BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
1. Pemodelan
Achmad (2008:1) menyatakan bahwa model adalah representasi dari suatu
objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau
fenomena alam. Model berisi informasi-informasi tentang suatu fenomena yang
dibuat dengan tujuan untuk memperlajari fenomena yang sebenarnya. Model
dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang sesungguhnya
yang hanya berisi informasi-informasi yang dianggap penting.
Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang
disepakati) dari suatu sistem nyata. Dengan kata lain, model adalah representasi
dari suatu objek, benda atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya
(Sridadi, 2009).
2. Konsep Dasar Banjir
a. Banjir
Prasetyo (2007) mengungkapkan pengertian banjir sering rancu disamakan
dengan genangan. Banjir yaitu genangan yang ditimbulkan oleh meluapnya aliran
sungai, sedangkan genangan adalah tertahannya aliran air permukaan akibat tidak
berfungsinya drainase. Banjir dan genangan tersebut sama-sama melanda daerah
permukiman penduduk sehingga menimbulkan kerugian harta maupun jiwa.
Purwanto (2007) mendefinisikan banjir sebagai luapan air yang besar dari
sebuah badan air sehingga menggenangi daerah-daerah sekitarnya yang pada hari-
hari biasa kering. Kata “badan air” merupakan tempat air berada, baik yang diam,
bergerak ataupun mengalir.
b. Penyebab Banjir
Sebastian (2008) berpendapat bahwa banjir disebabkan oleh dua kategori
yaitu banjir akibat lamai dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami
dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi kapasitas sungai,
kapasitas drainase dam pengaruh air pasang. Sedangkan banjir akibat aktivitas
manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-
perubahan lingkungan seperti: perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS),
5
juga terjadi pada daerah ledok di perkotaan yang memiliki persentase penutupan
lahan (permukiman) sehingga peresapan air berkurang atau tida dapat berlangsung
dengan baik.
untuk sampai ke sungai sehingga kemungkinan banjir lebih kecil dari pada daerah
yang tidak ditanami vegetasi.
3. Konsep Dasar Sungai
a. Sungai
Sulistyowati (2018:10) menyatakan bahwa sungai adalah aliran air
permukaan yang berbentuk memanjang, mengalir secara terus-menerus dari hulu
(sumber) menuju hilir (muara). Arah aliran sungai sesuai dengan sifat air, yaitu
mengalir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Air sungai mengalir danau,
laut, bahkan samudera luas. Sungai bermula dari mata air yang mengalir ke
sejumlah anak sungai. Kemudian, anak-anak sungai tersebut bergabung menjadi
satu hingga membentuk sungai utama. Sebagian besar sungai di Bumi terbentuk
oleh proses alam.
Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2011 menyatakan definisi sungai
adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan
kiri oleh garis sempadan. Sungai sebagai wadah air mengalir selalu berada di
posisi paling rendah dalam lanskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat
dipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai. Keberadaan sungai dapat
memberikan manfaat baik pada kehidupan manusia maupun pada alam.
b. Bagian-Bagian Sungai
Sulistyowati (2018:10) mengungkapkan dalam sebuah sungai terdapat
perbedaan antara bagian-bagiannya. Sungai dapat dibagi ke dalam beberapa
bagian, yaitu:
1) Bagian hulu, umumnya terletak di daerah pengunungan atau perbukitan.
Bagian hulu memiliki ciri arus deras, daya erosi vertikal besar, saluran sungai
berbentuk V, dan tidak terdapat pengendapan.
2) Bagian tengah, umumnya terletak di daerah relatif datar. Bagian tengah
bercirikan arus tidak deras, daya erosi berkurang, arah erosi horizontal dan
vertikal, terjadi pengendapan, serta terbentuk meander atau kelokan sungai
besaran 180o meander terbentuk hingga bagian hilir sungai.
10
3) Bagian hilir, terletak di dataran rendah sampai muara sungai. Bagian hilir
bercirikan arus tenang, terjadi erosi kearah horizontal, terjadi banyak
pengendapan, dan bagian muarah terkadang terbentuk sungai.
4. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
a. Sistem (System)
Sistem merupakan kumpulan/kesatuan yang saling berhubungan antar
komponen/bagian yang berkerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (Hartono, 2013:10).
Hartono (2008) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
b. Informasi (Information)
Informasi merupakan data yang telah diproses dan dianalisis yang siap
untuk digunakan (Hartono, 2013:15).
Hartono (2008) menyatakan bahwa informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi pemakaianya. Kualitas
informasi menurut Jogiyanto adalah sebagai berikut:
1) Akurat yaitu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan
2) Tepat waktu yaitu informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat
foto udara, peta bahkan data statistik. SIG juga mengakomodasi dinamika data,
pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah.
Fungsi SIG adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi
spasial secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG dapat
memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan
database keruangan (Prahasta, 2014).
6. Konsep Dasar Peta
a. Peta
Peta dapat diartikan sebagai gambar sebagian atau seluruh permukaan
bumi yang diperkecil dan dibuat tampak atas pada sebuah bidang datar. Peta
dikenal sebagai map dalam bahasa Inggris dan charta dalam Bahasa latin
(Andriana, 2018).
Sari (2015) berpendapat bahwa peta adalah gambaran permukaan Bumi
pada permukaan datar dan diperkecil dengan skala tertentu, serta dilengkapi
simbol sebagai penjelas. Pada dasarnya peta memiliki arti yang sama, yaitu
gambaran/lukisan sebagian atau seluruh permukaan Bumi pada bidang datar
dengan perbandingan tertentu yang berisi jenis informasi tentang muka bumi.
b. Jenis Peta
Sari (2014) mengungkapkan dari sekian banyak jenis peta, pada dasarnya
dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu berdasarkan isi peta dan skala
peta.
1) Menurut Isi Peta
a) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang
ada di permukaan bumi. Termasuk ke dalam peta umum adalah:
(1) Peta dunia, menyajikan peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang
ada di permukaan bumi. Penampakan tersebut dapat bersifat alamiah
misalnya sungai, maupun negara di dunia.
(2) Peta korgrafi, menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
bercorak umum dan berskala kecil, seperti atlas.
14
(3) Peta topografi, menjikan informasi tentang permukaan bumi dan reliefnya,
ditambah penampakan lain seperti pengairan, fisik dan budaya untuk
melengkapinya.
b) Peta Khusus
Peta khusus atau peta tematik yaitu peta yang menggambarkan atau
menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi.
Termasuk pada jenis peta tematik, antara lain:
(1) Peta iklim, menyajikan tema iklim dengan menggunakan simbol warna.
(2) Peta sumberdaya alam, menyajikan tema potensi sumberdaya alam yang ada
di Indonesia dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan jenis
sumberdaya alam.
(3) Peta tata guna lahan, menyajikan tema pola pegunungan lahan suatu wilayah
dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan lahan pertanian,
Kawasan industri, permukiman, dan lain-lain.
(4) Peta persebaran penduduk, menyajikan tema perbedaan kepadatan penduduk
dengan menggunakan simbol titik atau lingkaran (semakin banyak dan padat
jumlah titik di suatu wilayah maka makin padat penduduknya)
(5) Peta geologi, menyajikan tema jenis-jenis batuan dengan menggunakan
simbol-simbol warna, dimana warna menunjukkan jenis batuan.
2) Menurut Skala Peta
Berdasarkan skalanya peta dikelompokkan menjadi:
a) Peta Kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1
: 5.000. Contoh: Peta Hak Milik Tanah.
b) Peta Skala Besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai
dengan 1: 250.000. Contoh: Peta Topografi
c) Peta Skala Sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai
dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta Kabupaten Per provinsi.
d) Peta Skala Kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai
dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
e) Peta Geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Contoh: Peta Indonesia dan Peta Dunia.
3) Menurut Bentuknya
15
c. Komponen Peta
Sari (2014:23) mengungkapkan bahwa dalam sebuah peta perlu dilengkapi
dengan komponen-komponen atau unsur kelengkapan peta. Penambahan berbagai
komponen dalam penyajian peta semata-mata bertujuan untuk memudahkan
pengguna membaca dan memanfaatkan isi peta, diantaranya:
1) Judul Peta
Judul peta merupakan identitas atau tanda pengenal yang mencerminkan
ide dan isi yang dituangkan dalam suatu peta. Judul umumnya diletakkan di
tempat yang mudah terlihat, pada bagian tengah atas ataupun kanan atas suatu
peta.
2) Skala Peta
Skala menjadi bagian penting dalam sebuah peta. Komponen skala dapat
dijadikan pedoman untuk menghitung jarak dan luas, serta dapat memperkirakan
ukuran objek sebenarnya. Berdasarkan jenisnya skala bisa dibedakan menjadi tiga
macam yaitu skala angka atau pecahan, skala garis, skala verbal.
3) Orientasi Peta
Orientasi atau arah sangat penting peranannya dalam sebuah peta. Hampir
sama dengan kompas, tanda arah atau tanda orientasi pada peta berguna untuk
menunjukkan arah utara, timur, selatan dan barat suatu daerah tanda orientasi
perlu dicantumkan guna menghindari kekeliruan pembacaan arah. Biasanya, tanda
orientasi peta digambarkan dalam bentuk tanda panah yang menunjukkan arah
utara. Petunjuk arah ini bias diletakkan di semua bagian pada peta, asalkan tidak
menganggu penampilan dan keserasian peta.
17
4) Garis Astronomis
Garis astronomis biasa ditampilkan dalam peta untuk memudahkan
menntukan lokasi suatu tempat atau objek. Dalam peta, garis astronomis bias
dilihat pada bagian garis tepi yang dinyatakan dengan angka derajat (o), menit (‘),
dan detik (“). Garis astronomis dinyatakan dalam koordinat garis lintang dan garis
bujur. Garis lintang (latitude) merupakan garis khayal yang melingkari bumi
secara horizontal, garis ini membagi Bumi menjadi dua bagain yaitu 90 o ke arah
utara (LU) dan 90o kea rah selatan (LS).
Garis bujur membagi atau melingkari Bumi secara vertical. Garis bujur
merupakan garis khayal pada peta yang menghubungkan antara dua buah kutub di
Bumi, yaitu utara dan selatan. Garis bujur terbagi menjadi 180o ke arah barat
(bujur barat/BB) dan 180o ke arah timur (bujur timur/BT).
7) Inset Peta
Inset adalah peta kecil tambahan pada peta. Inset bersifat menjelaskan
wilayah pada peta utama. Cukupan wilayah dalam inset lebih luas, tetapi inset
biasanya digambarkan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan peta utama.
Penggambaran inset dalam peta menjadi penting untuk menunjukkan lokasi yang
tercakup pada peta karena keterbatasan ukuran peta atau memperjelas informasi di
sekitar objek yang dipetakan.
19
8) Simbol Peta
Simbol berperan untuk mewakili kenampakan yang ada di permukaan
Bumi. Simbol peta dibuat sederhana agar mudah dipahami oleh pembaca.
Penggambaran simbol pada peta digunakan untuk mewakili objek di muka bumi.
Sebuah simbol bisa dikatakan baik jika telah memenuhi berbagai persyaratan yang
telah disepakati oleh para kartografer. Terdapat cukup banyak simbol yang bisa
digunakan untuk mewakili kenampakan objek dalam sebuah peta. Bentuk simbol
yang secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu titik, garis, dan area atau bidang.
9) Warna Peta
Dalam dunia kartografi telah berkembang suatu kesepakatan tentang
pemberian warna pada sebuah peta. Kesepakatan ini untuk membedakan berbagai
unsur yang digambarkan pada peta.
a) Hitam
Warna hitam biasanya digunakan untuk menunjukkan batas administrasi,
penulisan nama daerah atau objek, serta detail penghunian.
b) Biru
Warna biru secara umum digunakan untuk menunjukkan warna tubuh air,
seperti sungai, danau, dan laut. Gradasi warna biru digunakan untuk menunjukkan
tingkat kedalaman tubuh air. Semakin tua warna biru yang digunakan, semakin
dalam tubuh air tersebut.
c) Hijau
Hijau merupakan jenis warna yang digunakan untuk menunjukkan wilayah
dataran rendah, vegetasi atau tumbuhan, serta hutan.
21
d) Cokelat
Warna cokelat secara umum digunakan untuk menunjukkan daerah yang
memiliki kemiringan lereng yang cukup besar, misalnya dataran tinggi ataupun
pegunungan.
e) Merah
Warna merah pada peta sering dimanfaatkan untuk menunjukkan objek
berupa jalan raya, serta menunjukkan letak kota ataupun ibu kota.
10) Lettering
Identitas kenampakan di muka Bumi perlu dituliskan pada peta. Pemberian
identitas tersebut dikenal dengan istilah lettering. Lettering sering diartikan
sebagai proses memberi huruf. Lettering ditujukan untuk mengidentifikasi atau
memberi penjelasan suatu kenampakan pada peta.
11) Legenda
Setiap pengguna peta membutuhkan legenda untuk menerjemahkan
berbagai symbol, tanda ataupun singkatan yang digunakan dalam tampilan peta.
Biasanya legenda ditulis dan diletakkan di luar peta utama, baik disebelah kiri,
kanan, ataupun begian bawah peta yang digambar.
7. Software ArcGIS
Nirwansyah (2017:52) menyatakan bahwa ArcGIS adalah salah satu
software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research
Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software
GIS yang berbeda, seperti GIS desktop, server dan GIS berbasis web. Software ini
mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 1998 dengan dilahirkan ArcGIS 8.x. produk
utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, dimana ArcGIS dekstop merupakan
software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga
komponen utama yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data
yang komprehensif, pemetaan, dan analisis), ArcEditor (lebih fokus kea rah
editing spasial), dan ArcInfo (lebih lengkap dalam penyajian fungsi-fungsi GIS
termasuk untuk keperluan analisis geoprocessing).
Wahana Komputer (2012) mengungkapkan bahwa ArcGIS memiliki
kapasitas untuk visualisasi, mengeksplore dan menjawab query baik data spasial
maupun non-spasial. ArcGIS terdiri dari 5 aplikasi dasar, yaitu:
a. ArcMap merupakan aplikasi utama dari ArcGIS yang berfungsi untuk
mengolah peta, baik menampilkan, memilih, membuat, editing, dan
layouting.
b. ArcCatalog merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mengatur basis data
spasial pada ArcGIS.
c. ArcToolbox merupakan aplikasi yang berisi tools untuk menjalankan analisis
spasial pada lembar kerja ArcGIS.
d. ArcGlobe merupakan aplikasi yang mampu menampilkan peta dalam bentuk
3D pada bola dunia dan bisa dihubungkan langsung ke internet.
e. ArcScene merupakan aplikasi untuk mengolah data peta dalam bentuk 3D
maupun animasi.
Karena bervariasinya pengguna ArcGIS, maka ESRI memproduksi
software ArcGIS dalam berbagai skala pengguna ArcGIS, yaitu ArcGIS desktop
untuk pengguna GIS profesional, ArcObjects diciptakan untuk pengguna yang
kreatif dalam memperbarui dan mengembangkan inovasi baru, Server GIS
diproduksi untuk pengguna yang belum mengetahui banyak tentang GIS dan
hanya menggunakan data spasial lewat aplikasi internet, dan Mobile GIS
23
diproduksi untuk pengguna GIS yang dinamis dan mampu digunakan untuk
mengumpulkan data lapangan.
8. Pemodelan HEC RAS 5.0.7
Wigati, dkk (2016) menyatakan bahwa program HEC RAS merupakan
paket program dari ASCE (American Society of Civil Engineers). HEC RAS
dirancang untuk membuat simulasi aliran satu dimensi. Perangkat lunak ini
memberikan kemudahan dengan tampilan grafisnya. Pada software HEC RAS ini,
dapat ditelusuri kondisi air sungai dalam pengaruh hidrologi dan hodrologikanya,
serta penanganan sungai lebih lanjut sesuai kebutuhan.
Secara umum, perangkat lunak ini menyediakan fungsi-fungsi sebagai
berikut:
a. Manajemen file
b. Input data dan pengeditan
c. Analisa hedraulika
lapangan. DEM sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG). DEM
adalah bagian dari ranah penginderaan jauh sebagai citra nonfoto.
Usud dan Sukojo (2014) menyatakan bahwa Digital Elevation Model
(DEM) merupakan salah satu model untuk menggambarkan bentuk topografi
permukaan bumi sehingga dapat divisualisasikan ke dalam tampilan 3D. Ada
banyak cara untuk memeproleh data DEM, interferometri SAR (Synthetic
Aperture Radar) merupakan salah satu algoritma untuk membuat data DEM. Data
citra SAR atau citra radar yang digunakan dalam proses interferometri dapat
diperoleh dari wahana atau pesawat.
11. Gambaran Umum Sungai Rongkong
Berdasarkan data dari BPS (2018) terdapat 8 (delapan) sungai besar yang
melintasi Kabupaten luwu utara diantaranya: Sungai Rongkong 108 Km, Sungai
Baebunta 48 Km, Sungai Masamba 55 Km, Sungai Baliase 95 Km, Sungai
Lampuawa 34 Km, Sungai Kanjiro 41 Km, Sungai Bone-Bone 20 Km, Sungai
Bungadidi 20 Km. Secara administratif Sungai Rongkong melewati tiga
kecamatan yaitu kecamatan Sabbang, kecamatan Baebunta, dan kecamatan
Malangke Barat.
8 Bungadidi Bone-Bone 20
Sumber: BPS Kabupaten Luwu Utara (2018)
Gambar 17.
Dengan dibuatnya pemodelan Kerangka
genangan Pikir Sungai Rongkong ini,
banjir
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pihak pemerintah untuk
dapat mengetahui daerah-daerah yang sering tergenang banjir dan wilayah
yang sering menjadi sasaran bencana banjir.
Gambar 17. Kerangka pikir