Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KONTIJENSI BANJIR

DI WILAYAH UPT PUSKESMAS SUMBERASIH


KECAMATAN SUMBERASIH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraaan
Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa bencana merupakan peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam seperti faktor manusia yang
dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, korban jiwa manusia, kerugian harta benda
dan dampak psikologis. Di seluruh Indonesia, terdapat sungai induk sebanyak 5590 sungai
dan 600 di antaranya berpotensi menimbulkan banjir (Bappenas, 2008). Keberadaan
sungai-sungai disamping membawa dampak positif, bencana hidrologi seperti banjir adalah
salah satu dampak negatif dari keberadaan sungai-sungai tersebut.
Kabupaten Probolinggo terdapat kurang lebih 32 sungai besar dan kecil, diantaranya
Sungai terpanjang adalah Sungai Rondoningo (95,2 km), sedangkan sungai terpendek
adalah Sungai Afaur Bujel (2 km). Sungai-sungai di Kabupeten Probolinggo umumnya
bermuara di Selat Madura.Sungai Akibat keberadaan sungai-sungai di Kabupaten
Probolinggo dengan kondisi yang bermasalah, maka wilayah Kabupaten Probolinggo
termasuk salah satu area rawan terhadap bencana banjir.
Penyebab banjir diantaranya adalah penataan ruang yang berakibat pada perubahan
alam, curah hujan yang sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, degradasi
lingkungan yang berakibat pada gundulnya lahan, pendangkalan sungai akibat sedimentasi,
penyempitan alur sungai, pengaruh aktivitas gunung api dan lain sebagainya. Kabupaten
Probolinggo termasuk salah satu area yang rawan terhadap bencana banjir akibat curah
hujan yang cukup tinggi, penggundulan hutan di daerah hulu dan kondisi penampang
sungai yang berpotensi menyebabkan banjir. Berdasarkan bahaya banjir akibat keberadaan
sungai-sungai yang berpotensi menimbulkan banjir, menjadi pelajaran bagi Pemerintah
Kabupaten Probolinggo melalui UPT Puskesmas Sumberasih untuk berupaya memberikan
perlindungan kepada masyarakat di sekitar sungai yang rawan terhadap banjir tersebut.
Rencana kontinjensi merupakan salah satu bentuk perlindungan kepada masyarakat
terpapar bahaya banjir. Rencana kontinjensi merupakan perencanaan untuk menghadapi
kondisi pada masa tanggap darurat agar berjalan efektif, efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kerangka dasar penanggulangan bencana dengan paradigma
pengurangan risiko bencana digunakan sebagai pedoman pada saat darurat bencana bagi
semua pelaku penanggulangan bencana. Sumber daya yang ada di Kabupaten
Probolinggo melalui rencana kontinjensi dapat dimobilisasikan secara efektif dan efisien

1.2 Pengertian Rencana Kontijensi


Kontijensi adalah suatu kondisi yang bisa terjadi, tetapi belum tentu benar benar
terjadi. Perencanaan kontijensi merupakan suatu upaya untuk merencanakan sesuatu
peristiwa yang mungkin terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan peristiwa itu tidak akan
terjadi. Oleh karena ada unsur ketidakpastian, maka diperlukan suatu perencanaan untuk
mengurangi akibat yang mungkin terjadi.
Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan yang melibatkan sekelompok
orang atau organisasi yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan
menyepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-
tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak. Sifat penyusunan rencana
kontinjensi, yaitu disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi
merupakan pra-syarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan
kontinjensi pra-bencana banyak waktu akan terbuang di awal terjadinya bencana untuk
menanggapi keadaan darurat dari suatu bencana. Perencanaan kontinjensi akan
membangun kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi
tanggap darurat. Melalui rencana kontinjensi juga akan diketahui pembagian peran
pelaksanaan suatu organisasi dalam melakukan upaya tanggap darurat, karena rencana
kontinjensi memuat peran dan tugas bagi masing-masing organisasi atau instansi
1.3 Tujuan
Rencana kontijensi ini disusun sebagai pedoman dalam penanganan bencana banjir
khususnya ketika banjir yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan diwilayah UPT
Puskesmas Sumberasih.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup rencana kontijensi ini adalah wilayah UPT Puskesmas Sumberasih

1.5 Tahapan Penyusunan Rencana Kontijensi


 Penilaian Risiko
 Penentuan Kejadian
 Kebijakan dan strategi
 Perencanaan klaster kesehatan

1.6 Aktivasi Rencana Kontijensi


A. Pemicu Aktivasi
Rencana Kontinjensi Banjir sungai pesisir dan Sungai besi akan diaktifkan jika terjadi:
1. Kondisi curah hujan tinggi dan terus menerus dengan intensitas lebih dari 120 mm/hari
baik di hulu maupun di Kabupaten Probolinggo disertai tanda peringatan dini (Early
Warning System/EWS) dari alat pemantau yang terpasang di masing- masing sungai.
2. Adanya pernyataan status siaga 1 kriteria curah hujan dan ketinggian air di pintu air
sungai besi dan sungai pesisir oleh petugas pengamat curah hujan dan elevasi
sungai.
B. Mekanisme aktivasi
Mekanisme aktivasi Rencana Kontinjensi Banjir Sungai besi dan sungai pesisir adalah:
1. Jika indikator potensi bencana telah aktif/terpenuhi, maka sistem peringatan dini
banjir secara intensif memberikan informasi awal tentang akan terjadinya banjir dan
kemungkinan lokasi yang akan tergenang.
2. Setelah potensi bencana diaktifkan, Kepala UPT Puskesmas sumberasih melakukan
koordinasi kepada team yang terlibat dalam penanggulangan bencana sebagaimana
tercantum dalam dokumen rencana kontinjensi banjir.
C. Masa aktivasi
1. Rencana Kontinjensi Banjir Sungai besi dan Sungai pesisir di Kabupaten
Probolinggo masih tetap berlaku hingga terdapat penetapan status deaktivasi darurat
terhadap bencana banjir oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo dan telah
ditetapkan aman serta status deaktivasi Organisasi Komando Tanggap Darurat oleh
BPBD Kabupaten Probolinggo.
2. Rencana Kontinjensi akan dinonaktifkan apabila situasi tanggap darurat bencana
dinyatakan telah berakhir.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografi
UPT Puskesmas sumberasih terletak 30,25 ha dan 1.78 %. Kecamatan Sumberasih
terdiri dari 13 Desa dengan 64.469 jiwa.
Wilayah kerja Puskesmas Sumberasih terdiri dari 13 Desa di Kecamatan Sumberasih,
yaitu :
1. Desa Muneng kidul
2. Desa Muneng
3. Desa Laweyan
4. Desa Pohsangitleres
5. Desa Sumurmati
6. Desa Jangur
7. Desa Mentor
8. Desa Ambulu
9. Desa Lemah kembar
10.Desa Pesisir
11.Desa Sumberbendo
12.Desa Banjarsari
13.Desa Giliketapang

a) Batas-Batas Wilayah Sumberasih


UPT Puskesmas Sumberasih terletak di wilayah kabupaten probolinggo dengan batas-
batas sebagai berikut :
 Utara : Selat madura dan kota Probolinggo
 Selatan : Kecamatan Wonomerto
 Barat : Kecamatan Tongas dan Lumbang
 Timur : Kota Probolinggo
Seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas Sumberasih dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat. Infrastruktur jalan yang ada adalah jalan desa
dan jalan kabupaten. Wilayah kerja binaan yang terjauh dapat ditempuh + 30 menit
dengan kendaraan roda dua, yaitu Desa Pesisir dan Desa banjarsari
Tabel Jarak tempuh Daerah Binaan UPT Puskesmas Sumberasih
Jarak
Jarak Terjauh
Terdekat
DESA Keterangan
Jarak Jarak
RW RW
Tempuh Tempuh

Dengan kendaraan roda


Pesisir 02 20menit 03 30Menit
2 jalur lancar.

Dengan kendaraan roda


Banjarsari 01 20Menit 03 30Menit
2 jalur lancar.

Seluruh wilayah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan atau roda
empat walaupun dalam keadaan hujan. Wilayah kerja desa pesisir rawan terkena banjir
yaitu Desa Pesisir Dusun Melati RW 02, dusun Kenongo RW 03 dan Desa Banjarsari
Dusun Banjar utara RW 03,Dusun Beji RW 02 Untuk rujukan ke rumah sakit, jarak
tempuh dari Desa Binaan Sumberasih ke rumah sakit rujukan terdekat adalah sebagai
berikut :
a. RSUD Tongas : 20 menit dengan jalur lancar mengunakan kendaraan umum
b. RSU Wonolangan: 35 menit dengan jalur lancar mengunakan kendaraan umum
b) Peta Wilayah

Gambar Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sumberasih


Sumber: BPS tahun 2021

1. Luas Wilayah Kerja


Luas wilayah kerja
a. Desa Pesisir :175.050
b. Desa Lemah kembar :581.2

2. Nama Desa, Jumlah Luas Wilayah beserta Jumlah RW dan RT


Tabel Luas Wilayah Beserta Jumlah RT dan RW
Jumlah
No. Nama desa Luas Wilayah
RT RW
1. Pesisir 175.050Ha 20 3
2. Banjarsari 581.2Ha 37 5
JUMLAH 756.25 Ha 57 8
Sumber: BPS tahun 2021
2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah binaan kerja adalah sebanyak 13.690 jiwa
(sumber : bps tahun 2021 )
Desa Dusun Jumlah Penduduk Penduduk
penduduk usia balita usia tua >60
Pesisir Kenongo 1178 111 197
Melati 1925 168 327
mawar 2341 183 374
Banjarsari Brak 1281 179 105
Banjar utara 1107 88 74
Banjar selatan 1974 166 167
Beji 1184 179 95
Blobo 2700 220 281
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk cukup tinggi
dimana Desa banjarsari merupakan desa terpadat jika dibandingkan dengan Desa
Pesisir
Kepadatan penduduk menjadi salah satu faktor berpengaruh atas timbulnya berbagai
masalah kesehatan seperti penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Penyakit
menyebar dengan sangat cepat didaerah padat penduduk.

2.3 Iklim
Ditinjau dari ketinggian di atas permukaan air laut, Kecamatan Sumberasih berada
pada ketinggian 10-50 meter yakni dari daratan rendah dan sebagian dataran tinggi. Iklim di
kawasan kecamatan Sumberasih sebagaimana kecamatan lain di Kabupaten Probolinggo.
Kecamatan Sumberasih beriklim Tropis yang berbagi menjadi dua musim yakni musim
penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober sampai April
dan musim kemarau pada bulan April sampai Oktober. Sedangkan iklim umumnya ditinjau
dengan indikator curah hujan adalah sebagai berikut:
> Curah hujan terbesar 276 mm
> Curah hujan terkecil 13 mm
BAB III
PENILAIAN RISIKO, PENENTUAN KEJADIAN DAN PENGEMBANGAN SKENARIO

3.1 Penilaian Risiko dan Penentuan Kejadian


Kabupaten Probolinggo berdasarkan kondisi geologis, keadaam klimatologis dan
keragaman masyarakatnya memiliki beragam ancaman antara lain banjir, angin puting
beliung, longsor,serta gunung meletus. Dalam penilaian ancaman ini digunakan metode
variable probabilitas dan dampak.Berdasarkan variable tersebut, maka dilakukan penilaian
ancaman yang ada untuk mendapatkan 1 ancaman yang di anggap penting atau
diprioritaskan untuk disusun rencana kontijensinya.

No Jenis bahaya P D
1 Gempa bumi 1 5
2 Tsunami 1 5
3 Banjir 4 3
4 Angin puting beliung 3 2
5 Wabah penyakit 2 2

Berdasarkan hasil dari penilaian ancaman terdapat 2 jenis bencana yang memiliki bobot
tertinggi yaitu banjir dan angina puting beliung. Dengan mempertimbangkan kapasitas
respon yang dimiliki maka tim penyusun menyepakati ancaman yang terpilih adalah
ancaman banjir. Dalam penyusunan rencana kontijensi ini para pemangku kepentingan
sepakat untuk memilih ancaman yang tinggi sehingga dalam pengembangan scenario
juga akan menggunakan scenario yang tinggi.

3.2 Skenario kejadian


Skenario kejadian adalah situasi yang diperkirakan akan terjadi dan ditetapkan dengan
mempertimbangkan hasil analisis banjir rancangan serta sejarah kejadian bencana banjir
Sungai pesisir dan Sungai besi. Status siaga juga ditetapkan berdasar pertimbangan hasil
analisis banjir rancangan di Sungai pesisir dan Sungai besi Kabupaten Probolinggo. Batas
status siaga I adalah kondisi curah hujan dengan potensi dapat menimbulkan debit
pengaliran melebihi kapasitas debit sungai, sedangkan batas status awas adalah kondisi
curah hujan pada kala ulang dibawah periode kala ulang terjadinya banjir.

3.3 Asumsi dampak


3.3.1 Aspek Penduduk
Pada scenario untuk rencana kontijensi banjir di Kabupaten Probolinggo
menggunakan scenario dimana penduduk dari 2 desa yang beresiko tinggi dan
sedang secara keseluruhan 100 % menjadi pengungsi atau masyarakat yang
rentan. Data penduduk yang nantinya akan menjadi pengungsi pada saat bencana
banjir
Tabel Jumlah Penduduk Terpapar Bencana Banjir
Desa Dusun Jmlh Penduduk Penduduk Jumlah balita Jumlah Total
penduduk usia balita usia tua >60 yang terpapar usia tua penduduk
(jiwa) yang yang
terpapar terpapar
(jiwa) (jiwa)
pesisir Kenongo 1178 111 197 23 27 50
Melati 1925 168 327 12 17 29
mawar 2341 183 374 23 24 47
Banjar sari Brak 1281 179 105 19 23 42
Banjar utara 1107 88 74 48 44 92
Banjar selatan 1974 166 167 26 21 47
Beji 1184 179 95 19 25 34
Blobo 2700 220 281 12 11 23
1369
1294 1620 182 202 364
TOTAL 0
3.3.2 Aspek kesehatan
Penduduk yang beresiko terkena dampak banjir pada aspek kesehatan
Dampak Pengungsi
Nama Luka
No Luka
Kecamatan Meninggal berat/ Kelompok Jumlah Titik
Ringan/ Total
Rawat Rentan pengungsian
Rawat Jalan
Inap
Desa
1 0 3 87 5444 543 1
Pesisir
Desa
2 2 4 77 8246 216 1
banjarsari
TOTAL 2 7 164 13690 759 2

3.3.3 Aspek fasilitas / aset


Prediksi banjir akibat luapan Sungai pesisir dan Sungai besi berakibat pada
kerusakan rumah, gedung atau sarana dan prasarana pada wilayah terdampak.
Berdasarkan tingkat ancamannya, kerusakan rumah diperkirakan dengan
mempertimbangkan kepadatan bangunan pada wilayah terdampak, sedangkan
kerusakan lingkungan fisik lainnya ditentukan berdasar pada keberadaan secara
fisik bangunan yang terdapat pada area terdampak.

Tabel penduduk yang beresiko terkena dampak banjir pada aspek fasilitas
Jumlah Dampak Kerusakan
Nama
No Terancam Keterangan
Fasilitas/Aset Ringan Sedang Berat
(Unit)
Rusak berat di dusun
1 Rumah penduduk 115 93 15 7
banjar utara
2 Polindes 1 0 1 1 Polindes banjarsari

3.3.4 Aspek infrastruktur


Penduduk yang beresiko terkena dampak banjir pada aspek infrastruktur
Jumlah Dampak Kerusakan Keterangan
No Infrast. Terancam
(Unit) Ringan Sedang Berat
Jaringan listrik dan
telekomunikasi di dusun
banjar utara berpotensi
Instalasi mengalami kerusakan pada
1 2 2
listrik tiangnya dengan tingkat
kerusakan rendah hingga
sedang

Sumber mata air tertutup air


2 SAB 35 7 8 20 banjir dan pipa distribusi air
bersih mengalami kerusakan
Pipa distribusi air di dusun
bajar utara mengalami
3 PDAM 1 1
kerusakan akibat terjangan
banjir
Jaringan
4 2 2 Tertutup air banjir
Irigasi

Rumah Kerusakan pada teras rumah


5 30 10 20
Penduduk tertutup air banjir
6 Jalan 5 2 1 2 Tergenang air

3.3.5 Aspek ekonomi


Bencana banjir diperkirakan juga akan mengancam sektor perekonomian yang
berada di kawasan yang beresiko tinggi dan sedang di kecamatan sumberasih
Jumlah Dampak Kerusakan (unit)
Nama Sarana
No Terancam Keterangan
Perekonomian
(unit) Ringan Sedang Berat
Polindes banjarsari,
1 Fasilitas Umum 4 1 1 2
toko
Terhentinya warung di
2 Warung 10 0 3 7
dusun banjar utara
Terhentinya kegiatan
Perkebunan dan
3. 20 2 3 14 pertanian dikarenakan
pertanian
genangan air

3.3.6 Aspek lingkungan


Wilayah potensial terdampak banjir luapan Sungai pesisir berdasar jenis
penggunaannya tidak terdapat peruntukan yang berdampak pada kerusakan
lingkungan, akan tetapi dampak lingkungan lebih pada kondisi saat bencana
dan pasca bencana, diantaranya karena virus dan kuman penyebab penyakit
banyak terdapat di area bekas banjir atau genangan, serta banyaknya septic
tank yang meluap akibat banjir. Selain dampak yang berakibat pada
gangguan kesehatan, dampak terhadap lingkungan bagi wilayah terdampak
banjir
Desa Dusun Luas lahan yang Potensi tingkat keterangan
terdampak kerusakan
Banjar sari Banjar utara tinggi KRB III
Peisisir Melati 10 ha Sedang KRB II
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana banjir di UPT


Puskesmas Sumberasih dilaksanakan secara terpadu antar klaster dan sub klaster kesehatan.
Kebijakan dan kesepakatan serta komitmen bersama merupakan perwujudan dari pelaksanaan
penanggulangan bencana banjir di UPT Puskesmas Sumberasih. Oleh karena itu, perlu
disusun bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana banjir bidang kesehatan di
UPT Puskesmas Sumberasih. Bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana banjir
sebagai berikut

4.1. Kebijakan
1. Setiap penduduk terdampak harus mendapatkan pelayanan kesehatan dan
memprioritaskan kelompok rentan
2. Mengaktifkan Pos Klaster Kesehatan / HEOC (Health Emergency Operation Center)
3. Keluar Masuk Data Melalui 1 pintu
4. Korban Luka Berat mendapatkan prioritas perawatan di rumah sakit
5. Memprioritaskan kelompok rentan agar asupan gizi terpenuhi
6. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar bidang kesehatan lingkungan bagi
pengungsi
7. Pemenuhan Logistik bidang kesehatan Di setiap faskes terdampak
8. Memobilisasi seluruh tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Probolinggo ke faskes
di wilayah terdampak
9. Pengendalian Faktor resiko kesehatan di lokasi terdampak
10. Membebaskan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah terdampak di
seluruh pusat kesehatan (pos kesehatan, puskesmas dan rumah sakit) di kabupaten
probolinggo
11. Perlindungan terhadap kelompok rentan merupakan salah satu prioritas penanganan
pada sektor kesehatan

4.2. Strategi
1. Melakukan kaji cepat pada lokasi bencana untuk mengetahui dampak bencana dan
kebutuhan kesehatan di lokasi bencana
2. Memobilisasi petugas dari puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendukung
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan terdampak.
3. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan bidang kesehatan yang timbul akibat
bencana banjir
4. Menyiapkan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi korban yang membutuhkan
5. Melakukan upaya surveilans penyakit dalam rangka mengantisipasi timbulnya KLB
6. Melakukan upaya pengendalian vektor di lokasi terdampak
7. Mendirikan pos kesehatan level 1di lokasi terdampak
8. Mengkoordinasikan keamanan di daerah bencana, tempat-temapt pengungsian ,
gudang logistik an jalur distribusi
9. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan dengan menunjuk 1
jubir yaitu sekretaris dinas kesehatan kabupaten probolinggo.
10. Melakukan pendataan korban dan pengungsi selama tanggap darurat, dan updating
data terutama kelompok rentan
11. Melakukan pengelolaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah, ataupun masyarakat
dan lembaga kemasyarakatan lainnya dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat
terkait bantuan international
12. Memenuhi kebutuhan Gizi yang aman kepada penduduk terdampak, diprioritaskan
terhadap penduduk risiko tinggi
13. Menyediakan pos-pos pelayanan logistic di beberapa titik pengungsian agar penyaluran
logistik tepat guna tepat sasaran tepat waktu
14. Mengidentifikasi dan mendata kondisi logistic obat dan BMHP serta alkes yang masih
bisa dimanfaatkan
15. Screening Kesehatan Bayi, Balita, Bumil, Buteki untuk kebutuhan Gizi
16. Pemenuhan kebutuhan logistik bidang kesehatan
17. Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan
18. Membangun kerjasama dengan dinas terkait serta melibatkan Rumah Sakit pemerintah
maupun swasta, TNI dan POLRI
19. Membangun kemitraan antar stakeholder / pihak-pihak terkait dalam penanggulangan
bencana ( kerjasama dengan PJB UP Paiton, PMI, dll)
20. Setiap bantuan bidang kesehatan wajib melalui verifikasi dan persetujuan dari Dinas
kesehatan
21. Memastikan komunikasi terhubung
BAB V
PERENCANAAN KLASTER KESEHATAN

5.1 Manajemen dan Pengendalian


Berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor kesehatan
yang di bentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat sector kesehatan di
lapangan. Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk
oleh Kepala Puskesmas Komandan pengendali operasi sector kesehatan akan dibantu
oleh beberapa kordinator/penanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya.
Pusdalopkes/HEOC (Health Emergency Operation Center) bertugas untuk memastikan
bahwa semua kebutuhan sector kesehatan terpenuhi, dan untuk memperlancar sinkronisasi
kegiatan tanggap darurat di lapangan.
1. Koordinasi
Pelaksana Koordinasi penanganan bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Kegiatan yang dilakukan
a. Menghadiri rapat rapat koordinasi harian di Posko Tanggap Darurat
b. Melaksanakan rapat koordinasi harian klaster kesehatan dan sub klaster kesehatan
di Pusat Pengendali Operasi Kesehatan/HEOC (Health Emergency Operation
Center)
2. Sistem Informasi dan Komunikasi
a. Membuat laporan awal, perkembangan dan laporan akhir pelaksanaan kegiatan
klaster kesehatan
b. Mengirimkan laporan kepada BPBD Kabupaten Probolinggo dan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur dan Pusat Krisis Kesehatan (PPK) kementerian Kesehatan
3. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan ke lokasi saat terjadinya banjir

Tim Kesehatan Tingkat Kabupaten Probolinggo


N
Lembaga /Instansi Peran
No
2 - Penanggung jawab/ koordinator
Dinas Kesehatan
1 tanggap darurat bidang kesehatan

- Membantu pelayanan kesehatan


2 Rumah Sakit Pemerintah - Siaga IGD dan rujukan
2 dan Swasta - Konsultan masalah pelayanan
kesehatan
3 - Penanggung jawab Keamanan
TNI,POLRI,
3 - Evakuasi korban bencana

4 - Pertolongan medis
PMI
4 - Evakuasi medis

5 Relawan Kesehatan - Membantu evakuasi korban bencana


5 (SAKA BHAKTI HUSADA) - Membantu pendistribusian bantuan
bencana
NGO (Non Goverment - Pertolongan dan evakuasi korban
Organisasion) yang bencana
6
memiliki kompetensi di
6
bidang pertolongan dan
evakuasi medis
Tim Kesehatan Kecamatan

No Instansi Peran
1 Puskesmas Koordinator tim kesehatan kecamatan
2 RS /BP swasta Membantu pelayanan kesehatan

3 Koramil dan Polsek - Pengamanan


- Evakuasi korban
4 Satpol PP - Evakuasi korban
- Pendistribusian bantuan bencana
5 Relawan kesehatan - Membantu evakuasi korban bencana
- Membantu distribusi bantuan bencana

5.2 Sub Klaster Pelayanan Kesehatan


5.2.1 Sasaran / Tujuan
a. Terbentuknya Posko kesehatan di UPT Puskesmas Sumberasih sesuai
tempat yang telah ditentukan oleh UPT Puskesmas Sumberasih
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan operasi tanggap darurat
c. Terbentuknya pos pengendali operasi kesehatan di lokasi bencana.
d. Terlaksananya penilaian cepat (RHA) kebutuhan pelayanan kesehatan, analisis
data (sesuai sasaran)
e. Terlaksananya rencana strategis dan taktis, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian operasi kesehatan saat tanggap darurat bencana
f. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dan pelayanan rujukan di pos
kesehatan.
g. Terpenuhinya SDM kesehatan.
h. Terkoordinasi pemenuhan logistik obat, alkes, BHP sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
i. Terbentuk alur rujukan pelayanan dan koordinasi pembiayaan kesehatan.

5.2.2 Kegiatan
a. Memobilisasi Tim EMT Mobile
b. Memastikan kebutuhan SDM sub kluster yankes tercukupi
c. Mobilisasi ambulance
d. Memastikan sarana dan prasarana RS berjalan secara optimal/ Alur rujukan
sesuai kondisi korban
5.2.3 Rujukan Tingkat 1
a. Puskesmas Sumberasih
 Tim kesehatan yang digerakkan bertugas selama 12 jam di lokasi pengungsian
 Tim kesehatan terdiri dari 1 orang dokter, 2 orang perawat, 1 orang bidan, 1
orang asisten apoteker dan 1 orang supir ambulans
 Pelayanan dilaksanakan di Pos kesehatan
b. Pustu Lemah Kembar
 Tim kesehatan yang digerakkan bertugas selama 12 jam di lokasi
pengungsian
 Tim kesehatan terdiri dari 1 orang dokter, 2 orang perawat, 1 orang bidan, 1
orang asisten apoteker dan 1 orang supir ambulans
 Pelayanan dilaksanakan di Pos kesehatan
c. Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Rumah Sakit rujukan yang disiagakan adalah RSUD Tongas dan RS
Wonolangan
 Tim rumah sakit yang terdiri dari tim IGD: 1 orang dokter bedah, 1 orang
dökter anastesi, 1 orang dokter penyakit dalam, 1 orang dokter anak, 1 orang
dokter obgyn, 2 orang dokter umum, perawat 4 orang, perawat OK 2 orang
tenaga farmasi 1 orang, 1 orang supir dan 1unit ambulans emergency
 IGD yang disiagakan memiliki 10 tempat tidur
 Kebutuhan pelayanan rujukan
a) Untuk korban Trauma sebanyak 35 orang
b) Untuk korban ibu hamil sebanyak 17 orang
c) Untuk korban anak-anak sebanyak 13 orang
d) Untuk korban dewasa lainnya sebanyak 10 orang

Ketersediaa Ket
No Uraian Kebutuhan Kekurangan
n
Kordinasi dengan Sub
1 4 orang
TIM EMT 3 orang 1 orang Klaster Pelayanan
1 petugas
Kesehatan
6 dokter Kordinasi dg sub
Memastikan SDM 4 dokter
12 perawat klaster
2 sub kluster yankes 10 perawat
12 bidan -
2 mencukupi 10 bidan
4 driver
kebutuhan 2 driver
5 Koordinasi dengan
3 Mobilisasi 2
ambulance - klaster kesehatan
3 ambulance ambulance
Kordinasi dengan sub
Memastikan sarana
4 40 TT klaster pelayanan
dan prasarana RS 75 TT 35 TT
4 kesehatan lainnya/RS
secara optimal
terdekat
Kordinasi dengan sub
5 Alur rujukan sesuai
40 TT klaster pelayanan
5 kondisi korban 75 TT 35 TT
kesehatan lainnya/RS
5
terdekat

Jumlah
Uraian Kebutuh Ketersediaa Satuan Estimasi Biaya Keterangan
Gap
an n
Dokter Rp 150.000x 6 org = 2 shift 14 hari
Rp 900.000x14 hr
-
6 4 orang =Rp 12.600.000
-

Perawat Rp 150.000x 12org= 2 shift 14 hari


Rp 1.800.000x 14 hr
12 10 - orang
=Rp25.200.000

Bidan Rp 150.000x 12org= 2 shift 14 hari


Rp 1.800.000x 14 hr
12 10 - orang
=Rp25.200.000

Driver Rp 150.000x 4 org= 2 shift 14 hari


4 2 - orang Rp 600.000x14 hr
= Rp 8.400.000
Konsumsi Rp 34x 25.000 = 14 hari
-
Petugas 34 26 orang Rp 850.000x 14 hr=
-
Rp 11.900.000
BBM 50Lx 12.000 =Rp 10 L x 5
- 600.000 x 14 hr = Ambulance x
5 2 unit
- Rp 8.400.000 14 Hari

TOTAL Rp 91.700.000,-
5.3 Sub Klaster Pengendalian Penyakit
5.3.1 Sasaran
a. Semua masyarakat terdampak berhak mendapatkan air bersih Tercemarnya
sumber air bersih yang diakibatkan oleh banjir bisa menyebabkan atau berpotensi
menimbulkan KLB/wabah.
b. Masyarakat bebas DBD
Dalam situasi bencana/di lokasi pengungsian banyaknya genangan air dan
sampah yang berserakan akibat banjir berpotensi menjadi tempat berkembangnya
nyamuk aedes aegypti yang mengakibatkan penyakit demam berdarah
c. Terjadinya kerumunan di tempat Pengungsian
Dalam kondisi bencana dan pengungsian berpotensi terjadinya kerumunan yang
bisa berpotensi dalam menimbulkan penyakit ISPA dan COVID 19
d. Melakukan kewaspadaan dan pemeriksaaan dini untuk mendeteksi leptospirosis.
Genangan air yang dan banyaknya tikus yang terifeksi bakteri lepto masuk ke
lingkungan masyarakat.

5.3.2 Kegiatan
a. tenaga surveilans yang tergabung dalam tim gerak cepat
b. Dinas Kesehatan mengirimkan 2 orang petugas surveilans untuk melakukan
pendampingan
c. Spraying desinfectan dan fogging dilaksanakan di seluruh daerah terdampak,
tenaga yang dilibatkan sebanyak 6 orang
d. Penyemprotan dilaksanakan maksimal 3 titik fokus/hari (3 mesin)
e. Pendistribusian kelambu anti nyamuk di lokasi pengungsian

Proyeksi Kebutuhan

Jumlah
No Kegiatan Pelaksana Estimasi Biaya
Tenaga
Tenaga
Sub klaster pengendalian 8 orang x
surveilans yang 4Orang
penyakit, sub klaster 150.000x 14 Hari
1 tergabung dalam (Kesling,
penyehatan lingkungan, = Rp.16.800.000
tim gerak cepat DLH) BPBD
BPBD, DLH
Sub klaster pengendalian
3 orang x
Masyarakat bebas penyakit, sub klaster 3 orang
2 150.000x14 hari
DBD penyehatan lingkungan, (p2,promkes)
= Rp 6.300.000
Tim Promkes
6 Orang
Terjadinya Tim Logistik
(Promkes) 6 orang x 150.000
kerumunan di Tim Promkes
3 15 Orang x 14 hari =
tempat Sub Klaster Yankes
Swaber Rp. 12.600.000
Pengungsian
Melakukan
Sub Klaster Yankes 2Orang
kewaspadaan dan 4 x 150.000 x 14
Sub Klaster Pengendalian (Yankes,
4 pemeriksaaan dini hari = Rp.
Penyakit Survailans)
untuk mendeteksi 8.400.000
leptospirosis
TOTAL Rp. 44.100.000

5.4 Sub Klaster Penyehatan Lingkungan


5.4.1 Sasaran
a. Terlaksananya penanganan Higiene dan Sanitasi pada saat pra bencana
b. Terlaksananya Pengawasan Kualitas Air Bersih, Tempat Sampah, Sarana Air
limbah, dan Jamban.
c. Terlaksananya Koordinasi dengan sektor terkait
d. Tersedianya Sarana Sanitasi Dasar dan perlengkapan diri.
5.4.2 Kegiatan
a. Pembegian kaporit kepada masyarakat yang memiliki sumur gali (150 unit/4
cincin)
b. Penghitungan kebutuhan air bersih
c. Penghitungan kebutuhan jambarn
d. Pemberian polybag (masing-masing 20 unit) di lokasi pengungsian
e. Pengawasan TPS (Tempat Penampungan Sampah sementara) di lokasi
pengungsian
f. Promosi Kesehatan Lingkungan dan PHBS di lokasi pengungsian
g. Pengawasan kualitas air bersih dan kondisi sanitasi di lokasi pengungsian

Proyeksi Kebutuhan

Uraian Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Ket


Air Bersih Hari I 7 lt/org =
178.878 lt
Hari II – III, 15-20
lt/org/hari =
511.080 lt/hari
Tandon Tandon
Penampungan penampungan Air
Air terdiri dari 100
buah tendon
(5000 lt), 1 buah
tendon (2400 lt),
1 buah tendon
(1200 lt) dan 2
buah tendon (600
lt) serta257 kran
air di seluruh
wilayah
pengungsian.
Jamban dibutuhkan 1278
portable/kama jamban portable
r mandi dan 1272 kamar
mandi darurat (1
kamar mandi
untuk 20 org)
yang terpisah
dari wc/jamban.
Tempat dibutuhkan 64
Sampah buah tempat
sampah
berukuran 100 lt
di seluruh area
pengungsian
Alat 1 paket
kebersihan /pengungsian (50
lingkungan buah sapu, 100
seperti : sapu , kain lap, 50
kain lap, sabun Cair
sabun dll pembersih )
Alat 1 – 2 paket/orang
perlengkapan sesuai kebutuhan
diri : Selimut, dan jumlah
pakaian, dll pengungsi
Sanitarian Kit 3 paket
5.5 Sub Klaster Gizi dan Kesehatan Reproduksi
a. Pemantauan status gizi oleh petugas puskesmas
b. Pemberian suplemen gizi
c. MP-ASI
d. PMT Bumil
e. Pelayanan kesehatan bayi dan balita
f. Pendirian Pos Pelayanan Kesehatan Reproduksi
g. Pelayanan Kesehatan Reproduśdal Darurat
h. Pelayanan ANC Ibu Hamil Terpadu
i. Pelayanan Persalinan dan Bufas
j. Pelayanan rujukan persalinan
k. Pelayanan kesehatan lansia

Uraian Jumlah Satuan Estimasi Biaya Ket


Kebutuhan Keterse Gap
diaan
Penyuluhan -
kesehatan 2 orgxRp150.000x 14=
reproduksi. Rp 4.200.000
lembar balik 2 Orang orang

Terlaksananya
penanganan gizi
bagi kelompok
rentan dan
korban
terdampak

- petugas gizi
- peralatan 6 orang 6xRp150.000x14=
masak Rp12.600.000
- bahan
makanan 100 paket Rp. 50.000.000
- tabung gas
18 buah 18 buahxRp 20.000=
Rp 360.000

- juru masak 20xRp.150.000x14


20 orang = Rp42.000.000

TOTAL Rp 109.160.000,-

5.6 Tim Logistik


Kegiatan :
a.Mengidentifikasi dan mendata kondisi logistik obat dan BMHP serta alkes yang masih
bisa dimanfaatkan
b. Memobilisasi puskesmas terdekat untuk membantu pelayanan
c. Memobilisasi stok yang ada di instalasi farmasi kab. Dan pkm lain yg tidak terdampak
banjir
d. Mengajukan permohonan bantuan obat2an ke dinkes kabupaten Probolinggo
e. Mengajukan pengadaan obat dari dana BTT melalui BPBD
f. Melakukan koordinasi dengan dinas teknis terkait dan melaporkan secara tertulis
kepada BPBD
g. Menyiapkan ruangan penyimpanan sesuai dengan spesifikasi jenis barang yang
diterima
h. Menyiapkan petugas yang bertanggungjawab dalam penyimpanan serta pencatatan
dan pelaporan
i. Pemenuhan obat pos kesehatan
o Amoksisilin 500 mg o Metil ergometrin maleat
o Cotrimoksazole dewasa injeksi
o Cotrimoksazol pediatrik o Bidan Kit

o Ciprofloxasin 500 mg o Oksigen

o Paracetamol 100 mg, 500 o Serum Anti Tetanus 1.500


mg IU
o Asam Mefenamat 500 mg o Metronidazol tablet 250 mg

o Ibuprofen 200 mg. 400 mg o Uterotonika

o СТМ o Emergency Kit

o Kaptopril 12,5 mg o Kasa pembalut hidrofil 2 x

o Salbutamol tablet 2 mg 80 cm

o Aminophyllin tablet o Kasa kompres steril 40/40

o Antasida DOEN o Plester

o Diazepam injeksi o Handscoon

o MgS04 injeksi o Masker

o Ca-Glukonas injeksi o Cat Gut 3/0 dan 2/0

o Dexametasone chromic dengan jarum


bedah
o Cetirizine
o Silk 3/0
o Garam Oralit
o Alat suntik 2,5 ml
o Tablet Zinc
o Kit Kespro (Kesehatan
o Salep Ketokonazole
Reproduksi)
o Salep Miconazole
o Bidai
o Salep Asiklovir
o Gibs
o Oxitetrasikline salep kulit
o Salep Burnazin
o Oxitetrasikline salep mata
o Pirantel pamoat tablet
o Infus Set Dewasa
o Infus Set Anak
o Ringer Laktat
o Nacl Infus
o Dekstrose 5 % infus
o Lidokain injeksi 2 %
o Oksitosin injeksi
o Metil ergometrin maleat
tab
5.7 Sub Klaster Jiwa
a.Konseling oleh tenaga pendamping psikososial yang dilaksanakan dilokasi
pengungsian.
b.Berkoordinasi untuk mencegah terjadinya trauma pasca bencana bencana pada
kelompok risti
c. Memastikan kelanjutan pengobatan bagi orang yang mengalami gangguan
psikologis pasca bencana
d.Memastikan terdapat pelayanan kesehatan jiwa di pengungsian (menyatu
dengan poskes)
Uraian Jumlah Satuan Estimasi Biaya Ket
Kebutuh Ketersediaa Gap
an n
Koordinasi 2 2 - orang Rp 150.000x 2 org =
dengan dinsos - Rp 300.000

Menyalurkan 3 3 - orang Rp 150.000x 3org =


bantuan BMHP Rp 4.500.000
dan Alkes

Melakukan 3 3 - orang Rp 150.000x 3org=


pendataan dan Rp 4.500.000
pemetaan
kebutuhan obat
BMHP dan
alkes

Menyediakan 3 3 - orang Rp 150.000x 3 org=


tempat Rp 450.000x14 hr
penampungan = Rp 6.300.000
logistik

Koordinasi 3 3 - orang Rp 3x 150.000 =


dengan P2 - Rp 450.000
terkait obat bagi
penderita
penyakit
menular dan
tidak menular

Koordinasi 5 5 - unit 50Lx 12.000 =Rp 10 L x 5


dengan Gizi - 600.000 x 14 hr = Ambulance x
terkait Rp 8.400.000 14 Hari
pemberian PMT
bagi bayi
balita ,bumil,but
eki,lansia dan
penderita
penyakit kronis

Berkoordinasi
LS+ LP

TOTAL Rp 91.700.000,-

5.8 Tim Promkes


a. Melakukan penyuluhan dan konseling sesuai SPM pada masyarakat terdampak
b. Berkoordinasi untuk materi penyuluhan
c. Berkoordinasi dengan klaster terkait, organisasi profesi dan sbh pelaksana
penyuluhan
d. Berkoordinasi dengan klaster pengungsi untuk menyediakan tempat
pelaksanaan posyandu darurat.

Jumlah
Uraian Kebutuh Ketersediaa Satuan Estimasi Biaya Keterangan
Gap
an n
Penyuluhan Rp 150.000x 4 org =
- Rp 600.000
4 1 orang
-

TOTAL Rp 600.000,-

BAB VII
PENUTUP
Dokumen rencana kontinjensi bidang kesehatan ini merupakan suatu bagian
yang tidak terpisahkan dari perencanaan penanggulangan bencana yang bersifat
kewilayahan, evaluasi dan penyempurnaan dokumen ini mutlak diperlukan agar upaya
tanggap darurat yang dilaksanakan dalam kerangka rencana operasi dapat terlaksana
dengan baik.
1. Rencana kontinjensi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Banjir di
UPT Puskesmas Sumberasih disusun berdasarkan kesepakatan bersama dengan
lintas sector dan lintas program.
2. Rencana kontinjensi ini disetujui dan ditanda tangani serta menjadi komitmen
bersama oleh setiap unsur yang terlibat dalam penyusunan.
3. Rencana kontinjensi ini diaktivasi menjadi rencana operasi pada saat terjadi
bencana setelah dilakukan penilaian awal secara cepat dan penyesuaian
komponen kebutuhan sesuai kondisi dan intensitas bencana.
4. Koordinasi secara berkala apabila diperlukan untuk memperbarui dokumen
rencana kontinjensi ini bila terjadi bencana banjir untuk disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan termasuk updating data ketersediaan sumber daya.
5. Studi dan pemetaan daerah rawan bencana perlu dilakukan sebagai acuan.
6. Inventarisasi persediaan (buffer stock) untuk pemenuhan kebutuhan darurat perlu
diselenggarakan dengan manajemen logistik yang baik.
7. Perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana
yang mungkin terjadi melalui beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Penyuluhan, pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana pada masyarakat
di wilayah rawan bencana.
b. Melengkapi peralatan bencana termasuk menyiapkan jalur evakuasi pada
wilayah rawan bencana.
8. Untuk mengukur kemampuan kontijensi plan dalam kesiapsiagaan darurat bencana
maka harus dilakukan gladi lapangan dan simulasi

Anda mungkin juga menyukai