Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENYEBAB BANJIR DI DKI JAKARTA (Eldi, 2020).

Kawasan di DKI Jakarta kurang-lebih seluas 50% tumbuh dan berkembang di dataran banjir 13 sungai. Menurut Prihatin
(2013) menyatakan bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab banjir di wilayah DKI Jakarta. Secara keseluruhan, yang menjadi
faktor pemicu awal adalah terjadinya perubahan-perubahan besar dan signifikan pada sektor tata ruang di beberapa kota. Perubahan-
perubahan yang terjadi inilah akhirnya menyebabkan penurunan jumlah daerah yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air
hujan. Sehingga akibat yang ditimbulkan adalah tidak meresapnya air hujan kedalam tanah.

Adanya laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mempercepat perkembangan wilayah perkotaan. Perkembangan yang
cepat ini mengakibatkan kebutuhan lahan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal di wilayah perkotaan terus-menerus mengalami
peningkatan dan hal ini berimplikasi pada pertumbuhan penduduk.Tingginya pertumbuhan penduduk, akan sangat mempengaruhi
daya dukung lingkungan terhadap kehidupan manusia, hal tersebut dapat dilihat dari tingginya penggunaan lahan yang digunakan
sebagai tempat tinggal. Penggunaan lahan yang tinggi untuk mengatasi masalah penduduk tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kawasan atau daerah resapan air perkotaan. Sehingga, Pada lahan yang tertutup bangunan, volume air hujan yang mengalir di
permukaan akan lebih besar dibandingkan dengan air yang meresap ke dalam tanah. Hal inilah yang nantinya membuat lingkungan
atau Kawasan tersebut terkena banjir.

Ada dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir, yaitu penyebab yang bersifat alami dan penyebab yang bersifat tidak
alami (dari aktivitas manusia). Penyebab banjir yang bersifat alami meliputi : hujan lebat, pengaruh geografi pada sungai di daerah
hulu dan hilir, pengendapan sedimen, sistem jaringan drainase tidak berjalan dengan baik dan pasang surut air laut. Kemudian
penyebab yang bersifat tidak alami (aktivitas manusia) meliputi : perubahan daerah pengalihan sungai yang disebabkan karena
penggundulan hutan, pembuangan sampah ke sungai, kurang terpeliharanya bangunan pengendali banjir dan kurang terpeliharanya
alur sungai.
ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM (Wardatul Jannah & Itratip,
2017).

Berdasarkan kajian literatur, diketahui bahwa banjir disebabkan oleh dua katagori yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat
aktivitas manusia. Banjir alami dipengaruhi dan diakibatkan oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai,
kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan menyebabkan perubahan-
perubahan lingkungan meliputi : perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya
drainase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan sistim pengendali banjir
yang tidak tepat.

Perubahan kondisi DAS seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan kota, dan perubahan
tataguna lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena meningkatnya aliran banjir. Dari persamaan-persamaan yang ada,
perubahan tata guna lahan berkontribusi besar terhadap naiknya kuantitas dan kualitas banjir. Selain itu, Perumahan kumuh (slum) di
sepanjang bantaran sungai dapat menjadi penghambat aliran. Masalah kawasan kumuh ini menjadi faktor penting terjadinya banjir di
daerah perkotaan. Disiplin masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang ditentukan masih kurang baik dan banyak
masyarakat yang melanggar dengan membuang sampah langsung ke aliran sungai. Sehingga dapat meninggikan muka air banjir
disebabkan karena aliran air terhalang. Disisi lain, banjir juga disebabkan dari penebangan pohon dan tanaman di hutan secara liar
oleh masyarakat yang menyebabkan terganggunya siklus hidrologi dan lama kelamaan terjadilah banjir.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR di KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO (Rizkiah, 2015).

Secara garis besar, diketahui bahwa banjir di Kecamatan Tikala disebabkan oleh curah Hujan yang tinggi dan perubahan tata
guna lahan yang saat ini banyak dilakukan didaerah Hilir (perkotaan) dimana lahan hijau menjadi lahan menyebabkan sungai menjadi
dangkal dan mudah untuk meluap.
Kawasan resapan air adalah areal lahan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai
pengontrol tata air permukaan. Saat ini sebagian kawasan resapan airdi Kota Manado yang berupa perbukitan, seperti yang terletak di
daerah Kombos dan sekitar jalan ring road telah dipotong/diratakan dan dijadikan daerah terbangun. Peningkatan Alih Fungsi Lahan
dari kawasan kebun atau ladang, kawasan rawa berubah bentuk menjadi jalan dan perumahan mengakibatkan kerusakan Daerah
Aliran Sungai. Hal-hal tersebut berdampak pada berkurangnya kapasitas resapan air hujan kedalam tanah atau koefisien run off
( aliran permukaan bertambah besar ). Dengan bertambahnya aliran permukaan pada saat musim hujan, akan berdampak
meningkatnya debit maksimum disungai. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu peralihan fungsi lahan tidak bisa di cegah dan
dampaknya aliran permukaan yang masuk ke selokan dan selanjutnya ke badan sungai akan semakin besar sehingga terjadi genangan
jika kapasitas aliran permukaan melebihi kapasitas selokan, begitu juga akan terjadi banjir jika kapasitas aliran permukaan melebihi
kapasitas sungai.

Masyarakat melakukan eksploitasi besar-besaran pada sumber daya yang ada didalam DAS Tondano. Hutan-hutan yang harus
dilindungi, ditebang dan dijadikan sebagai lahan pertanian. Eksploitasi suberdaya pada DAS yang tidak terkendali menyebabkan
kondisi DAS secara fisik dan lingkungan semakin menurun. Eksploitasi ini menyebabkan erosi. Ketika erosi terjadi hal tersebut
berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang sungai. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran sehingga
sungai mengalami pendangkalan dan berakibat banjir.

KAJIAN MITIGASI TERHADAP PENYEBAB BENCANA BANJIR DI DESA SIDODADI KOTA LANGSA (Ramdan Afrian,
2020).

Banjir yang terjadi di desa Sidodadi disebabkan karena masyarakat kurang menjaga kesadaran terhadap lingkungannya.
Masyarakat yang terbiasa membuang sampah ke sungai menyebabkan banyak sampah yang menumpuk di sungai tersebut dan
ditambah dengan system drainase yang kurang baik dalam menyerap air serta kurangnya daya serap pohon disepanjang aliran sungai
akhirnya menimbulkan genangan dan menimbulkan banjir pada wilayah tersebut. Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai
menyebabkan pendangkalan dan tak heram bila hal tersebut sangat berengaruh terhadap timbulnya banjir di desa Sidodadi.

Kemudian penyebab terjadinya banjir diakibatkan oleh fenomena alam yang berubah seperti topografi maupun curah hujan
(Apriyanza, Amri dan Gunawan 2018).Kkondisi geografis juga menjadi pengaruh terhadap bencana banjir. Ruang terbuka hijau di
desa Sododadi sangat kurang, sehingga kurang pula penyerapan air ke dalam tanah. Di daerah Sidodadi sudah padat akan bangunan,
hal tersebut menghasilkan banyak sampah rumah tangga yang akhirnya dibuang ke sungai sekitar.

Tata ruang juga memiliki pengaruh terhadap banjir di desa Sidodadi ini. Infrastruktur yang padat menyebabkan hilangnya
tumbuhan yang seharusnya bermanfaat sebagai penyerap air dikawasan tersebut. Dapat dikatakan bahwa masyarakat hanya menebang
pohon tetapi mereka tidak menanamnya kembali. Sama halnya dengan masyarakat yang hanya membangun rumah tetapi mereka lupa
akan lingkungan sekitar mereka.

Pemetaan Tingkat Rawan Bencana Banjir Di Daerah Aliran Sungai Maros (Nasiah Badwi, 2020).

Tingkat rawan banjir di DAS Maros terdapat 3 kelas yaitu tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Kelas yang tidak rawan seluas
31.708,36 Ha atau 48,06 persen, berarti lebih dari 50 persen wilayahnya rawan dan sangat rawan banjir. Ada beberapa faktor
penyebab banjir pada DAS Maros, diantaranya :

a. Curah Hujuan
Curah hujan merupakan faktor utama penyebab terjadinya banjir. Curah hujan daerah hulu berpengaruh sangat besar
terhadap kejadian banjir di hilir DAS. Curah hujan yang jatuh di hulu sebagian besar akan mengalir keluar melewati outlet
di hilir. Selain faktor curah hujan juga ditentukan oleh faktor lain sebagai faktor yang memperoses hujan yang jatuh di
permukaan DAS.
b. Topografi DAS Maros
Topografi yang dibahas disini adalah kemiringan lereng dan ketinggian tempat. Topografi sebagai faktor yang sangat
berperan terjadinya banjir di suatu wilayah. Kejadian banjir pada umumnya pada daerah datar, dan topografi rendah.
Daerah yang datar aliran air permukaan lambat, aliran lambat akan menyebabkan banjir. Daerah rendah apalagi dekat
sungai dan pantai maka peluang terjadinya genangan lebih besar. Hal itu disebabkan apabila curah hujan yang jatuh di
wilayah DAS bersamaan dengan terjadinya pasang maka aliran air sungai tertahan oleh pasang, jadinya pernukaan air
meningkat drastis.
c. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang sumbangannya terhadap kejadian banjir adalah penggunaan lahan tambak, sawah, lahan
terbuka dan permukiman. Keempat penggunaan lahan tersebut infiltrasi air rendah utamanya lahan yang tertutup air.
Permukiman dikukung dengan beton aliran permukaan menjadi meningkat infiltrasi rendah.
d. Faktor Manusia
Dibagi atas 2 kelompok yaitu ; pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah tidak memiliki program mitigasi bencana banjir karena sebagian besar wilayahnya tidak memiliki saluran
air, dan tidak ada pengelolaan sampah. Sungai dibuatkan tanggul tapi sedikit hanya dekat jembatan Maros. Contoh
membuat tanggul sepotong, malah memperparah banjir. karena membuat sempit alur sungai.
Masyarakat membuang sampah pada badan air yaitu selokan (kanal) dan sungai supaya sampahnya ikut mengalir. Hal
tersebut membuat kanal dan sungai tidak lancar alirannya karena tertahan dengan sampah. Selain pengelolaan sampah yang
kurang bagus, sebagian besar wilayah tidak memiliki selokan pembuangan air.
IDENTITAS ARTIKEL

NO NAMA TAHUN JUDUL NAMA JURNAL VOLUME PENERBIT


PENULIS
A.1 Eldi 2020 Analisis Penyebab JIP : Jurnal Inovasi Vol.1 No.6 Sekolah Tinggi
Banjir Di Dki Jakarta Penelitian Pariwisata Mataram
A.2 1. 2017 Analisa Penyebab JIME : Jurnal Ilmiah Vol.3 No.1 http://
Wardatul Banjir Dan Normalisasi Mandala Education ejournal.mandalanurs
Jannah Sungai Unus Kota a.org/index.php/
2. Itratip Mataram JIME/article/view/60
A.3 Rizkiah 2015 Analisis Faktor-Faktor SPASIAL: Vol.1 No.1 https://
Penyebab Banjir Di PERENCANAAN ejournal.unsrat.ac.id/
Kecamatan Tikala Kota WILAYAH DAN index.php/spasial/
Manado KOTA article/view/
8252/7811
A.4 Ramdan 2020 Kajian Mitigasi Jurnal Georafflesia : Vol. 5 No.2 https://
Afrian Terhadap Penyebab Artikel Ilmiah journals.unihaz.ac.id/
Bencana Banjir Di Desa Pendidikan Geografi index.php/
Sidodadi Kota Langsa georafflesia
A.5 Nasiah 2020 Pemetaan Tingkat LA GEOGRAFIA Vol 18 No.3 Tim Publikasi
Badwi Rawan Bencana Banjir Geografi
Di Daerah Aliran
Sungai Maros

Anda mungkin juga menyukai