Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKOLOGI LAUT

EKOSISTEM ESTUARI

SARDIN
I1C120018

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU


KELAUTAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ekologi pesisir dan kelautan mengenai ekosistem estuari
dengan baik. Adapun dalam makalah ini dikaji mengenai seluruh informasi yang terkait
dengan ekosistem estuari.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu saran dan
kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

Kupang, Januari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL.................................................................................... .............i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Tujuan .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

2.1 Pengertian Estuari..............................................................................2

2.2 Kondisi Lingkungan...........................................................................2

2.3 Peranan Ekosistem Estuari..................................................................3

2.4 Komposisi Biota Dan Produktifitas Hayati............................................4

2.5 Karakteristik ( Ciri–Ciri ) Ekosistem Estuari.........................................4

2.6Tipe-Tipe Estuari.................................................................................5

2.7 Biota Estuari......................................................................................6

2.8 Adaptasi Organisme Estuari..................................................................7

2.9 Fungsi Ekologis Estuari........................................................................7

2.10 Peran Ekologis Estuari.......................................................................8

2.11 Sifat-Sifat Ekologis Estauri.................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................10

3.1 Kesimpulan.........................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Estuari adalah ekosistem pesisir semi tertutup, sebagai daerah peralihanantara air
tawar yang berasal dari sungai dengan air asin dari laut (Leeder, 1982). Wilayah perairan
estuari bersifat sangat subur dan produktif dikarenakan kandungan nutrien yang tinggi
dari laut dan sungai. Kegiatan manusia di sekitar perairan estuari akan mempengaruhi
dinamika ekosistem estuari. Sebagian besarpenduduk dunia dan Indonesia (hampir
mencapai 70%)bermukim di sekitar wilayah pesisir dan sepanjang tepian sungai (Dahuri,
1992).
Estuari memiliki produktivitas yang tinggi sebagai pendukung kehidupan
organisme di dalamnya. Estuari juga merupakan perairan yang memiliki variasi yang
tinggi ditinjau dari faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di
dalamnya. Oleh karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi yang
membentuk suatu ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena dinamika dari
estuari sangat besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya pasang surut
maupun dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian musim.

Ekosistem estuari ini dibentuk oleh komponen biotik dan abiotik yang
salingberinteraksi satu sama lain. Keanekaragaman komponen biotik dan abiotik yang
terdapat didalamnya menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan
menarik untuk diteliti. Namun ekosistem estuari ini ternyata tidak cukup dikenal oleh
masyarakat pada umumnya dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal
ekosistem estuari ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.

1.2 TUJUAN
Mengetahui pengertian dari ekosistem estuari, kondisi lingkungan, peranan
ekosistemestuaria, komposisi biota dan produktifitas hayati, karakteristik (ciri–ciri)
ekosistemestuaria, tipe-tipe estuari, biota estuari, adaptasi organisme estuaria, peranan
ekologisestuai, fungsi ekologis estuaria, da sifat-sifat ekologis estuari.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Estuari

Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan


bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Secara
sederhana estuaria didefinisikan sebagai tempat pertemuan air tawar dan air asin
(Nybakken, 1988). Sebagianbesar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang
merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut.
Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan
laut, sehingga laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Bengen,
2002,Pritchard, 1976). Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilakan
suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi (Supriharyono, 2000),
antara lain:
 Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air dan
ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
 Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika
lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun air laut.
 Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas
mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
 Tingkat kadar garam didaerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut,
banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria
tersebut.
2.2. Kondisi Lingkungan
Perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang pentingterhadapa
kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat yang penting antara lain:
a) Salinitas.
Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung padamasukan air
tawar dari sungai dan air laut melalui pasang surut. Variasi ini menciptakankondisi yang
menekan bagi organisme, tetapi mendukung kehidupan biota yang padat danjuga menangkal
predator dari laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengansalinitas rendah.

5
b) Substrat.
Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimenyang
dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar lumpur estuaria bersifat
organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi
cadanganmakanan yang penting bagi organisme estuaria
b) Sirkulasi air.
Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan masuknya air lautmelalui arus
pasang surut menciptakan suatu gerakan dan transpor air yang bermanfaat bagibiota estuaria,
khususnya plankton yang hidup tersuspensi dalam air
d) Pasang surut.
Arus pasang surut berperan sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Disamping ituarus ini
juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di estuaria.
e) Penyimpanan zat hara.
Peranan estuaria sebagai penyimpanan zat hara sangat besar. Pohon mangrove dan lamun serta
ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik
yang akan digunakan kemudian oleh organisme hewani.
2.3. Peranan Ekosistem Estuaria
Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yangterbawa
masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas primernya
sendiri, karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan
karena kekeruhan airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit jenis
alga, rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton.
Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang terendapkan di estuaria
membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian menjadi
sumber makanan bagi tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan organik ini
dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yangmendapatkan
bahwa air drainase estuaria mengandung sampai

6
110 mg berat kering bahanorganik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya
mengandung bahan yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan detritus, yang
sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara, melainkan
kebanyakanmencerna bakteri dan jasad renik lain yang tercampur bersama detritus
itu. Pada gilirannya, para pemakan detritus berupa cacing, siput dan aneka kerang
akan dimakan oleh udang dan ikan, yang selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat
trofik di atasnya seperti ikan-ikan pemangsa dan burung.
Melihat banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa
disimpulkan bahwa rantai makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat
terbuka. Dengan pangkal pemasukan dari serpih-serpih bahan organik yang terutama
berasal dari daratan (sungai, rawa asin, hutan bakau), dan banyak yang berakhir pada
ikan-ikan atau burung yang kemudian membawa pergi energi keluar dari sistem.
2.4. Komposisi Biota Dan Produktifitas Hayati
Di estuaria terdapat tiga komponen fauna, yaitu fauna laut, air tawar dan
payau.Komponen fauna yang terbesar didominasi oleh fauna laut yaitu hewan
stenohalin yangterbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas dan
hewan euryhalin yangmempunyai kemampuan mentolerir berbagai penurunan
salinitas yang lebar. Komponen airpayau terdiri dari spesies organisme yang hidup di
pertengahan daerah estuaria pada salinitasantara 5-300/00. Spesies-spesies ini tidak
ditemukan hidup pada perairan laut maupun tawar.Komponen air tawar biasanya
terdiri dari yang tidak mampu mentoleril salinitas di atas 5 danhanya terbatas pada
bagian hulu estuaria. Ciri khas estuaria cenderung lebih produktifdaripada laut
ataupun air tawar. Estuaria adalah ekosistem yang miskin dalam jumlah spesiesfauna
dan flora. Faunanya: ikan, kepiting, kerang dan berbagai jenis cacing berproduksi
dansaling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks. Detritus membentuk
substratuntuk pertumbuhan bakteri dan alga dan kemudian menjadi sumber makanan
penting bagiorganisme pemakan suspensi dan detritus.
2.5. Karakteristik ( Ciri–Ciri ) Ekosistem Estuaria
1) Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung
darigelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan
memungkinkanlarva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.

7
2) Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya
mataharimencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh
dasar perairan,karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih
baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka
perairan dangkal).
3) Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.
4) Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan suatu
sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup tersuspensi
dalam air,yaitu plankton.
5) Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang
penting,antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan
meggelontorkanlimbah.
6) Penyimpanan dan pendauran zat hara
Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga
mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya
dimanfaatkan oleh organisme hewani.
2.6. Tipe-Tipe Estuari
Pembagian tipe-tipe estuari dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, kekuatan
gelombang, pasang surut dan keberadaan sungai. Kuat lemahnya ketiga faktor ini
tergantung dari bentuk geomorfologinya.
Secara umum tipe-tipe estuari dapat dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu:
Embayments and drown river valleys (Teluk dengan sungai dari lembah bukit)
Wave-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi gelombang)
Wave-dominated deltas (Delta dengan dominasi gelombang)
Coastal lagoons and strandplains (Lagun dengan hamparan tanah datar)
Tide-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi pasang surut)
Tide-dominated deltas (Delta dengan dominasi pasang surut)
Tidal creeks (Daerah pasang surut dengan banyak anak sungai)

8
2.7. Biota Estuari
Sebagai wilayah peralihan atau percampuran, estuaria memiliki tiga
komponen biota,yakni fauna yang berasal dari lautan, fauna perairan tawar, dan fauna
khas estuaria atau airpayau.
Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir perubahan-perubahan salinitas
yangekstrem biasanya hanya dijumpai terbatas di sekitar perbatasan dengan laut
terbuka, di manasalinitas airnya masih berkisar di atas 30‰. Sebagian fauna lautan
yang toleran (eurihalin)mampu masuk lebih jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas
mungkin turun hingga 15‰atau kurang.
Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak mampu mentolerir salinitas
di atas5‰, sehingga penyebarannya terbatas berada di bagian hulu dari estuaria.Fauna
khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam antara 5-30‰,
namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair tawar
atauberair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea,
Scrobicularia),siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing polikaeta
Nereis.Di samping ituterdapat pula fauna-fauna yang tergolong peralihan, yang
berada di estuaria untuk sementarawaktu saja. Beberapa jenis udang Penaeus,
misalnya, menghabiskan masa juvenilnya disekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke
laut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) danikan salem (Salmo,
Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannyadari hulu
sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan lain,
darigolongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencari
makanan(Nybakken, 1988).
Akan tetapi sesungguhnya, dari segi jumlah spesies, fauna khas estuaria adalah
sangatsedikit apabila dibandingkan dengan keragaman fauna pada ekosistem-
ekosistem lain yangberdekatan. Umpamanya dengan fauna khas sungai, hutan bakau
atau padang lamun, yangmungkin berdampingan letaknya dengan estuaria. Para ahli
menduga bahwa fluktuasi kondisilingkungan, terutama salinitas, dan sedikitnya
keragaman topografi yang hanya menyediakansedikit relung (niche), yang
bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat.

9
2.8. Adaptasi Organisme Estuaria
Variasi sifat habitat estuaria, terutama dilihat dari fluktuasi salinitas dan suhu,
membuat estuaria menjadi habitat yang menekan dan keras. Bagi organisme, agar
dapat hidupdan berhasil membentuk koloni di daerah ini mereka harus memilki
adaptasi tertentu.
Adaptasi tersebut antara lain:
1) Adaptasi morfologis: organisme yang hidup di lumpur memiliki rambut-rambut
halusuntuk menghambat penyumbatan permukaan ruang pernafasan oleh partikel
lumpur;
2) Adaptasi fisiologis: berkaitan dengan mempertahankan keseimbangan ion cairan
tubuh;
3) Adaptasi tingkah laku: pembuatan lubang ke dalam lumpur organisme khususnya
avertebrata.
Kebanyakan organisme yang menempati daerah ini menunjukkan adaptasi
dalammenggali dan melewati substrat yang lunak atau menempati saluran yang
permanen dalam substrat. Dikarenakan pantai lumpur juga agak tandus, hal ini dapat
dilihat dari sedikitnya organisme yang menempati permukaan daratan lumpur.
Kehadiran organisme di pantai berlumpur ditunjukkan oleh adanya berbagai lubang di
permukaan dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Jadi, salah satu adaptasi utama
dari organisme di daratan lumpur adalah kemampuan untuk menggali substrat atau
membentuk saluran yang permanen.
Adaptasi utama yang kedua berkaitan dengan kondisi anaerobik yang merata
di seluruhsubstrat. Jika organisme ingin tetap hidup ketika terkubur dalam substrat,
mereka harus beradaptasi untuk hidup dalam keadaan anaerobik atau harus membuat
beberapa jalan yang dapat mengalirkan air dari permukaan yang mengandung banyak
oksigen ke bawah. Untuk mendapatkan air dari permukaan yang kaya oksigen dan
makanan maka muncul berbagai lubang dan saluran di permukaan daratan lumpur.
Adaptasi yang umum terhadap rendahnya ketersediaan oksigen adalah dengan
membentuk alat pengangkut (misalnya, hemoglobin)yang dapat terus-menerus
mengangkut oksigen dengan konsertasi yang lebih baik dibandingkan dengan pigmen
yang sama pada organisme lain. (Nybakken, 1982)
2.9. Fungsi Ekologis Estuaria
Secara umum estuaria mempunyai peranan ekologis penting diantaranya
sebagaiberikut;

10
1) Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi
pasang surut(tidal circulation);
2) Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada
estuaria sebagaitempat berlindung dan tempat mencari makan;
3) Sebagai tempat untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh besar (nursery
ground)terutama bagi sejumlah spesies udang dan ikan.
2.10. Peran Ekologis Estuaria
Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut:
Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang jauh
dari garispantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi pasang
surut (tidal circulation).
Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting
sebagai tempatberlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).
Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup dilepas
pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk
memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak
mereka.
Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per ha
pada perairan tertentu di texas.
Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat
pemukiman
Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan
Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industry
2.11. Sifat-Sifat Ekologis Estauri
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria sangat
bervariasi.Baik menurut lokasinya di estuaria, ataupun menurut waktu.
Secara umum salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada
bataswilayah estuaria dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-
tempat di manaair tawar masuk ke estuaria. Pada garis vertikal, umumnya salinitas di
lapisan atas kolom airlebih rendah daripada salinitas air di lapisan bawahnya. Ini
disebabkan karena air tawarcenderung ‘terapung’ di atas air laut yang lebih berat oleh
kandungan garam. Kondisi inidisebut ‘estuaria positif’ atau ‘estuaria baji garam’ (salt

11
wedge estuary) (Nybakken, 1988).Akan tetapi ada pula estuaria yang memiliki
kondisi berkebalikan, dan karenanya dinamai‘estuaria negatif’. Misalnya pada
estuaria-estuaria yang aliran air tawarnya sangat rendah,seperti di daerah gurun pada
musim kemarau. Laju penguapan air di permukaan, yang lebihtinggi daripada laju
masuknya air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulutsungai lebih
tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam danmengalir ke
arah laut di bawah permukaan. Dengan demikian gradien salinitas airnyaberbentuk
kebalikan daripada ‘estuaria positif’.
Dalam hal ini, dinamika pasang surut airlaut sangat mempengaruhi
perubahanperubahan salinitas dan pola persebarannya di estuaria. Pola ini juga
ditentukan oleh geomorfologi dasar estuaria.
Sementara perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung
cepat dandinamis, salinitas substrat di dasar estuaria berubah dengan sangat lambat.
Substrat estuaria umumnya berupa lumpur atau pasir berlumpur, yang berasal dari
sedimen yang terbawa aliran air, baik dari darat maupun dari laut. Sebabnya adalah
karena pertukaran partikel garam dan air yang terjebak di antara partikel-partikel
sedimen, dengan yang berada pada kolom air di atasnya berlangsung dengan lamban.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan


bebasdengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.
Secara sederhanaestuaria didefinisikan sebagai tempat pertemuan air tawar
dan air asin.
Ciri khas estuaria cenderung lebih produktif daripada laut ataupun air tawar.
Estuariaadalah ekosistem yang miskin dalam jumlah spesies fauna dan flora.
Faunanya: ikan,kepiting, kerang dan berbagai jenis cacing berproduksi dan
saling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks.
Estuaria memiliki tiga komponen biota, yakni fauna yang berasal dari lautan,
fauna perairan tawar, dan fauna khas estuaria atau air payau.
Fungsi ekologis estuaria secara umum estuaria mempunyai peranan ekologis
penting diantaranya sebagai sebagai sumber zat hara dan bahan organik,
Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan dan sebagai tempat
untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh.

3.2 SARAN
Diharapkan pengakajian lebih lanjut serta pengumpulan informasi yang lebih
banyak mengenai ekosistem estuari khususnya di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA
Bengen DG. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan laut Serta
Prinsip Pengelolaannya. PKSPL IPB. Bogor.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
http:// nurjanahstii113. blogspot.com/ 2012/12/ekosistem-estuari.html. diakses 3 july 2015
Nybakken, James. 2001. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai