Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sungai

2.1.1. Ekosistem Sungai

Sungai merupakan suatu perairan yang dicirikan adanya aliran

yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir

(perairan lotik). Perairan mengalir atau perairan lotik memiliki

kehidupan flora dan fauna. Kehidupan flora dan fauna terdapat pada

ekosistem (Effendie, 2002). Ekosistem adalah suatu sistem ekologi

yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berintegrasi

sehingga membentuk suatu kesatuan. Sistem tersebut mempunyai sifat

tertentu, tergantung pada jumlah dan jenis komponen yang

menyusunnya (Asdak, 2010).

Ekosistem sungai atau ekosistem air tawar secara umum dapat

dibagi menjadi 2 yaitu perairan lentik (perairan tenang) misalnya danau

dan perairan lotik (perairan mengalir) contohnya yaitu sungai.

Perbedaan dari perairan lentik dan perairan lotik yaitu pada arusnya.

Perairan lotik memiliki arus yang lebih tinggi dibandingan dengan

perairan lentik. Ekosistem lotik dibagi menjadi 2 zona yaitu zona krenal

dan zona rithral. Zona krenal merupakan mata air yang umumnya

terdapat di daerah hulu. Sedangkan zona rithral merupakan aliran air

dari beberapa mata air yang akan membentuk aliran sungai di daerah

pegunungan (Hutabarat, 2010).

5
Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
6

Perairan sungai sebagai suatu ekosistem memiliki beberapa

faktor. yang dapat mempengaruhi kondisi dan kualitas perairan sungai

yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik yang dapat

mempengaruhi kualitas perairan yaitu tingkat kekeruhan, suhu, derajat

keasaman, dan salinitas. Faktor biotik yang dapat mempengaruhi

kualitas perairan yaitu hewan, tumbuhan, dan plankton Sungai sebagai

suatu ekosistem terdapat populasi ikan yang menggambarkan tentang

kemelimpahan dan keanekaragaman spesies ikan disungai yang

berfungsi sebagai pelestarian dalam ekologi sungai (Brotowidjoyo dkk.,

1995).

2.1.2. Bagian-bagian Sungai dan Faktor Biotik Sungai

Sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian hulu, tengah,

dan hilir. Bagian hulu dicirikan memiliki volume air kecil, dangkal,

berbatuan, memiliki aliran air yang cepat, suhu air lebih rendah, dan

oksigen terlarut lebih tinggi. Bagian hilir dicirikan memiliki volume

air besar, arusnya lambat, dasar sungai pasir atau lumpur, unsur hara

terlarut tinggi, dan kemelimpahan organisme penghuni tinggi

(Effendie, 2002). Muara sungai merupakan pertemuan ujung aliran

sungai dengan perairan lainnya. Muara sungai dicirikan memiliki daya

erosi rendah, arus air sangat lambat dengan volume air yang lebih

besar. Pada bagian muara sungai kaya akan ikan, udang, kepiting, dan

biota lainnya (Mulyanto, 2007).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
7

Sungai berperan penting dalam kehidupan manusia yang dapat

dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan, sarana transportasi serta

rekreasi. Pemanfaatan tersebut berdasarkan dengan komponen biotik

dan abiotik. Komponen biotik seperti ikan dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan pangan sedangkan pada komponen abiotik contohnya pada

air dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi, rekreasi, dan irigasi

(Brotowidjoyo dkk., 1995).

Berdasarkan pemanfaatan tersebut disesuaikan dengan

kelayakan atau kualitas suatu perairan. Apabila sungai memiliki

tingkat kelayakan atau kualitas sungai yang masih rendah maka akan

memiliki pemanfaatan yang rendah. Kualitas perairan dapat

dipengaruhi oleh beberapa sifat. Kelayakan atau kualitas suatu

perairan dipengaruhi oleh sifat fisika, kimia, dan biologi. Ketiga sifat

tersebut dapat mempengaruhi pada pertumbuhan ikan. Pertumbuhan

ikan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor

luar. Faktor dalam diantaranya yaitu dipengaruhi pada keturunan, sex,

umur, parasit, dan penyakit. Faktor luar dipengaruhi pada suhu dan

makanan (Effendie, 2002).

Pelestarian dalam ekologi sungai dapat dilihat dari struktur

umur dan faktor kondisi ikan. Struktur umur menjelaskan untuk

mengetahui umur ikan berdasarkan populasi ikan yang ada di sungai.

Sedangkan untuk faktor kondisi menjelaskan tentang kemontokanikan

yang berfungsi untuk mengetahui pertumbuhan ikan (Effendie, 2002).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
8

2.1.3. Sungai Pelus

Sungai Pelus merupakan salah satu sungai yang terletak di

kabupaten Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o

12’30” sampai 7o 21’31” LS dan 109o 12’31” BT sampai 109o 19’10”

BT, degan ketinggian 24-810 m dari permukaan laut dan memuliki

panjang kurang lebih 18,93 km dan melalui beberapa wilayah antara

lain Banyumas Timur, Kecamatan Sumbang, Kecamatan Baturaden,

Kecamatan Purwokerto Utara, Kecamatan Purwokerto Timur,

Kecmatan Kembaran, Kecamatan Sokaraja, dan Kecamatan

Kalibagor.

Sungai Pelus merupakan salah satu sungai yang mengalir melewati

wilayah Kabupaten Banyumas. Hulu sungai Pelus berada dibagian

selatan kaki Gunung Slamet tepatnya di Dusun Munggangsari, Desa

Karang Salam, Kecamatan Baturraden dan bermuara pada Sungai

Klawing di Desa Pajerukan Kecamatan Sokaraja Sungai Pelus

merupakan salah satu sungai di wilayah Kabupaten Banyumas yang

bermuara di sungai Klawing.

Sungai Pelus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagian hulu sungai dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk tempat wisata seperti di Desa Rempoah yang

terdapat Curug Belot. Masyarakat di sekitar daerah hilir

memanfaaatkansungai Pelus untuk berbagai kegiatan seperti irigasi

pertanian, menangkap ikan, penambangan pasir dan batu, media

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
9

pembuangan limbah rumah tangga dan industri sekaligus untuk

kegiatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).

2.2. Kualitas Perairan Sungai

Kualitas suatu perairan dipengaruhi oleh sifat fisika, kimia, dan

biologi. Ketiga sifat tersebut dapat mempengaruhi pada pertumbuhan ikan

(Effendie, 2002).

2.2.1. Parameter Fisika

Parameter fisika perairan yang digunakan terdiri dari suhu,

kecepatan arus, dan kecerahan.

a. Suhu

Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam perairan

untuk kehidupan dan perkembangan ikan. Suhu berpengaruh

terhadap ekosistem perairan karena suhu menjadi syarat yang

diperlukan organisme untuk hidup. Suhu mempunyai peranan

penting dalam kehidupan ikan. Suhu juga mempengaruhi untuk

menentukan pertumbuhan ikan (Siahaan dkk., 2011). Ikan biasanya

memilih suhu optimum untuk dapat hidup dengan baik, suhu yang

aman bagi ikan berkisar antara 23 – 290C dengan suhu optimum

240C (Kottelat dkk., 1993).

b. Kecepatan Arus

Arus disungai berubah dari deras pada bagian hulu dan

menjadi lambat pada bagian hilir. Kecepatan arus dipengaruhi

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
10

olehkemiringan, kedalaman, dan substrat dasarnya. Arus juga

sangat penting sebagai faktor pembatas terutama pada aliran air.

Arus dapat menentukan pada distribusi gas yang vital, garam dan

organisme kecil (Odum, 1996).

Menurut Umiatun dkk., (2017) terdapat 5 kategori arus

yaitu arus yang sangat lambat (< 0,10 m/s), lambat (0,10 – 0,25

m/s), sedang (0,25 – 0,50 m/s), cepat (0,50 – 1 m/s), dan sangat

cepat (> 1 m/s).

c. Kecerahan

Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut

dalam air, sehingga semakin sedikit zat terlarut semakin jernih

kondisi air, hal ini dapat berpengaruh terhadap zona fotosintesis

(Odum, 1996). Besarnya kecerahan berdasarkan kedalaman suatu

perairan sangat tergantung pada warna air dan kekeruhan, hal ini

semakin gelap warnanya akan semakin keruh, maka kecerahannya

semakin rendah. Kisaran kecerahan perairan untuk air tawar 25-40

cm (Frasawidkk., 2013).

Kecerahan air sungai semakin ke hilir semakin rendah.

Kecerahan air dipengaruhi oleh banyaknya materi tersuspensi yang

ada di dalam air sungai sehingga dapat mengurangi masuknya sinar

matahari ke air sungai. Semakin ke hilir semakin banyak material

yang ada dalam air sungai (Siahaan dkk., 2011).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
11

2.2.2. Parameter Kimia

Parameter kimia perairan yang digunakan terdiri dari Derajat

Keasaman (pH) dan Dissolved Oxygen (DO).

a. Derajat Keasaman (pH)

Keasaman adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion

hidrogen yang menunjukkan suasana air apakah bereaksi asam atau

basa.Derajat keasaman (pH) digunakan sebagai petunjuk untuk

menunjukkan baik buruknya kondisi perairan. Kondisi optimum

untuk organisme perairan berkisar 6,5-8,4 (Asdak, 2010). Kisaran

pH yang terlalu asam atau basa akan mematikan organisme

perairan. Derajat keasaman perairan dipengaruhi oleh konsentrasi

karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam (Frasawidkk.,

2013). Perairan dengan pH ≤ 5 menyebabkan organisme yang

menjadi makanan ikan tidak dapat hidup dengan baik, diperlukan

perairan dengan kisaran pH antara 5,0 – 9,0 (Odum, 1996).

b. Disolved Oxygen (DO)

Disolved Oxygen (DO) merupakan parameter kimia yang

menunjukkan banyaknya oksigen terlarut dalam air. Kandungan

oksigen akan turun apabila salinitas naik dan temperatur air naik.

Kebanyakan ikan memerlukan konsentrasi oksigen 5mg/l (setara 5

ppm). Apabila kurang dari 5 ppm dalam jangka waktu lama ikan

akan menghentikan makan dan pertumbuhannya (Brotowidjoyo

dkk., 1995).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
12

2.2.3. Parameter Biologi

Plankton adalah organisme yang hidupnya mengapung,

mengambang, atau melayang di dalam air (Nontji, 2008). Plankton

dibagi mejadi dua golongan yaitu fitoplankton dan zooplankton.

Plankton memiliki nilai gizi yang tinggi serta memiliki bentuk dan

ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan maupun larva (Odum,

1996).

Menurut Nybakken (1992), berdasarkan ukuran plankton dapat

dibedakan menjadi lima yaitu :

a. Megaplankton yaitu organisme planktonik yang besarnya lebih dari

2.0 mm.

b. Makroplankton yaitu organisme planktonik yang berukuran antara

0.2 mm- 2.0 mm.

c. Mikroplankton yaitu organisme planktonik yang berukuran 20 µm -

0.2 mm.

d. Nanoplankton yaitu organisme planktonik yang sangat kecil yang

berukuran 2 µm - 20 µm.

e. Ultraplankton yaitu organisme planktonik yang berukuran kurang

dari 2 µm.

Fitoplankton adalah mikroorganisme nabati yang hidup melayang-

layang di dalam air dan mampu melakukan fotosintesis. Sedangkan

zooplankton mikroorganisme hewani yang terdapat dalam air dan

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
13

memiliki kekuatan untuk bergerak meskipun lemah tetapi dapat

membantu untuk naik ke atas dan turun ke bawah (Nontji, 2008).

2.3. Karakteristik dan Pertumbuhan Ikan Sungai

Ikan merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) dengan ciri-

ciri berdarah dingin, memiliki insang untuk bernafas dan sirip untuk berenang

di perairan. Tubuh ikan terdiri dari ekor dan sirip yang terletak pada bagian

tepi dari tubuh sebagian besar ikan. Ikan memiliki kulit yang relatif kuat dan

liat. Kulit tersebut melapisi semua bagian tubuh ikan yang terbuka dan

menjadi transparan dibagian mata. Warna ikan juga dapat disebabkan oleh sel

warna dan terbentuk lapisan tipis karena sel mukus pada kulit ikan (Lagler

dkk.,1962).

Ikan mempunyai ukuran tubuh yang berbeda-beda dimana setiap

bentuk tubuh menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan habitatnya.

Umumnya tubuh ikan berbentuk torpedo (fusiform) dan kebanyakan agak

oval dalam potongan melintangnya untuk ikan yang bisa hidup pada kondisi

air yang mempunyai arus yang deras serta ikan yang berbentuk streamline

sempurna untuk ikan perenang bebas. Bentuk umum dari kebanyakan ikan

adalah bulat (globiform), seperti ular (anguilliform), dan seperti jarum

(filiform). Bentuk ikan bervariasi, namum pada dasarnya ikan berbentuk

simetri bilateral, seperti kebanyakan vertebrata lain. Bentuk tubuh yang

berbeda berfungsi agar ikan dapat menghindarkan diri dengan cepat dari

gangguan predator (Lagler dkk., 1962).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
14

Ikan memiliki kemampuan untuk bergerak dengan menggunakan sirip

untuk menjaga keseimbangan dalam air, sehingga tidak bergantung pada arus

atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Ikan mempunyai otak yang

terbagi menjadi region-region dan dibungkus dalam cranium (tulang kepala)

yang berupa kartilago. Telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa

saluran-saluran semi sirkularisme sebagai organ keseimbangan

(Brotowidjoyodkk., 1995).

Pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang

atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan populasi sebagai

pertambahan jumlah. Pertumbuhan dipengarui oleh dua faktor yaitu faktor

dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah keturunan, sex, umur,

parasit, dan penyakit. Faktor luar umumnya adalah makanan dan suhu

perairan (Effendie, 2002).

Faktor kimia dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan di perairan.

Apabila dalam keadaan ekstrim maka dapat berakibat fatal. Faktor kimia yang

dapat mempengaruhi diantaranya yaitu oksigen, karbon dioksida, hidrogen

sulfida, keasaman dan alkalinitas. Faktor kimia tersebut dapat

mempengaruhinya terhadap makanan. Contohnya di bagian dasar perairan

terdapat hidrogen sulfida dan methana maka banyak ikan muncul

dipermukaan karena ruang gerik sempit dan berkompetisi dalam

mendapatkan makanan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi

terganggu (Effendie, 2002).

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
15

2.4. Struktur Umur

Struktur umur penting dalam biologi perikanan karena dalam struktur

umur akan mengetahui umur ikan. Ikan dalam suatu perairan sebagai suatu

populasi atau anggota komunitas tidak terdiri dari satu kelompok umur.

Dengan mengetahui besarnya jumlah ikan dari tiap kelompok umur yang

membentuk populasi dapat dilihat dari matang kelamin, lama hidup,

mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi. Cara lain dapat menggunakan

metode petersen yaitu menggunakan frekuensi panjang dan berat ikan. Untuk

mengetahui umur ikan dapat ditentukan dari panjang dan berat rata-rata dari

ikan tersebut (Effendie, 2002).

Umur ikan dapat ditentukan dengan menginterpretasikan tanda umur

(annulus) pada sisik sebagai suatu hasil pertumbuhan musiman. Jumlah

annulus yang ditemukan pada struktur tersebut menunjukkan berapa umur

ikan (Rahardjodkk., 2011).Distribusi frekuensi panjang dan berat ikan

didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah dan distribusi

frekuensi panjang yang telah dilakukan dalam selang kelas yang sama

kemudian diplotkan dalam sebuah grafik.Menentukan selang kelas dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Ikan-ikan yang memiliki ukuran dan panjang total dan berat ikan

dalam kisaran kecil atau rendah menunjukkan ikan-ikan muda, sedangkan

nilai panjang total dan berat ikan dengan kisaran besar atau tinggi

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
16

menunjukkan ikan dewasaatau tua (Effendie, 2002). Pertumbuhan atau

pertambahan berat ikan lebih cepat dibandingkan dengan panjang ikan

(Wudjidkk., 2012).

2.5. Faktor Kondisi

Mulfizar dkk., (2012) Faktor kondisi merupakan keadaan yang

menyatakan kemontokan ikan yang berfungsi untuk mengetahui kegemukan

ikan dan pertumbuhan ikan yang dapat dianalisis melalui panjang dan berat

ikan.Faktor kondisi ikan dipengaruhi oleh variasi pasokan pakan. Apabila

memiliki variasi pasokan pakan yang baik untuk ikan maka akan memiliki

faktor kondisi yang baik untuk ikan. Variasi pasokan pakan dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor musiman. Apabila nilai relatif

(Wr) berada dibawah 100 bagi suatu individu ataupun populasi menunjukkan

adanya masalah. Apabila nilai relatif (Wr) berada diatas 100 hal ini

menunjukkan kelebihan ketersediaan suatu mangsa atau rendahnya kepadatan

suatu predator. Tidak hanya faktor ketersediaan pakan yang dapat

mempengaruhi faktor kondisi ikan tetapi faktor biotik dan biotik juga dapat

mempengaruhinya.

Faktor kondisi dihitung untuk menilai kesehatan ikan secara umum,

produktivitas dan kondisi fisiologis dari populasi ikan. Ikan yang memiliki

faktor kondisi yang tinggi diharapkan akan memiliki fekunditas lebih tinggi

dibandingkan dengan ikan dengan faktor kondisi yang lebih rendah. Faktor

kondisi penting bagi kehidupan ikan karena dapat berpengaruh terhadap

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018
17

kesehatan dan pertumbuhan ikan serta berpengaruh pada pemenuhan

kebutuhan hidup ikan (Mulfizardkk., 2012).

Setiap perlakuan pada akhir percobaan harga faktor kondisi ditentukan

berdasarkan standar nilai konstanta b. Nilai konstanta b digunakan untuk

mempelajari pertumbuhan ikan. Pertumbuhan ikan dapat diukur dari panjang

dan berat ikan karena pertumbuhan adalah perubahan ukuran panjang maupun

berat dalam waktu tertentu. Pada faktor kondisi juga dapat menunjukkan

kesehatan ikan yang dapat dilihat dari kemampuan fisik dalam

mempertahankan kelangsungan hidup dan reproduksi (Effendie, 2002).

Menurut Effendie (2002), nilai faktor kondisi b yang diperoleh dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu :

a. Nilai b <3, menunjukkan bahwa pertumbuhan berat ikan tidak seimbang

dengan pertambahan berat. Pertambahan berat lebih lambat dibandingkan

dengan pertambahan panjang.

b. Nilai b = 3, menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang ikan seimbang

dengan pertumbuhan panjang.

c. Nilai b>3, menunjukkan bahwa pertambahan panjang ikan lebih lambat

dibandingkan dengan pertambahan beratnya.

Struktur Umur dan Faktor..., Ervina Harum Apriyani, FKIP UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai