Anda di halaman 1dari 2

Nama : Seren Nabila

Nim : 06101181823013
Prodi : Pendidikan Kimia
Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan atau limpahan air di areal
tertentu sebagai akibat meluapnya air sungai yang dapat menimbulkan kerugian
baik kerugian secara materi maupun kerugian secara non-materi terhadap manusia
dan lingkungan. Selama periode 2000 sampai 2011, dari sekian banyak bencana
secara nasional, 77% bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi.
yaitu banjir, angin puting beliung, dan longsor. Indonesia memiliki lebih dari 5.000
sungai besar dan kecil, 30% diantaranya melewati kawasan padat penduduk, yang
tentunya mempunyai potensi terhadap terjadinya banjir pada wilayah permukiman
yang dilalui oleh aliran sungai tersebut. Adapun sebab dan akibat terjadinya banjir.
Sebab terjadinya banjir ada tiga yaitu perubahan guna lahan, curah hujan yang
tinggi dalam waktu lama, dan sistem drainase yang buruk.
Penyebab pertama yang menyebabkan terjadinya banjir dikarenakan
perubahan guna lahan. Akibat yang ditimbulkan dari perubahan guna lahan adalah
berdampak pada perubahan tata ruang atau guna lahan disuatu daerah dan
pembangunan yang kurang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi lingkungan.
Banyak pemanfaatan ruang yang kurang memperhatikan kemampuannya dan
melebihi kapasitas daya dukungnya. Di wilayah perkotaan, ruang terbuka hijau dan
taman kota luasnya masih banyak yang dibawah luas yang ideal untuk sebuah kota,
kini semakin berkurang terdesak oleh permukiman maupun penggunaan lain yang
dianggap mampu memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi.
Kodoatie dan Syarief (2006) menjelaskan faktor penyebab
banjir perubahan guna lahan, pembuangan sampah, erosi dan
sedimentasi, kawasan kumuh di sepanjang sungai, system
pengendalian banjir yang tidak tepat, curah hujan tinggi,
fisiografi sungai, kapasitas sungai yang tidak memadai,
pengaruh air pasang, penurunan tanah, bangunan air, kerusakan
bangunan pengendali banjir.
Penyebab kedua yang menyebabkan terjadinya banjir dikarenakan curah
hujan yang tinggi dalam waktu lama. Akibat yang ditimbulkan dari curah hujan
yang tinggi dalam waktu lama adalah terendamnya permukiman akibat banjir
sering pula menyebabkan terjadinya pengungsian penduduk ke tempat-tempat
tertentu yang lebih aman. Selain itu, banjir dapat pula mengakibatkan rusaknya
lingkungan permukiman seperti tercemarnya sumber air bersih, rusaknya jamban
penduduk, rusaknya saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan menumpuknya
sampah buangan. Schanze (2006) dan Merz et al (2007) menyimpulkan bahwa
banjir merupakan kenaikan muka air yang tidak diinginkan yang diakibatkan oleh
kegagalan bendungan atau durasi hujan yang lama dengan intensitas tinggi.
Penyebab ketiga yang menyebabkan terjadinya banjir dikarenakan sistem
drainase yang buruk. Akibat yang ditimbulkan dari sistem drainase yang buruk
adalah tidak dapat menampung air dalam jumlah yang banyak sehingga ketika
sungai meluap dan terjadi banjir maka sistem drainase tersebut tidak dapat lagi
menampung air dikarenakan sistem drainase yang buruk, pembangunan drainase
yang tidak memperhitungkan kondisi lahan dan adanya kebiasaan masyarakat yang
membuang sampah padat ke saluran drainase dan sungai yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyempitan alur sungai serta menghambat aliran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa banjir tidak akan terjadi tanpa adanya suatu
penyebab. Penyebab- penyebab tersebut ada tiga yaitu perubahan guna lahan,
curah hujan yang tinggi dalam waktu lama, dan sistem drainase yang buruk. Ketiga
penyebab inilah yang harus dihindarkan dan diperhatikan oleh pemerintah dan
masyarakat sekitar agar banjir tidak sering terjadi secara terus-menerus dalam
waktu yang berdampingan.

Daftar Pustaka
Ahmad, S. 2007. Buku Banjir 2006. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Prastica, RMS. 2017. Analisa Banjir dan Perencanaan Desain Transportasi


Sungai di Kota Bojonegoro, 23(2): 91-101.

Rosyidie, A. 2013. Banjir: Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari


Perubahan Guna Lahan, 24(3): 241-249.

Anda mungkin juga menyukai