PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang, dan tujuan dari makalah ini.
1
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
drainase di dalam maupun sekitar wilayah Kecamatan Klojen. Oleh sebab itu masalah
tersebut sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat yang baik dalam keindahan,
kesehatan, ekonomi maupun sosial budaya. Permasalahan tersebut segera
ditanggulangi masyarakat mengingat akan dampak yang akan ditimbulkannya.
Sebagai kecamatan yang padat akan pembangunan, sudah selayaknya pemerintah
daerah (PEMDA) memperhatikan keadaan drainase yang ada di Kelurahan Samaan
Kecamatan Klojen dengan bertambahnya pemukiman penduduk yang meningkat setiap
tahunnya maka akan bertambah juga volume debit air yang mengalir lorong-lorong di
sekitar kecamatan yang belum mempunyai saluran drainase sama sekali. Kapasitas
drainase yang sudah direncanakan tidak memenuhi syarat, karena hanya sekitar
wilayah dalam kecamatan. Pembuangan limbah-limbah dari rumah dengan keadaan
mmenigkatnya penghuni di kecamatan dan pemakaian air serta pembuangan sampah
sampah tidak pada tempatnya, serta di tinjau dari segi lingkungan kelurahan Samaan
yang cukup strategis dan sehingga pada musim hujan terjadi genangan bahkan
limpasan air yang dapat merusak lingkungan serta jalan raya
Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan kajian bencana dari badan
peanggulangan bencana daerah di kota Malang, di daerah Kelurahan Samaan ini juga
rawan terhadap longsor (plengsengan) disekitar pinggiran-pinggiran sungai. Selain
limpasan air yang biasa terjadi didaerah pingiran sungai, pelengsengan ini juga
merupakan masalah yang cukup serius. Melihat dari tingkat resikon ya yang lebih
tinggi dan memungkinkan terjadi di daerah Samaan tersbut.
Sehingga perlu tanggul atau drainase agar pada saat air sedang naik plesngsengan
maupun penguapan dapat ditanggulangi dengan efektif. Mengingat banyak warga yang
tinggal di daerah DAS, maka dapat mengakibatkan rumah pemukiman warga roboh
apabila plengsengan pinggiran sungai terjadi.
Dengan dilakukanya observasi di Kecamatan Klojen Kelurahan Samaan Kota
Malang ini diharapkan konsep pengembangan pemukiman penduduk terarah dan
terpadu guna mewujudkan cita-cita masyarakat dalam terciptanya lingkungan yang
sehat, serta usaha untuk mencegah terjadinya peluapan air dan pelengsengan yang
menimbulkan kerusakan jalan, tidak sehat, serta mengganggu masyarakat sehari-hari.
2
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan permasalahan tentang rawan nya bencana
longsor (plengsengan) yang terjadi di Kecamatan Klojen Kelurahan Samaan.
2. Untuk menjelaskan permasalahan genangan / limpasan air yang berhubungan
dengan ilmu hidrologi yang mungkin terjadi di sekitar lingkungan Kecamatan
Klojen kelurahan Samaan.
3. Kurangnya drainase yang tersedia di Kecamatan Klojen Kelurahan Samaan.
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan obseravasi ini adalah untuk mengetahui data curah hujan,
pendataan sumber air apa saja yang terdapat didaerah Kec.Klojen kel.Samaan, untuk
mengetahui data tata guna lahan, dan mengkaji permasalahn yang terjadi disepanjang
DAS (Daerah Aliran Sungai), dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
3
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
R 1+ R 2+… …+ Rn
Rrata-rata =
n
Dimana :
Rrata-rata = hujan rata-rata DAS (mm).
R1,R2,Rn = hujan yang tercatat di stasiun 1, 2, n (mm).
5
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Kriteria pemilihan awal kesesuaian tipe distribusi berdasarkan parameter statistic
Secara teoritis langkah awal penentuan tipe distribusi dapat dilihat dari parameter-
parameter statistic data pngamatan lapangan. Parameter-parameter yang dilakukan
adalah Cs, Cv, dan Ck. Kriteria pemilihan untuk tipe-tipe distribusi berdasarkan
parameter statistic adalah sebagai berikut :
1 2 2
Y = ln x atau y = log x
Parameter dari distribusi log normal adalah rerata dan deviasi standar dari y
yaitu μy dan σy. Dengan menggunakan transformasi tersebut maka :
6
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
1 2 2
Fungsi densitas kumulatif (CDF) dapat diturunkan dengan integrasi dari fungsi
densitas probabilitas, yang menghasilkan :
y
1
∫
2
− ( y−μy ) /(2 σ y )2
F(z) = e dy
σy √ 2 π −∞
α=
√6 s (7.20)
π
u = x – 0,5772α (7.21)
7
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Koefisien skewness Cv = 1,1396 dan
Koefisien kurtosis Ck = 5,4002
yn dan σn adalah nilai rerata dn deviasi standar dari variant Gumbel, yang nilainya
tergantung dari jumalah data seperti diberikan dalam Tabel 7.6
Tabel Nilai yn dan σn fungsi jumlah data
n yn σn N yn σn n yn σn
8 0,4843 0,9043 39 0,5430 1,1388 70 0,554 1,1854
8
9 0,4902 0,9288 40 0,5436 1,1413 71 0,555 1,1863
0
10 0,4952 0,9497 4 0,5442 1,1436 72 0,555 1,1873
2
11 0.4996 0,9676 42 0,5448 1,1458 73 0,555 1,1881
5
12 0,5053 0,9833 43 0,5453 1,1480 74 0,555 1,1890
7
13 0,5070 0,9972 44 0,5258 1,1490 75 0.555 1,1898
9
14 0,5100 1,0098 45 0,5463 1,1518 76 0,556 1,1906
1
15 0,5128 1,0206 46 0,5468 1,1538 77 0,556 1,1915
3
16 0,5157 1,0316 47 0,5473 1,1557 78 0,556 1,1923
5
17 0,5181 1,0411 48 0,5447 1,1574 79 0,556 1,1930
7
18 0,5202 1,0493 49 0,5481 1,1590 80 0,556 1,1938
9
19 0,5220 1,0566 50 0,5485 1,1607 81 0,557 1,1945
0
20 0,5235 1,0629 51 0,5489 1,1623 82 0,557 1,1953
2
8
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
21 0,5252 1,0696 52 0,5493 1,1638 83 0,557 1,1959
4
22 0,5268 1,0754 53 0,5497 1,1653 84 0,557 1,1967
6
232 0,5283 1,0811 54 0,5501 1,1667 85 0,557 1,1973
8
24 0,5296 1,0864 55 0,5504 1,1681 86 0,558 1,1980
0
25 0,5309 1,0914 56 0,5508 1,1696 87 0,558 1,1987
1
26 0,5320 1,0961 57 0,5511 1,1708 88 0,558 1,1994
3
27 0,5332 1,1004 58 0,5515 1,1721 89 0,558 1,2001
5
28 0,5343 1,147 59 0,5518 1,1734 90 0,558 1,2007
6
29 0,5353 1,1086 60 0,5521 1,1747 91 0,558 1,2013
7
30 0,5362 1,1124 61 0,5524 1,1759 92 0,558 1,2020
9
31 0,5371 1,1159 62 0,5527 1,1770 93 0,559 1,2026
1
32 0,5380 1,1193 63 0,5530 1,1782 94 0,559 1,2032
2
33 0,5388 1,1226 64 0,5533 1,1793 95 0,559 1,2038
3
34 0,5396 1,1255 65 0,5535 1,1803 96 0,559 1,2044
5
35 0,5403 1,1285 66 0,5538 1,1814 97 0,559 1,2049
6
36 0,5410 1,1313 67 0,5540 1,1824 98 0,559 1,2055
8
9
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
37 0,5418 1,1339 68 0,5543 1,1834 99 0,559 1,2060
9
38 0,5424 1,1363 69 0,5545 1,1844 100 0,560 1,2065
0
Bila kriteria 3 (tiga) sebaran diatas tidak memenuhi, maka akan dicoba cara grafis
dengan menggunakan sebaran data :
d. Tipe distribusi log Pearson III
Pearson telah mengembangkan banyak model matematika fungsi distribusi
untuk membuat persamaan empiris dari suatu distribusi. Ada 12 tipe distribusi
Pearson, namun hanya distribusi log Pearson III yang banyak digunakan d alam
hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum. PDF dari distribusi log Pearson
III mempunyai bentuk sebagai berikut :
γ−1 −xl β
x e
p(x) = γΓ (γ ) (7.30)
β
∞
Γ ( γ )=∫ x γ-1e− x dx (7.31)
0
Bentuk kumulatif dari distribusi log Pearson III dengan nilai variat X
apabila digambarkan pada kertas probabilitas logaritmik akan membentuk
persamaan garis lurus. Persamaan tersbut mempunyai bentuk sebagai berikut :
yr = y + Kj Sy (7.32)
Dimana :
10
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
yr = nilai logaritmik dari x dengan perioe ulang T
y = nilai rerata dari yi
Sy = deviasi standar dari yi
KT = factor frekuensi
( )
2 /3
R 24 24
It =
24 t
Dimana :
It = Intensitas cahaya (mm/jam).
t = Waktu (durasi) curah hujan (( menit untuk a sampel c ) dan jam untuk d)).
R24 = Tinggi hujan maksimum dalam 24 jam (mm).
11
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2.7 Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa inggris yaitu drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Drainase dapat didefinisikan
sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air
hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga
fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu (Suripin, 2004). Debit saluran drainase (Qs)
adalah debit air yang terdapat di dalam saluran drainase yang merupakan hasil kali antara
luas penampang saluran drainase (As) dengan kecepatan aliran rata-rata (V). Rumus
kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan rumus
Manning, karena rumus ini mempunyai bentuk yang sederhana tetapi memberikan hasil
yang memuaskan Chow (Suripin, 2004)
Qs = As . V
Qs = As ( 1n . R ²3 . S ¹2)
Keterangan :
Qs = debit saluran drainase (m³/detik)
V = kecepatan (m/dt)
As = luas penampang saluran (m²)
n = koefisien kekasaran manning
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan memanjang saluran
Selanjutnya, daya tampung maksimum drainase dapat diketahui ketika terjadi
debit puncak, diperlukan perbandingan antara debit saluran drainase maksimum
dengan debit banjir rencana. Daya tamping saluran drainase lebih besar dari debit
banjir rencana maka saluran tersebut masih layak dan tidak terjadi luapan air.
Penentuan daya tampung didasarkan atas tampungan terbesar yang terjadi setiap hari.
Daya tampung merupakan selisih antara debit saluran drainase (Qs) dengan debit banjir
rancangan (Qr) (Situmorang J Mulyanto dkk, 2013) dan (Putri R Dwi, 2014).
Q = Qs- Qr
Keterangan :
12
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Q = daya tampung saluran (m3/detik)
Qs = debit saluran drainase (m3/detik)
Qr = debit banjir rancangan (m3/detik)
Hubungan antara tegangan geser dan tegangan normal pada kriteria keruntuhan Mohr-
Coloumb dapat dinyatakan dalam Persamaan 1.
Ƭf = C + σntan φ …………………………………………………………… (1)
dengan,
13
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Ƭf = Tegangan geser tanah (kg/cm²)
C = Kohesi tanah (kg/cm²)
σn = Tegangan normal tanah (kg/cm²)
φ = Sudut gesek internal tanah ( ͦ )
14
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
BAB III
METODOLOGI
Penulisan Tugas ini dimulai dengan survei lapangan untuk melihat kondisi dan
gambaran umum kondisi lapangan, seta mendapatkan data-data yang diperlukan.
Kemudian dilakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang ada di lokasi
observasi. Setelah masalah-masalah tersebut dirumuskan, dilakukan tinjauan pustaka
sebagai landasan dasar untuk melakukan tindakan selanjutnya, kemudian dilakukan
analisa. Setelah dianalisis, hasil perhitungan digunakan untuk merencanakan solusi
yang sesuai berdasarkan rumusan masalah.
15
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 3.1 Lokasi Observasi
Berkaitan dengan subyek observasi ini agar mendapatkan hasil yang maksimal
maka kami menemui PNS yang bekerja di kantor Kelurahan Samaan, Kecamatan
Klojen, Kota Malang. Namun sangat disayangkan saat mendatangi kantor kelurahan
Samaan dan menemui PNS yang bekerja disana kami hanya diberikan buku profil
kelurahan Samaan, hanya sedikit pertanyaan kami yang bisa ditanggapi karena
kesibukan tersendiri. Setelah mempelajari dan mencatat data-data yang diperlukan dari
buku profil kelurahan Samaan tersebut kami memutuskan untuk berkeliling disekitar
kelurahan tersebut melihat kondisi atau permasalahan yang ada dan berhubungan
dengan Hidrologi.
Gambar 3.2 Buku Profil Kelurahan Samaan Gambar 3.3 Kantor Kelurahan Samaan
16
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
3.5 Pengumpulan Data
Berdasarkan sumbernya, data yang diperoleh pada proses pengumpulan data adalah :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan atau peninjauan
langsung di lapangan. Data primer juga diperoleh dari wawancara dengan pihak-
pihak yang dianggap mampu memberikan informasi yang diperlukan. Data yang
diperoleh adalah data visual dari kondisi lokasi studi berupa foto dan informasi dari
petugas instansi terkait.
b. Data Sekunder
1. Peta Topografi atau Peta Rupa Bumi Indonesia daerah Kelurahan Samaan.
5. Data penggunaan lahan, dan kesesuaian lahan serta data Rencana Tata Ruang
Wilayah.
6. Data curah hujan pada Kelurahan Samaan hasil pengamatan 2 Stasiun yang
didapat dari BMKG.
18
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
BAB IV
19
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
4.1 Kondisi Geografis
Topografi
Walaupun Kota Malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian antara 440
– 667 meter diatas permukaan air laut. Secara keseluruhan wilayah Kelurahan Samaan
merupakan dataran rendah, yang memiliki topografi relatif datar dengan kemiringan
tanah rata-rata 0 – 8%.
20
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Geologi
Secara keseluruhan wilayah Kelurahan Samaan memiliki kondisi geologi miosen dan
fasies B Gamping. Selain itu dari 4 jenis tanah yang ada di Kota Malang , Kelurahan
Samaan memiliki jenis tanah aluvial kelabu tua. Tanah aluvial berwarna kelabu
memiliki sifat fisik jika kering akan keras, pijal dan lekat jika basah sehingga jenis
tanah ini sering menjadi penyebab banjir.
Curah Hujan
Kondisi curah hujan pada Kelurahan Samaan rata-rata 2000 – 3000 mm yang secara
menyeluruh terjadi di wilayah tersebut. Hasil pengamatan Stasiun Klimatologi
Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret,
April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan November curah hujan
relatif rendah.
Jumlah penduduk Kelurahan Samaan hingga akhir Desember 2017 sebesar 11.268
jiwa, 2.905 Kepala Keluarga dengan rincian 5.569 jiwa laki-laki dan 5.699 jiwa
perempuan, dengan komposisi sebagai berikut :
Untuk dapat menetapkan strategi yang tepat, berpijak pada kondisi realistis dan disusun
secara konseptual, analitis, rasional serta komprehensif maka dipergunakan analisis
21
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) tentang kondisi dan potensi
lingkungan.
22
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Drainase dilengkapi degan saluran Drainase rumah warga
Lingkungan 3. Kawasan permukiman yang 2. Saluran drainase masih
jarang terjadi genangan air/banjir terhubung dengan saluran air
4. Panjang drainase dengan limbah rumah tangga
kualitas minimum memadai 3. Banyak saluran drainase yang
rusak
4. Masih banyak saluran
drainase yang daya tampungnya
tidak memadai
5. Masih banyak rumah warga
yang tidak terhubung dengan
saluran drainase di lokasi
permukiman
1. Sebagian besar masyarakat 1. Beberapa rumah tangga yang
terlayani oleh saluran PDAM belum tersambung saluran
Penyediaan Air 2. Banyak tersedia sumber air PDAM
Minum bersih 2. Banyak sumber air yang tidak
dimanfaatkan secara optimal
3. Sumber air yang ada kurang
terawat
1. Jalan yang cukup lebar 1. Pemilihan sampah belum
memudahkan pengambilan dilakukan di keseluruhan
sampah baik gerobak maupun wilayah
kendaraan pengangkut sampah 2. Masih kurangnya kesadaran
Pengelolaan 2. Petugas kebersihan rutin masyarakat terhadap pemilihan
Persampahan mengangkut sampah ke TPS/TPA sampah
hampir setiap pagi
3. Tempat sampah sudah terpisah
berdasarkan jenis sampah
23
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
TEMA / VARIABEL PELUANG (O) Opportunity ANCAMAN (T) Threat
24
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
kelurahan samaan Brantas secara maksimal
2. Pembangunan plengsengan 2. Tidak ada dana yang bisa
Penyediaan Air secara total di sepanjang aliran dipergunakan untuk
Minum DAS Brantas di wilayah Kelurahan memberdayakan sumber air bersih
Samaan secara maksimal
3. Pemberdayaan dan pemanfaatan
sumber air bersih yang maksimal
Beberapa potensi lokasi maupun potensi bencana yang terjadi di Kelurahan Samaan
diantaranya sebagai berikut
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat luasan terkecil terjadi bencana longsor adalah
RW 4 sedangkan luasan tersebar adalah RW.5. Hal ini disebabkan karena Kelurahan
Samaan berada dibantaran sungai brantas yang berpengaruh pada topografi kawasan.
Bencana longsor sangat membahayakan keselamatan masyarakat di Kelurahan Samaan
mengingat wilayah tersebut adalah kawasan padat penduduk. Sehingga perlu adanya
25
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
pencegahan dan penataan lingkungan dan bangunan untuk meminimalisir terjadinya
longsor di Kelurahan Samaan.
Berikut gambar lokasi yang sudah dilakukan pencegahan rawan longsor dengan
pembuatan plengsengan.
26
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 4.3 Titik Lokasi Rawan Longsor yang Sudah Terdapat Plengsengan
27
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 4.4 Titik Lokasi Rawan Longsor yang Belum Terdapat Plengsengan
Masih terdapat jalan yang tergenang air saat hujan, salah satu penyebab utamanya
adalah saluran drainase yang belum bekerja secara maksimal atau daya tampungnya
kurang memadai. Bisa kita lihat pada gambar 4.5 drainase tersebut tersumbat oleh
tanah dan banyaknya sampah sehingga mengurangi maksimalnya penampungan air
pada drainase.
28
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 4.5 Drainase yang Tersumbat
Permasalahan selanjutnya yaitu kurangnya drainase. Masih banyak rumah warga yang
tidak terhubung dengan saluran drainase di lokasi permukiman. Bisa dilihat pada
gambar 4.6
29
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Data pencatatan berupa data curah hujan dari 2 Stasiun pengamat hujan berdasarkan
data yang diterima dari BMKG. Data yang akan dipakai adalah minimal 10 tahun data,
didapat dari Stasiun Penakar Hujan berikut :
30
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Dari data pengamatan tinggi curah hujan dari kedua stasiun Ciliwung dan Sukun.
Maka dilakukan analisa data hujan harian maksimum rata-rata dengan memakai
metode aljabar.
No Tahun Xi (mm)
1 2008 511
2 2009 499
3 2010 531
4 2011 421
5 2012 532
6 2013 542
7 2014 568
8 2015 412
9 2016 635
10 2017 447
31
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Tabel 4.7 Analisis Hujan Rancangan Dengan Distribusi Normal
No Tahun Huja (mm) T 1/T K X
1 2008 511 2 0,5 0 509,60
2 2009 499 5 0,2 0,84 567,25
3 2010 531 10 0,1 1,28 597,44
4 2011 421 20 0,05 1,64 622,15
5 2012 532 25 0,04 1,7 626,26
6 2013 542 50 0,02 2,05 650,28
7 2014 568 100 0,01 2,33 669,50
8 2015 412
9 2016 635
10 2017 447
jumlah 5096
rata-rata 510
maksimum 635
minimum 412
std. Deviasi 68,63
n 10
32
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
1 2008 511 2,71 2 0,5 0 2,704 505,42
2 2009 499 2,70 5 0,2 0,84 2,753 566,43
3 2010 531 2,73 10 0,1 1,28 2,779 601,27
4 2011 421 2,62 20 0,05 1,64 2,800 631,37
5 2012 532 2,73 25 0,04 1,7 2,804 636,53
6 2013 542 2,73 50 0,02 2,05 2,824 667,48
7 2014 568 2,75 100 0,01 2,33 2,841 693,32
8 2015 412 2,61
9 2016 635 2,80
10 2017 447 2,65
jumlah 27,04
rata- rata 2,70
maksimum 2,80
minimum 2,61
std. Deviasi 0,06
n 10
Tabel 4.9 Analisis Hujan Rancangan Dengan Distribusi Log Person III
No Tahun Hujan (mm) Logx (mm) T 1/T K logx X
33
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
1 2008 511 2,708 2 0,5 -0,079 2,699 500,03
2 2009 499 2,698 5 0,2 0,81 2,751 564,13
3 2010 531 2,725 10 0,1 1,32 2,781 604,54
4 2012 421 2,624 20 0,05 1,7 2,804 636,53
5 2013 532 2,726 25 0,04 1,9 2,816 654,03
6 2014 542 2,734 50 0,02 2,3 2,839 690,51
7 2015 568 2,754 100 0,01 2,67 2,861 726,05
8 2016 412 2,615
9 2017 635 2,802
10 2018 447 2,650
jumlah 27,04
rata-rata 2,70
maksimum 2,80
minimum 2,61
std. Deviasi 0,06
Cs -0,143
n 10
Distribusi Gumbel
Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Gumbel, mempunyai perumusan
sebagai berikut:
34
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Dengan Tr = kala ulang.
Tabel 4.10 Analisis Hujan Rancangan Dengan Gumbel
No Tahun Hujan (mm) T 1/T yt x
1 2008 511 2 0,5 0,367 502,90
2 2009 499 5 0,2 1,500 584,81
3 2010 531 10 0,1 2,250 639,04
4 2012 421 20 0,05 2,970 691,06
5 2013 532 25 0,04 3,199 707,57
6 2014 542 50 0,02 3,902 758,40
7 2015 568 100 0,01 4,600 808,86
8 2016 412
9 2017 635
10 2018 447
jumlah 5096
rata-rata 510
maksimum 635
minimum 412
std. Deviasi 68,63
n 10
untuk n =10 maka hubungan Ybn dan Sn dengan jumlah data maka didapat
Yn= 0,4592
Sn= 0,9496
Uji Kesesuaian
Tabel 4.12 Uji Chi Kuadrat
Normal log normal gumbel log pearson III
Chi Square Hitung 3,000 3,000 2,526 29,323
Chi Square Kritis 4,53 4,5333 4,5333 4,5333
Hipotesis Diterima Diterima Diterima Ditolak
36
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
sebelumnya. Perhitungan besarnya intensitas curah hujan dapat dipergunakan
beberapa rumus empiris dalam hidrologi.
Rumus Mononobe dipakai apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian.
dengan I = intensitas curah hujan (mm/jam), t = lamanya curah hujan (jam), R24 =
curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Karena uji smirnov kolmogorov dan uji chi kuadrat diterima, cs juga memenuhi jadi
menggunakan distribusi normal
37
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
No Tahun Hujan max (mm) T 1/T K X
1 2008 28,72 2 0,5 0 40,034
2 2009 39,74 5 0,2 0,84 50,325
3 2010 66,40 10 0,1 1,28 55,715
4 2012 32,11 20 0,05 1,64 60,125
5 2013 36,66 25 0,04 1,708 60,958
6 2014 37,78 50 0,02 2,05 65,147
7 2015 56,42 100 0,01 2,33 68,577
8 2016 33,66
9 2017 28,26
10 2018 40,58
jumlah 400,34
rata-rata 40,03
maksimum 66,40
minimum 28,26
std. Deviasi 12,25
Cs 1,4
n 10
Sumber : Hasil perhitungan
Dipakai periode ulang 50 tahun durasi 60 menit karena melihat kondisi tata guna
lahan yang sudah padat dengan pemukiman jadi besar kemungkinan beralihnya
fungsi tata guna lahan sangat rendah di Kelurahan Samaan. Sehingga kami
merencanakan debit limpasan hujan periode ulang 50 tahun.
Tabel 4.17 Intensitas Hujan
Menit Intensitas (mm/jam)
5 118,60
10 74,70
15 57,00
20 47,05
30 35,90
60 22,61
120 14,24
Sumber : Hasil perhitungan
Dari perhitungan tersebut didapatkan Intensitas Hujan, yang dipakai adalah 60 menit
= 22,61 mm/jam.
38
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase
untuk mencegah terjadinya genangan. Untuk drainase perkotaan dan jalan raya,
sebagai debit rencana ditetapkan debit banjir maksimum periode ulang 50 tahun.
Pemikiran secara rasional ini dapat dinyatakan secara aljabar dengan:
Q = 0,278 C. I. A
Rumus Modifikasi :
Q =0,278 C.Cs.I.A
Dengan A = luas daerah pengaliran, I = intensitas hujan, Cs = Koefisien
Penampungan, C = angka pengaliran.
39
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 4.7 Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Samaan
Tabel 4.19 Nilai Koefisien Limpasan yang Digunakan Dalam Perhitungan Sesuai
Tata Guna Lahan
TATA GUNA LAHAN KOEFISIEN LIMPASAN
PERUMAHAN 0,75
KUBURAN 0,2
RUANG TERBUKA HIJAU 0,1
PERDAGANGAN 0,7
FASILITAS UMUM 0,4
LAHAN KOSONG 0,2
Rata-rata 0,392
40
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
BAB V
SOLUSI DAN PERENCANAAN
5.1 Solusi
41
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
yang berada disekitar daerah tanah yang miring atau rawan akan terjadinya
plengsengan.
Ketentuan terbaru tentang jarak atau batas garis sempadan sungai di dalam dan
luar kawasan perkotaan. Aturan ini diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 28/PRT/M tahun 2015. Garis sempadan
pada sungai tidak bertanggul (ada bangunan penahan banjir)/plengsengan di dalam
perkotaan minimal berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan sepanjang alur sungai.
42
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Jadi jarak antara rumah ke sungai minimal 10 meter, dari jarak 10 meter tersebut dapat
dilakukan penanaman pohon untuk penyerapan air yang optimum.
5.2 Perencanaan
Berdasarkan hasil perhitungan debit rencana curah hujan pada bagian pembahasan,
didapat Qp = 1,317 m3/det. Maka kami mencoba untuk mendesain drainase yang dapat
menampung curah hujan yang terjadi. Bentuk drainase penampang adalah trapesium,
maka didapat perhitungan sebagai berikut.
1,6 m
1m
1,2 m
Diketahui :
(Qp) ¿ 1,317 m3/det
S ¿ 0,001 Asumsi
m ¿ 0 , 25
b ¿ 1 ,2 m
B ¿ 1 , 6m
h ¿ 1m
Maka dimensi yang didapat adalah :
Luas Penampang basah saluran (A) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan rumus
B+ b
A ¿ xh
2
1, 6+1 , 2
¿ x1
2
43
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
¿ 1 , 4 m2
P ¿ b+ 2h √ 1+m ²
¿ 3,262 m
Jari-jari Hidrolis
A
R ¿
p
1,4
¿
3,262
¿ 0,429
2 1
1
V ¿ . R3 . S2
n
2 1
1
¿ . 0,429 3 . 0,001 2
n
¿ 1,200 m/det
Maka perhitungan debit saluran eksisting rencana (Q) Daerah sekitar jalan raya
Bandulan dapat dihitung dengan
Q ¿ A.V
¿ 1 , 4 x 1,200
¿ 1,679 m3/det
Dari perhitungan di atas maka didapat bahwa debit aliran saluran drainase sksisting
(Q) daerah sekitar jalan raya Samaan adalah 1,679 m3/det lebih besar dari pada debit
aliran rencana sebesar 1,317 m3/det, maka drainase rancangan dapat menampung air
ketika hujan turun. Jadi dari perhitungan tersebut didapat hasil persentase drainase
rancangan bisa menampung debit rencana yaitu 27,54%.
44
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Drainase rancangan 1,679 m3/det > Debit rencana 1,317 m3/det.
Perencanaan saluran drainase trapesium dan persegi banyak dipilih untuk talang
jaringan irigasi di daerah perkotaan besar. Penggunaan tebing yang tegak
menjadikan model drainase ini lebih dihindari daripada drainase trapesium. Hal ini
disebabkan untuk membuat dinding drainase yang tegak memerlukan konstruksi
yang kuat dan lebih mahal. Sedangkan pada dinding drainase trapesium
konstruksinya lebih murah karena kemiringannya mengikuti garis kemiringan tanah.
45
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Gambar 5.4 Lokasi Drainase Yang Direncanakan
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan dan dalam hasil penulisan dari makalah ini
maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan air yang berada dimuka bumi.
2. Curah hujan, Intensitas Hujan merupakan faktor yang penting dalam lingkup ilmu
hidrologi.
3. Dalam menghitung Analisis hujan, terdapat labngkah-lngkah yang perlu dikerjaan:
a. Menetukan/menghitung hujan harian maksimum rata-rata
b. Menghitung distribusi probabilitas dan hujan rencana :
Dengan menggunakan beberapa metode ,
1 Metode Distribusi Normal
2 Metode Distribusi Log Normal
3 Metode Distribusi Log Pearson III
4 Metode Gumbel Gumbel
Setelah semua langkah tersebut, maka dari hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa metode distribusi normal memiliki kesesuaian dengan data
hujan yang ada.
c. Menghitung Analisis Intensitas Hujan sebesar = 22,61 mm/jam.
d. Menghitung Debit Rencana dengan hasil ditemukan = 1,317 m³/detik.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil observasi dan kesimpulan diatas adalah :
1. Perlu dilakukan pemeliharaan baik secara rutin, berkala, maupun secara khusus dan
rehabilitasi untuk ormalisasi saluran drainasee baik pengangkutan sampah,
pengerukan sedimentasi, dan pembersihan dimensi saluran secara menyeluruh,
ataupun pembuata dimensi saluran yang lebih besar agar saluran drainase dapat
menjalankan fungsinya secara efektif dan optimal.
46
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2. Menignkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah untuk selalu memelihara
dengan tidak membuang sampah kesaluran drainase dan membersihkan saluran dari
sampah, sedimentasi dan tumbuhan liar yang menghambat aliran air dan
menurunkan daya tampung system drainase.
3. Melakukan penanaman pohon untuk meminimalisir terjadinya plengsengan
terhadap tanah yang miring. Selain itu, pemerintah harap ikut aktif dalam
penanganan masalah yang ada disekitar lingkungan, agar segala bentuk
permasalahan dapat diatasi dengan efektif dan optimal.
47
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DAFTAR PUSTAKA
Sunjoto. (2011). Teknik Drainase Pro Air. Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan Universitas
Gajah Mada.
Triatmodjo B. 1993. Hidraulika I. Beta Offset, Yogyakarta.
Triatmodjo B. 1996. Hidraulika II. Beta Offset, Yogyakarta.
Triatmodjo, 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset Yogyakarta.
Soemarto, 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Sri Harto, 2000. Hidrologi. Yogyakarta: Nafiri Offset.
Subramanya, 2013. Engineering Hydrology. New Delhi: McGrawHill.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset.
Harahap, Marlina Sari, 2010, Studi Identifikasi Dan Analisa Sistem Drainase Untuk
Penanggulangan Banjir Pada Kecamatan Medan Johor Dan Kecamatan Medan Polonia,
Departemen Teknik Sipil Usu, Medan.
Kamiana, I Made, 2011, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Alfiansyah YBC, 2002, drainase perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala,
Banda Aaceh
https://kelsamaan.malangkota.go.id/profil/
https://googleweblight.com/i?u=https://fadlyfauzie.wordpress.com/2012/03/29/banjir-
karena-salah-konstruksi-drainase/&hl=id-ID
http://konsultanlingkungan.net/berbagai-macam-perencanaan-saluran-drainase-terbaik.html
https://bpbd.malangkota.go.id/peta-banjir-dan-longsor-di-kec-blimbing/
48
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
LAMPIRAN
49
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
50
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
51
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN