Oleh :
Rahmat Hidayat Syah
201210340311173
I.
II.
PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Sungai gunting adalah anak Brantas yang berada di Kabupaten Jombang. Sungai
gunting memiliki Panjang 41,886 km dan luas area 326,31 km 2. Nama Kali gunting berasal
karena titik pertemuan tiga yang berada pada DAS Sungai gunting yang berada di Kabupaten
Jombang. Kondisi Sungai gunting pada saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dikarenakan di
daerah hulu banyak area yang semula adalah resapan air di alihfungsikan menjadi pemukiman
dan perumahan warga, oleh sebab itu pada saat musim hujan debit air yang besar tidak dapat
tertampung lagi oleh Sungai Gunting dan menggenangi pemukiman, dan persawahan yang
terdapat di sekitar aliran sungai.
Hampir setiap tahun Sungai Gunting yang berada di Kabupaten Jombang terjadi banjir,
hal ini deisebabkan oleh ketidakmampuan Sungai Gunting untuk menampung debit aliran air.
Beberapa daerah yang rawan terkena dampak banjir Sungai Gunting adalah Kecamatan
Mojowarno dan Kecamatan Mojoagung, terlebih di kecamatan Mojoagung Sungai Gunting
bertemu dengan Sungai Catak Banteng dan Sungai Pancir alur ini merupakan alur alami
sungai namun telah mengalami pendangkalan karena sedimentasi dan penyempitan karena
bangunan pemukiman penduduk.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan dan kerugian akibat terjadinya banjir
dibutuhkan upaya pengendalian banjir baik secara struktural ataupun dengan cara non
struktural. Salah satu upaya penanggulangan banjir adalah dengan normalisasi yaitu dengan
pengerukan sedimentasi pada titik titik dimana terjadi pendangkalan dan penambahan
tanggul pada penampang yang tidak mampu menahan debit aliran air. Upaya ini adalah
penanganan yang efektif untuk dapat direalisasikan di lapangan.
Normalisasi adalah pengembalian fungsi dasar dari sungai itu sendiri dari pendangkalan
ataupun penyempitan sungai. Begitupula yang akan dilakukan pada penelitian kali ini yaitu
perencanaan pada titik titik yang mengalami banjir dan bagaimana cara penanggulangan
yang tepat, apakah hanya memerlukan pengerukan atau perlu untuk membuat tanggul agar
aliran air tidak meluber. Hal itulah yang melatar belakangi untuk pengambilan studi
normalisasi pada aliran DAS kembali, yang dimulai pada pertemuan tiga sampai muara
bertemunya dengan Kali Ngotok Ring Kanal yang kemudian diteruskan ke Kali Brantas
dengan data hujan dari tahun 2003 sampai 2015 dan dengan luasan area 326,31 km 2. Dengan
judul Normalisasi Kali gunting untuk penanggulangan banjir di Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang.
2.
Batas pengukuran panjang Kali Gunting yang digunakan dalam Tugas Akhir ini
adalah SubDAS yang terdapat di Kabupaten Jombang.
3.
Menggunakan debit banjir rencana (Q10) dengan periode kala ulang 10 tahun (Q10).
4.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
III.1
Tinjauan Umum
Banjir berasal dari limpasan yang mengalir melalui sungai atau menjadi genangan.
Sedangkan limpasan adalah aliran air mengalir pada permukaan tanah yang ditimbulkan
oleh curah hujan setelah air mengalami infiltrasi dan evaporasi, selanjutnya mengalir
menuju sungai.
3.1.1.
Curah hujan
Pengaruh Fisiografi
Erosi & sedimentasi
Kapasitas sungai
Kapasitas Drainase yang tidak
memadai
Pengaruh air pasang
Perubahan Kondisi DPS
Kawasan kumuh
Sampah
Drainase lahan
Bendung dan bangunan air
Kerusakan bangunan pengendali
banjir
Perencanaan sistem pengendalian
banjir tidak tepat
plain),
pembentukan
delta,
bentuk
dan
klasifikasi
sungai
(sungai
lurus,
3.2.1.
hulu (pegunungan), daerah transisi, dan daerah hilir (pantai). Ketiga daerah ini juga
menunjukkan sifat dan karakteristik dari sistem sungai yang berbeda. (J. Kodoatie)
3.2.2.
Debit aliran sungai yang perlu diperhatikan adalah meliputi debit banjir yang
pernah terjadi, debit dominan dan pola hidrograf banjir. Debit aliran sungai termasuk
bentuk hidrografnya sangat ditentukan oleh : (J. Kodoatie)
Kondisi DAS (daerah aliran sungai) topografi (kemiringan DPS), tataguna
lahan vegetasi penutup DPS, jenis penggunaan lahan, struktur tanah
permukaan, struktur geologi dan pengelolaan DAS
Bentuk DPS berupa : bulu burung, radial, pararel dll
Curah hujan dengan sifat : intensitas hujan dan distribusi dalam ruang,
arah gerak hujan, pola distribusi hujan dsb.
Curah hujan di musim penghujan tahunan.
Karakteristik jaringan alur sungai, tingkat order sungai, kondisi alur sungai
dan kemiringan dasar sungai atau morphologi sungai.
3.3 Hidrologi
Untuk menentukan banjir rencana ada banyak metode perhitungan. Beberapa metode
perhitungan banjir rencana diantaranya : (J. Kodoatie)
1.
2.
3.
4.
3.3.1.
Hubungan empiris curah hujan limpasan (rumus rasional, Weduen, Melchior, dsb).
Dengan menggunakan hidrograf satuan untuk menghitung hidrograf banjir.
Dengan pengamatan langsung di lapangan.
Dengan analisis frekwensi data banjir, misalnya gumbel.
Hujan
Hujan adalah titik titik air yang jatuh dari awan melalui atsmosfer ke
Keterangan :
P(t)
a
d +1
a
( k )
z
dk
= fungsi gamma
1
= students variabel-t =
X2 2
dk
X2
= Variabel chi-kuadrat
dk
Keadaan sebenarnya
Hipotesa benar
Hipotesa salah
Tidak salah
Kesalahan jenis II
Kesalahan jenis I
Tidak Salah
Keputusan
Hipotesa Diterima
Hipotesa ditolak
dan
Keterangan :
f(F)
= fungsi distribusi F
= perbandingan F
dk1
dk2
= fungsi gamma
N1
N2
S1
S2
Keputusan :
Penggunaan distribusi F adalah sama dengan penggunaan distribusi t. Dalam
hal ini hipotesis nol ditolak jika S12 lebih besar pengujian dua sisi.
3.3.1.3 Perhitungan Hujan Rata rata
Untuk perhitungan hidrologi daerah aliran sungai (DAS) diperlukan perhitungan
hujan rata rata. Dalam perhitungan hujan rata rata daerah aliran sungai ada beberapa
metode yang sering digunakan yaitu : (J. Kodoatie)
1. Metode arithmatik baik digunakan untuk daerah datar dan penyebaran
hujannya merata.
P=
P1+ P 2+ P 3 . Pn
n
Dimana :
P = hujan rata rata (mm)
P1, P2, P3 , Pn = jumlah hujan di setiap stasiun yang diamati (mm)
n = banyaknya stasiun yang diamati
2. Metode polygon Thiessen baik digunakan untuk daerah yang stasiun hujannya
tidak merata.
dimana:
R1,,Rn = curah hujan di tiap stasiun pengukuran (mm)
A1,,An = luas bagian daerah yang mewakili tiap stasiun
pengukuran (km2)
R
Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :
n
R Xi
i 1
I i I i 1
2
Xi
Ai
A
X
i 1
dimana :
R
Ii dan Ii+1
Ai
3.3.1.3Distribusi Frekwensi
Distribusi frekwensi hujan digunakan untuk menentukan jenis distribusika
yang sesuai dalam menentukan curah hujan rencana. Pemilihan jenis distribusi curah hujan
didasarkan pada nilai Cs, Cv, dan Ck. (Soemarto 1995)
Menghitung koefisien Variasi (CV)
Sd
CV =
x
Koefisien Asimetri (Cs)
3
x x
n
Cs=
Koefisien kurtosis (Ck)
x x 4
n
Ck=
3.3.1.4Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula dengan distribusi Gauss.
(Soewarno, 1995)
X 2
1
1
P ( X )=
.e 2
2
Keterangan :
P(X)
= fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal)
= 3,14156
e
= 2,71828
X
= Variabel acak kontinyu
XT =
+ S.K
Dimana :
XT = perkiraan nilai pada periode tertentu
x
= nilai rata rata kejadian
S
Y T y
k=
Sn
Dimana :
YT = reduksi variat
yn = reduksi rata-rata variat yang nilainya tergantung jumlah data (n)
Tr 1
YT = -In [ -In { Tr
}]
Tr = periode ulang
sn = standar deviasi variat yang nilainya tergantung jumlah data
1.3.1.6 Distribusi Log Pearson Tipe III
Sebaran log-pearson tipe III, sering digunakan pada perhitungan hujan harian
maksimum untuk menghitung besarnya banjir rencana yang terjadi pada periode ulang
tertentu. (Hadisusanto, nugroho 2011)
b 1 xc
I
X C
[a]
P(X )=
e
a.T .b
a
Dimana :
P(X)
= fungsi kerapatan peluang variat X
X
= nilai variat
a,b,c
= parameter
T
= fungsi gamma
Apabila nilai variat X diplot pada kertas logaritmik, maka bentuk persamaan
matematiknya merupakan garis lurus.
Xtr = nilai logaritmik X
x
= standar deviasi
data
terhadap
fungsi
distribusi
peluang
yang
di
perkirakan
dapat
T0,3
banjir(jam)
= waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak
3.4. Hidrolika
Analisis hidrolika pada prinsipnya untuk menghitung kapasitas penampang melintang
sungai untuk debit banjir rencana yang diketahui atau sudah dihitung.
3.4.1. Perlawanan Terhadap Aliran (Resistance Flow)
Tiga parameter yang biasanya dipakai dalam perlawanan pada pipa, sungai dan saluran
adalah :
1. Faktor perlawanan Chezy C
2. Faktor kekasaran Meaning n
1. Faktor perlawanan C dari Chezy
C sering disebut koefisien Chezy berdimensi
Dimana :
g (berdimensi L1/2/ T)
C = c*Chezy
C = koefisien
c* = koefisien Chezy tak berdimensi
2. Koefisien kekasaran n Manning
Persamaan umum kecamatan rata rata aliran pada saluran terbuka dengan
memakai koefien Manning n adalah
1
v = R1/ 2 S2 /3
n
Dimana :
v = kecepatan rata rata aliran (m/detik)
R = penampang basah (m)
S = kemiringan garis energi atau kemiringan dasar saluran
3.4.2. Analisa Kapasitas Sungai menggunakan HEC-RAS
Untuk menganalisa kapasitas sungai digunakan program yang bernama
HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center - River Analysis System). HEC-RAS
merupakan paket program dari USCE (United State Corps of Engineer). Komponen
utama dalam analisia HEC-RAS adalah:
Perhitungan profil muka air aliran tetap (steady flow water surface profile
computations)
Simulasi aliran tak tetap (unsteady flow simulation) dan perhitungan profil
muka air.
Paket program ini digunakan untuk menghitung profil muka air di sepanjang
ruas sungai. Data masukan untuk program ini adalah data cross section di sepanjang
sungai, profil memanjang sungai, parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan
tebing sungai), parameter bangunan sungai, debit aliran (debit rencana), dan tinggi
muka air di muara.
Sedangkan output dari program ini dapat berupa grafik maupun tabel.
Diantaranya adalah plot dari skema alur sungai, potongan melintang, profil,
lengkung debit (rating curve), hidrograf (stage and flow hydrograph), juga variabel
hidrolik lainnya. Selain itu juga dapat menampilkan gabungan potongan melintang
(cross section) yang membentuk alur sungai secara tiga dimensi lengkap dengan
alirannya.
Lebar Tanggul
(m)
3,0
200<Q<500
4,0
2000<Q<5000
5,0
5000<Q<10000
6,0
Elevasi tanggul ditentukan oleh elevasi muka air banjir sungai ditambah tinggi
jagaan tertentu. Elevasi muka air banjir didapat berdasarkan perhitungan hidrolik
banjir sungai. Ketentuan tinggi jagaan tanggul seperti tercantum dalam.
3.4.4.
Stabilitas Tanggul
Butiran tanah pembentuk penampang sungai harus stabil terhadap aliran yang
terjadi, karena akibat pengaruh kecepatan aliran dapat mengakibatkan gerusan pada
talud maupun dasar sungai. Maka perlu mengecek stabilitas butiran pada talud
dasar sungai.
4. DASAR - DASAR PERENCANAAN
4.1
Lokasi
Wilayah DAS Kali Gunting terdapat di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Jombang dan
Kabupaten Mojokerto, Namun pada tugas akhir ini lokasi hanya terfokus pada SubDAS yang
terdapat di Kabupaten Jombang.
Perencanaan tanggul
Stabilitas tanggul
3. Mengetahui titik banjir dari masing-masing saluran untuk kemudian
dilakukan normalisasi
MULAI
Data Topografi
Data Hidrologi
Data Hujan
Data DAS
Analisa Hidrologi :
- Menghitung CH rencana
- Uji distribusi kesesuaian
- Menghitung debit rencana 10
tahun
Analisa Hidrolika
Rencana Normalisasi
Kapasitas Tampungan
Sungai
Tidak
Ya
Stabilitas Desain
Ya
SELESAI
DAFTAR PUSTAKA