1
2
dianalisis terutama yang berkaitan yang berdampak luas, agar konskuensi yang terjadi
akibat banjir dapat diterima oleh berbagai pihak.
Penelitian ini berlokasi pada Kecamatan Sumbersari memiliki 28 titik banjir
dengan berbagai tinggi banjir antara 10-50 cm. Kecamatan Sumbersari memiliki 7
jaringan drainase yang terletak di Kotok Irigasi-Ajung Sungai Drainase, Kotok
Irigasi-Cakol Sungai Drainase, jalan Mastrip Drainase, jalan Kalimantan Drainase,
jalan Jawa Drainase, jalan Sumatra Drainase, dan Sungai Cakol-Sungai Bedadung.
Risiko-risiko dalam penanganan banjir pada sistem jaringan drainase,
disebabkan belum adanya identifikasi risiko kategori major risk, yang dapat dipakai
sebagai acuan dasar dalam melakukan tindakan mitigasi terhadap konskuensi yang
ditimbulkan. Untuk itu perlu adanya suatu kajian agar risiko-risiko yang telah
diidentifikasi yang berdampak luas baik dalam aspek perencanaan, pembangunan
maupun operasional dan pemeliharaan sistem jaringan drainase agar dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Windy (2014), Wiwik
(2013), Andhy (2017), Triyantini (2017), dalam penelitiannya tentang penanganan
dan pengendalian banjir. Penelitian ini berpacu pada satu sumber yaitu Purbawijaya
(2011) dalam penelitiannya, manajemen risiko penanganan banjir pada sistem
jaringan drainase di wilayah kota denpasar. Data titik-titik banjir kawasan perkotaan
kabupaten Jember dalam penelitian ini didapat dari penelitian Entin, dkk (2015)
dalam penelitiannya, Floods Analysis In Jember Urban Drainase System.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian
manajemen risiko penanganan banjir, agar dapat dilakukan tindakan mitigasi terhadap
risiko yang terjadi. Dalam permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode
(Fault Tree Analysis) FTA. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang ditulis dalam skripsi dengan judul “Manajemen Risiko Penanganan
Banjir Pada Sistem Jaringan Drainase di Kawasan Perkotaan Kabupaten Jember
dengan Metode FTA”.
3