Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana banjir. Banjir
suatu fenomena alam yang biasa, namun akan menjadi sangat merugikan jika
mengancam kehidupan manusia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), selama 10 tahun terakhir telah terjadi 7.035 kali bencana banjir di
Indonesia. Banjir tersebut menelan korban jiwa 2.308 orang meninggal, 36.876 orang
luka-luka, dan 18.638.190 orang mengungsi. Bencana banjir yang sering terjadi dan
cukup parah pada tahun 2018 sampai 2019 adalah propinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Pada tahun 2017 sampai 2018 di Kabupaten Jember telah terjadi 17 kali dan
menyebabkan 5.543 rumah terendam akibat banjir yang terjadi. Kejadian banjir
tersebut merupakan beberapa contoh dari banyak kejadian banjir di Indonesia
Banjir yang sering terjadi disebabkan oleh hujan yang deras dan terjadi terus
menerus. Banjir merupakan dampak dari pembangunan yang mempersempit daerah
resapan air dan menurunkan proses infiltrasi. Pembangunan mengakibatkan
perubahan tata guna lahan yang semula lahan terbuka atau hutan berfungsi sebagai
daerah resapan air berubah menjadi daerah pemukiman. Pembangunan kadang kala
tidak diiringi dengan penataan sistem drainase dan daerah resapan air. Hal ini
penyebab utama terjadinya banjir dikawasan perkotaan kabupaten Jember. Banjir
adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya air dari saluran yang ada
dan menggenangi wilayah itu.
Peristiwa terjadinya banjir di kawasan perkotaan kabupaten Jember mendapat
tanggapan yang beraneka ragam seperti buruknya sistem drainase, kurangnya daerah
resapan air dan tingginya curah hujan yang tidak dapat ditampung oleh drainase.
Banjir yang terjadi harus ada tindakan mitigasi agar permasalahan banjir di kawasan
perkotaan kabupaten Jember dapat ditangani. Mitigasi adalah serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana. Risiko banjir yang terjadi perlu diidentifikasi dan

1
2

dianalisis terutama yang berkaitan yang berdampak luas, agar konskuensi yang terjadi
akibat banjir dapat diterima oleh berbagai pihak.
Penelitian ini berlokasi pada Kecamatan Sumbersari memiliki 28 titik banjir
dengan berbagai tinggi banjir antara 10-50 cm. Kecamatan Sumbersari memiliki 7
jaringan drainase yang terletak di Kotok Irigasi-Ajung Sungai Drainase, Kotok
Irigasi-Cakol Sungai Drainase, jalan Mastrip Drainase, jalan Kalimantan Drainase,
jalan Jawa Drainase, jalan Sumatra Drainase, dan Sungai Cakol-Sungai Bedadung.
Risiko-risiko dalam penanganan banjir pada sistem jaringan drainase,
disebabkan belum adanya identifikasi risiko kategori major risk, yang dapat dipakai
sebagai acuan dasar dalam melakukan tindakan mitigasi terhadap konskuensi yang
ditimbulkan. Untuk itu perlu adanya suatu kajian agar risiko-risiko yang telah
diidentifikasi yang berdampak luas baik dalam aspek perencanaan, pembangunan
maupun operasional dan pemeliharaan sistem jaringan drainase agar dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Windy (2014), Wiwik
(2013), Andhy (2017), Triyantini (2017), dalam penelitiannya tentang penanganan
dan pengendalian banjir. Penelitian ini berpacu pada satu sumber yaitu Purbawijaya
(2011) dalam penelitiannya, manajemen risiko penanganan banjir pada sistem
jaringan drainase di wilayah kota denpasar. Data titik-titik banjir kawasan perkotaan
kabupaten Jember dalam penelitian ini didapat dari penelitian Entin, dkk (2015)
dalam penelitiannya, Floods Analysis In Jember Urban Drainase System.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian
manajemen risiko penanganan banjir, agar dapat dilakukan tindakan mitigasi terhadap
risiko yang terjadi. Dalam permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode
(Fault Tree Analysis) FTA. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang ditulis dalam skripsi dengan judul “Manajemen Risiko Penanganan
Banjir Pada Sistem Jaringan Drainase di Kawasan Perkotaan Kabupaten Jember
dengan Metode FTA”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa saja risiko penyebab terjadinya banjir pada kawasan perkotaan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember?
2. Bagaimana tindakan mitigasi yang tepat untuk mengatasi risiko terhadap
banjir di kawasan perkotaan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi risiko dalam penanganan banjir pada sistem jaringan
drainase di kawasan perkotaan Kecamatan Sumbersari kabupaten Jember.
2. Mengetahui tindakan mitigasi yang tepat untuk mengatasi risiko terhadap
banjir di kawasan perkotaan Kecamatan Sumbersari kabupaten Jember.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Variabel risiko awal didapatkan dari penelitian sebelumnya.
2. Analisis dan pengolahan hasil dari identifikasi risiko yang paling sering
terjadi dan dampak yang paling besar.
3. Lokasi penelitian di kawasan perkotaan kabupaten Jember (studi kasus :
kecamatan Sumbersari)
4. Tidak menghitung biaya risiko.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui risiko-risiko yang ditimbukan banjir di kawasan perkotaan
kabupaten Jember
2. Hasil identifikasi dan analisis risiko dapat dijadikan pedoman untuk tindakan
mitigasi terhadap banjir yang ada di Indonesia.
4

3. Memberikan referensi untuk pembaca dalam mitigasi bencana banjir.


4. Sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan pembangunan sistem
drainase.

Anda mungkin juga menyukai