Anda di halaman 1dari 9

PEMANTAUAN BANJIR

DI SULAWESI BARAT
DAN
DI SULAWESI SELATAN
S/D
AKHIR DESEMBER 2011

Oleh :
Subandi 085242458942
Subandi_me@yahoo.co.id

KONSEP
A.
Latar Belakang
Bersamaan dengan musim hujan saat ini, artikel yg berkaitan dengan Banjir sangat
tepat untuk dibahas sekaligus mencari akar permasalahannya agar bisa dipahami oleh
semua orang sekalipun mereka tidak mengenal teori perbanjiran yang meliputi teori
hidrologi, teori perhitungan sedimentasi, teori perhitungan banjir rencana, termasuk
segudang teori lainnya yang penuh dengan rumus dan perhitungan antara lain:
menghitung dimensi sarana pengendalian banjir yang diperlukan misalnya:
menghitung kapasitas tampung waduk, drainase, dan dimensi sarana pengendalian
banjir lainnya yang tidak dimengerti oleh pembaca yang belum belajar teori
perbanjiran. Diharapkan teori terkait dengan adanya banjir, dapat dipelajari sendiri
melalui buku buku yang sudah beredar ditoko buku terdekat baik yang berbahasa
Indonesia atau yang berbahasa Inggris.
Yang jelas, banjir akan mendatangi kita tanpa harus kita undang. Diperkirakan,
banjir akan datang secara meluas dimana mana pertengahan Januari atau Februari
2012 ditempat yang mereka sukai. Waspadalah. Mengapa kedatangannya bisa
diramal? Karena, dibulan tersebut, banjir selalu terjadi di Sulbar dan Sulsel yang
kejadiannya sudah dipantau dan disusun urut tanggal kejadian. Banjir akan
meninggalkan kita perlahan lahan tanpa harus kita usir, bersamaan dengan habisnya
musim hujan.
Praktisnya, terjadinya banjir ditandai dengan hujan lebat dikarenakan banyak hutan
dan sawah dimanfaatkan untuk menanam batu alias untuk membangun bangunan
peranen (rumah, pabrik, dsb) apalagi bila sarana pengendali banjir ditempat itu
belum memadai dan semua peraturan termasuk peraturan tata ruang tidak digubris.
Hujan tesebut tidak lagi terserap oleh tanah, semuanya mengalir ke tempat yang
rendah antara lain; danau, waduk, situ, polder, saluran, dsb akhirnya mengalir ke
sungai. Apabila sungai tidak bisa lagi menampung hujan termasuk semua alirannya
maka sungai tersebut akan meluap. Luapan sungai inilah yang selalu menimbulkan
Halaman : 1/9

banjir. Banjir biasanya menimbulkan tanah longsor, tanggul jebol, merusak fasilitas
umu antara lain jalan, jembatan, rumah bahkan banjir bisa menelan korban jiwa.
Mengatasi banjir bisa dimulai dengan pelaksanaan yang sangat sederhana misalnya
membersihkan semua saluran yang ada disekitar rumah kita sampai dengan
pelaksanaan yang membutuhkan teknologi dengan dana yang cukup besar antara lain
membuat bendungan, menormalisir sungai, membuat baru dan membersihkan semua
drainasi utama yang sudah ada, mengembangkan konservasi termasuk reboisasi
dengan tanaman anti banjir, mematuhi peraturan tata ruang yang sudah dibuat
pemerintah.
Dengan adanya banjir di Propinsi Sulbar dan Sulsel maka akan menjadi peringatan
bagi kita bahwa banjir masih terus ada, sekaligus bisa dijadikan acuan untuk
memprogram kegiatan pengendalian banjir termasuk pendanaannya.
B.
Sejarah Terbentuknya BBWS Pompengan Jeneberang
Banjir bandang Tahun 1976 dan 1986 yang melanda kota Makassar dan beberapa
Kabupaten yang ada disekitarnya. Banjir menenggelamkan 2/3 kota makassar dan 24
ribu ha sawah di Kab. Gowa, Takalar, Maros, dikarenakan hujan deras sehingga
Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo meluap, tanggul S. Jeneberang jebol ditambah
lagi dengan sarana pengendalian banjir belum memadai; misalnya belum
dinormalisirnya Sungai Jeneberang, sungai Pampang, sungai Tallo, belum adanya
drainase utama Jongaya, Panampu, Sinrijala, Pampang dan dainase Perumnas,
belum ada Bendungan Serbaguna Bili Bili, Waduk Tunggu Pampang, Waduk Pantai
(Long Storage), Bendung karet Jeneberang, Konstruksi Jetti di muara Sungai
Jeneberang, belum adanya konstruksi Krib dan Ground Sill dibeberapa lokasi Sungai
Jeneberang. Sebaliknya, pada musim kemarau kota Makassar selalu kekurangan air
bersih karena belum adanya industri pengeloaan air baku Batang Kaluku dan
Transmisi Air Baku dari Bendungan Bili Bili, petani di Kab. Gowa dan Takalar
selalu gagal panen karena belum dikembangkannnya Bendung dan saluran irigasi
Bili Bili, Bissua, Kampili. Roda perekonomian selalu terrganggu. Banyak korban
jiwa dan sarana umum banyak yang rusak.
Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Provinsi Sulsel yang dikelola oleh Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sulsel dananya sangat terbatas (APBN) tidak
mampu mengatasi masalah banjir yang terjadi waktu itu. Oleh karena itu,
dibentuklah badan pengelolaan SDA yang pendanaannya cukup besar (Pinjaman
Luar Negeri). Maka dengan Surat Keputusan Dirjen Pengairan
No. 15
KPTS/A/1986 dan No. 41/KPTS/A/1991, dibentuklah dua proyek yakni:
1. Proyek Pengaturan dan Pemeliharaan Sungai Jeneberang
2. Proyek Pembangunan Bendungan Serbaguna Bili Bili
Selanjutnya, tahun 1992, berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pengairan No.
27/KPTS/A/1992, kedua proyek tersebut diatas disempurnakan lagi menjadi tiga
proyeki yang dikoordinir oleh Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai
Jeneberang (PI PWS Jeneberang). Tiga proyek tersebut adalah:
1. Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Air Jeneberang
2. Proyek Penyediaan Air Baku Jeneberang
3. Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai Sulsel
Selanjutnya, tahun 2006, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
13/PRT/M/2006 tgl 30 Juli 2006 dengan Persetujuan Menpan tgl 28 Juli 2006 No.
B/1616/M.PAN/6/2006, Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Sulsel, Sulbar dan
Halaman : 2/9

Sultra di laksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang


(BBWSPJ) meliputi Lima Wilayah Sungai (WS): WS Pompengan Larona , WS
Saddang, WS Walanae Cenranae, WS Jeneberang dan WS. Lasoro Sampara.
Selanjutnya, tahun 2009, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. ...
/PRT/M/200. tgl ....... dengan Persetujuan Menpan tgl.......... No. ..........., Pengelolaan
Sumber Daya Air BBWSPJ di Provinsi Sulsel dan Sulbar Wilayah Sungainya
dirubah menjadi: WS Pompengan Larona , WS Saddang, WS Walanae Cenranae,
WS Jeneberang dan WS. Kaluku Karama.
C.
Pemantauan Banjir di Provinsi Sulbar dan Sulsel
Uraian ringkas kejadian dan korban banjir yang disusun urut tanggal kejadian banjir
akan memberikan gambaran kepada kita bahwa banjir masih terus ada. Oleh karena
itu baik kronologis maupun foto kejadian banjir termasuk perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan banjir dikedua provisnsi tersebut dilampirkan dibawah ini:
I. Banjir di Provinsi Sulawesi Barat :
1. Tgl. 10 Jan 2009, Banjir bandang Kabupaten Polewali Mandar dan
Kabupaten Majene disebabkan curah hujan sangat tinggi.sehingga beberapa
sungai meluap antara lain : S. Mandar, S. Maloso, S. Puppole dan S.
Campalagian. Kerusakan bebera jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya.
Kurang lebih 5.995 rumah rusak dan hanyut, 10 orang meninggal, 3 orang
hilang. Roda perekonomian kedua kabupaten tersebut lumpuh total untuk
beberapa hari dan daerahnya terisolir
Di Kabupaten Polman, banjir membanjiri Kecamatan Wonomulyo,
Mapilli, Luyo, Campalagian, Balanipa, Tinambung, Limboro dan Alu.
Di Kabupaten Majene: Kecamatan Banggae Timur, Pamboang, Sendana
dan Malunda.
.
2.
Tgl. 16 Jan 2009. Banjir di Kabupaten Luwu Timur karena hujan deras
sehingga Sungai Lanosi.meluap. Ratusan rumah di Kecamatan Burau banjir
membanjiri puluhan hektar kebun kakao, ratusan rumah, jalan dan jembatan.
Tidak ada korban jiwa.
3.

4.

5.

Tgl. 12 Mei 2010, 12 Juli 2010 dan 31 Januari 2011. Banjir terjadi di Kab
Majene. Diakibatkan hujan deras. Dua kecamatan terendam banjir yaitu:
Kecamatan Banggae Timur tepatnya di Lingkungan Pakkola dan Kompleks
Pasar Sentral., Lingkungan Lipu, Kelurahan Labuang, Kompleks SPBU
Lembang dan Kelurahan Barane. Walaupun hujan hanya tiga jam, air tidak
bisa mengalir lancar karena drainase macet. Banjir Rob terjadi di Kecamatan
Malunda karena air pasang naik tidak seperti biasanya.. Jalur dari Parepare
ke Mamuju waktu itu sempat terhambat. Ketinggian air berkisar 50 cm.
Tidak ada korban jiwa
Tgl. 4 Nov 2010. Banjir di Kab. Mamuju akibat hujan deras sehingga Sungai
Mamasa meluap. Jumlah warga yg yang dievakuasi 215 jiwa dari kota
Mamasa, 27 jiwa dari Dusun Pangkali, 36 jiwa dari Dusun Karangan dan 58
jiwa dari Desa Lambanan, 75 rumah rusak. 1 orang meninggal 2 orang
hilang.
Tgl. 4 Mei 2011, Banjir dan Tanah Longsor di Kab. Luwu Timur, Poros
Malili-Kolaka Utara Lumpuh, Selain longsor, banjir membanjiri Desa
Pongkeru, Desa Labose, dan Desa Pasipasi menyebabkan tujuh warga luka-

Halaman : 3/9

luka karena terseret arus sungai. Ratusan siswa SD Negeri 236 Laoli di Desa
Harapan terpaksa diliburkan. Banjir bandang juga merendam ratusan rumah.
Lokasi terparah akibat longsor berada di kawasan wisata Batu Menggoro.
Sebuah restoran ambles tersapu longsor. Banjir bandang disinyalir akibat
perambahan hutan lindung. Apalagi, di Lampia, Desa Harapan juga ada
aktivitas pertambangan biji besi yang dilakukan investor China sejak 2007.
Sejumlah tokoh masyarakat di wilayah itu meminta pemerintah
menghentikan perambahan hutan dan penambangan pasir (Galian C).
6.

Tgl. 13 Mei 2011 Banjir di Kab. Majene. Banjir terparah terjadi di


Lingkungan Pakkola dan Lingkungan Lipu serta kawasan Pasar Sentral
Majene. Ratusan rumah warga dan toko-toko di Pasar Sentral Majene
terendam banjir dari pagi hingga siang.

II. Banjir di Provinsi Sulawesi Selatan :


1. Tahun 1976 dan 1986 Banjir Bandang di Makassar dan sekitarnya karena
hujan deras Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo apalagi sarana pengendalian
banjir yang ada tidak memadai. Roda perekonomian lumpuh total. Banyak
korban jiwa dan sarana umum banyak yang rusak.
Di Makassar, banjir menenggelamkan 2/3 kota makassar.
Di Kab Gowa, Takalar, Maros 24 ribu ha sawah tenggelam, petani gagal
panen
2. Tgl. 11 Juni 2008 dan Tgl.11 Juli 2010, Banjir di Kabupaten Sidrap.
Penyebabnya adalah hujan deras menyebabkan danau Sidenreng meluap.
Sejumlah desa yang terendam banjir adalah Desa Wette dan Desa Turungan
Kecamatan Panca Lautang, Desa Waladeceng Kecamatan Maritengae, dan
Desa Teteaji Kelurahan Amparita Kecamatan Tellu Limpoe. Ratusan hektar
sawah terendam banjir, puluhan rumah rusak, tidak ada korban jiwa.
3. Tgl. 5 November 2008, Banjir Bandang di Kecamatan Wara Kota Palopo.
Dikarenakan hujan deras, terjadi tanah longsor. Ratusan rumah rusak dan
ribuan warga terisolir. 1 orang meninggal dan 3 orang hilang.
4. Tgl. 10 Januari 2009, Banjir di Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kab. Sidrap,
Kab. Pinrang dan Kab. Soppeng. Dikarena curah hujan tinggi menyebabkan
meluapnya Sungai Ajatappareng .
Di Kota Bandar Madani, Parepare, banjir menggenangi Kecamatan
Bacukiki. Ketinggian air mencapai satu meter lebih. Akibatnya, jalur
utama yang menghubungkan Parepare-Makassar terputus selama
beberapa jam, ratusan rumah di lingkungan Lontangge dan Manggimpuru
terendam air setinggi satu meter, sawah dan tambak yang ada di pinggiran
Sungai Karajae Bacukiki rusak berat
Di Kab. Barru, banjir membanjiri Kecamatan Mallusetasi. Di
Soppeng , kabupaten penghasil kelelawar, banjir menggenangi
Lingkungan Madining, Kelurahan Attangsallo, Kecamatan Marioriawa
tepat di jembatan atau jalan raya yang menuju ke Danau
Tempe. Pengungsi mencapai sekitar 500 jiwa atau 120 KK. Ribuan
hektare tanaman padi terendam banjir.
Di Kabupaten Pinrang membanjiri Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang,
dan Suppa. Sawah terendam, banjir memutus jalur utama sejauh satu
Halaman : 4/9

kilometer yang menghubungkan Kelurahan Langga, Kecamatan Mattiro


Sompe dengan kota Pinrang. 4 orang meninggal.
Di Kab. Soppeng banjir membanjiri Kecamatan Riaja, Balusu, Barru dan
Tanete Riaja. Banjir ini menenggelamkan fasilitas umum seperti sekolah,
rumah ibadah, pasar, kantor polisi, kantor camat, dan kantor desa.
Akibatnya, sejumlah sekolah diliburkan.

5.

Tgl. 9 Nov 2009, Banjir di kota Palopo karena hujan deras sehingga beberapa
tanah di Kec. Wara Barat Longsor, 14 orang meninggal.

6.

Tgl. 8 Feb 2010, Banjir di Kabupaten Selayar. Ribuan rumah di Delta


Buabua, Kelurahan Benteng Utara, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel,
terendam banjir. Selama tujuh jam warga harus merelakan rumah mereka
terendam air setinggi 0,5 1 meter

7.

Tgl.11 April 2010 Banjir di Kab. Luwu Utara , 1 jembatan putus 1 orang
hanyut di desa Beringin Kec. Baemunta.

8. Tgl. 24 April 2010 dan Tgl 25 April 2011. Banjir di Kabupaten Pangkep.
Banjir membanjiri Kampung Senggerang, Kelurahan Balleangin, Kecamatan
Balocci, 175 rumah rusak 4 orang meninggal, dua luka serius.
9.

Tgl.11 Juni dan 29 Juli 2010, Banjir di Kabupaten Bone, Wajo, Soppeng,
Palopo karena hujan deras sehingga Sungai Opo dan Sungai Walanae
meluap. 4 desa di Kecamatan Cenrana yakni Naga Uleng, Cenrana, Awang
Cenrana dan Ajang Lasse kebanjiran, menenggelamkan 30 sekolah dan
ribuan rumah, tidak ada korban jiwa.

10. Tgl. 14 Jan 2011, Banjir melanda Kabupaten Barru, Pangkep, Bone.Ratusan
hektar sawah sejumlah rumah terendam banjir. Banjir disebabkan oleh hujan
deras sehingga banyak sungai disekitar daerah itu meluap. Banjir juga
memacetkan jalur trans Sulsel, poros Makassar-Barru di Bungi, Tanete Rilau
lumpuh beberapa jam, Kendaraan menempuh jalur alternatif lewat Desa
Pancana tembus Pekkae, Ketinggian air mencapai 1-2 meter antara lain:
Di Pangkep, terparah di Kelurahan Sapanang, Bungoro, Wilayah lain
adalah Biringere, Pangkajene, Daes Pitue, Ma'rang. Banjir dipicu oleh
meluapnya air dari sungai Tabo-Tabo. Ratusan rumah warga yang berada
di sekitar bantaran Sungai Pangkep dan Bendungan Tabo-Tabo terendam
air.
Di Kabupaten Barru . banjir melanda empat kecamatan Kondisi terparah
di Lapasu, Balusu, BTN Ammaro.
11. Tgl. 14 Jan, 5 Feb, 1 Maret, 5 Des dan 26 Desember 2011. Banjir terjadi
berturut turut di Kawasan Mamminasata. Dikarenakan hujan lebat, banyak
sungai meluap antara lain Sungai Borong, S. Tallo dan beberapa anak sungai
disekitar Makassar. Drainase utama di Makassar yang ada sudah tidak
memadai lagi.
Di Kota Makassar banjir menggenangi beberapa perumahan antara lain:
Perumahan Sudiang Permai, Perumahan Hamzy dan Perumahan
Antara. Genangan air terjadi dimana mana antara lain merendam 90
rumah di kawasan RW 03 Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, dan di
kompleks perumahan Swadaya Mas. lokasi Depan Almarkaz, di Jl Perintis
Kemerdekaan, Jalan Masuk SMP 1 dan SMA 3, Banjir di Daerah
Halaman : 5/9

Perumnas Panakkukang, Gatot Subroto, Jalan Sunu, depan Mapolsekta


Bontoala, Perintis Kemerdekaan, Jl Tidung V, Tamalate I, Perumnas,
Jalanan Nasional, Jl. Sungai Sadang dan Daerah Perumnas Panakkukang.
Ratusan orang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya menuju lokasi
yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa.
Di Kabupaten Gowa, sedikitnya 300 rumah warga di Kecamatan
Pattallassang terendam air akibat hujan dan meluapnya anak Sungai
Jeneberang. banjir merendam Kecamatan Moncongloe,Tidak ada korban
jiwa
Di Kabupaten Maros banjir merendam ribuan rumah warga dan sekitar
500 ha sawah yang ada di beberapa kecamatan yakni Kec. Turikale, Kec.
Lau dan Kec. Maros Baru.
11.

Tgl. 25 Apr 2011 dan tgl 15 Des 2011. Banjir Bandang di Kab. Pangkep.
Lokasi yang kebanjiran adalah kampung Senggerang Kel. Ballo Angin Kec.
Balocci dan Kec. Segeri. banjir menenggelamkan puluhan hektar tambak
milik warga. 4 orang meninggal, 7 rumah rusak berat.

12.

Tgl 1 Mei 2011, Banjir di Pinrang akibat hujan deras sehingga sungai
Saddang meluap menyebabkan rusaknya 10 rumah di Dusun Cilellang dan 4
rumah di Dusun Babana dan Cilellang. Lokasi kedua dusun tersebut dekat
dengan bantaran Sungai Saddang. Sebagian warga ada yang sudah
direlokasi. Masih ada 40 rumah warga di Cilellang dan puluhan rumah
lainnya di Babana yang terancam ikut terseret jika banjir dengan arus deras
terus terjadi, karena rata-rata rumah warga terbuat dari kayu,

III.

Foto Banjir di Provinsi Sulbar dan Sulsel


Sedang dalam roses seleksi.......

D. Rencana dan Realisasi Pengelolaan Banjir di Sulbar dan Sulsel 2011:


Sejak dibentuknya BBWS Pompengan Jeneberang, Pengelolaan Sumber Daya
Air di semua Wilayah Sungai BBWS Pompengan Jeneberang sudah
dilaksanakan tapi karena terbentur dengan terbatasnya dana pelaksanaannya
dilaksanakan secara bertahap. Idealnya, Pengelolaan semua wilayah sungai
dikelola bukan saja oleh BBWS PJ tapi oleh beberapa instansi terkait dengan
sistem Role Sharing, kalau perlu para investor dilibatkan.
I. Rencanaan Pengelolaan Banjir 2011:
1. Pra Feasibility Study Bendungan Sungai Rongkong Kab. Luwu Utara
2. SID Pengendalian Banjir Sungai Lariang
3. SID Pengendalian Banjir Sungai Malili Kab. Luwu Timur
4. SID Sungai Cenranae Kab. Sidrap
5. SID Pengendalian Banjir Sungai Taroang dan muara Sungai
Tamanroya Kab. Jeneponto
6. DD. Bendungan Sungai Saddang Kab. Enrekang
7. DD. Rehabilitasi Besar dan Kecil Bendungan Salomekko(Lanjutan)
8. DD. Rehabilitasi Besar Bendungan Kalola (Lanjutan)
9. Pemetaan Batas Daerah Genangan Bendung Gerak Tempe (Lanutan)
10. Penyusunan Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Jeneberang
11. Penyusunan Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Kaluku Karama
12. Penyusunan SOP Untuk Penyusunan Rencana Tindak Darurat
Bendungan Bili-Bili
Halaman : 6/9

13. Serifikasi Desain Bendungan Karalloe


II. Pelaksanaan konstruksi di Provinsi Sulawesi Barat 2011:
1. Kabupaten Mamuju : (1) Pembangunan Tanggul dan Perkuatan Tebing
Sungai Lumu.
2. Kabupaten Polman : (1) Perkuatan Tebing dan Galian Sedimen Sungai
Mandar Desa Mombi (lanjutan) (2) Pembangunan Tanggul/Galian
Sedimen dan Perkuatan Tebing dengan Pasangan Bronjong Sungai
Mapilli/ Rumpa/Buku (Lanjutan)
III. Pelaksanaan konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan 2011:
1. Kab.Takalar : Pengendalian Banjir S. Pappa (Lanjutan)
2. Kab. Jeneponto: Pengendalian Banjir S. Jeneponto Lanjutan dan
Rehabilitasi Tanggul Banjir Sungai Topa
3. Kab. Selayar: Pengendalian Banjir S. Mare-Mare, Rehabilitasi
Pelindung Tebing Sungai Parappa, Pengamanan Abrasi Pantai
Batangmata
4. Kab Pinrang: Pekerjaan Tanggul dan Pemasangan Sheet Pile Bendung
Benteng dan Perbaikan Tanggul dan Pelindung Tebing S. Saddang
Hilir/Babana Pemeliharaan Tanggul Kiri Hilir Bendung Benteng
5. Kab. Sidrap : Peningkatan Tanggul Sungai Bila Hulu (lanjutan).
6. Kab. Bantaeng: Perkuatan Tebing Sungai Biangloe, Perkuatan Tebing
Sungai Cilendu.
7. Kota Makassar: Pembersihan Enceng Gondok di Waduk Pantai
Jeneberang.

Halaman : 7/9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Subandi, lahir di Watampone 11 Agustus 1951, Lulus Master Engineer


Bidang Pengembangan Sumber Daya Air Universitas Roorkee India.
1993.
1976 2007, mengabdi di jajaran Ditjen Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum termasuk di BBWS Pompengan Jeneberang.
2007-2009, bergabung dengan konsultan Yachiyo Engineering, Co., Ltd. Makassar
untuk mengembangkan Database SDA Maminasata dan merencanakan
pengembangan kelembagaan paska Proyek Pengendalian Sedimen Bawakaraeng.
Selanjutnya, bersama sama Kontraktor Takenaka Nindya, JO Makassar membangun
beberapa Dam Pengendali Sedimen Bawakaraeng dan sebuah jembatan (CD1, CD2,
CD3).
2009 sekarang, masih mengabdi di BBWS Pompengan Jeneberang, anggauta
Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia (HATHI) Cabang Sulawesi Selatan KTA
174728 dan sebagai Pemantau Bencana Alam Dunia.
Makalah yang sudah dipresentasikan :
1.
Bersama Dr. Ir. Thomas Raya Tandisau, MM , Ir. M. Abdul Malik Dali dan
Ir. M.K. Nizam Lembah, Sp. PSDA membuat Makalah untuk dipresentasikan
diforum Seminar Internasional III HATHI di Jakarta tgl. 16 Juli 2011 dengan
judul Water Related Risk Management In Walanae Cenranae River Basin After
Tempe Barrage Construction.
2.

Bersama Dr. Ir. Thomas Raya Tandisau, MM dan Ir. Haryanto, M.Si., Ir. M.K.
Nizam Lembah, Sp. PSDA dan Agus Hasani, ST membuat Makalah untuk
dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan XXVIII HATHI di Ambon
tgl. 29 Okt 2011 dengan judul Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air di
Wilayah Pantai dan Pesisir Teluk Bone Dengan Keberadaan Bendung Gerak
Tempe dan Jeti Ala Marunda.

Diklat Kementerian Pekerjaan Umum dan Instansi Terkait yang pernah diikuti:
1. Pelatihan Pengoperasian Program Aplikasi GIS dan Data Base Sistem
Informasi Pengendalian Sedimen Bawakaraeng dan Pengelolaan Sumber Daya
Air Mamminasata, di Makassar, 21-25 Juli 2008.
2. Diklat Fungsional Pengankatan Pertama Teknik Pengairan Tingkat Ahli di
Jogjakarta, tgl. 11 23 Juni 2007
3. Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu di Makassar, tgl. 19
Juli s/d 8 Agustus 2006
4. Pelatihan Water Induced Disaster Engineering (WIDE) 2004, di Jogjakarta, tgl.
14 s/d 6 Agustus 2006
5. Pelatihan Training of Trainers (TOT) Sosialisator Bidang Pengadaan di
Makasar, tgl. 4 6 April 2006
6. Training of Trainers Quality Assurance Bidang Pengairan, di Makassar, tgl. 6
s/d 10 Mei 2002
7. Diklat On The Job Training Perencanaan Sistem Wilayah Sungai, di Makassar,
tgl. 20 Mei s/d 14 Juni 2002
8. Pelatihan Training of Trainers (TOT) Teknik Lingkungan Sungai, di
Jogjakarta, tgl. 13 s/d 24 November 2000
Halaman : 8/9

9.

Pelatihan Instrumentasi Bendungan Tingkat Pemeriksa dan Ahli Teknik, di


Makassar 5-8 Juni 2000
10. Theory and Operation of The Bili Bili MP Dam (Telecomunication Works), di
Makassar, 26 Okt 4 Nov 1998.

Hobi :
Mengamalkan koleksi soft copy apa saja untuk di down Load secara gratis oleh
generasi penerus diseluruh dunia melalui disitus Google atau 4shared dengan
mengetik Subandi1 s/d Subandi4.

Halaman : 9/9

Anda mungkin juga menyukai