Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
Ayu Libiaty Ahmad, S.Kel., M.T.
1.5. Pengertian
Untuk memahami kajian resiko bencana banjir di Kecamatan Tanjung
sari, maka disajikan pengertian-pengertian kata dan kelompok kata
sebagai berikut
1. Bencana
Bencana merupakan terjadinya peristiwa yang dapat menganggu,
merugikan hingga mengancam keselamatan seseorang, bencana dapat
terjadi akibat dari faktor alam seperti tsunami, ataupun faktor tangan
manusia seperti polusi lingkungan
2. Rawan bencana
Rawan bencana merujuk pada suatu daerah atau lokasi yang
memiliki tingkat risiko yang tinggi akan terjadinya bencana
3. Risiko bencana
Risiko bencana merupakan potensi kerugian ataupun dampak
negatif yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana
4. Banjir
Banjir merupakan peristiwa terjadinya kenaikan genangan air
yang berlebihan, umumnya terjadi karena hujan deras, tanah yang
jenuh air atau kerusakan pada sistem drainase.
5. Mitigasi
Sebuah upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi atau
mencegah dampak buruk atau kerugian yang berlebih dari sebuah
bencana
6. Penyelenggaraan penanggulangan rencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana melibatkan berbagai
tahapan, termasuk perencanaan, pencegahan, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan. Penanggulangan bencana bertujuan untuk
melindungi nyawa, harta benda, dan lingkungan.
7. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah
lembaga pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab untuk
merumuskan kebijakan dan koordinasi penanggulangan bencana di
tingkat nasional.
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki suatu
tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengkoordinasikan kegiatan penanggulanggan bencana di tingkat
daerah.
1.6 Sistematika Penulis
Adapun sistematika penulisan dalam laporan pengkajian risiko
bencana banjir di kecamatan Tanjungsari yaitu meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini sebuah menguraikan tentang gambaran umum dari isi laporan
yaitu latar belakang, ruang lingkup, landasan hukum, pengertian, serta
sistematika penulis.
BAB II KONDISI KEBENCANAAN
Dalam bab ini akan diuraikan sebuah kondisi dimana kebencanaan
yang terjadi di lokasi studi kasus yaitu gambaran wilayah lokasi
kebencanaan,sejarah kejadian bencana,serta potensi bencana.
BAB III PENGKAJIAN RESIKO BENCANA
Bab ini memaparkan tentang pengkajian risiko bencana yang terdiri
dari metodologi digunakan dalam mendapatkan data, jenis data yang
dihasilkan seperti indeks risiko bencana, peta risiko bencana, dan
potensi bencana.
BAB IV REKOMENDASI DAN KEBIJAKAN
Bab ini tentu menguraikan sebuah tentang rekomendasi kebijakan
akan terbagi menjadi rekomendasi kebijakan administratif dan
rekomendasi kebijakan teknis.
BAB V PENUTUP
Bab ini mencakup dari kesimpulan dan saran mengenai risiko
bencana terutama banjir di wilayah Kecamatan Tanjungsari,
Kabupaten Lampung Selatan.
BAB II
KONDISI KEBENCANAAN
2.1. Gambaran Wilayah
B. Kerentanan Ekonomi
Indikator yang digunakan untuk kerentanan ekonomi adalah luas lahan produktif
dalam rupiah (sawah, perkebunan, dll) dan PDRB. Luas lahan produktif dapat diperoleh
BPS Kecamatan Tanjungsari dalam hektare dan dijadikan ke dalam rupiah, sedangkan
PDRB diperoleh dari pendekatan dengan menggunakan rumus luas daerah Kecamatan
Tanjungsari di kali dengan PDRB Atas Dasar Hak Berlaku (ADHB) Kabupaten Lampung
Selatan, setelah itu dibagi dengan total luas lahan Kabupaten Lampung Selatan, sehingga
didapatkan hasil dari PDRB Kecamatan Tanjungsari dengan tingkat kerentanan ekonomi
adalah sedang.
a. Lahan Produktif
Kelaas
Parameter Bobot
Rendah Sedang Tinggi SKOR
Lahan Produktif 60 <50 JT 50-200 JT >200 JT
Kelas/ Nilai Max Kelas
PDRB 40 <100JT 100-300 JT >300 JT
Sumber : Peraturan Kepala BNPB No 2 Tahun 2012
Pada umumnya lahan produktif dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami
tanaman yang bernilai ekonomi. Adapun jika terjadinya banjir maka tanaman tersebut
akan mengalami gagal panen, hal tersebut sangat rentan terhadap ekonomi masyarakat
ketika banjir tersebut terjadi. Teknik analisis yang dilakukan adalah metode skoring
sesuai dengan acuan PERKA BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengkajian Risiko Bencana.
Tabel
Tabel Luas Lahan Produktif
Komoditas Luas Lahan (ha) Harga
Durian 195 IDR 2340000000,0,
Jeruk Siam 275520 IDR 3306240000000,0,
Mangga 989 IDR 11868000000,0,
Pepaya 1689 IDR 20268000000,0,
Pisang 68350 IDR 820200000000,0,
Salak 744 IDR 8928000000,0,
Nangka 1940 IDR 23280000000,0,
Sawo 1139 IDR 13668000000,0,
Bayam 24 IDR 288000000,0,
Kangkung 24 IDR 288000000,0,
Terong 5 IDR 60000000,0,
Cabai Rawit 2 IDR 24000000,0,
Total 350621 IDR 4207452000000,0,
Berdasarkan NJOP Lampung, harga jual 1200 Rp/m2
Tabel
Tabel Parameter Lahan Produktif
D. Kerentanan Lingkungan
Indikator yang digunakan untuk kerentanan lingkungan yaitu penutupan lahan
(hutan lindung, hutan alam, hutan bakau/mangrove, rawa dan semak belukar).
Pengkajian komponen kerentanan lingkungan menggunakan parameter sebagai
berikut:
Tabel Parameter Lingkungan
Lingkungan Luas (ha) Kelas Skor Bobot
Hutan Lindung 0 Rendah 0,33 0,099
Hutan Alam 0 Rendah 0,33 0,099
Hutan Bakau 0 Rendah 0,33 0,066
Semak Belukar 0 Rendah 0,33 0,033
Rawa 0 Rendah 0,33 0,033
berikut:
Dari hasil kerentanan total, maka dapat disimpulkan bahwa daerah Kecamatan
Tanjungsari memiliki kerentanan total dengan bobot nilai 0,3695 dengan kategori
kerentanan sedang. Hal ini dipengaruhi dari segala aspek kerentanan sosial, ekonomi,
fisik dan lingkungan.