Anda di halaman 1dari 4

A.

PENDAHULUAN

KBRN, Bangka Barat : Banjir di Kampung Ulu, Muntok, Bangka Barat hari ini terjadi akibat hujan
dengan intensitas tinggi di Muntok sejak pagi.

Demikian disampaikan Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG)
Pangkalpinang, Kurniaji kepada RRI.co.id, Selasa (18/5/2021), saat Dialog Siaran Tanggap Bencana di
RRI Sungailiat yang mengangkat tema " Waspada Cuaca Ekstrem".

"Terkait dengan banjir dan genangan air di Muntok, terpantau BMKG memang sejak pagi pukul
08.00 sampai pukul 15.45 WIB itu sekitar 101 milimeter per hari, dan itu termasuk hujan dengan
skala sangat lebat ya," ungkap Kurniaji

Selain itu menurutnya, saat ini wilayah Kepulauan Bangka Belitung secara umum sedang berada di
masa peralihan (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau.

"Babel saat ini sudah di pancaroba sebenarnya, bukan lagi di musim penghujan. Memang di Babel ini
hujan di pancaroba bisa lebih intens dibanding saat musim hujan," ujarnya.

Penambangan 'Punya Peran'

Di bagian lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barat, Sidharta
Gautama menyebutkan, hujan yang mengguyur Kota Muntok sepanjang pagi hingga sore hari ini
memang cukup lebat.

Namun dijelaskannya, banjir yang kerap terjadi di Muntok termasuk kejadian hari ini, tidak semata
hanya disebabkan oleh faktor alam, yakni hujan saja.

Hal lain yang turut memberi ‘kontribusi negatif’ sehingga menyebabkan banjir adalah rusaknya
bentangan alam akibat penambangan.

"Ada 8 rumah yang terdampak banjir kali ini, tapi semuanya sudah tertangani. Jadi kalau bicara
penyebabnya ya bukan semata faktor curah hujan tinggi saja, tapi juga karena pengelolaan SDA yang
kurang bijak, khususnya penambangan timah di wilayah hulu Kampung Ulu sampai Menumbing, jadi
multidimensi penyebabnya," terang Sidharta.

Untuk itu pihaknya saat ini tidak hanya melakukan pembenahan dari infrastruktur saja, namun juga
melakukan pendekatan-pendekatan kepada pihak pemain tambang.

"Harus ada pendekatan komprehensif kepada masyarakat khususnya para penambang selain
tentunya pembenahan dari infrastruktur. Kedua sisi ini sekarang yang sedang kita upayakan,"
tukasnya.

B. PEMBAHASAN
Sejumlah rumah di bantaran Sungai Ulu, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka
Barat, terendam banjir akibat hujan yang terjadi sejak Selasa (18/5/21) pagi. Ketinggian air
mencapai lutut kaki orang dewasa, dan membuat beberapa warga terpaksa dievakuasi. "Air masuk
sejak sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi. Banjir ini sudah jadi hal yang lumrah di Kampung Ulu setiap
hujan deras melanda, " ujar salah seorang warga Kampung Ulu, Salvina.

 Kronologi serta akibat

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bangka Barat, Suharli
merespon persoalan terkait banjir yang sempat melanda Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung,
Kecamatan Muntok.

Sebelumnya pada Selasa (18/05/2021) lalu belasan rumah di Kampung Ulu, sempat
terendam banjir setinggi lutut orang dewasa setelah diguyur hujan sekitar tiga jam.

Menanggapi hal tersebut Suharli mengatakan belum bisa memastikan penyebab banjir, terutama
melihat kondisi pasar Muntok yang berada lebih rendah namum tidak terjadi banjir saat itu.

"Pasar itu kan gak banjir, kalau di pasar akibat air laut pasang tapi ini hanya sebatas Kampung Ulu
saja. Kalau di kampung Ulu sudah banjir, seharusnya di pasar juga banjir karena posisinya lebih
rendah," ujar Suharli, Minggu (23/05/2021).

Terkait hal itu pihaknya pun sudah melakukan pemantauan dam di sungai Ciulong, Kelurahan Sungai
Daeng yang terletak di atas aliran sungai kampung Ulu.

"Kalau di Ciulong juga nggak banjir, makanya kalau seandainya check dam ada masalah Ciulong
pasti banjir juga. Itu kan jembatannya sudah rendah tapi nggak banjir, hanya
di Kampung Ulu yang banjir," katanya.

Lebih lanjut Suharli mengungkapkan pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Bangka Barat sudah
membangun dam, juga bertujuan untuk menghindari adanya banjir seperti yang terjadi
di Kampung Ulu.

"Dam itu yang penting minimal airnya ditampung dulu disitu, dengan setinggi mercunya sehingga
kalau air sudah tinggi limpasannya atau sisanya baru ke luar," katanya.

Sementara itu kolam retensi yang kini masih dikerjakan pihak Pemerintah Provinsi Bangka Belitung,
diharapkan dapat mengatasi persoalan banjir.

"Fungsi penahan air akan lebih baik dan banjir di Muntok bisa diatasi, karena kolam retensi berfungsi
menampung luapan air dari check dam dan baru akan dibuang setelah air laut surut. Jadi ketika air
laut itu pasang dengan adanya check dam dan kolam retensi itu, sudah dapat menahan laju air yang
ke laut ketika pasang. Minimal air sudah surut, baru dia bisa dibuang," jelasnya.

Untuk pengerjaan kolam retensi, Suharli mengungkapkan sudah mencapai 30 persen dan sejauh ini
tidak ada hambatan terkait pengerjaan kolam retensi yang berada di Jalan Kejaksaan,
Kecamatan Muntok.

"Keliatannya nggak ada hambatan atau keluhan ke saya nggak ada. Insya Allah dia bisa
mengurangi banjir di Kampung Ulu dan Pasar Muntok, jadi untuk menahan laju air lah sampai
menunggu air laut surut," ungkapnya.

C. PENANGGULANGAN

Diungkapkannya, sesaat setelah banjir datang, pihaknya sudah melakukan beberapa


penanggulangan darurat di antaranya adalah evakuasi korban banjir, pembangunan posko bersama
di Tebing Pos dan Kantor BUMD Muntok bersama Tim PB, Tagana Dinas Sosial, TNI, Polisi, Dinas
Kesehatan, PMI, pembuatan dapur umum di Posko BUMD. Selain itu, pengisian pasir ke dalam
karung juga dilakukan untuk membendung air dan membuat jembatan darurat Desa Air Putih, serta
pembersihan pasca banjir.

Bantuan dari berbagai pihak sudah diterima dan diserahkan kepada masyarakat korban banjir.
Bantuan yang disampaikan melalui posko, di antaranya berasal dari PT. Timah, Tbk., Bank Sumsel
Babel, dan warga Pramuka Provinsi berupa sembako dan pakaian. Selain itu juga, terdapat bantuan
yang tidak disampaikan melalui posko namun langsung diserahkan kepada korban banjir.

"Sebelumnya koordinasi kami lakukan dengan berbagai pihak untuk memfasilitasi bantuan ini, di
antaranya dengan BPBD Provinsi, Puslog BNPB Pusat, Danramil, Danpos AL, Polres, PT. Timah, Tbk.,
PDAM Tirta Muntok, Organisasi Perangkat Daerah terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umumn, Dinas
Kesehatan, Dinas Perkim dan Perhubungan, Dinas Sosial dan Pemdes serta Kecamatan Muntok.
Saat ini, koordinasi selanjutnya juga akan kami lakukan dalam rangka percepatan perbaikan jalan di
beberapa titik jalan yang mengalami longsor," Sidharta Gautama, S.STP.

Terkait dengan masukan ketua DPRD, agar penanggulangan banjir hendaknya bersifat jangka
panjang. Untuk itu, Kepala Dinas PU, Ir. Suharli, menyampaikan bahwa pihaknya sedang
merencanakan pembangunan kolong Menumbing sebagai media pencegahan banjir jangka panjang
itu.

"Kami sedang mengupayakan pecepatan pembangunan kolong Menumbing untuk upaya


pencegahan banjir jangka panjang. Dengan adanya kolong ini, air yang berasal dari Menumbing akan
tertahan sementara di kolong sebelum dilepaskan ke laut. Hal ini untuk mencegah bertemunya air
gunung dan laut ketika sedang pasang. Ketika air laut surut, barulah air gunung yang tertampung
sementara tersebut dilepaskan," paparnya.

Bupati Bangka Barat, Drs. H. Parhan Ali, M.M., menyampaikan ucapanterima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penanggulangan banjir dan dampak paska banjir.

"Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu. Kita upayakan pencegahan banjir untuk
jangka panjang. Selalu bangun koordinasi untuk percepatan pembangunan," tuturnya.

D. KESIMPULAN
 Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Kepala Satuan Pol PP, Sidharta Gautama,
S.STP., banjir disebabkan karena curah hujan dan pasang laut yang tinggi.
 Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air
mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut.

Anda mungkin juga menyukai