Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR

NORMALISASI SUNGAI GUNTING UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI


KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG
Diajukan kepada
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Akademik dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Teknik

Oleh :
Rahmat Hidayat Syah
201210340311173

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

I.

JUDUL : NORMALISASI SUNGAI GUNTING UNTUK PENANGGULANGAN


BANJIR DI KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

II.

PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Sungai gunting adalah anak Brantas yang berada di Kabupaten Jombang. Sungai

gunting memiliki Panjang 41,886 km dan luas area 326,31 km 2. Nama Kali gunting berasal
karena titik pertemuan tiga yang berada pada DAS Sungai gunting yang berada di Kabupaten
Jombang. Kondisi Sungai gunting pada saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dikarenakan di
daerah hulu banyak area yang semula adalah resapan air di alihfungsikan menjadi pemukiman
dan perumahan warga, oleh sebab itu pada saat musim hujan debit air yang besar tidak dapat
tertampung lagi oleh Sungai Gunting dan menggenangi pemukiman, dan persawahan yang
terdapat di sekitar aliran sungai.
Hampir setiap tahun Sungai Gunting yang berada di Kabupaten Jombang terjadi banjir,
hal ini deisebabkan oleh ketidakmampuan Sungai Gunting untuk menampung debit aliran air.
Beberapa daerah yang rawan terkena dampak banjir Sungai Gunting adalah Kecamatan
Mojowarno dan Kecamatan Mojoagung, terlebih di kecamatan Mojoagung Sungai Gunting
bertemu dengan Sungai Catak Banteng dan Sungai Pancir alur ini merupakan alur alami
sungai namun telah mengalami pendangkalan karena sedimentasi dan penyempitan karena
bangunan pemukiman penduduk.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan dan kerugian akibat terjadinya banjir
dibutuhkan upaya pengendalian banjir baik secara struktural ataupun dengan cara non
struktural. Salah satu upaya penanggulangan banjir adalah dengan normalisasi yaitu dengan
pengerukan sedimentasi pada titik titik dimana terjadi pendangkalan dan penambahan
tanggul pada penampang yang tidak mampu menahan debit aliran air. Upaya ini adalah
penanganan yang efektif untuk dapat direalisasikan di lapangan.
Normalisasi adalah pengembalian fungsi dasar dari sungai itu sendiri dari pendangkalan
ataupun penyempitan sungai. Begitupula yang akan dilakukan pada penelitian kali ini yaitu
perencanaan pada titik titik yang mengalami banjir dan bagaimana cara penanggulangan
yang tepat, apakah hanya memerlukan pengerukan atau perlu untuk membuat tanggul agar
aliran air tidak meluber. Hal itulah yang melatar belakangi untuk pengambilan studi
normalisasi pada aliran DAS kembali, yang dimulai pada pertemuan tiga sampai muara

bertemunya dengan Kali Ngotok Ring Kanal yang kemudian diteruskan ke Kali Brantas
dengan data hujan dari tahun 2003 sampai 2015 dan dengan luasan area 326,31 km 2. Dengan
judul Normalisasi Kali gunting untuk penanggulangan banjir di Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang.

II.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat dijadikan acuan perencanaan dalam tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
1. Berapakah debit banjir rencana 10 tahun (Q10) yang terjadi?
2. Bagaimana debit rencana 10 tahun (Q10) terhadap kapasitas tampungan sungai
Gunting Kabupaten Jombang ?
3. Bagaimana rencana normalisasi Sungai Kaligunting untuk penanggulangan banjir
II.3 Tujuan
Adapun tujuan dari studi tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui debit banjir rencana yang terjadi Q10 tahun (Q10).
2. Mengetahui kapasitas tampung Kali gunting Q10 tahun (Q10).
3. Mengetahui dimensi normalisasi untuk menanggulangi banjir.
II.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari studi tugas akhir ini adalah :
Manfaat dari dilakukannya analisis tugas akhir ini diharapkan dapat mengetahui
penyebab terjadinya banjir yang terjadi setiap tahun di Kabupaten Jombang dan cara
penanggulangannya.

II.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:
Ruang Lingkup dan batasan masalah dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1.

Data aspek sosial dan biaya tidak menjadi pembahasan.

2.

Batas pengukuran panjang Kali Gunting yang digunakan dalam Tugas Akhir ini
adalah SubDAS yang terdapat di Kabupaten Jombang.

3.

Menggunakan debit banjir rencana (Q10) dengan periode kala ulang 10 tahun (Q10).

4.

Menggunakan data hujan dari tahun 2003 sampai 2015

III.

TINJAUAN PUSTAKA

III.1

Tinjauan Umum

Banjir berasal dari limpasan yang mengalir melalui sungai atau menjadi genangan.
Sedangkan limpasan adalah aliran air mengalir pada permukaan tanah yang ditimbulkan
oleh curah hujan setelah air mengalami infiltrasi dan evaporasi, selanjutnya mengalir
menuju sungai.
3.1.1.

Sebab Terjadinya Banjir

Secara umum penyebab terjadinya dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu


banjir yang disebabkan oleh sebab sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan
manusia. Yang termasuk sebab sebab banjir diantaranya adalah : (J. Kodoatie)

Curah hujan
Pengaruh Fisiografi
Erosi & sedimentasi
Kapasitas sungai
Kapasitas Drainase yang tidak

memadai
Pengaruh air pasang
Perubahan Kondisi DPS

Kawasan kumuh
Sampah
Drainase lahan
Bendung dan bangunan air
Kerusakan bangunan pengendali

banjir
Perencanaan sistem pengendalian
banjir tidak tepat

3.2 Morphologi Sungai


Morphologi sungai merupakan hal hal yang berkaitan dengan bentuk dan struktur
sungai. Hal hal yang berkaitan dengan morphologi sungai antara lain adalah dataran banjir
(flood

plain),

pembentukan

delta,

bentuk

dan

klasifikasi

sungai

(sungai

lurus,

berselampit/braided, bermeander). (J. Kodoatie)

3.2.1.

Karakteristik Alur Sungai


Dari tempat asalnya sungai dapat dikelompokkan menjadi tiga daerah yaitu : daerah

hulu (pegunungan), daerah transisi, dan daerah hilir (pantai). Ketiga daerah ini juga
menunjukkan sifat dan karakteristik dari sistem sungai yang berbeda. (J. Kodoatie)

3.2.2.

Karakteristik Debit Aliran Sungai

Debit aliran sungai yang perlu diperhatikan adalah meliputi debit banjir yang
pernah terjadi, debit dominan dan pola hidrograf banjir. Debit aliran sungai termasuk
bentuk hidrografnya sangat ditentukan oleh : (J. Kodoatie)
Kondisi DAS (daerah aliran sungai) topografi (kemiringan DPS), tataguna
lahan vegetasi penutup DPS, jenis penggunaan lahan, struktur tanah
permukaan, struktur geologi dan pengelolaan DAS
Bentuk DPS berupa : bulu burung, radial, pararel dll
Curah hujan dengan sifat : intensitas hujan dan distribusi dalam ruang,
arah gerak hujan, pola distribusi hujan dsb.
Curah hujan di musim penghujan tahunan.
Karakteristik jaringan alur sungai, tingkat order sungai, kondisi alur sungai
dan kemiringan dasar sungai atau morphologi sungai.
3.3 Hidrologi
Untuk menentukan banjir rencana ada banyak metode perhitungan. Beberapa metode
perhitungan banjir rencana diantaranya : (J. Kodoatie)
1.
2.
3.
4.
3.3.1.

Hubungan empiris curah hujan limpasan (rumus rasional, Weduen, Melchior, dsb).
Dengan menggunakan hidrograf satuan untuk menghitung hidrograf banjir.
Dengan pengamatan langsung di lapangan.
Dengan analisis frekwensi data banjir, misalnya gumbel.
Hujan
Hujan adalah titik titik air yang jatuh dari awan melalui atsmosfer ke

permukaan bumi secara proses alam. (Hadisusanto, nugroho 2011)


3.3.1.1 Tipe Hujan
Tipe hujan yang terjadi di suatu wilayah juga dipengaruhi oleh kondisi
meteorologi setempat pada saat itu, keadaan topografi juga berperan penyebab terjadinya
tipe hujan. Sehingga secara garis besar tipe hujan dapat dikategorikan menjadi tiga tipe
yaitu : (Hadisusanto, nugroho 2011)
1. Hujan konvektif
2. Hujan orografis
3. Hujan frontal
3.3.1.2 Uji Homogenitas
1. Pengujian Nilai Rerata Uji t
Uji t dapat dilakukan untuk sampel kecil (N < 30), Distribusi t dapat
dinyatakan dengan persamaan : (Soewarno, 1995)
d
t2 2
1+
dk
P ( t )=a
k+1

Keterangan :
P(t)
a

= peluang densitas fungsi t


=

d +1
a
( k )
z
dk

= fungsi gamma
1

= students variabel-t =

X2 2

dk

= variat students normal =

X2

= Variabel chi-kuadrat

dk

= derajat kebebasan tabel

Keadaan sebenarnya
Hipotesa benar
Hipotesa salah
Tidak salah
Kesalahan jenis II
Kesalahan jenis I
Tidak Salah

Keputusan
Hipotesa Diterima
Hipotesa ditolak

1. Pengujian Nilai Rerata Uji F


Apabila

dan

adalah varian dari dua populasi, maka kedua nilai

tersebut untuk diuji, harus membuat hipotesis stastistik : (Soewarno, 1995)


H 0 : 12= 22= 2
Metode statistik yang umum digunakan untuk menguji hipotesis tersebut
adalah Uji F. Jika S12 dan S22 adalah varian dari sampel dengan jumlah N1 dan N2
maka dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan distribusi F yang telah
dikembangkan oleh Fisher. Apabila varian kedua sampel tersebut setelah diuji
ternyata tidak terdapat perbedaan nyata maka dapat dinyatakan varian sama jenis
(homogeneous variances). Distribusi F dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Soewarno, 1995)

Keterangan :
f(F)

= fungsi distribusi F

= perbandingan F

dk1

= derajat kebebasan kelompok sampel 1

dk2

= derajat kebebasan kelompok sampel 2

= fungsi gamma

N1

= jumlah sampel kelompok sampel ke 1

N2

= jumlah sampel kelompok sampel ke 2

S1

= deviasi standar kelompok sampel ke 1

S2

= deviasi standar kelompok sampel ke 2

Keputusan :
Penggunaan distribusi F adalah sama dengan penggunaan distribusi t. Dalam
hal ini hipotesis nol ditolak jika S12 lebih besar pengujian dua sisi.
3.3.1.3 Perhitungan Hujan Rata rata
Untuk perhitungan hidrologi daerah aliran sungai (DAS) diperlukan perhitungan
hujan rata rata. Dalam perhitungan hujan rata rata daerah aliran sungai ada beberapa
metode yang sering digunakan yaitu : (J. Kodoatie)
1. Metode arithmatik baik digunakan untuk daerah datar dan penyebaran
hujannya merata.

P=

P1+ P 2+ P 3 . Pn
n

Dimana :
P = hujan rata rata (mm)
P1, P2, P3 , Pn = jumlah hujan di setiap stasiun yang diamati (mm)
n = banyaknya stasiun yang diamati
2. Metode polygon Thiessen baik digunakan untuk daerah yang stasiun hujannya
tidak merata.

dimana:
R1,,Rn = curah hujan di tiap stasiun pengukuran (mm)
A1,,An = luas bagian daerah yang mewakili tiap stasiun
pengukuran (km2)
R

= besarnya curah hujan rata-rata DAS (mm).

3. Metode Isohiet baik digunakan untuk daerah pegunungan.

Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :
n

R Xi
i 1

I i I i 1
2

Xi

Ai
A

X
i 1

dimana :
R

= hujan rata-rata (area rainfall)

Ii dan Ii+1

= besarnya isohyet Ii dan isohyet Ii+1

Ai

= luas daerah yang dibatasi oleh dua


isohyet Ii dan Ii+1

= luas daerah aliran

= banyaknya daerah yang dibatasi oleh dua isohyet Ii


dan Ii+1

3.3.1.3Distribusi Frekwensi
Distribusi frekwensi hujan digunakan untuk menentukan jenis distribusika
yang sesuai dalam menentukan curah hujan rencana. Pemilihan jenis distribusi curah hujan
didasarkan pada nilai Cs, Cv, dan Ck. (Soemarto 1995)
Menghitung koefisien Variasi (CV)
Sd
CV =
x
Koefisien Asimetri (Cs)
3
x x

n
Cs=
Koefisien kurtosis (Ck)
x x 4

n
Ck=
3.3.1.4Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula dengan distribusi Gauss.
(Soewarno, 1995)
X 2

1
1
P ( X )=
.e 2
2
Keterangan :
P(X)
= fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal)

= 3,14156
e
= 2,71828
X
= Variabel acak kontinyu

= rata rata nilai X

= deviasi standar dari nilai X

1.3.1.5 Distribusi E.J Gumbel


Persamaan umum yang dipakai : (Hadisusanto, nugroho 2011)

XT =

+ S.K

Dimana :
XT = perkiraan nilai pada periode tertentu
x
= nilai rata rata kejadian
S

= standar deviasi kejadian

= faktor frekuensi k untuk harga ekstrim Gumbel

Y T y
k=
Sn

Dimana :
YT = reduksi variat
yn = reduksi rata-rata variat yang nilainya tergantung jumlah data (n)
Tr 1
YT = -In [ -In { Tr
}]
Tr = periode ulang
sn = standar deviasi variat yang nilainya tergantung jumlah data
1.3.1.6 Distribusi Log Pearson Tipe III
Sebaran log-pearson tipe III, sering digunakan pada perhitungan hujan harian
maksimum untuk menghitung besarnya banjir rencana yang terjadi pada periode ulang
tertentu. (Hadisusanto, nugroho 2011)
b 1 xc
I
X C
[a]
P(X )=
e
a.T .b
a

Dimana :
P(X)
= fungsi kerapatan peluang variat X
X
= nilai variat
a,b,c
= parameter
T
= fungsi gamma
Apabila nilai variat X diplot pada kertas logaritmik, maka bentuk persamaan
matematiknya merupakan garis lurus.
Xtr = nilai logaritmik X
x

= nilai rata rata X

= standar deviasi

= karakteristik distribusi log-pearson tipe III, yang nilainya tergantung dari

nilai koefisien skewnessnya.


Adapun parameter statistik yang diperlukan pada sebaran log-pearson tipe III,
yaitu : harga rata rata, S dan koefisien skewness, koefisien kurtosis (keruncingan)
mendekati CK = 1,50 Cs2 + 3.

3.3.2. Uji Kecocokan


Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari
sampel

data

terhadap

fungsi

distribusi

peluang

yang

di

perkirakan

dapat

menggambarkan/mewakili distribusi frekuensi disebut diperlukan pengujian parameter.


Pengujian parameter yang akan disajikan. (Hadisusanto, nugroho 2011)
1.) Chi-kuadrat (chi-square)
2.) Smirnov Kolmogorov.
3.3.3. Debit Banjir Rencana
Untuk menentukan banjir rencana ada beberapa metode perhitungan.
Beberapa metode yang digunakan untuk perhitungan debit banjir diantaranya :
(Hadisusanto, nugroho 2011)
a. Hubungan Empiris curah hujan-limpasan.
Metode Rasional untuk DAS kurang dari 50 Km2
Metode Weduwen untuk luas maksimum DAS 100 Km2
Metode Haspers untuk luas maksimum DAS 200 Km2
Hidrograf Banjir Rancangan Satuan Sintetik Nakayasu.
b. Dengan menggunakan hidrograf satuan untuk menghitung hidrograf
banjir.
c. Dengan melakukan pengamatan secaea langsung di lapangan.
Karena dalam penelitian ini luas DAS adalah lebih dari 300 Km 2 maka
digunakan metode hidrograf satuan sintetik nakayasu.
3.3.3.1. Hidrograf Banjir Rancangan Satuan Sintetik Nakayasu
Untuk memperkirakan debit banjir yang akan terjadi dapat dilakukan
analisis Rainfall (Runoff Model) dengan metode Nakayasu. Persamaan umum
hidrograf satuan sintetik Nakayasu adalah sebagai berikut (Soemarto 1995):
ARo
QP =
Dimana
3,6(0,3T P+ T 0,3 )
QP
R0
TP

= debit puncak banjir (m3/det),


= hujan satuan (mm),
= tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak

T0,3

banjir(jam)
= waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak

3.4. Hidrolika
Analisis hidrolika pada prinsipnya untuk menghitung kapasitas penampang melintang
sungai untuk debit banjir rencana yang diketahui atau sudah dihitung.
3.4.1. Perlawanan Terhadap Aliran (Resistance Flow)

Tiga parameter yang biasanya dipakai dalam perlawanan pada pipa, sungai dan saluran
adalah :
1. Faktor perlawanan Chezy C
2. Faktor kekasaran Meaning n
1. Faktor perlawanan C dari Chezy
C sering disebut koefisien Chezy berdimensi
Dimana :
g (berdimensi L1/2/ T)
C = c*Chezy
C = koefisien
c* = koefisien Chezy tak berdimensi
2. Koefisien kekasaran n Manning
Persamaan umum kecamatan rata rata aliran pada saluran terbuka dengan
memakai koefien Manning n adalah
1
v = R1/ 2 S2 /3
n
Dimana :
v = kecepatan rata rata aliran (m/detik)
R = penampang basah (m)
S = kemiringan garis energi atau kemiringan dasar saluran
3.4.2. Analisa Kapasitas Sungai menggunakan HEC-RAS
Untuk menganalisa kapasitas sungai digunakan program yang bernama
HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center - River Analysis System). HEC-RAS
merupakan paket program dari USCE (United State Corps of Engineer). Komponen
utama dalam analisia HEC-RAS adalah:
Perhitungan profil muka air aliran tetap (steady flow water surface profile

computations)
Simulasi aliran tak tetap (unsteady flow simulation) dan perhitungan profil
muka air.
Paket program ini digunakan untuk menghitung profil muka air di sepanjang

ruas sungai. Data masukan untuk program ini adalah data cross section di sepanjang
sungai, profil memanjang sungai, parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan
tebing sungai), parameter bangunan sungai, debit aliran (debit rencana), dan tinggi
muka air di muara.
Sedangkan output dari program ini dapat berupa grafik maupun tabel.
Diantaranya adalah plot dari skema alur sungai, potongan melintang, profil,
lengkung debit (rating curve), hidrograf (stage and flow hydrograph), juga variabel
hidrolik lainnya. Selain itu juga dapat menampilkan gabungan potongan melintang
(cross section) yang membentuk alur sungai secara tiga dimensi lengkap dengan
alirannya.

3.4.3. Perencanaan Tanggul


Tanggul adalah bangunan pengendali sungai yang dibangun dengan
persyaratan teknis tertentu untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap
limpasan air sungai. Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tanggul adalah
lebar tanggul dan elevasi tanggul. Ketentuan lebar tanggul seperti tercantum dalam
tabel.
Persyaratan Lebar Tanggul
Debit Rencana
(m3/det)
Q < 200

Lebar Tanggul
(m)
3,0

200<Q<500

4,0

2000<Q<5000

5,0

5000<Q<10000

6,0

Elevasi tanggul ditentukan oleh elevasi muka air banjir sungai ditambah tinggi
jagaan tertentu. Elevasi muka air banjir didapat berdasarkan perhitungan hidrolik
banjir sungai. Ketentuan tinggi jagaan tanggul seperti tercantum dalam.

3.4.4.

Stabilitas Tanggul
Butiran tanah pembentuk penampang sungai harus stabil terhadap aliran yang

terjadi, karena akibat pengaruh kecepatan aliran dapat mengakibatkan gerusan pada
talud maupun dasar sungai. Maka perlu mengecek stabilitas butiran pada talud
dasar sungai.
4. DASAR - DASAR PERENCANAAN
4.1
Lokasi
Wilayah DAS Kali Gunting terdapat di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Jombang dan
Kabupaten Mojokerto, Namun pada tugas akhir ini lokasi hanya terfokus pada SubDAS yang
terdapat di Kabupaten Jombang.

DAS Kaligunting kabupaten Jombang

4.2 Tahapan penelitian


4.2.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dimaksudkan adalah survey lokasi yang merupakan
langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran sementara tentang lokasi
penelitian, pengumpulan literature-literatur dan referensi yang menjadi landasan teori,
serta pelaksanaan pembuatan proposal pelaksanaan. Dengan adanya tahap periapan ini
akan memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.
4.2.2.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalah data primer dan data skunder. Pada studi ini
lebih banyak mengacu atau dipengaruhi oleh data skunder. Dat tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Data saluran eksisting
2. Data curah hujan
3. Data banjir
4. Peta topografi, antara lain:
Kedalaman yang dianalisa
Kontur tanah
Mengetahui luas daerah DAS
4.2.3.
Analisa Data
Tahapan analisa data yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Hidrologi :
Analisa data curah hujan
Uji homogenitas
Analisa curah hujan rata-rata
Uji kesesuaian data
Analisa debit banjir
2. Analisa hidrolika :
Analisa saluran eksisting
Perencanaan dimensi Sungai

Perencanaan tanggul
Stabilitas tanggul
3. Mengetahui titik banjir dari masing-masing saluran untuk kemudian
dilakukan normalisasi

MULAI

Data Topografi

Data Hidrologi

Potongan Melintang Sungai


Potongan Memanjang Sungai

Data Hujan
Data DAS

Analisa Hidrologi :
- Menghitung CH rencana
- Uji distribusi kesesuaian
- Menghitung debit rencana 10
tahun

Analisa Hidrolika

Rencana Normalisasi

Kapasitas Tampungan
Sungai
Tidak

Ya
Stabilitas Desain

Ya
SELESAI

DAFTAR PUSTAKA

Hadisusanto, Nugroho. 2011, Aplikasi Hidrologi, Jogja Mediautama, Jakarta,.


Ir.CD.Soemarto. 1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya.
Te, Chow V, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta
Dr. Ir. Kodoatie, Robert J., M.eng, Dr. Sugianto, M.Eng., 2002, Banjir, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Dr. Ir. Kodoatie, Robert J.,2013, Rekayasa dan Managemen Banjir Kota, C.V Andi,
Yogyakarta
Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1, Nova,
Bandung
Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1, Nova,
Bandung
User Guide HEC RAS 4.0, 2008 HEC-RAS River Analisys Sistem
Gunawan, Dodi Jaya, 2013, Tugas Akhir, UMM, Malang

Anda mungkin juga menyukai