Anda di halaman 1dari 14

SURVEI PENCEMARAN AIR SUNGAI ASAHAN

DISUSUN OLEH :
DINA MADANI 181000041
SYAFRENI ANNISA AYU PUTRI 181000052
FATHUL JANNAH HAFIZ 181000063
ATHIYAH SAFIRA MOHD AKHYAR 181000083
FITRI RAHMADANI PANJAITAN 181000230

MATA KULIAH
PENCEMARAN LINGKUNGAN

KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriringan salam
penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta sahabat
dan keluarga beliau yang telah menegakkan dan memperjuangkan islam sebagai agama
keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Bersamaan dengan kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis telah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam membuat tulisan ini,
namun Penulis sadar pasti banyak yang perlu diperbaiki lagi. Untuk itu Penulis mohon kepada
semua pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar tulisan berikutnya
dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga apa yang Penulis lakukan dan apa yang ada pada tulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.

Medan, 11 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Sungai.............................................................................................................................6
2.2 Karakteristik Air Sungai Asahan........................................................................................................7
2.3. Sungai Asahan...................................................................................................................................7
2.4. Pencemaran dan Kualitas Air Sungai Asahan....................................................................................8
2.5. Sumber Pencemaran Air Sungai Asahan...........................................................................................9
2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air Sungai Asahan................................................9
2.7. Dampak dari Pencemaran Air Sungai Asahan.................................................................................11
2.8. Solusi..............................................................................................................................................12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................13
3.2 SARAN..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai Asahan merupakan salah satu sungai terbesar di Sumatera Utara, Indonesia.
Sungai ini mengalir dari mulut Danau Toba, melintasi Kota Tanjung Balai dan berakhir di Teluk
Nibung, Selat Malaka. Daerah ini dibatasi oleh kontur ketinggian yang mengelilingi danau dan
melintasi desa Porsea di mana sungai Asahan sepanjang 150 km mengalirkan air keluar dari
Danau Toba (Loebis, 1999).
Sungai termasuk salah satu wilayah perairan tawar yang penting. Menurut Sumarti (1996)
dalam Patriono (2007) sungai merupakan suatu ekosistem yang mempunyai keanekaragaman
organisme yang sangat kompleks, banyak terdapat tumbuhan air, hewan avertebrata dan ikan
yang telah beradaptasi dengan habitat tertentu. Dua fungsi utama sungai di alam yaitu untuk
mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada DAS dan alurnya dimana kedua
fungsi ini berlangsung secara bersamaan dan saling mempengaruhi (Mulyanto, 2007).
Luas dari daerah aliran sungai asahan adalah 3741 km2 , Sungai Asahan mengalir
melewati Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Asahan, dan Kota Tanjung Balai. Di tinjau dari
aliran sungai yang demikian luas, maka sungai Asahan sangat berpotensi tercemar limbah dari
aktivitas manusia antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan, pertanian,
pemukiman, limbah industri/pabrik, TPL, perkebunan, keramba ikan, mandi, cuci, dan kakus
(MCK), pariwisata, penambangan, dan sebagainya.
Sungai asahan yang saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai
aktifitas diduga telah menyebabkan kondisi perairan terganggu dan mempengaruhi stabilitas
ekosistem perairan sungai tersebut serta mengancam keberadaan biota yang hidup di Sungai

4
Asahan khususnya ikan. Kehidupan organisme sangat tergantung pada faktor lingkungan baik
lingkungan biotik dan abiotik.
Menurut Anwar (2008) Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan dan penyebaran
organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki kebutuhan dan preferensi
lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait dengan karakteristik lingkungannya. Dalam
studi ekologi pengukuran faktor lingkungan abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor
iklim, fisik dan kimia. Faktor fisik seperti oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, BOD,
sedangkan faktor lingkungan biotik bagi organisme adalah organisme lain yang juga terdapat di
habitatnya serta predatornya (Suin, 2002).
Menurut Simanjuntak (2012), penelitian yang dilakukan di bagian hulu sungai Asahan
keragaman ikan di Sungai Asahan termasuk tinggi. Namun, informasi yang diperoleh dari
masyarakat setempat menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan di sungai Asahan telah banyak
mengalami penurunan, baik dalam jumlah hasil tangkapan maupun variasi jenis hasil tangkapan.
Penurunan hasil tangkapan ikan di sungai Asahan diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: (1) terjadinya pencemaran air, (2) adanya penangkapan ikan secara berlebihan (over
fishing), (3) terjadinya kerusakan habitat, dan (4) belum adanya upaya pengelolaan dan
konservasi sumberdaya perikanan secara terpadu di sungai Asahan.
Perubahan lingkungan di Sungai Asahan yang disebabkan oleh berbagai aktivitas
mempengaruhi sifat fisik-kimia air dan keanekaragaman ikan di sungai Asahan Desa Puloraja
tersebut. Oleh sebab itu, peneliti ingin membuat penelitian tentang “Survei Pencemaran Air
Sungai Asahan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan beberapa permasalahan dalam latar belakang, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas air di Sungai Asahan ?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran air di Sungai Asahan ?
3. Bagimana dampak dari pencemaran air di Sungai Asahan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

5
1. Untuk mengetahui kualitas air di Sungai Asahan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran air di Sungai Asahan
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran air di Sungai Asahan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sungai


Sungai merupakan sebuah wadah yang berfungsi untuk mengalirkan air yang bersumber
dari mata air hingga ke muara dan memiliki ggaris batas. Sungai juga menjadi salah satu sumber
kehidupan berupa air bagi tumbuhan, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya untuk mampu
mempertahankan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah. Air sungai berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar
menjadi asin terkena zat garam di laut luas (Muzamil, 2010). Sungai menjadi waadah
berkumpulnya air di lingkungan yang bersumber dari lingkungan sekitar.
Derah tangkapan atau daerah penyangga merupakan daerah yang berlokasi di area
pinggir sungai penyuplai air ke sungai. Banyak atau tidaknya jumlah air yang dikirim dari daerah
tangkapan atau daerah penyangga dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku penduduk daerah
tangkapan.
Menurut Masduqi, dkk (2009), terdapat dua fungsi sungai yang utama yaitu mengalirkaan
air dan mengangkat sedimen hasil erosi pada DAS (Daerah Aliran Sungai) dan arusnya. Kedua
fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Air sungai termasuk dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pada
masyarakat pedesaan, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber air minum, dan
juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, “Sungai banyak digunakan untuk keperluan
manusia seperti tempat penampungan air, sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan
peternakan, keperluan industri, perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan
air, irigasi, tempat memelihara ikan, dan juga sebagai tempat rekreasi” (Bonitawenas, 2011).

6
2.2 Karakteristik Air Sungai Asahan
Komponen sungai yang kompleks, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012
tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), sungai adalah alur atau wadah air alami dan/
atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai tersebut
merupakan satu kesatuan ekosistem yang tersusun atas sumber daya alam dan manusia sebagai
pemanfaatnya (Asdak, 2010). Daerah aliran sungai dipandang sebagai sumber daya alam dengan
ragam pemilikan baik (private, common, state property) dan berfungsi sebagai penghasil barang
dan jasa bagi masyarakat sehingga menyebabkan interdependensi antar pihak, individu, dan
kelompok (Wulandari, 2007). Komponen sungai yang komplek misal bentuk alur dan
percabangan sungai, formasi dasar sungai, morfologi sungai, dan ekosistem sungai.
Masingmasing komponen tersebut rumit untuk dijelaskan karena dipengaruhi oleh beragam
faktor pembawa sifat sungai tersebut. Faktor pembawa sifat sungai menjadi suatu kesatuan yang
disebut karakter sungai (Maryono, 2008)

2.3. Sungai Asahan


Sungai Asahan merupakan salah satu sungai terbesar di Sumatera Utara, Indonesia.
Sungai Asahan merupakan sungai yang memiliki panjang 147 km dan memiliki ukuran 3.741
km2yang mengalir di bagian timur laut pulai Sumatera. Sumber atau hulu dari Sungai Asahan
adalah Dana Toba dan mengalir hingga berakhir di Teluk Nibung Selat Malaka. Daerah ini
dibatasi oleh kontur ketinggian yang mengelilingi danau dan melintasi desa Porsea di mana
sungai Asahan sepanjang 150 km mengalirkan air keluar dari Danau Toba. Sungai Asahan
memiliki 6 anak sungai terbesarnya, yaitu Sungai Silau, Sungai Nantalu, Sungai Masihi, Sungai
Tarum, Sungai Lauran dan Sungai Baru.

7
Sungai Asahan

Gambar 2.1 Letak Sungai Asahan, Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.

Sungai Asahan merupakan sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat sekitarnya
dalam berbagai keperluan. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di Sungai Asahan
seperti mandi, cuci, kegiatan penambangan pasir, dan pembuangan limbah pabrik kelapa sawit
PTPN IV. Adanya berbagai aktivitas tersebut menyebabkan terjadi perubahan sifat fisik-kimia
air dan keberadaan ikan di sungai tersebut

2.4. Pencemaran dan Kualitas Air Sungai Asahan


Menurut Kusuma (2014) sungai merupakan perairan terbuka yang mengalir yang
mendapat masukan dari semua buangan berbagai kegiatan manusia di daerah pemukiman,
pertanian, dan industri di daerah sekitarnya. Masukan buangan ke dalam sungai akan

8
mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di dalam perairan.
Perubahan ini dapat menghabiskan bahan-bahan yang essensial dalam perairan sehingga dapat
mengganggu lingkungan perairan. Odum (1993) menjelaskan bahwa komponen biotik dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia, dan biologi dari suatu perairan. Sumber-
sumber pencemaran air Sungai Code antara lain berasal dari limbah domestik, limbah industri,
dan limbah pertanian. Pada DAS Code sumber pencemaran yang utama berasal dari limbah
domestik rumah tangga dan limbah pertanian. Masuknya bahan organik ke dalam perairan
mempunyai akibat yang sangat kompleks. Penambahan bahan organik maupun anorganik berupa
limbah ke dalam perairan selain akan mengubah susunan kimia air, juga akan memengaruhi
sifat-sifat biologi dari perairan tersebut.

2.5. Sumber Pencemaran Air Sungai Asahan


Menurut Soedomo (2011) sumber pencemaran sungai dikelompokkan dalam 3 kelompok,
yaitu :
1. Sumber pencemaran sungai menetap (point source) seperti limbah domestik, limbah
industri, limbah pertanian, dan lain sebagainya pada satu titik pencemaran.
2. Sumber pencemar sungai yang tidak menetap (diffuse source) seperti limbah domstik,
limbah industri, pertanian dan lain sebagainya pada beberapa titik pencemaran atau
secara menyebar dan jaraknya tidak konstan.
3. Sumber pencemar sungai campuran (compound area source) yang berasal dari titik tetap
dan tidak tetap.

2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air Sungai Asahan


1. Sampah (Organik maupun Non Organik)
Faktor pencemaran air yang pertama adalah sampah. Sampah adalah bahan-
bahan yang sudah diambil manfaatnya oleh manusia sehingga tersisa yang tidak ada
manfaatnya. Sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan non organik.
Sampah organik adalah sampah hijau yang mudah untuk diuraikan, sementara sampah
non organik biasanya berupa sampah plastik yang sulit untuk diuraikan. Sampah
jumlahnya ada banyak sekali di dunia. Setiap hari manusia memproduksi sampah.
Apabila satu rumah dalam satu hari memproduksi satu keranjang sampah, bisa kita
bayangkan sendiri berapa banyak sampah yang diproduksi manusia di dunia dalam satu
hari. Sampah yang mencemari air tidak hanya sampah- sampah yang dibuang ke saluran

9
air saja, namun juga sampah- sampah yang dibuang ke tanah, bertumpuk sehingga air
dari sampah tersebut akan meresap ke tanah kemudian mencemari sumber air tanah atau
sumber air di daerah tersebut.
2. Limbah Industri
Pencemaran air tingkat besar disebabkan oleh limbah perindustrian. Perusahaan
yang mengolah atau memproduksi suatu produk biasanya juga menghasilkan limbah.
limbah cair yang diabuang ke laut atau sungai secara langsung tanpa mengolahnya
terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran air sungai atau laut sehingga
menyebabkan se;luruh sumber air masyarakat menjadi tercemar. Akibatnya masyarakat
akan menuai dampak dari pencemaran tersebut. Solusi untuk hal ini adalah pengolahan
limbah cair atau pengolahan limbah industri terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber
air.
3. Pertambangan
Pertambangan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran
air. Bagaimanapun pengolahan berbagai barang tambang akan berdampak bagi kualitas
air baik secara langsung (ke air) meupun secara tidak langsung (melalui udara yang
kemudian akan turu ke tanah dan juga ke perairan). Salah satu tambang yang demikian
adalah pertambangan batubara.
4. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
Penggunaan bahan peledak atau pukat harimau untuk menangkap ikan tidak
hanya akan membuat ekosostem terumbu karang atau ekosistem laut menjadi rusak porak
poranda, namun juga akan menyumbangkan pencemaran bagi air laut. Tidak hanya ikan
besar saja yang mati, namun ikan- ikan kecil juga akan ikut mati. Akibatnya tidak akan
banyak ikan yang meneruskan perjalanan rantai makanan di laut karena banyak ikan yang
sudah mati.
5. Peternakan dan perikanan
Peternakan dan perikanan juga turut menyumbangkan bahan pencemar bagi air.
Mengapa? Karena limbah yang dihasilkan dari peternakan seperti kotoran ternak dan sisa
makanan ternak apabila langsung dibuang ke air maka air tersebut akan tercemar
(khususnya air sungai). Maka dari itulah dibutuhkan sistem pengolahan khusus untuk hal
semacam ini.

10
6. Limbah pertanian
Limbah pertanian juga bisa menyebabkan pencemaran di air. Macam – macam
limbah pertanian ni bisa berupa potongan- potongan tanaman hasil pertanian maupun
penggunaan pestisida yang berlebihan. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bagi
masyarakat apabila tidak mengetahui.
7. Tumpahan minyak di laut
Tumpahnya minyak di laut menjadi pencemar yang sangat buruk di laut. Seperti
yang kita tahu bahwa kilang minyak kebanyakan berada di laut. Dan ketika minyak
tersebut tumpah atau bocor maka yang akan terjadi adalah tercemarnya air laut. Dan hal
ini akan menyebabkan banyak ikan menjadi mati.
8. Detergen
Penggunaan detergen dan pembuangan limbah detergen langsung ke dalam air
akan menyebabkan banyak sekali permasalahan tanah, seperti matinya ikan- ikan dan
organisme air lainnya.
9. Batubara
Pengolahan batubara akan menyebabkan pencemaran air. Asap yang tercemar
akan turun ke air dan menyebabkan air ikut tercemar.
10. Perusakan Hutan
Perusakan hutan dan pembuangan katu serta ranting- ranting dan dedaunan akan
menyebabkan sumber air menjadi tercemar.

2.7. Dampak dari Pencemaran Air Sungai Asahan


Dampak pencemaran air sungai sangat besar bagi kehidupan manusia. Bahkan
keseimbangan ekosistem sungai juga akan terganggu. Dampak lain dari pencemaran air
sungai yaitu :
 Terjadinya banjir air sungai.
 Timbulnya berbagai penyakit dari mikroba pathogen.
 Sungai menjadi kumuh & tidak sedap dipandang.
 Berkurangnya ketersediaan air bersih.
 Air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan kehidupan ikan- ikan di dalamnya.
 Reaksi kimia di dalam air sungai menjadi lebih cepat.
 Produktivitas tanaman menjadi terganggu.

11
2.8. Solusi
Berbagai upaya penanggulangan pencemaran air sangat penting untuk dilakukan demi
menjaga ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup berbagai pihak. Berikut
beberapa diantaranya.

1. Menciptakan jalur hijau untuk mempertahankan area resapan air


Penanggulangan pencemaran air yang pertama adalah dengan melakukan upaya untuk
mempertahankan area resapan air tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan atau reboisasi. Dengan solusi
tersebut, akan tercipta jalur hijau yang bermanfaat menjaga pola resapan air. Akhirnya,
risiko bencana seperti banjir bisa dihindari.

2. Mengelola penggunaan detergen dengan baik


Detergen merupakan salah satu produk yang mengandung banyak zat kimia yang sulit
terurai sehingga berisiko menyebabkan pencemaran air. Oleh sebab itu, dalam
menggunakan detergen untuk mencuci pakaian, ada baiknya Anda mengelola
penggunaannya dengan baik. Selain itu, pilih pula detergen yang sisa zat kimianya bisa
terurai alias ramah lingkungan.

3. Mengolah dan membuang limbah rumah tangga dengan tepat


Mencegah masalah pencemaran air juga bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa
kebiasaan baik. Salah satunya dengan mengolah serta membuang limbah rumah tangga
dengan tepat. Hindari membuang sampah rumah tangga ke sungai atau danau karena hal
tersebut bisa mengganggu keberlangsungan ekosistem di lingkungan itu sendiri.

4. Mengganti bahan kimia pemberantas hama dengan memanfaatkan musuh alami dan
parasitoid
Sebenarnya, produk kimia pemberantas hama seperti insektisida dan sejenisnya bisa
diganti dengan menggunakan cara alternatif lainnya. Misalnya menggunakan musuh
alami dan parasitoid. Dengan salah satu upaya penanggulangan pencemaran air ini,
lingkungan menjadi lebih aman dan tidak meninggalkan dampak buruk bagi kesehatan.

5. Mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik dan kompos

12
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah pencemaran
air adalah dengan membatasi penggunaan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan salah
satu produk yang memiliki kandungan nitrat dan fosfat tinggi. Jika digunakan secara
berlebihan, zat tersebut bisa memicu pencemaran air.

6. Mengolah limbah cair dari industri atau pabrik


Pabrik atau industri merupakan salah satu sumber penyebab pencemaran air. Oleh karena
itu, mengelola limbah cair yang dialirkan ke sungai atau lainnya adalah hal yang penting
untuk diperhatikan. Anda sendiri bisa menetralkan, mengendapkan, atau menyaring
limbah tersebut sebelum dialirkan ke sungai, danau, atau bahkan laut.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Sungai menjadi salah satu sumber kehidupan berupa air bagi tumbuhan, manusia, hewan
dan makhluk hidup lainnya untuk mampu mempertahankan hidupnya. Sungai Asahan
merupakan sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat sekitarnya dalam berbagai
keperluan. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di Sungai Asahan seperti mandi,
cuci, kegiatan penambangan pasir, dan pembuangan limbah pabrik kelapa sawit PTPN IV.
Adanya berbagai aktivitas tersebut menyebabkan terjadi perubahan sifat fisik-kimia air dan
keberadaan ikan di sungai tersebut. Sumber pencemaran air Sungai berasal dari limbah domestik,
limbah industri, dan limbah pertanian. Pada DAS Code sumber pencemaran yang utama berasal
dari limbah domestik rumah tangga (sampah sisa makanan, penggunaan detergen, sabun mandi
dan lainnya) dan limbah pertanian (potongan- potongan tanaman hasil pertanian maupun
penggunaan pestisida yang berlebihan). Selain mengganggu keseimbangan ekosistem sungai ,
jika terus dibiarkan dampak yang paling serius yang ditimbulkan dari pencemaran sungai adalah
berkurangnya ketersediaan air bersih. Krisis air bersih sudah mulai diperbincangkan diseluruh
penjuru dunia dan sudah menjadi perhatian dan keresahan bagi banyak Negara termasuk di
Indonesia.

13
3.2 SARAN
1. Dilakukannya upaya penanggulangan pencemaran air sungai
2. Masyarakat setempat juga saling bekerja sama untuk terus memelihara kebersihan sungai
Asahan

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Anisah. 2017. Penulusuran Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan. Buletin
Utama Teknik : (13) 1.
Lumbantoruan, Ria, dkk. 2013. Hubungan Antara Kualitas Air dengan Kebiasaan Makanan Ikan Batak
(Tor douronesis) di Perairan Sungai Asahan Sumatera Utara. Jurnal Biosains Unimed : (1) 2.
Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. 2013.Bencana Mengepung Selamatkan DAS Asahan.

14

Anda mungkin juga menyukai