melintasi Kecamatan Tapung, Tapung Hilir dan
Tapung Hulu dan sungai Tapung Kiri yang melintasi kecamatan Tapung.
Kedua aliran sungai ini menyatu di sungai Siak.
Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini
sebagian masih ada yang berfungsi sebagai, sumber air bersih, budi daya
ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). Perairan
umum dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat dan tempat
penangkapan (fishing ground) berbagai jenis ikan perairan dan sebagian
kecil berfungsi sebagai sarana perhubungan.

2. Pencemaran Sungai Yang Sering Terjadi


Sungai Tapung Kab Kampar Propinsi Riau diduga dicemari limbah
PKS milik PTPN V Sei Tapung Tandun Kab Rokan Hulu. Diketahui, dari
keterangan warga,akibat jebolnya tanggul biogas PKS PTPN V Sei Tapung
Kabupaten Rokan Hulu, beberapa hari ini deaerah Tandun ini diguyur
hujan, masyarakat menduga kolam penampungan limbah pabrik meluap,
sehingga air limbah mencemari Sungai Tapung. Ikan dari yang terkecil
sampai besar diduga mati mengambang disepanjang sungai Tapung.
Dampaknya , sejumlah Desa masyarakat Kampar mengalami kerugian
besar secara sosial baik secara ekonomi. Yakni Desa Talang Danto, Desa
Kasikan dan Desa sungai Agung Kabupaten Kampar. Bahkan, PDAM
(perusahaan daerah air minum) milik daerah Kampar yang terletak di Desa
Kasikan Kecamatan Tapung Hulu dinilai sempat mengalami perubahan
mutu seperti bau menyengat.
Sementara, adapun dana kompensasi tersalurkan, oleh pihak PTPN V
Sei Tapung, ke Desa Talang Danto Kecamatan Tapung Hulu diduga
disalahgunakan oleh sejumlah oknum warga dan oknum Kaur pemerintahan
Desa Talang Danto. “Pemerintah sebaiknya memberikan sanksi tegas”.
Karena dampak limbah sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan
hidup. Sepanjang Sungai Tapung menjadi tercemar, berwarna hitam pekat.
Harapan Warga Sungai Agung,Instansi terkait dan penegak hukum harus
menyikapi semua laporan masyarakat sehingga hal serupa tidak terulang
lagi. Lakukan studi kelayakan untuk bisa beroperasinya sebuah pabrik.
Selain itu diharapkan tidak ditemukan lagi ada perusahaan yang membuang
limbah sembarangan, baik kesungai maupun pemukiman penduduk,harap
warga,

3. Pandangan Kekristenan Terhadap Pencemaran Lingkungan


Krisis lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa sekarang
merupakan akibat langsung dari kurang pedulinya manusia terhadap
pengelolaan lingkungan hidup mereka sendiri. Artinya, manusia umumnya
melakukan pengelolaan sumber-sumber alam tidak peduli pada peran etika.
Dengan kata lain, krisis lingkungan hidup yang dialami manusia berakar
pada krisis etika (moral). Manusia kurang peduli pada norma-norma
kehidupan atau lebih peduli pada kepentingan diri sendiri. Kita melihat dan
merasakan sendiri bagaimana perubahan lingkungan telah terjadi dan
berdampak langsung pada kehidupan kita.
Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah
ciptaan, properti dan bait Allah, semuanya itu berada dalam suatu hubungan
perjanjian dengan Allah. Barangsiapa yang merusak alam, maka ia merusak
hubungan perjanjian itu. Di samping itu, segala kegiatan pengrusakan alam
akan mendatangkan kerusakan pada hidup umat manusia. Alam merupakan
pemberian Allah untuk manusia untuk memelihara dan dipergunakan
(Kejadian 1). Oleh karena itu, etika lingkungan tidak berpusat pada manusia
atau alam, melainkan berpusat kepada Allah.
Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-
masing dalam hubungan harmonis yang terintegrasi dan saling
memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sebab semua ciptaan
berharga di mata Tuhan. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam merupakan
bentuk penodaan dan perusakan terhadap karya Allah yang agung itu.
Berdasarkan pandangan umum maupun pandangan agama Kristen
tentang alam semesta lingkungan hidup, maka setiap orang memiliki
tanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup berdasarkan
pemahamannya. Setiap pandangan memiliki dasar tanggung jawab etis
terhadap kerusakan lingkungan hidup.
Menjadi Kristen, berarti menjadi bagian dari karya Allah untuk
menata kehidupan yang harmonis. Keikutsertaan dalam melestarikan alam,
bukan lagi harus dilakukan sebagai bentuk formalitas taat negara, atau ikut-
ikutan masyarakat sekitar. Tetapi dilaksanakan sebagai bentuk kesadaran
dan tanggung jawab umat Kristen sebagai umat ciptaan Allah. Yang bisa
dimulai dari menyadarkan diri sendiri, berlanjut ke lingkungan sekitar dan
lalu masyarakat luas. Semua itu tentu saja, diperbuat untuk memuliakan
Allah Sang Pencipta.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian sedemikian rupa, maka pada akhirnya
sampailah kajian pada, tahap akhir dari sebuah kajian, yaitu dalam bentuk
kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan kajian ini dikembangkan dan
diuraikan dari pokok masalah dalam kajian ini.
 Harus ada upaya untuk mencegah agar lingkungan hidup tidak terjadi
pencemaran.
 Penanggulangan pencemaran akibat lingkungan harus disediakan oleh
pemilik usaha dengan bekerja sama lintas sektroral dan secara terencana
dan terpadu.
 Harus ada upaya-upaya yang konkrit untuk pemulihan terhadap
lingkungan yang tercemar akibat limbah.

2. Saran
Dari kajian yang dilakukan, maka rekomendasi yang diberikan adalah
sungai Tapung harus dimasukkan dalam program pemantauan segera
berkala, mengingat status Indeks pencemaran yang masuk dalam status
kelas cemar ringan selain itu banyaknya aktivitas pabrik yang tentunya
dapat mempengaruhi kualitas air Sungai Tapung.

Anda mungkin juga menyukai