Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Metodologi Penelitian geografi

NUR AZIZAH

A1P121058

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2024

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu,alaikum Warahmatullahi Wabarakathu

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ataa kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT”.Penyusunan proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan
tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal ini melalui
proses yang panjang dan belum sempurna adanya. Terimaksih atas banyak pihak yang turut
membantu serta memberikan saran dan motivasi.

Penulis menyampaikan ucapan rasa terimakasih sedalam-dalam nya terutama kepada


yang Terhormat Bapak Dosen, yang telah banyak memberikan pelajaran, bimbingan dan
motivasi.

Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, segala
bentuk kritik serta saran yang membangun akan berguna agar para penulisan selanjutnya
dapat menghasilakan karya yang lebih baik, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak termaksud para pembacanya.

Wassalamualaikum Wr.wb

KENDARI, 9 JANUARI 2024

PENULIS

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................6
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat ........................................................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................8

2.1 Sungai............................................................................................................................8

2.2 Kualitas air sungai.......................................................................................................9

BAB III METODOLOGI PENELIATIAN...................................................................10

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................................10


3.2 Pendekatan Penelitian.........................................................................................11
3.3 Populasi Dan Sampel...........................................................................................11
3.4 Sumber Data ........................................................................................................11
3.5 Instrumen penelitian............................................................................................12
3.6 Analisis Data.........................................................................................................12
3.7 Definisi Operasional.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah tropis dengan kondisi curah hujan
yang tidak merata, secara keruangan dan waktu Sehingga terdapat kendala dalam pemenuhan
kebutuhan terhadap air. Ketersediaan air tidak selalu sesuai dengan ruang, waktu dan mutu
yang dibutuhkan. Di Indonesia sungai dapat dijumpai di setiap tempat dengan kelasnya
masing-masing. Pada masa lampau sungai dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-
hari, baik transportasi, mandi, mencuci dan sebagainya bahkan untuk wilayah tertentu sungai
dapat dimanfaatkan untuk menunjang makan dan minum.Sungai sebagai sumber air, sangat
penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana penunjang
utama dalam meningkatkan pembangunan nasional. Salah satu wujud lingkungan alam yang
dominan di Indonesia adalah perairan, baik perairan laut maupun perairan darat. Dominasi
perairan dan terdiri atas 850-an bantaran sungai, 45-an danau dan waduk, serta bentangan
rawa yang mencakup 30% dari luas daratan Indonesia (Elriyansa 2020).

Sungai adalah air permukaan yang memberikan manfaat kepada kehidupan manusia.
Karakteristik air sungai sangat tergantung dari musim dan pola hidup manusia sekitarnya.
Kondisi ini menyebabkan kuantitas maupun kualitas air akan mengalami pe- rubahan-
perubahan sesuai dengan perkembangan lingkungan dan kehidupan manusia (Matolisi,
dkk ;2015)

Dengan adanya kondisi sungai yang belum tercemar oleh limbah bisa dimanfaatkan untuk
mencari ikan oleh para nelayan sebagai penunjang perekonomian. Akibat dari sungai yang
tercemar sangat sulit ditemukan ikan-ikan karena surutnya debit perairan sungai yang
mengakibatkan ikan-ikan beralih ke perairan lain, belum lagi limbah rumah tangga ataupun
limbah pabrik yang merusak kandungan air sungai yang berdampak menimbul gangguan
kesehatan jika di konsumsi oleh kalangan masyarakat pinggiran sungai. Mengenai
permasalahan air sungai tidak hanya terfokuspada kesalahan dari pemerintahan saja tetapi
dari individu masyarakat itu sendiri juga. Karena minimnya pengetahuan masyarakat

4
mengenai kebersihan dan kurangnya rasa ingin tahu dalam mengambil tindakan yang segera
diterapkan dalam melestarikan perairan sungai agar terawat dengan baik (Elriyansa 2020)

Terpeliharanya kondisi DAS (Daerah Aliran Sungai) terjadi karena aliran sungai dikelola
dengan baik, apalagi didukung oleh institusi sosial yang menjaga keseimbangan antara
kepentingan umum maupun individu. Kebersihan sungai sangat berpengaruh dengan kondisi
kesehatan masyarakat apabila kondisi air sungai kotor maka semakin menambah
permasalahan yaitu timbulnya berbagai penyakit kulit ataupun gangguan pencernaan dan bisa
berujung kematian. Sangat diperlukan kesadaran dari masyarakat yang bertempat tinggal di
pinggiran sungai untuk berperan aktif dalam menjaga kondisi lingkungan. Dengan mematuhi
aturan perundangan mengenai kebijakan bagi masyarakat pinggiran sungai dan merawat
kondisi lingkungan dengan melakukan kegiatan gorong-royong untuk membersihkan sampah
di sungai agar tidak terjadinya penyumbatan saluran dan pencemaran air sungai. Karena
sungai merupakan sumber mata air atau jantung kehidupan bagi masyarakat pinggiran sungai.
Apabila kondisi sungai sangatlah tidak terawat maka kesejahteraan masyarakat terhambat
baik dalam segi perekonomian maupun kesehatan. Namun pada kenyataanya kondisi perairan
sungai pada saat ini sedang mengalami pencemaran yang begitu besar diakibatkan limbah
pabrik dan sampah rumah tangga . sehingga minimnya masyarakat untuk mendapatkan air
bersih untuk dikonsumsi, dan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai menjaga kondisi
kesehatan dan lingkungan sekitar (Elriyansa 2020).

Perubahan pola konsumsi masyarakat terjadi akibat semakin tingginya jumlah populasi
penduduk dan laju perkembangan perkotaan. Dengan luas lahan yang tetap, kondisi tersebut
mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan. Di samping itu, perubahan
atau degradasi pada lingkungan hidup juga disebabkan oleh perilaku masyarakat (Susilo,
2012). Aktivitas yang dilakukan oleh rumah tangga, pertanian dan industri tentunya
menimbulkann limbah yang jika tidak diolah dengan baik akan memberi dampak pada
penurunan kualitas lingkungan (Suriawiria, 2003).

Penurunan kualitas lingkungan dalam hal ini degradasi air adalah dampak dari limbah
buangan yang belum diolah ke badan sungai yang tidak terkendali. Tingginya aktivitas
pembangunan di sepanjang sungai menyebabkan daya dukung sungai terhadap polutan tidak
sesuai. Berdasarkan Supratiwi (2014) bahwa sekitar 60 hingga 70 persen pencemaran sungai
disebabkan oleh limbah domestik, sedangkan limbah yang dapat diolah hanya 6,1 persen.
Walaupun penurunan pencemaran sungai akibat limbah industri telah mencapai 40 persen,

5
tingginya kontribusi limbah rumah tangga menyebabkan sungai masih terus tercemar (Kospa
dan Rahmadi, 2019).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syaratsyarat Dan
Pengawasan Kualitas Air, menyebutkan bahwa : yang dimaksud air adalah air minum, air
bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. Sedangkan yang dimaksud dengan air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Aktivitas masyarakat di sekitar bantaran sungai tentunya akan mempengaruhi kualitas air
sungai, akibat limbah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat yang dibuang langsung ke
perairan sungai dan melebihi kemampuan sungai untuk membersihkan diri sendiri (self
purification), akan menimbulkan permasalahan yang serius yaitu pencemaran perairan,
sehingga kehidupan biota perairan dan kese- hatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai
tersebut akan terganggu (Kasry, 2005).

Setiap sungai memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain. Perbedaan
dapat dili- hat dari keadaan fisik, kimia dan lingkungan yang ada di sungai. Thomann dan
Muller (1987) menjelaskan bahwa secara fisik dapat diperlihatkan den- gan karakteristik luas
genangan, topografi, hidrologi, klimatologi dan kemampuan untuk mengasi milasi adanya
perubahan biological maupun hidrological yang ada di sungai.

Berdasarkan permasalahan di atas sungai nanga-nanga adalah sungai yang bisa di manfaat
kan sebagai kebutuhan tetapi di perlukannya penelitian mengenai kualitas airnya, maka
peneliti mengambil judul penelitian mengenai “PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI
TERHADAP KEHIDUPAN SEKITAR”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan yaitu, Bagaimana
pengaruh kualitas air terhadap kehidupan masyrakkat sekitar?

1.3 Tujuan

Untuk mendeskripsikan pengaruh kualitas air sungai nanga-nanga terhadap kehidupan


masyarakat sekitar.

1.4 Manfaat

6
Untuk menjadi bahan literatur untuk penelitian berikutnya dan bagi para pembaca agar lebih
mengetahui kualitas air sungai nanga-nanga.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.2 Definisi Sungai

Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih
besar. Permadi (2015) arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah
pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran
sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di
sepanjang sungai.

Menurut Sundari (2014:30) dalam penelitian (bidang lingkungan hidup) yang menyelidiki
perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air Sungai sebagai sumber kehidupan dan
dampaknya terhadap estetika menyimpulkan bahwa: Air dari Sungai selain dimanfatkan
sebagai sumber air minum oleh masyrakat, namun juga dimanfaatkan sebagai aktivitas
mandi, cuci, dan kakus (MCK). Perilaku masyarakat dikategorikan buruk terlihat dari
dampaknya pada sungai yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah limbah domestik
(rumah tangga). pemanfaatan air sungai sering dilakukan secara besar-besaran oleh
pemerintah daerah maupun masyarakat sekitarnya. Akan tetapi, kenyataan di lapangan
lapangan air sungai yang merupakan salah satu SDA yang memilki nilai ekonomi bukan
hanya dipergunakan oleh PDAM saja, tetapi juga dimanfaatkan sebagian besar oleh
masyarakat yang ada di sekitar aliran sungai terutama petani untuk mengairi sawah dan
ladang (Sundari, 2014; Suryani, 2016).

Sama hal nya Pemanfaatan air untuk menunjang seluruh kehidupan manusia jika tidak
dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam pengelolaannya Akan mengakibatkan kerusakan
pada sumberdaya air. Air permukaan yang ada seperti sungai banyak dimanfaatkan untuk
keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi, mengairi sawah dan
peternakan, keperluan keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air,
pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat
rekreasi yang di kemukakan oleh (Yogafanny,2015).Sebagai tempat penampungan air maka
sungai mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami maupun
antropogenik. Adapaun menurut PP No.38 Tahun 2011,Pasal 11 ayat 1 Tentang Sungai yaitu
Garis sempadan sungai bertaggul di dalam kawaasan perkotaan sebagai mana dimaksud

8
dalam pasal 8 ayat (2) huruf c ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga mater) dari tepi
luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Menurut Maryono (2003) Sempadan sungai sering disebut juga Bantaran Sungai.
Sempadan sungai merupakan daerah bantaran banjir ditambah lebar longsoran tebing sungai
yang mungkin terjadi, lebar bantaran ekologis, dan lebar keamanan yang diperlukan terkait
dengan letak sungai seperti areal permukiman dan non permukiman.

2.2 kualitas air

Mengantisipasi hal tersebut yang terjadi upaya pengelolaan kualitas air serta pengendalian
pencemaran air, sehingga sumber daya air yang ada dapat dimanfaatkan secara efisien dan
berkelanjutan. Hal tersebut tertuang pada UU No:7/2004 tentang sumber daya air pasal 20
ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa konservasi SDA dilakukan untuk menjaga daya
tampung dan fungsi SDA yang diantaranya melalui kegiatan pengendalian pencemaran air.

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001 disebutkan juga bahwa


Pengendalian Pencemaran Air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin agar kualitas air sesuai dengan baku mutu
air. Usaha pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan kualitas air ini dapat
dilakukan dengan mengolah air limbah sebelum masuk ke badan sungai ataupun
mengendalikan dan memperbaiki kualitas air badan air tercemar, proses tersebut dapat
dilakukan dengan cara bioremidiasi. Bioremidiasi merupakan penggunaan mikroorganisme
yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan
kadar polutan tersebut.

Hendrawan, (2005) menjelaskan bahwa untuk menjaga kualitas air agar tetap pada
kondisi alamiahnya perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara
bijaksana hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan mahluk hidup yang dapat
digunakan dalam proses bioremidiasi.

Kulitas air merupakan sifat air yang mencirikan keadaan air yang masih dapat
dimanfaatkan dengan ketentuan baku mutu air. Effendi dan Hefni (2003) menjelaskan
kualitas air, yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di
dalam air. Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk
ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut.

9
Sama halnya Penentuan parameter yang ditetapkan oleh pemerintah pada PP Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, parameter
yang digunakan sebagai pengelolaan dan pengendalian pencemaran air terbagi menjadi lima
yaitu parameter fisika, parameter kimia organik, parameter kimia anorganik, parameter
mikrobiologi, dan parameter radioktivitas dengan total 42 parameter pencemaran. Banyaknya
parameter pencemaran tersebut menyebabkan penelitian kurang efisien dan menjadikan biaya
penelitian semakin besar, selain itu tidak semua jenis pencemar mencemari daerah yang
dijadikan penelitian sehingga berdasarkan lampiran III dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Air
Limbah menyarankan penggunaan parameter kunci yang diharapkan mampu mewakili
parameter lainnya.

Menurut Yuliastuti (2011) sifat dari air, serta kandungan organisme, zat, energi atau
komponen lain di dalam air merupakan definisi dari kualitas air. Di samping itu, Fitriyana
(2004) menjelaskan pengertian kualitas air sebagai limit kandungan parameter-parameter air
yang ditentukan bagi kelayakan untuk penggunaan tertentu. Batas-batas konsentrasi tersebut
ditentukan berdasarkan pertimbangan ilmiah yang diperoleh dari hasil-hasil riset. Adapun
standar baku mutu kualitas air diatur oleh pemerintah daerah melalui perundang- undangan.
Penelitian ini menggunakan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 Tahun 2015 yang
berisi Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai sebagai dasar penetapan kualitas air Sungai
Sekanak

Terdapat 3 (tiga) kelompok tolak ukur kualitas air dari suatu sistem perairan, yaitu fisika,
kimia, dan biologi. biologi. Parameter fisika terdiri dari suhu, turbiditas dan total padatan
larutan. Adapun parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut/Dissolved Oxygen (DO),
kebutuhan oksigen hayati (BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dan nitrat. Sedangkan
parameter biologi antara lain keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya. TSS, TDS, BOD,
COD, dan DO merupakan parameter kunci untuk melihat tingkat pencemaran suatu perairan,
terutama yang disebabkan oleh limbah organic. Misalnya limbah cair yang dihasilkan
agroindustri, bahan organik buangan rumah tangga atau permukiman yang masuk ke perairan
umum (Manik, 2016).

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi tempat penelitian ini adalah di Sungai Nanga-Nanga Kecamatan Poasia,Kota


Kendari SULAWESI TENGGARA.

3.2 Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono


(2015), penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,analisis data bersifat kuantitatif/statitik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
ditetapkan.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono,2015). Menurut Notoatmodjo (2012)
populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat di sekitaran sungai nanga-nanga.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2013). Menurut
Sugiyono (2015), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dalam peneliatan ini adalah sebagian masyarakat di sekitaran
sungai dan sampel air sungai untuk di ukur debitnya.

3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan
di terima dari responden atau objek penelitiannya langsung.

11
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan berasal
dari sumber yang relevan, data sekunder dari penelitian yaitu jurnal, data kualitas air
sungai di indonesia.

3.5 Instrumen penelitian

Menurut (Yusuf,2013). Secara umum instrumen penelitian yang dapat digunakan


penelitian dalam penelitian kuantitatif adalah

1. Kuesioner
2. Skala
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa
wawancara secara lisan dan kuesioner untuk memperoleh data karena peneliti merasa
dengan menggunakan instrumen ini akan lebih banyak memperoleh data yang
diperlukan.

3.6 Analisis Data

Untuk memperoleh gambaran karakteristik yang menyeluruh terhadap permasalahan


yang diteliti diperlukan analisis statistik deskriptif. Analisis data dilakukan terhapad jawaban
responden pada setiap butir pertanyaan.

Pada analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi.
Pada analisis korelasi ini untuk menguji apakah adakah ada hubungan antara kualitas air
sungai dengan masyarakat sekitar. Pada analisis regresi ini untuk menguji hubungan antara
variabel independen dan dependen untuk menilai kekuatan antar variabel yaitu kualitas air
sungai dan masyarakat sekitar.

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah :

Kualitas air adalah mutu air yang berdasarkan pada pengukuran parameter RI
No.416/menkes/per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yaitu
Mikrobiologi, fisik,kimia, dan Radioaktif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Elriyansa, Risaliani Sodymiranda. 2020. “PERILAKU MASYARAKAT DALAM


MEMANFAATKAN AIR SUNGAI MUSI DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI (Studi
Pada Masyarakat Di Daerah Aliran Sungai Musi RT 1 Kecamtan Gandus, Palembang).”

Kospa, Herda Sabriyah Dara, and Rahmadi Rahmadi. 2019. “Pengaruh Perilaku Masyarakat
Terhadap Kualitas Air Di Sungai Sekanak Kota Palembang.” Jurnal Ilmu Lingkungan
17(2):212. doi: 10.14710/jil.17.2.212-221.

Matolisi, Elizabet, Sriati, and Husni Faruk. 2015. “Pengaruh Perilaku Masyarakat Terhadap
Kualitas Air Dan Kesehatan Masyarakat Di Sungai Aur Kelurahan 9 - 10 Ulu
Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang.” Jurnal Penelitian Sains 17(3):149–53.

Zuliyanti, Rika Anggela, and Wiwik Cahyaningrum. 2022. “Analisa Pemanfaatan Air Sungai
Bagi Rumah Tangga Di Bantaran Sungai Melawi Desa Sungai Ana Kabupaten Sintang.”
Pendidikan Geografi Dan Pariwisata 2(1):35–51.

13

Anda mungkin juga menyukai