Anda di halaman 1dari 9

https://youtu.

be/arQoBy9EPFU

https://youtu.be/arQoBy9EPFU

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/10/03/banjir-dan-longsor-
landa-sejumlah-daerah-di-kalimantan-barat/

Tugasnya adalah

1. Mengidentifikasi mitigasi bencana di salah satu daerah.


2. Deskripsikan dengan bagaimana gambaran bencana tsb,
a) cara penanggulangan nya dan tindakan yg hrs dilakukan terhadap
bencana tsb.
b) Materinya bisa diambil berdasarakan teori yg ada sama penelitian yg
ada di daerah lokasi bencana tsb.

Tugasnya dikerjakan di PPT dengan menambahkan boleh foto dan video


kejadian bencana serta menambahkan lokasi kejadian melalui
google maps. Setiap kelompok mengidentifikasi 1 issue masalah bencana di
setiap daerahnya jd harus berbeda beda.

A. Gambaran Bencana Banjir dan Longsor di Kalimantan Barat


 Sejumlah daerah di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu,
Provinsi Kalimantan Barat, dilanda banjir, Minggu (3/10/2021).
Ratusan permukiman warga terendam. Di Melawi, ada desa yang
dilanda longsor.
 Salah satu daerah yang dilanda banjir adalah Kecamatan Nanga
Serawai di Kabupaten Sintang. Rupinus Habriadi (31), warga
Nanga Serawai, Minggu, mengungkapkan, ketinggian banjir ada yang
mencapai 6 meter. Rumah penduduk yang terendam sebagian besar
berada di pingiran Sungai Melawi. Sungai Melawi selain melintasi
Kabupaten Melawi juga melintasi Kabupaten Sintang.
 Malam harinya ketinggian air perlahan naik. Hujan terjadi dua hari
berturut-turut hingga subuh sehingga Sungai Melawi meluap ke
permukiman warga.
 Sebagian besar warga bertahan di rumah masing-masing. Kalaupun
ada yang mengungsi, biasanya ke rumah kerabat. Rumah penduduk
yang terendam diperkirakan berjumlah ratusan. Selama 30 tahun
terakhir, banjir kali ini merupakan banjir besar kedua. Banjir seperti
itu terakhir terjadi tahun 1991. “Warga yang terdampak banjir
memerlukan makanan dan air,” kata Brury.
 Sejauh ini belum ada data yang pasti apakah ada warga yang
mengungsi atau tidak. Ada 19 desa di Kecamatan Serawai yang
terdampak banjir. Belum ada data kerugian sejauh ini. Warga
membangun panggung di dalam rumah untuk berlindung dari banjir.
Ada juga yang pindah ke lantai dua. Namun, diperkirakan lebih dari
100 keluarga terdampak. Tahun ini ada tiga kali banjir. Banjir kali ini
terbesar.
 Agustinus Brury Marantika, Sekretaris Kecamatan Serawai,
mengatakan, banjir juga kiriman dari perhuluan karena luapan
sungai di Kecamatan Ambalau. Beberapa hari lalu hujan melanda
daerah Ambalau selama dua hari berturut-turut.
 Banjir juga melanda Kabupaten Melawi. Debi (26), warga Nanga
Pinoh, ibu kota Melawi, mengatakan, banjir menggenangi daerah
pinggiran Nanga Pinoh. Ketinggian banjir sekitar 10 sentimeter. Banjir
terjadi sejak Sabtu (2/10/2021) setelah wilayah itu diguyur hujan.

 Banjir tersebut merupakan banjir kedua kalinya dalam dua bulan


terakhir. Banjir sempat melanda Melawi pada September. Kondisi
banjir kali ini hampir sama seperti banjir bulan lalu.
 “Warga diminta pindah ke tempat yang telah disediakan
pihak desa. Kerugian akibat longsor sekitar Rp 300 juta.”
 Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Melawi Syafarudin mengatakan hampir semua kecamatan dilanda
banjir. Ketinggian banjir bervariasi antara 50 cm dan 2 meter.
 Namun, menurut Syafarudin, saat ini yang menjadi prioritas
penanganan adalah longsor. Selain banjir, ada daerah yang
dilanda longsor. Longsor melanda Desa Lihai, Kecamatan Menukung,
pada Sabtu (2/10/2021).

 Terdapat empat rumah warga dan satu bangunan gereja rusak berat
akibat longsor tersebut. Longsor terjadi akibat intensitas
hujan lebat. Rumah-rumah warga berdiri di bawah kaki
bukit yang longsor. Saat longsor, hujan lebat terjadi sejak
malam hingga pagi.
 Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kalbar Novel
Umar mengatakan, banjir juga melanda delapan kecamatan di
Kabupaten Kapuas Hulu. Banjir disebabkan curah hujan yang
tinggi sejak Sabtu (2/10/2021). Terkait jumlah warga terdampak dan
kerugian, termasuk ketinggian banjir, masih dalam proses
pendataan.
 Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Bandara Supadio Pontianak Dina Ike mengatakan, tiga hari ke
depan potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat yang
disertai guntur atau petir serta angin kencang masih
berpotensi terjadi di wilayah Kalbar. Perlu diwaspadai
potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat, terutama
wilayah Kabupaten Ketapang, Melawi, Sintang, Kapuas
Hulu, dan Kayong Utara.
 Catatan Kompas, pada Senin (6/9/2021), beberapa kecamatan di
Ketapang dan Melawi juga dilanda banjir. Kecamatan Nanga
Tayap di Ketapang, misalnya, dilanda banjir 80 cm. Jalan
lintas Kalimantan sempat tidak bisa dilintasi. Ada 2.423
keluarga terdampak banjir di sembilan desa. Jumlah rumah
terendam 492 rumah dan sebanyak 21 keluarga mengungsi.

B. Penanggulangan Bencana Banjir Kalbar


https://pontianak.tribunnews.com/2017/10/01/tangani-pasca-banjir-di-
kalbar-bpbd-lakukan-upaya-ini

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, telah
dilakukan upaya penanganan bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Jelai Hulu, Kecamatan
Tumbang Titi dan Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang selanjutnya Kecamatan Kuala Behe,
Menyuke dan Meranti Kabupaten Landak serta beberapa kecamatan di Kabupaten Melawi.

Upaya-upaya yang dilakukan antara lain  meminta Bupati Ketapang, Landak, Melawi dan Sintang
segera  menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Puting Beliung dan Tanah Longsor.

Dengan tujuan agar penanganannya terkoordinasi dengan baik, cepat dan tanggap
Selain itu telah melaporkan kejadian bencana kepada Pemerintah Pusat c.q. Kepala BNPB-RI dan
telah memberi bantuan berupa uang tunai yang bersumber dari dana APBN sebesar masing-masing
Rp 250 juta untuk Kabupaten Ketapang dan Landak.

Upaya lain yang dilakukan antara lain meminta Bupati/Walikota se-Kalbar melalui BPBD masing-
masing mengoptimalkan Rapat Koordinasi dengan instansi terkait termasuk TNI dan POLRI.

Mengoptimalkan Tugas-tugas Satgas.

Telah diupayakan memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir di beberapa desa hingga
kecamatan di Kabupaten Ketapang, Landak.

https://ejabpbdkalbar.com/rapat-koordinasi-antar-lembaga-dalam-rangka-upaya-pencegahan-dan-
penaganan-karhutla-di-provinsi-kalimantan-barat/page/2/

Secara umum, pemahaman karakteristik bencana merupakan aspek fundamental


dalam upaya penanggulangan bencana. Karakteristik bencana yang mengancam
sebagian besar wilayah tanah air khususnya di Provinsi Kalimantan Barat perlu
dipahami dengan baik, karena salah satu penyebab timbulnya kerugian dan
penderitaan yang cukup berat adalah kurangnya pemahaman terhadap karakteristik
ancaman bencanam, sehingga masyarakat kurang siap menghadapinya. 

Kita dapat mulai mengenali gejala yang ditimbulkan pada masa-masa awal sebelum
kejadian bencana tersebut datang. Dengam mengetahui dan mengenal ciri-ciri awal
dari suatu bencana khususnya bencana yang disebabkan oleh kejadian alam seperti
bencana BATINGSOR (Banjir, Angin Puting Beliun dan Tanah Longsor) kita bisa atau
dapat melakukan upaya mitigasi untuk mengatasi dampak kerusakan yang
ditimbulkan oleh bencana BATINGSOR dimaksud, minimal untuk mengurangi resiko
yang ditimbulkan akibat bencana itu sendiri.

Berikut kami sampaikan link bahan terkait karakteristik bencana BATINGSOR dan
upaya-upaya mitigasi yang bisa dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan
mengurangi dampak yang timbul oleh bencana BATINGSOR.

Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini Potensi Hujan
yang diprakirakan akan terjadi dari tanggal 16 sampai dengan 21 Februari 2020.
Menindaklanjuti peringatan dini tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
memberikan arahan kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Jajaran Pemerintah Daerah serta Pemangku Kepentingan
khususnya pada wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Sebagian
Besar Kalimantan dan Sulawesi serta Papua dan Paua Barat untuk dapat melaksanakan hal-
hal sebagai berikut :

1. Melakukan susur sungai untuk menghilangkan potensi terjadinya banjir/banjir


bandang karena kerusakan lahan/hutan ataupun terhambatnya aliran sungai akibat
sampah;
2. Meningkatkan kewaspadaan bencana banjir, banjir bandang dan longsor;
3. Selanjutnya jika terlihat kondisi potensi bencana yang cukup
signifikan agar mendekatkan sumberdaya Penanggulangan Bencana pada lokasi
potensi bencana dan melakukan evakuasi warga untuk mengurangi resiko bencana;
4. Dalam hal adanya potensi kejadian banjir/longsor, segera tetapkan status
Siaga Darurat dan Aktifkan Sistem Komando dan Posko Provinsi/Kabupaten/Kota;
5. Aktif berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG/Dinas ESDM/Dinas PU
Provinsi/Kabupaten/Kota bersama Stakeholder lainnya untuk mendapatkan
informasi ancaman dan melakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya
banjir/longsor sampai kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang
resiko tinggi bencana banjir dan tanah longsor. 

Wilayah Kalimantan Barat memiliki 471 Desa/Kelurahan yang berpotensi tinggi


terjadinya banjir yang tersebar di 104 Kecamatan. Wilayah-wilayah ini bisa saja
bertambah jumlahnya mengingat kondisi bentang alam dan cuaca di Kalimantan
khususnya Kalimantan Barat.

Pada masa kini, Kalimantan Barat mengalami degradasi hutan yang terjadi secara
terus menerus baik yang disebabkan oleh pembukaan perkebunan berskala besar
maupun akibat perambahan hutan yang berlangsung secara terus menerus sehingga
wilayah tangkapan hijau semakin berkurang yang menyebabkan curah hujan tidak lagi
dapat diserap oleh tanah yang kemudian berakhir dengan kejadian banjir.

BPBD Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan pengumpulan data terkait daerah-
daerah yang memiliki potensi tinggi banjir di Kalimantan Barat. Adapun data dimaksud
dapat diunduh pada link berikut ini :

C. Mitigasi Bencana Banjir Kalbar


https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/10/04/banjir-di-
kalimantan-barat-mulai-surut-warga-butuh-bekal-mitigasi?
status=sukses_login&status_login=login
Meskipun banjir di sejumlah daerah Kalimantan Barat sudah surut,
kewaspadaan dan upaya peningkatan mitigasi bencana tetap diperlukan
di daerah yang rawan banjir. Banjir di sejumlah daerah di Kalimantan
Barat mulai surut, Senin (4/10/2021). Mitigasi bencana bagi warga di
daerah rawan banjir harus dikuatkan untuk meminimalkan dampak.
Sebelumnya, Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi
dilanda banjir sejak Sabtu (2/10). Akibatnya, ratusan rumah terendam
banjir. banjir mulai surut. Jalan utama di dalam kota telah bisa dilintasi
kendaraan.
Berbeda dengan Kapuas Hulu dan Melawi, warga Sintang masih harus
bersabar.  Banjir masih menggenangi permukiman. Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kalbar Novel Umar menuturkan, banjir masih menggenangi
permukiman di Kecamatan Ambalau. Di Ambalau, banjir juga merusak
jembatan dan enam rumah warga. Sebelumnya, banjir di Ambalau
berdampak pada 815 rumah tangga, sedangkan di Dedai ada 35 rumah
tangga.
Prakirawan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara
Bandara Supadio Pontianak, Supriyadi, mengatakan, tiga hari ke depan
masih ada potensi hujan di wilayah Kalbar. Intensitas hujannya ringan
hingga sedang.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalbar
Nikodemus Ale mengingatkan, daerah rawan banjir butuh pemantauan
intensif. Tujuannya agar pemerintah bisa memberikan peringatan dini
dengan cepat kepada masyarakat.
”Mitigasi di kota hingga desa mendesak dilakukan. Tujuannya,
menyiapkan warga menghadapi potensi bencana.  Dukungan anggaran
dari pemerintah juga perlu dipastikan. Jangan sampai penanganan
bencana terkendala kendala anggaran atau tim yang tidak memadai,” 
Segala upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampak
yang ditimbulkan oleh bencana, di suatu negara ataupun masyarakat.
Mitigasi terbagi 2 (dua):
a) Mitigasi Non-struktural
b) Mitigasi Struktural
Peraturan Perundangan
Pemberian Insentif
Pelatihan dan Pendidikan
Kepedulian Masyarakat
Pengembangan Kelembagaan
Sistem Peringatan
Sistem Budidaya Pertanian
Mitigasi Struktural

BNPB berharap kepada seluruh unsur yang ada di wilayah tersebut agar dapat
mengambil kebijakan yang dianggap perlu dalam rangka mitigasi dan peningkatan
kesiapsiagaan masyarakat," kata dia.
BNPB juga mengimbau pemerintah daerah ataupun masyarakat agar dapat memantau
perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) dan melihat wilayah kajian risiko bencana melalui inaRisk BNPB.
Anggota BPBD Kabupaten Kapuas Hulu bersama tim gabungan dari unsur TNI,
Polri dan lintas instansi terkait masih berjibaku melanjutkan pendataan di lokasi
Hujan deras yang berdurasi lama telah menyebabkan banjir di Kabupaten Landak, Provinsi
Kalimantan Barat, pada Selasa (3/12) pukul 14.00 WITA. Lima kecamatan terendam banjir,
yaitu Senggah Temila, Menyuke, Meranti, Menjalin, dan Mempoah Hulu. 
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Mempoa Hulu yang meliputi Desa Pahong, Pare,
Tunang, Salayaas, Mentoge, Karagan, Garu, dan Sampuro. Dilaporkan satu orang
meninggal dunia atas nama Alan, 46 tahun, laki-laki. Korban meninggal karena kelelahan
setelah mengevakuasi keluarganya. Pengungsi ± 2.000 jiwa. Beberapa ternak hanyut
terbawa arus banjir. Di sejumlah tempat tinggi muka banjir mencapai 2-3 meter. 
Upaya yang telah dilakukan antara lain perangkat kecamatan setempat memberikan
bantuan pertolongan dan evakuasi kepada korban. BPBD Provinsi juga menuju lokasi
dengan membawa speed boat dan bantuan logistik. Kendalanya, BPBD Kabupaten Landak
hanya memiliki satu perahu. Bantuan dari kabupaten tidak bisa sampai lokasi karena jalan
terputus. Pendataan masih dilakukan. 

Anda mungkin juga menyukai