Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan bahwa bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Banjir sendiri merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal
sehingga melimpas dari sungai yang menyebabkan genangan pada lahan rendah di
sisi sungai atau daerah aliran sungai (DAS). Banjir dapat disebabkan oleh curah
hujan yang tinggi diatas normal, sehingga sistem pengalihan air yang terdiri dari
sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal
penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan
sehingga meluap. Kemampuan sistem pengaliran air dimaksud tidak selamanya
sama, akan tetapi berubah akibat berbagai hal seperti sedimentasi, penyempitan
sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbatnya sampah serta
hambatan lainnya (Nurjanah, 2011: 12).
Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia,
menurut data dari BNPB, banjir menjadi kejadian bencana paling mendominasi
setiap tahun, dimana pada tahun 2019 jumlah kejadian banjir di Indonesia adalah
784 kejadian,kemudian tahun 2020 sejumlah 1.518 kejadian banjir yang melanda
Indonesia. Di tahun 2021 kejadian bencana banjir terus meningkat, dimana
menurut data BNPB terdapat sejumlah 1.794 kejadian banjir yang melanda, dan di
tahun 2022 catatan BNPB di bulan Agustus sudah terjadi bencana banjir sejumlah
847 kejadian. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak, agar
mampu menjaga alam sekitar agar memberikan kenyamanan kepada kita semua.

1
Gambar 1.1 Info Grafis Kejadian Bencana Bulan Januari Tahun 2022 Di Indonesia
Sumber : https://gis.bnpb.go.id/Images/InfografisPerTahun/2022/inb202201.png

Kabupaten Gresik merupkan wilayah dataran rendah dengan ketinggian


kurang dari 200 mdpl. Kabupaten Gresik memiliki beberapa Daerah Alirasn
Sungai (DAS), Salah satu daerah aliran sungai yang dimiliki oleh Kabupaten
Gresik adalah DAS Kali Lamong, dimana sungai utamanya hampir setiap tahun
mengalami banjir di sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Gresik
yaitu: Kecamatan Cerme, Benjeng, Menganti, Balong Panggang dan Kedamean.
Sungai Kali Lamong merupakan salah satu sungai utama yang melewati
Kabupaten Gresik dan merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo. Sungai Kali
Lamong memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ±720 Km 2 dengan Panjang
alur sungai ±103 Km.
Adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lamong juga tidak terlepas dari
berbagai macam pemanfaatannya. Salah satunya pemanfaatan area hijau DAS
Kali Lamong di Kabupaten Gresik, sebagai kawasan budidaya yang menyebabkan
kemerosotan lingkungan dan memicu terjadinya banjir. Pada tahun 2015, banjir
Kali Lamong memberikan dampak terhadap setidaknya 9.587 jiwa dan 3 orang

2
meninggal dunia serta kerugian materiil mencapai 18 Milyar. (Fristyananda,
2017).
Banjir yang terjadi pada DAS Kali Lamong salah satunya disebabkan oleh
tingginya curah hujan yang tidak diimbangi dengan kapasitas sungai. Perlu
diketahui, Kali Lamong termasuk dalam kategori sungai intermitten dengan
penampang yang relatif datar. Sungai tersebut juga memiliki 34 anak sungai
dengan kapasitas maksimal sungai utama ±250 m3/detik sedangkan debit saat
musim penghujan dapat mencapai >700 m3/detik. (BBWS Bengawan Solo, 2022)
Untuk memberikan informasi terkait bencana banjir akibat Sungai Kali
Lamong tentu sangat diperlukan pemetaan tentang daerah yang mempunyai
kerawanan banjir. Pemetaan daerah-daerah yang memiliki tingkat bahaya banjir
perlu dilakukan agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk
menanggulanginya. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan
salah satu cara dalam proses pemetaan, termasuk pembuatan peta kerawanan
banjir yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Kerawanan banjir dapat
diidentifikasi secara cepat, mudah dan pastinya akurat melalui Sistem Informasi
Geografi (SIG) dengan metode overlay terhadap parameter-parameter banjir,
seperti: Curah hujan, topografi/slope, karakteristik tanah, serta tinggi muka rata-
rata air sungai.
Melalui SIG diharapkan dapat mempermudah penyajian informasi
mengenai data spasial khususnya yang terkait dengan penentuan tingkat kerentaan
banjir serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam
mengidentifikasi daerah-daerah yang sering tergenang banjir. (Sitty, 2021:110)
Tidak hanya itu banjir membuat banyak sekali kerugian secara material
yang dialami oleh penduduk setempat sehingga diperlukan adanya normalisasi
pada DAS Kali Lamong tersebut supaya tidak menjadi bencana tahunan. Upaya
Pemerintah Kabupaten Gresik dalam mencegah banjir Kali Lamong dengan
melakukan pembangunan tanggul.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik,
Jawa Timur menegaskan akan melakukan pembebasan lahan guna normalisasi
Kali Lamong. Pemerintah Kabupaten Gresik bersama Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Gresik akan membebaskan 67 bidang tanah dengan total luas 4,9 hektar

3
(Radar Jatim, 2022). Dengan dilakukannya pembebasan lahan maka pemerintah
kabupaten dapat mulai melakukan pembangunan tnggul di wilayah yang
tergenang banjir.
Bencana Banjir Kali Lamong merupakan bencana alam tahunan yang terus
menerus mengganggu baik kualitas hidup maupun pertumbuhan ekonomi
masyarakat, khususnya di wilayah Gresik Selatan. Tercatat kerugian ekonomi
yang ditaksir tiap tahun kurang lebih 80 Miliar, hingga menimbulkan korban jiwa
dari masyarakat yang terdampak.
Banjir tahunan saat musim penghujan ini merendam daerah permukiman,
fasilitas jalan lingkungan maupun jalan poros desa, fasikitas umum lainnya serta
persawahan. Beberapa persoalan dan permasalahan di wilayah studi adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Gresik bagian selatan yang
terdampak langsung terhadap banjir tahunan Kali Lamong, diantaranya adalah
Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean dan Menganti.
Setiap musim hujan tiba, warga di dekat sepanjang Kali Lamong selalu ketar-
ketir, terutama warga Gresik bagian selatan. Sebab ketika hujan tinggi, dapat
dipastikan air sungai meluap, Kondisi seperti ini sudah menjadi musibah
tahunan bagi warga. (Suara Jatim, 2022).
2 Luapan banjir di Kali Lamong meluas akibat dari jebolnya tanggul di
beberapa titik yang menyebabkan tergenangnya pemukiman warga di wilayah
Gresik Selatan dan area persawahan yang baru saja memasuki masa tanam,
meski sudah di normalisasi namun, Kali Lamong tetap meluap. Dampak dari
hujan deras dalam beberapa hari terakhir serta kiriman air dari wilayah Hulu
yang sangat besar. (Jawa Pos, 2022)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daerah rawan banjir
diwilayah Kabupaten Gresik khususnya pada DAS Kali Lamong berdasarkan
Sistem Informasi Geografi (SIG), sehingga dapat ditentukan daerah mana yang
memerlukan prioritas dalam pengelolahan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
terkait dengan bencana banjir dan dapat dijadikan masukan bagi pengelola DAS
Kali Lamong serta untuk upaya yang dilakukan dalam menanggulangi bencana
banjir tahunan ini.

4
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil paparan diatas rumusan masalah yang akan di bahas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa hasil perhitungan debit dan curah hujan maksimum pada DAS Kali
Lamong?
2. Dimana saja lokasi-lokasi daerah rawan banjir pada DAS Kali Lamong?
3. Berapa dimensi tanggul maksimum di wilayah DAS Kali Lamong setelah
dilakukan peninggian?
4. Berapa perhitungan stabilitas tanggul di wilayah DAS Kali Lamong?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang di ambil maka tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui debit dan curah hujan maksimum di wilayah DAS Kali
Lamong.
2. Mengetahui daerah-daerah rawan banjir di wilayah DAS Kali Lamong.
3. Mengetahui dimensi tanggul yang aman di wilayah DAS Kali Lamong.
4. Mengetahui tingkat kestabilan (faktor geser dan guling) tanggul di wilayah
DAS Kali Lamong

1.4 Batasan Masalah


Mengingat studi ini sangat luas aspeknya, maka dalam perencanaan studi
ini perlu dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Ruas atau segmen Sungai yang dibahas adalah sungai Kali Lamong yang
melintasi wilayah administrasi Kabupaten Gresik.
2. Tidak di lakukan pembahasan terkait struktur bangunan sungai
3. Rancangan Anggaran Biaya dalam normalisasi banjir tidak dibahas dalam
tugas akhir ini
4. Data topografi yang di gunakan adalah hasil dari pengolahan citra 3
Dimensi Terrasar-X Badan Informasi Geospasial dengan skala interval 1
m

5
5. Data Curah Hujan yang di gunakan adalah data Citra TRRM dan Data
Curah Hujan pada Pos Hujan manual di sekitar DAS Kali Lamong
6. Prediksi Debit Maksimum, Curah Hujan Rancangan dan Potensi daerah
banjir adalah selama 20 tahun kedepan.

1.5 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori dan materi yang diperoleh
selama studi pada realita yang ada, khususnya yang menyangkut isu terkait
bencana banjir dan rencana strategis dalam penaggulangannya.
2. Bagi akademisi
- Memberikan wawasan atau pengetahuan dalam bidang kebencanaan
dan dampak yang di timbulkan, khususnya terkait bencana banjir dalam
mengidentifikasi tingkat kerentanan dan kerawanan banjir suatu
wilayah serta upaya strategis dalam penanggulangan banjir.
- Sebagai literatur penelitian-penelitian di masa mendatang, terutama
yang berkaitan dengan isu kebencanaan banjir yang mengupayakan
penanggulangan dalam banjir.
3. Bagi pemerintah terkait
- Memberikan gambaran tentang tingkat kerawanan dan kerentanan
bencana banjir di wilayah DAS Kali Lamong untuk di jadikan dasar
menilai atau menghitung resiko yang mungkin terjadi apabila terjadi
banjir dengan batas tertentu.
- Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam merencanakan
langkah mitigasi yang diambil terhadap bencana banjir yang ada.
- Memberikan masukan dalam perencanaan ulang tanggul sungai untuk
mengurahi bencana banjir tahunan.

6
Contents
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................6

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Info Grafis Kejadian Bencana Bulan Januari Tahun 2022 Di
Indonesia........................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai