PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Sebuah makalah memerlukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan.
Rumusan masalah ini dimaksudkan untuk menunjukkan konsep yang menunjuk pada masalah
yang akan ditelusuri di dalam makalah ini. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pembangunan nasional masih berlandaskan pancasila?
2. Apakah terjadi kasus-kasus penyelewengan dalam pembangunan nasional?
C. TUJUAN
Dalam penulisan makalah baik makalah yang bersifat ilmiah maupun makalah sosial
pasti dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Pada penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui landasan pembangunan nasional Indonesia.
2. Menganalisis kasus-kasus yang terkait dengan pembangunan nasional.
D. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Secara teoritis
Dapat memberikan pengetahuan di bidang Pendidikan pancasila tentang pembangunan
nasional, landasan pembangunan nasional dan kasus-kasus terkait pembangunan nasional.
2. Secara praktis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan
pembangunan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sila pertama yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini mengemukakan
tentang hubungan manusia, terutama bangsa Indonesia dengan Tuhan. Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2) bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama
dan kepercayaannya itu. Wilayah Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai
Merauke dihuni oleh berbagai suku dan agama. Agama sendiri merupakan sebuah
kepercayaan masing-masing individu yang tentu saja tidak dapat dipengaruhi secara langsung
oleh faktor-faktor dari luar. Saat seseorang telah mengakui sebuah agama sebagai sesuatu
yang ia percaya serta sebagai tuntunan dan pedoman hidup baginya, maka faktor luar yang
ingin mempengaruhi individu tersebut dari segi agama malah akan dianggap sebagai sebuah
faktor negatif. Sesuatu yang kurang sejalan bertemu, maka akan terjadi konflik. Saat kedua
belah pihak tidak ada yang mengalah dan tidak memiliki sikap saling menghormati dan
bertoleransi, maka konflik itu akan menjadi besar dan menimbulkan sebuah perpecahan.
Untuk menghindari terjadinya keretakan dalam persatuan dan kesatuan bangsa, Pancasila
memiliki andil besar. Pancasila mengakui adanya pluralisme bangsa Indonesia tidak
terkecuali agamanya. Pluralisme ini sendiri merupakan sesuatu yang sudah ada dalam diri
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Pada sila pertama inilah, hal yang kita kenal dengan
toleransi dan saling menghormati diajarkan kepada kita. Pemerintah juga telah menjamin
keamanan dan hak-hak warga negaranya untuk memeluk agama tertentu dan menjalankan
agamanya itu dengan baik dan benar sambil menghormati agama lain.
2. Sila kedua Pancasila yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab” merupakan
cerminan dari bangsa Indonesia yang mengakui hak-hak asasi manusia yang melekat dalam
setiap diri individu. Bangsa Indonesia terkenal dengan adat gotong royong merupakan salah
satu nilai praksis dari sila kedua ini. Semua manusia sama dan perbedaan bukanlah sebuah
masalah besar yang dapat menghancurkan persatuan negara ini. Semua suku bangsa yang ada
di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan individu yang beradab. Mereka
memiliki sikap-sikap dan aturan-aturan yang mereka taati masing-masing dalam kehidupan
bermasyarakat. Sudah tentu, apa yang mereka lakukan adalah baik, sehingga bangsa
Indonesia dapat hidup dalam persatuan walaupun mereka berasal dari berbagai suku bangsa.
3. Sila ketiga Pancasila yang berbunyi, “Persatuan Indonesia” mencerminkan pluralisme
bangsa Indonesia yang kaya akan budaya dan bahasa. Latar belakang suku bangsa yang
beraneka ragam merupakan salah satu ciri dan kebanggaan bangsa Indonesia. Tapi hal ini
merupakan pedang bermata dua, saat suku-suku itu tidak lagi memiliki sesuatu yang dapat
diperjuangkan bersama. Pancasila merupakan tonggak utama dan saka guru dari sebuah
bangunan megah yang dikenal dengan bangsa Indonesia dan bersatu dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Sila keempat Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kelompok tanpa pemimpin tidak akan meraih
sebuah kesepakatan dan kesamaan pemikiran. Setiap orang memiliki pendapat masing-
masing dan setiap orang akan mempertahankan pendapatnya tersebut. Dalam keadaan seperti
inilah, seorang pemimpin bertugas menjadi penengah dalam pengambilan keputusan. Sama
seperti Indonesia yang memiliki pemimpin dalam menjalani kehidupan bernegara baik dalam
lingkup nasional maupun internasional. Indonesia yang mengakui adanya demokrasi di mana
rakyat adalah raja, dan negara adalah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemimpin
adalah rakyat, rakyat yang memilih, dan semua itu kepentingan rakyat. Dalam menjalankan
pemerintahan Indoesia, rakyat menempatkan wakil-wakilnya sebagai pemimpin bangsa dan
wakil dari rakyat dalam mengambil keputusan demi kelangsungan hidup negara. Pemimpin
dan wakil-wakil yang terpilih seharusnya merupakan orang-orang yang bijaksana dan telah
siap mengabdikan dirinya demi kepentingan bangsa dan negaranya.
5. Sila kelima Pancasila yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 telah menyebutkan tentang
persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Setiap individu
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghidupan yang layak, persamaan derajat di
mata hukum, dan persamaan hak dalam mendapatkan pendidikan. Mereka juga mendapatkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat yang bertanggung jawab.
Namun masihkah Pancasila dijadikan sebagai landasan pembangunan nasional?.
Seiring dengan perubahan jaman dari waktu ke waktu pancasila yang dijadikan sebagai
landasan pembangunan nasional, kini pancasila sudah mulai meluntur. Hal ini dibuktikan
dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di Indonesia berkaitan dengan pembangunan
nasional, antara lain:
Kasus politik dan hukum
Menurut Eko Handoyo (2010: 107). Pembangunan politik harus menjadi prioritas
Negara. Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa manusia adalah subyek Negara dan
karena itu pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pembangunan politik memiliki dimensi yang sangat strategis karena hampir semua kebijakan
publik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya. Tidak jarang kebijakan public yang
dikeluarkan pemerintah mengecewakan masyarakat antara lain: 1. Kebijakan hanya dibangun
atas dasar kepentingan politik tertentu, 2. Kepentingan masyarakat kurang mendapat
perhatian, 3. Pemerintah dan elite politik kurang berpihak pada masyarakat, 4. Adanya tujuan
tertentu untuk melanggengkan kekuasaan elite politik.
Ketika pembangunan politik masih dalam proses, pembangunan dalam bidang hukum
mengalami kegagalan. Karena pada saat pembangunan politik mengalami penyelewengan-
penyelewengan belum bisa ditegakkan oleh hukum.
Masih hangat menjadi pembicaraan ketika pemilu legislatif digelar pada April
kemarin terjadi tindakan yang tidak mencerminkan pembangunan yang berlandaskan
pancasila. Banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum calon pejabat
legislatif, mereka memberikan uang kepada calon pemilih agar mendapatkan suara yang
banyak di pemilu legislatif atau biasa disebut sebagai money politic. Uang yang diberikan
mungkin tidak seberapa dibandingkan nasib pemerintahan lima tahun kedepan. Sayangnya,
tidak ada tindakan bagi Calon Legislatif yang melakukan pelanggaran. Penegak hukum
seolah tidak tahu atas tindakan calon legislatif tersebut.
A. KESIMPULAN
Kita dapat menyimpulkan bahwa Pancasila pada dasarnya adalah acuan seluruh warga
negara indonesia dalam bertindak dan berpikir. Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan dan warganya. Pemerintah, sebagai komponen warga negara yang
menduduki jabatan sebagai penguasa dan penyelenggara negara, merupakan pihak yang
memiliki andil besar terhadap pelaksana pembangunan. Namun, nilai-nilai Pancasila
sekarang ini justru memudar. Sehingga pembangunan di Indonesia terhambat. Pancasila
sangat penting dalam mendukung peningkatan dan pemberdayaan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia. Sumber daya manusia merupakan kunci pembangunan. Jika Sumber
daya manusia unggul maka segala aspek kehidupan akan dapat dijalankan dengan sebaik-
baiknya, karena Sumber daya manusia unggul mencerminkan manusia yang berjati diri
sebagai pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila.
B. SARAN
Indonesia memiliki paradigma pembangunan yang sangat menakjubkan yaitu
pancasila. Oleh karena itu, sudah saatnya bangsa Indonesia menjadikan pancasila sebagai
landasan dalam pembangunan nasional. Jadilah bangsa Indonesia yang tidak lupa dengan jati
dirinya sendiri yaitu sebagai bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai
bangsa Indonesia untuk memahami, mengamalkan, dan mengamankan pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta perlu adanya pendidikan pancasila sejak dini agar
pancasila tidah hilang tergerus waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, Eko. dkk. 2010. Pancasila dalam Perspektif Kefilsafatan & Praksis. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Listyarti, Retno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk kelasXI kurikulum 2004.
Jakarta: Esis.
Sugito AT. dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES PRESS.
Sunarto. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan Tinggi. Semarang: UPT
UNNES PRESS.
UUD 1945.