be/arQoBy9EPFU
https://youtu.be/arQoBy9EPFU
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/10/03/banjir-dan-longsor-
landa-sejumlah-daerah-di-kalimantan-barat/
Tugasnya adalah
Terdapat empat rumah warga dan satu bangunan gereja rusak berat
akibat longsor tersebut. Longsor terjadi akibat intensitas
hujan lebat. Rumah-rumah warga berdiri di bawah kaki
bukit yang longsor. Saat longsor, hujan lebat terjadi sejak
malam hingga pagi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kalbar Novel
Umar mengatakan, banjir juga melanda delapan kecamatan di
Kabupaten Kapuas Hulu. Banjir disebabkan curah hujan yang
tinggi sejak Sabtu (2/10/2021). Terkait jumlah warga terdampak dan
kerugian, termasuk ketinggian banjir, masih dalam proses
pendataan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Bandara Supadio Pontianak Dina Ike mengatakan, tiga hari ke
depan potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat yang
disertai guntur atau petir serta angin kencang masih
berpotensi terjadi di wilayah Kalbar. Perlu diwaspadai
potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat, terutama
wilayah Kabupaten Ketapang, Melawi, Sintang, Kapuas
Hulu, dan Kayong Utara.
Catatan Kompas, pada Senin (6/9/2021), beberapa kecamatan di
Ketapang dan Melawi juga dilanda banjir. Kecamatan Nanga
Tayap di Ketapang, misalnya, dilanda banjir 80 cm. Jalan
lintas Kalimantan sempat tidak bisa dilintasi. Ada 2.423
keluarga terdampak banjir di sembilan desa. Jumlah rumah
terendam 492 rumah dan sebanyak 21 keluarga mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, telah
dilakukan upaya penanganan bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Jelai Hulu, Kecamatan
Tumbang Titi dan Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang selanjutnya Kecamatan Kuala Behe,
Menyuke dan Meranti Kabupaten Landak serta beberapa kecamatan di Kabupaten Melawi.
Upaya-upaya yang dilakukan antara lain meminta Bupati Ketapang, Landak, Melawi dan Sintang
segera menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Puting Beliung dan Tanah Longsor.
Dengan tujuan agar penanganannya terkoordinasi dengan baik, cepat dan tanggap
Selain itu telah melaporkan kejadian bencana kepada Pemerintah Pusat c.q. Kepala BNPB-RI dan
telah memberi bantuan berupa uang tunai yang bersumber dari dana APBN sebesar masing-masing
Rp 250 juta untuk Kabupaten Ketapang dan Landak.
Upaya lain yang dilakukan antara lain meminta Bupati/Walikota se-Kalbar melalui BPBD masing-
masing mengoptimalkan Rapat Koordinasi dengan instansi terkait termasuk TNI dan POLRI.
Telah diupayakan memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir di beberapa desa hingga
kecamatan di Kabupaten Ketapang, Landak.
https://ejabpbdkalbar.com/rapat-koordinasi-antar-lembaga-dalam-rangka-upaya-pencegahan-dan-
penaganan-karhutla-di-provinsi-kalimantan-barat/page/2/
Kita dapat mulai mengenali gejala yang ditimbulkan pada masa-masa awal sebelum
kejadian bencana tersebut datang. Dengam mengetahui dan mengenal ciri-ciri awal
dari suatu bencana khususnya bencana yang disebabkan oleh kejadian alam seperti
bencana BATINGSOR (Banjir, Angin Puting Beliun dan Tanah Longsor) kita bisa atau
dapat melakukan upaya mitigasi untuk mengatasi dampak kerusakan yang
ditimbulkan oleh bencana BATINGSOR dimaksud, minimal untuk mengurangi resiko
yang ditimbulkan akibat bencana itu sendiri.
Berikut kami sampaikan link bahan terkait karakteristik bencana BATINGSOR dan
upaya-upaya mitigasi yang bisa dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan
mengurangi dampak yang timbul oleh bencana BATINGSOR.
Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini Potensi Hujan
yang diprakirakan akan terjadi dari tanggal 16 sampai dengan 21 Februari 2020.
Menindaklanjuti peringatan dini tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
memberikan arahan kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Jajaran Pemerintah Daerah serta Pemangku Kepentingan
khususnya pada wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Sebagian
Besar Kalimantan dan Sulawesi serta Papua dan Paua Barat untuk dapat melaksanakan hal-
hal sebagai berikut :
Pada masa kini, Kalimantan Barat mengalami degradasi hutan yang terjadi secara
terus menerus baik yang disebabkan oleh pembukaan perkebunan berskala besar
maupun akibat perambahan hutan yang berlangsung secara terus menerus sehingga
wilayah tangkapan hijau semakin berkurang yang menyebabkan curah hujan tidak lagi
dapat diserap oleh tanah yang kemudian berakhir dengan kejadian banjir.
BPBD Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan pengumpulan data terkait daerah-
daerah yang memiliki potensi tinggi banjir di Kalimantan Barat. Adapun data dimaksud
dapat diunduh pada link berikut ini :
BNPB berharap kepada seluruh unsur yang ada di wilayah tersebut agar dapat
mengambil kebijakan yang dianggap perlu dalam rangka mitigasi dan peningkatan
kesiapsiagaan masyarakat," kata dia.
BNPB juga mengimbau pemerintah daerah ataupun masyarakat agar dapat memantau
perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) dan melihat wilayah kajian risiko bencana melalui inaRisk BNPB.
Anggota BPBD Kabupaten Kapuas Hulu bersama tim gabungan dari unsur TNI,
Polri dan lintas instansi terkait masih berjibaku melanjutkan pendataan di lokasi
Hujan deras yang berdurasi lama telah menyebabkan banjir di Kabupaten Landak, Provinsi
Kalimantan Barat, pada Selasa (3/12) pukul 14.00 WITA. Lima kecamatan terendam banjir,
yaitu Senggah Temila, Menyuke, Meranti, Menjalin, dan Mempoah Hulu.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Mempoa Hulu yang meliputi Desa Pahong, Pare,
Tunang, Salayaas, Mentoge, Karagan, Garu, dan Sampuro. Dilaporkan satu orang
meninggal dunia atas nama Alan, 46 tahun, laki-laki. Korban meninggal karena kelelahan
setelah mengevakuasi keluarganya. Pengungsi ± 2.000 jiwa. Beberapa ternak hanyut
terbawa arus banjir. Di sejumlah tempat tinggi muka banjir mencapai 2-3 meter.
Upaya yang telah dilakukan antara lain perangkat kecamatan setempat memberikan
bantuan pertolongan dan evakuasi kepada korban. BPBD Provinsi juga menuju lokasi
dengan membawa speed boat dan bantuan logistik. Kendalanya, BPBD Kabupaten Landak
hanya memiliki satu perahu. Bantuan dari kabupaten tidak bisa sampai lokasi karena jalan
terputus. Pendataan masih dilakukan.