BAB 3
METODOLOGI
Bab ini berisi metodologi pendekatan dan metodologi analisa dalam
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Perhubungan Kabupaten Sampang.
4. Data Image/Visual
Database GIS dapat menerima input data berupa foto digital, gambar, dan
obyek grafis digital lainnya. Data-data tersebut dapat ditampilkan sebagai
data pelengkap yang dapat menggambarkan kondisi obyek, misalnya : foto
ruas jalan.
Data-data tersebut disusun dalam bentuk tabulasi data yang kemudian
dikoneksikan dengan peta dengan menggunakan software ArcGIS.
3.4.2 Pengolahan Data SIG
Analisa data SIG dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan dengan
menggunakan software ArcGIS 10.5. Adapun tahapan analisa data yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Digitasi Peta
Digitasi merupakan proses penggambaran peta digital dengan sumber peta
analog, peta image (.jpg), dan citra satelit dengan cara pendigitasian titik-
titik dan penarikan garis/atas yang mewakili obyek/detail yang dilakukan
secara on-screen. Proses digitasi akan menghasilkan sebuah data vektor
yang nantinya akan menjadi peta digital. Digitasi peta dilakukan pada sebuah
shape file. Untuk melakukan digitasi sebuah peta maka harus terlebih dahulu
melakukan proses georeferensi, yaitu pemberian dasar sistem koordinat
atau referensi spasial pada obyek gambar atau raster image yang belum
mempunyai acuan sistem koordinat. Georeferencing merupakan proses
penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan
sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu
(Prasetyo, 2011 : 11).
Tahapan digitasi terdiri dari tiga langkah, yaitu :
a) Membuka sumber peta (analog, image, citra satelit)
b) Membuat shape file baru (.shp)
c) Memulai mendigit dengan cara menelusuri/tracing obyek grafis peta
Berdasarkan penggunaannya digitasi dibedakan menjadi digitasi point/titik
(lokasi penyebaran sarana dan prasarana, dll), digitasi line/garis (sungai,
DATABASE
Gambar 3.2 Contoh Rancangan Layer Data Spasial Jaringan Jalan Propinsi DIY
(Sumber : Kresnanto, 2015)
3. Entry Database
Setelah data spasial dimasukkan, proses berikutnya adalah pengelolaan
data-data deskriptif yang meliputi anotasi (pemberian tulisan), labelling
(pemberian informasi pada peta), dan attributing yaitu setiap label id hasil
proses labelling diberi tambahan atribut yang dapat memberikan sejumlah
informasi tentang line atau polygon yang diwakilinya.
Gambar 3.4 Contoh Tampilan Hasil Entry Layer Data Spasial dalam ArcGIS
(Sumber : Kresnanto, 2015)
Pengisian data atribut pada tabel dapat dilakukan secara manual per setiap
record, maupun sekaligus pada beberapa record dengan menggunakan Field
Calculator.
Gambar 3.5 Contoh Tampilan Hasil Entry Data Atribut dalam ArcGIS
(Sumber : Kresnanto, 2015)
3.4.3 Output
Adapun output yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Database Sarana
dan Prasarana Perhubungan Kabupaten Sampang adalah :
a) Database yang akan disusun adalah dalam bentuk shape file (.shp) ataupun
geodatabase yang dapat dikonversi menjadi file dalam format pdf ataupun
excel.
b) Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Database Sarana dan Prasarana
Perhubungan Kabupaten Sampang pada dasarnya adalah pembangunan
database yang terintegrasi dengan penyediaan peta digital tematik sebaran
sarana dan prasarana perhubungan. Penyediaan peta digital tematik di 14
Pengumpulan Data
Klasifikasi Data
Digitasi Peta
Penyusunan Database
Entry Database