Anda di halaman 1dari 11

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perairan Sungai

Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air

permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai

dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan, juga

organisme khususnya di daerah hulu sungai. Di Indonesia umumnya dan di

Pulau Jawa pada khususnya air sungai berwarna kecokelatan karena banyak

mengandung sedimen, akibat terjadinya erosi di daerah aliran sungai

(Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

Perairan sungai sebagai suatu ekosistem mempunyai berbagai

komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu

jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem

sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi

yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut (Suwondo et al., 2004).

Secara ekologis sungai dibagian hulu dicirikan: volume air kecil, dangkal,

berbatu-batu, aliran air cepat, suhu air lebih rendah, oksigen terlarut lebih

tinggi dan dibagian hilir dicirikan: volume air besar, arus lambat, dasar

sungai pasir atau lumpur, unsur hara terlarut tinggi, dan kemelimpahan

organisme penghuni tinggi (Effendie, 2002).

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


6

Sungai terdiri dari tiga bagian yaitu bagian hulu terletak di daerah

yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun, bagian tengah sungai

berada di bagian sungai yang landai, dan bagian hilir terletak di daerah
5
landai dan mendekati muara sungai. Sungai dan anak sungai, bagian hulu

dan hilir dapat berbeda-beda keadaan fisiknya, yaitu dalam hal: kedalaman,

panjang, lebar daerah aliran serta luas daerah aliran sungai, volume aliran

air, tepi, jeram, tipe dasar sungai, dan temperatur air (Brotowidjoyo et

al.,1995).

Air sungai umumnya jenuh dengan oksigen, cukup mendapat

cahaya.Berdasarkan pemanfaatannya sungai dapat dikelompokkan menjadi:

pemanfaatan sumber daya hayati dan pemanfaatan sumber daya non-hayati.

Pemanfaatan sumber daya hayati sungai memegang peranan yang sangat

penting sebagai media habitat hidup bagi organisme atau makhluk hidup

perairan, termasuk ikan, sedangkan pemanfaatan sumber daya non-hayati,

sungai berperan dalam penyediaan sumber daya-sumber daya non-hayati

dari sungai itu sendiri, misalnya: transportasi atau rekreasi, tempat MCK,

dan untuk irigasi (Brotowidjoyo et al., 1995).

Sosrodarsono et al. (1994) menyatakan sungai mempunyai peranan

yang sangat besar dalam budidaya tanaman pangan, sarana transportasi dan

komunikasi serta rekreasi. Demikian pula sungai menyediakan sebagai

sarana transportasi guna meningkatkan mobilitas serta komunikasi antar

manusia. Sungai berfungsi pula sebagai saluran penampung air hujan yang

turun diatas permukaan bumi dan mengalirkannya ke laut atau danau-danau.

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


7

2.2. Kualitas Perairan Sungai

2.2.1. KualitasFisika dan Kimia Perairan Sungai

Untuk bisa hidup sehat dan berkembang biak dengan baik, ikan

harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Faktor – faktor

fisik yang cukup penting di air tawar adalah suhu, arus, kecerahan,

kandungan oksigen, pH, dan makanan. Kualitas perairan sungai memiliki

karakteristik fisika dan karakteristik kimia,sedangkan kualitas biologi

perairan sungai meliputi plankton (Odum, 1996; Asdak, 2007; Subardja

et al., 1989).

a. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam

keberlangsungan proses biologi dan kimia yang terjadi di dalam air

seperti kehidupan dan perkembangbiakan organisme air. Suhu

mempengaruhi kandungan oksigen di dalam air (Rahayu et al., 2009).

Suhu dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan

fauna akuatis, sebab dapat mempengaruhi jenis, jumlah dan keberadaan

dari flora dan fauna akuatis tersebut. Setiap ikan diketahui mempunyai

kisaran suhu optimal yang menyebabkan ikan tersebut dapat

tumbuhsecara optimal.Suhuyang aman bagi ikan berkisar antara 230C-

290C dengan suhu optimum 240C (Asdak, 2007; Rahardjo et al., 2011;

Kottelat et al., 1993).

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


8

b. Kecepatan Arus

Arus merupakan parameter fisika dari sungai dan menjadikan ciri

dari sebuah sungai. Namun demikian arus pada setiap sungai tidak

sama. Arus adalah gerakan air secara horizontal dan merupakan ciri

khas ekosistem sungai. Aliran air pada sungai yang besar sangat lambat,

sehingga sedemikian rupa menyerupai kondisi air yang tergenang

(Odum, 1996). Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relative

kencang dengan kecepatan yang berkisar 0,1 sampai 1,0 m/s (Effendie,

2002).

c. Kecerahan

Odum (1996) menyatakan penetrasi cahaya sering kali dihalangi

oleh zat yang terlarut dalam air, sehingga semakin sedikit zat terlarut

semakin jernih kondisi air, hal ini dapat berpengaruh terhadap zona

fotosintesis. Menurut Effendie (2002) bahan-bahan tersuspensi di

perairan walaupun tidak bersifat toksik, hal tersebut jika jumlahnya

berlebih maka dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya

menghambat penetrasi cahaya matahari ke badan air dan akhirnya

berpengaruh pada proses fotosintesis di perairan.

d. Derajat Keasaman (pH)

Rahayu et al. (2009) menyatakan derajat keasaman (pH)

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


9

akuatik, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

menyatakan baik buruknya kondisi perairan sebagai lingkungan

hidup.Kisaran pH menunjukkan tingkat keasaman air yang dapat

ditunjukkan menggunakan kertas pH.Skala pH berikisar 0-14 dengan

kisaran pH 7 (netral), pH < 7 (asam), dan pH > 7 (basa). Kisaran pH

6,5-8,2 merupakan kondisi optimum untuk organisme perairan.

Kisaran pH yang terlalu asam atau basa akan mematikan organisme

perairan. Menurut Asdak (2007) besarnya angka pH dalam suatu

perairan mempunyai peranan penting bagi kehidupan akuatik seperti

ikan dan fauna lain yang hidup diperairan tersebut.

e. Dissolved Oxygen (DO)

Mutu air bagi kehidupan organismeperairan sangat ditentukan

oleh tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut (DO) dalam air

tempat tinggal organisme tersebut (Brotowidjoyo et al., 1995).

Selanjutnya dinyatakan bahwa kehidupan perairan dapat bertahan jika

ada oksigen terlarutminimum sebanyak 5 ppm selebihnya bergantung

pada banyak faktor diantaranya ketahanan organisme, derajat

aktivitas, kehadiran pencemar, suhu air. Menurut Rahayu et al. (2009)

bahan-bahan terlarut dalam air juga menyerap panas yang

mengakibatkan suhu air meningkat, sehingga jumlah oksigen terlarut

dalam air berkurang.

2.2.2. Kualitas Biologi Perairan Sungai

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


10

Kondisi pakan alami disuatu habitat sangat dipengaruhi oleh

kualitas biologi perairan sungai yaitu plankton. Plankton adalah

organisme yang hidup melayang atau mengambang di dalam air.

Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga organisme

tersebut selalu terbawa oleh arus. Plankton dapat dibagi menjadi dua

golongan yaitu fitoplankton yang merupakan plankton yang bersifat

nabati sehingga mampu melakukan fotosintesis, dan zooplankton

merupakan plankton yang bersifat hewani (Nybakken, 1992).

Fitoplankton umumnya terdapat diperairan sekitar muara sungai

atau diperairan lepas pantai karena terjadi air yang teraduk (upwelling).

Keberadaan zooplankton dipengaruhi oleh adanya fitoplankton yang

terdapat di suatu perairan. Di dalam penelitian perairan, plankton dapat

menentukan kualitas suatu perairan tersebut (Fachrul, 2006).

2.3. Keanekaragaman Ikan Sungai

Menurut Kottelat et al. (1993) Indonesia memiliki kekayaan jenis

ikan yang cukup besar jumlahnya.Ikan air tawar yang terdapat di wilayah

Indonesia bagian barat dan Sulawesi telah diketahui kurang lebih 1032

spesies. Susanto dan Pramono (2009) dalam penelitiannya tentang

inventarisasi spesies ikan yang ditangkap menggunakan jala dan jaring di

Sungai Logawa Wilayah Kabupaten Banyumas spesies ikan yang

didapatkan yaitu Osteochilus vitatus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


11

orphoides, Clarias batracus, Mystus gulio, Oreochromis

niloticusGlossogobius giuris, dan Ophiochepalus striatus.

Kottelat et al. (1993) menyatakan ikan didalam mencari makanannya

dibagi menjadi tiga zona yaitu: zona dasar (demersal) ciri-cirinya mulut ikan

yang berada dibawah kepala, zona badan air dan zona permukaan (pelagis)

dicirikan dengan bentuk mulut yang tepat pada ujung terminal atau diatas

terminal. Semakin besar ukuran sungai maka semakin besar pula jumlah

keragaman jenis ikannya. Menurut Odum (1996) ekosistem yang baik

mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis

individu yang hampir merata di setiap perairan.

2.4. Pertumbuhan Ikan

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran ikan dalam jangka waktu

tertentu. Ukuran ini bisa dinyatakan dalam satuan panjang, bobot maupun

volume. Ikan bertumbuh terus sepanjang hidupnya, sehingga dikatakan

bahwa ikan mempunyai sifat pertumbuhan tak terbatas, karena ikan akan

mencapai panjang maksimum sesuai dengan potensi genetiknya bila berada

dalam lingkungan yang sangat nyaman (Rahardjo et al., 2011).

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran panjang

dan berat dalam waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan diantaranya jumlah makanan yang tersedia, jumlah

individu yang menggunakan makanan, umur, ukuran, kematangan gonad,

dan parameter fisika kimia perairan. Sifat pertumbuhan ikan dibagi menjadi

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


12

dua, yaitu (1) isometrik : berarti mengalami pertambahan panjang dan berat

yang seimbang, (2) allometrik : berarti pertumbuhan panjang dan berat tidak

seimbang (Effendie, 2002).

Umur telah diketahui berperan terhadap pertumbuhan. Pada ikan tua

walaupun pertumbuhan itu terus, tetapi berjalan dengan lambat. Ikan tua

pada umumnya untuk pertumbuhan, karena sebagian besar makanannya

digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan pergerakan (Effendie, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuhan ikan adalah

dari faktor ikannya sendiri, lingkungan dan nutrisi. Dari beberapa faktor

tersebut seberapa jauh akan mempengaruhi pertumbuhan bagi ikan seperti

misalnya faktor kualitas air yang meliputi suhu dan oksigen, pengaruh dari

ikannya sendiri yang meliputi spesies ikan. Umur dalam hal ini akan

berpengaruh terhadap pemanfaatan nutrisi, kemampuan ikan untuk

mencerna makanan dalam setiap tahap pertumbuhannya (Handajani dan

Widodo, 2010).

2.5. Struktur Umur Ikan

2.5.1. Umur Ikan

Satu variabel penting dalam pertumbuhan adalah umur ikan.

Komposisi umur dalam populasi atau komunitas ikan suatu perairan

memegang peranan penting, terutama jika dihubungkan dengan

produksi.Ikan dalam suatu perairan sebagai suatu populasi atau anggota

komunitas bukan terdiri dari satu kelompok umur (Effendie, 2002).

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


13

Laju pertumbuhan menurun dengan bertambahnya ukuran tubuh

(umur) dan umur mempengaruhi kebutuhan energi. Ikan yang

mempunyai ukuran lebih kecil, kecepatan metabolismenya lebih tinggi

daripada ikan yang lebih besar. Akan tetapi pengaruh ini tidak selalu

terjadi, karena sejumlah ikan diperkirakan mampu menaikkan beratnya

sepanjang total waktu hidupnya (Handajani dan Widodo, 2010).

2.5.2. Penentuan Umur Ikan

Mengetahui umur ikan merupakan alat penting. Data umur yang

dihubungkan dengan data panjang dan berat dapat memberikan

keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama kali menetas, lama

hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi (Effendie, 2002).

Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda

tahunan pada bagian tubuh yang keras selalu dilakukan pada daerah

subtropis (empat musim), karena ikan-ikan yang hidup di daerah

subtropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada

musim dingin terjadi perlambatan pertumbuhan (Yudasmara, 2014).

Cara lain untuk mengetahui umur ikan dengan metode Petersen

yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang ikan. Anggapan yang

dipakai untuk menggunakan metode ini ialah bahwa ikan satu umur

mempunyai tendensi membentuk satu distribusi normal sekitar panjang

rata-ratanya. Bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


14

akan membentuk beberapa puncak. Puncak-puncak inilah yang dipakai

tanda kelompok umur ikan itu (Effendie, 2002).

Cara ini akan baik apabila ikannya mempunyai masa pemijahan

pendek, terjadi satu kali satu tahun dan umur ikan tersebut tidak panjang.

Untuk ikan lain yang mempunyai masa pemijahan panjang menyebabkan

terdapat pertumpuan ukuran dari umur yang berbeda. Ikan yang

pertumbuhannya lambat dari satu kelas umur lebih tinggi, akan

bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan yang tumbuhnya

lebih cepat pada umur yang lebih muda (Effendie, 2002).

2.6. Faktor Kondisi

Effendie (2002) menyatakan faktor kondisi merupakan keadaan yang

menyatakan kemontokan ikan yang dinyatakan dengan angka. Faktor

kondisi digunakan untuk mengetahui kegemukan ikan. Pertumbuhan ikan

dapat diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang dan berat

ikan. Di dalam penggunaan secara komersiil maka kondisi ini mempunyai

arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan.

Jadi kondisi disini mempunyai arti dapat memberi keterangan baik secara

biologis atau secara komersial.

Menurut Harteman (2015) menyatakan bahwa faktor kondisi

menunjukkan kondisi kesehatan ikan yang dilihat dari kemampuan fisik

dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan reproduksi.

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017


15

Effendie (2002) menyatakan bahwa nilai b yang diperoleh dapat

dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu :

1. Nilai b < 3, menunjukkan bahwa pertumbuhan berat ikan tidak seimbang

dengan pertambahan berat. Pertambahan berat lebih lambat dibandingkan

dengan pertambahan panjang.

2. Nilai b = 3, menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang ikan seimbang

dengan pertumbuhan berat.

3. Nilai b > 3, menunjukkan bahwa pertambahan panjang ikan lebih lambat

dibandingkan dengan pertambahan beratnya.

Struktur Umur Dan…, Dwi Isma Novitasari, FKIP UMP, 2017

Anda mungkin juga menyukai