Anda di halaman 1dari 8

Pillar of Physics Education, Vol 13.

No 3, 2020, Hal 443-450

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL TERINTEGRASI STEM


UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK DI KELAS XII IPA 5 SMAN 7 PADANG

Sri Indrawati Prihatin Ningsih1)


1)
SMAN 7 Padang

indrawatisri674@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to increase the activities and learning outcomes of physics in class XII IPA
5 SMAN 7 Padang, using an integrated Problem Based Learning (PBL) learning model of Science Technology
Engineering and Mathematics (STEM). The method used is classroom action research, which consists of two
cycles. The data collection instrument used observation sheets and test learning outcomes. Observation data
were processed using percentage techniques and graphical analysis, while student learning outcomes were
processed using descriptive statistics. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the use of
STEM integrated PBL learning models can increase the activity and learning outcomes of students.

Keywords : Problem Based Learning, STEM


This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in
any medium, provided the original work is properly cited . ©2019 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN Penerapan model PBL ini juga telah meningkatkan


kemampuan kritis siwa[2], penggunaan model
Permasalahan pada pembelajaran secara umum
PBLjuga berpengaruh terhadap motivasi belajar
saat ini di SMAN 7 Padang, adalah rendahnya
siswa[3]. Penggunaan model problem based learning
aktivitas dalam pembelajaran di kelas, hal ini
berbasis scientific approach secara signifikan
menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa
meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
psikomotor siswa[4]. selanjutnya Pembelajaran fisika
dapat dilihat pada pembelajaran siswa lebih
berbasis STEM mampu meningkatnya kemampuan
cenderungnya menunggu apa yang dijelaskan guru
motorik peserta didik[5], begitu juga pembelajaran
kemudian mencatatnya, tidak mau bertanya atau
STEM-PjBL yang dilakukan berpengaruh besar
mengemukakan pendapat. Jika diberikan pertanyaan
terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik
oleh guru maka yang mau menjawab hanya satu [6]
. pada penelitian ini penulis menerapkan model
atau dua siswa saja mewakilinya dan yang lain diam.
pembelajaran PBL dengan mengintegrasikan STEM
Gejala gejala tersebut juga ditemui di kelas XII untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPA 5 SMAN 7 Padang. Kelas ini sengaja penulis siswa.
pilih karena kemampuan peserta didik yang sangat
Penerapan PBL terintegrasi STEM. Dilakukan
heterogen. Penguasaan peserta didik dalam
dengan membentuk beberapa kelompok belajar.
memahami materi pelajaran sangat rendah dibawah
Dengan pembelajaran ini peserta didik mendapatkan
syarat KKM yang digunakan 80. Dibutuhkan suatu
pemahaman ekperimental dari fakta, memberi
pendekatan strategi maupun metode dalam
interpretasi menyeluruh serta bisa terpakai dalam
mengelola proses pembelajaran dari seorang guru
kehidupan sehari hari karena ketrampilan yang
agar peserta didik bisa lebih aktif dalam
didapat dapat digunakan dalam masyarakat
pembelajaran dan dapat menguasai materi yang
disamping itu peserta didik dituntut berpartisipasi
diajarkan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
aktif, belajar menggunakan ide dan inisiatif sendiri,
hasil belajarnya.
mengarahkan peserta didik pada tujuan yang
Agar tujuan yang diinginkan tercapai diinginkan, peserta didik akan terdorong lebih
diperlukan suatu pendekatan dan metode yang baik optimal untuk belajar. Disamping itu peserta didik
agar pembelajaran bisa efektif. Salah satu alternatif diajak untuk memiliki daya cipta dan mampu
yang bisa digunakan dan penulis pilih adalah memanfaatkan serta mampu menguasai tekhnologi.
menerapkan model pembelajaran PBL dan STEM.
Kegiatan PBM ini diawali dengan suatu
Penerapan model PBL, dengan penilaian masalah yang autentik dengan kehidupan sehari hari
autentik pada materi getaran, gelombang, bunyi, dan peserta didik. Dari masalah tersebut peserta didik
cahaya dapat memberikan pengaruh terhadap dituntun untuk menemukan konsep atau materi yang
peningkatan pencapaian kompetensi siswa[1]. dipelajari, diharapkan pembelajaran ini dapat

443
bermakna bagi peserta didik. Guru dapat melihat Penilaian dilakukan terhadap aspek
sejauh mana kearifan peserta didik dan sejauhmana pengetahuan, kecakapan dan sikap.
peserta didik dapat menaggapi suatu permasalahan
yang dihadapai dalam pembelajaran. Selanjutnya ciri-ciri dari pembelajaran berbasis
masalah ialah :
Dengan PBL siswa dilatih menyusun sendiri 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah
pengetahuannya, mengembangkan keterampilan 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
pemecahan masalah, mandiri serta meningkatkan 3. Penyelidikan autentik
kepercayaan diri. Selain itu, dengan pemberian 4. Menghasilkan produk/karya dan
masalah autentik, siswa dapat membentuk makna memamerkannya
dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan 5. Kerja-sama siswa
menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-
waktu dapat digunakan lagi[7] Berdasarkan ciri-ciri di atas, PBL tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan
Model pembelajaran PBL diawali dengan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa,
mengemukakan sebuah masalah nyata yang sering dimana PBL membantu siswa mengembangkan
ditemui dalam kehidupan siswa sehari-hari dan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan
menarik untuk dipecahkan serta berhubungan masalah, sehingga siswa belajar mandiri. Siswa
dengan pelajaran yang dipelajari. Masalah diberikan perlu memahami bahwa tujuan PBL adalah tidak
sebelum peserta didik mempelajari konsep dan untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah
materi. Kegiatan peserta didik difokuskan pada besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap
pekerjaan yang serupa dengan situasi yang masalah-masalah yang penting untuk menjadi siswa
sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas yang mandiri. Adapun Sintaks Model Pembelajaran
autentik dan menghasilkan sikap profesional. Problem Based Learning (PBL seperti pada Tabel 1.
PBL dikembangkan tidak hanya pada Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Problem
keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi Based Learning (PBL)
juga berpengaruh pada ketrampilan yang mendasar
seperti pemecahan masalah, kerja kelompok dan self KEGIATAN
No FASE
management [8]. Prinsip Proses Pembelajaran PBL : PEMBELAJARAN
1. Konsep Dasar 1 Orientasi Menjelaskan tujuan
Agar peserta didik dapat lebih cepat siswa kepada pembelajaran, logistik dan
mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan masalah memotivasi peserta didik.
tujuan pembelajaran, maka peserta didik harus Peserta didik dihadapkan
dibekali dengan konsep dasar, petunjuk, referensi pada suatu masalah.
atau link dan skill yang diperlukan. 2 Mengorganis Membantu mendefinisikan
2. Pendefinisian Masalah asi siswa tugas belajar yang
Guru harus menyampaikan permasalahan, dan untuk belajar berhubungan dengan
peserta didik melakukan pemilihan pendapat masalah. Dan peserta didik
yang fokus, menentukan permasalahan dan dikelompokkan secara
melakukan pembagian tugas dalam kelompok heterogen dan mengkaji
untuk menyelesaikan isu permasalahan yang di lembar kegiatan yang akan
dapat. dialakuakan.
3. Pembelajaran Mandiri 3 Membimbing Mendorong siswa
Setelah paham tugasnya masing masing peserta penyelidikan mengumpulkan informasi
didik mencari berbagai sumber untuk (individu/ yang sesuai melaksanakan
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi kelompok) pengamatan/eksperimen.
dengan tujuan : peserta didik mencari iformasi Peserta didik diarahkan
dan mengembangkan pemahamannya yang untuk bekerja secara
relevan dengan permasalahan yang telah berkelompok.
didiskusikannya di kelas serta dipresentasikan di 4 Mengembang Membantu merencanakan
kelas. kan dan dan menyiapkan karya yang
4. Pertukaran Pengetahuan menyajikan sesuai (lapan, model, dll)
Pada pertemuan berikutnya, peserta didik hasil karya Membantu mereka berbagi
berdiskusi dalam kelompoknya untuk tugas. Peserta berdiskusi
mengklarifikasi pencapaiannya dan merumuskan mengenai faktor faktor yang
solusi dari permasalahan kelompok, kemudian menyebabkan terjadinya
melakukan presentasi dalam pleno/kelas besar permasalahan itu dan
untuk mendapatkan kesimpulan akhir. mempresentasekannya
5. Penilaian dalam diskusi kelompok

444
KEGIATAN setiap siswa memperoleh pengetahuan dan
No FASE ketrampilan di dalam kondisi yang ada. Dalam
PEMBELAJARAN
5 Analisis dan Membantu melakukan pembelajaran guru diharapkan dapat bertindak
Evaluasi refleksi atau evaluasi sebagai pengelola/ manager kegiatan pembelajaran
proses terhadap proses penyelidikan yang mampu mengarahkan, membimbing, dan
pemecahan mereka. Peserta didik mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang
masalah berdiskusi kelas dalam ditetapkan[9]. Selanjutnya pada kegiatan
menyamakan persepsi pembelajaran, tidak ada belajar kalau tidak ada
tentang permasalahan aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
tersebut. prinsip atau azas yang sangat penting di dalam
Sumber : Materi pelatihan implementasi interaksi belajar mengajar[10]. Selanjutnya aktivitas
kurikulum 2013. belajar dapat digolongkan atas, Visual activities,
Oral activities,Listening activities,Writing activities,
Pembelajaran STEM juga dapat mengenali Drawing activities, motor activities, Mental
konsep atau pengetahuan dalam sebuah kasus, activities, Emotional activities[11]
menggunakan teknologi dan merangkai suatu 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya
percobaan yang dapat membuktikan sebuah hukum membaca, memperhatikan gambar,
atau konsep sains, Kesimpulan tersebut didukung memperhatikan demonstrasi, memperhatikan
oleh data yang telah dikelola secara matematis. percobaan, memperhatikan pekerjaan orang
Pembelajaran STEM yang dilakukan pada materi lain.
Listrik Arus Searah ini memberi jawaban bagi 2. Oral activities, seperti menyatakan,
Peserta didik bagaimana arus listrik bergerak. merumuskan, bertanya, memberi saran,
Dengan pembuatan alat dari berbagai rangkaian mengeluarkan pendapat, mengadakan
yang dibuat Peserta didik, peserta didik mampu wawancara, interupsi, dan lain-lainnya.
menganalisa rangkaian listrik yang ada pada 3. Listening activities, Mendengarkan uraian,
kehidupan sehari hari. percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti menulis cerita,
Model pembelajaran STEM ini adalah jawaban karangan, laporan, angket.
atas berbagai tantangan di abad ini. Jika dapat 5. Drawing activities, seperti menggambar,
diterapkan dengan baik, bukan tidak mungkin model membuat grafik, pet, diagram.
pembelajaran berbasis STEM akan bisa menciptakan 6. Motor activities, seperti melakukan percobaan,
generasi yang memiliki kompetensi untuk bersaing. membuat konstruksi, model,
Seperti yang kita ketahui bersama, era revolusi mereparasi,bermain, berkebun, beternak.
industri 4.0 mensyaratkan generasi yang memiliki 7. Mental activities, seperti menanggap,
daya saing tinggi dan cakap dalam berbagai aspek. mengingat, memecahkan soal, menganalisa,
Era yang ditandai dengan sistem cyber-physical ini melihat hubungan, mengambil keputusan.
telah mengubah cara manusia dalam hidup dan 8. Emotional activities, seperti menaruh minat,
bekerja. Saat ini dunia industri sudah menyentuh merasa bosan, gembira, bersemangat,
dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin bergairah, berani, tenang, gugup.
dan data tersebar di mana-mana yang dikenal dengan
istilah internet of things (IoT). Sebagai konsekuensi Berdasarkan pengertian aktivitas yang
dari hal ini, maka peserta didik saat ini harus dijelaskan di atas, agar pembelajaran optimal dan
dibekali dengan berbagai ketrampilan untuk bisa aktivitas peserta didik tumbuh, maka disusunlah
bertahan di era revolusi industri 4.0 antara aktivitas yang akan diamati selama PBM. Aktivitas
lain digital literacy, berpikir kirtis (critical thinking), yang diamati itu meliputi : 1. Kesiapan peserta didik
komunikasi (communication),kolaborasi (collaborati dalam menghadapi pembelajaran, diantaranya
on) dan kreativitas dalam memecahkan peserta didik yang menyerahkan PR, yang membawa
masalah (creativity in solving problems). Berbagai alat tulis, buku catatan dan yang membawa buku
macam ketrampilan tersebut dapat dikembangkan paket. 2. Aktivitas dalam pembelajaran, diantaranya
oleh peserta didik melalui model pembelajaran yang peserta didik yang membaca dan berinteraksi dengan
aktif, kreatif dan inovatif, dan model pembelajaran buku paket, yang aktif mencari referensi lain, yang
STEM sangat relevan dengan hal ini. aktif merancang alat, aktif membuat Alat, aktif
berdiskusi dengan guru, aktif berdiskusi dengan
Peserta didik memperhatikan, menyatakan, teman dalam kelompok, aktif bertanya pada guru,
merumuskan, bertanya, memberi saran, berdiskusi, aktif bertanya pada teman.
membuat laporan, memecahkan soal, menganalisa,
melihat hubungan, mengambil keputusan, menaruh Hasil belajar adalah segala sesuatu yang
minat, bersemangat, dll, adalah bentuk dari kegiatan diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
aktivitas. Sesuai dengan tuntutan kurikulum, peserta Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk
didik diharapkan aktif dalam pembelajaran, dimana menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam

445
mengetahui dan memahami suatu pelajaran. Hasil berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih
belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah tinggi. Contohnya: Mau bekerja sama dan ramah
laku yaitu perubahan tingkah laku dalam aspek pada teman, Membentuk pendapat,
kognitif, afektif dan psikomotor[12]. Penilaian ini Mengklasifikasikan, dll;
dinamakan juga dengan penilaian otentik. 5. Karakteristik nilai (charakterization by a value
complex), mencakup keterpaduan semua sistem
a. Aspek kognitif
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
Aspek kognitif berkaitan dengan prilaku berfikir,
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
mengetahui, dan memecahkan masalah. Kawasan
lakunya. Contohnya: Menaruh perhatian atau
kognitif menurut Bloom, terdiri dari enam kawasan
serius dalam belajar, dll.
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi. Keenam kawasan ini meliputi : c. Aspek psikomotor
1. Pengetahuan (knowledge), mencakup kemampuan Aspek psikomotor berkaitan dengan
mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari keterampilan yang bersifat manual dan motorik.
sebelumnya. Simpson membagi kawasan ini dalam tujuh kategori.
2. Pemahaman (understanding), mencakup Kawasan aspek psikomotor ini meliputi :
kemampuan untuk menangkap makna dan arti 1. Persepsi (perception), mencakup kemampuan
dari bahan yang dipelajari, seperti menafsirkan, pengunaan indera dalam melakukan kegiatan.
menjelaskan, atau meringkas. 2. Kesiapan melakukan pekerjaan (set), mencakup
3. Penerapan (application), mencakup kemampuan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan baik
menafsirkan atau menggunakan materi pelajaran secara ental, fisik, maupun emosional.
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau 3. Mekanisme (mechanism), mencakup kemampuan
konkret. penampilan respon yang sudah dipelajari.
4. Analisis (analysis), mencakup kemampuan 4. Respon terbimbing (guided respons), mencakup
menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam kegaiatan mengikuti atau mengulangi perbuatan
bagian-bagian, sehingga susunannya dipahami yang diperintahkan oleh orang lain.
dengan baik. 5. Kemahiran (comlex overt respons), mencakup
5. Sintesis (synthesis), mencakup kemampuan untuk kemampuan gerakan motorik yang terampil.
membentuk suatu kesatuan atau pola baru dari 6. Adaptasi (adaptation), mencakup kemampuan
unsur-unsur atau bagian-bagian. untuk megadakan perubahan dan menyesuaikan
6. Evaluasi (evaluation), mencakup kemampuan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat.
menggunakan pengetahuan untuk membuat 7. Keaslian (origination), mencakup kemempuan
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru,
tertentu, seperti sudut pandang tujuan, gagasan, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif
cara bekerja, pemecahan, metode, material dan sendiri.
sebaginya.
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang
b. Aspek afektif diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar,
Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, jadi hasil belajar merupakan kemampuan-
minat, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
Kawasan afektif oleh Bloom dikategorikan dalam pengalaman belajarnya[13]. Hasil belajar yang harus
lima tingkatan yaitu penerimaan, penanggapan, dimilki peserta didik sesudah pembelajaran adalah
penilain, pengorganisasi dan karakteristik. Kelima kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran,
aspek ini meliputi : aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi,
1. Penerimaan (receiving), mencakup kepekaan eksplorasi, koneksi, komunikasi, hipotesis,
menerima ransangan (stimulus) baik berupa generalisasi, kreativitas, pemecahan masalah),
situasi maupun gejala. Contohnya: Menerima, kemampuan afektif (pengendalian diri yang
Mengikuti, Mematuhi, dll; mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati,
2. Penanggapan (responding), mencakup pengendalian impulsi, motivasi aktivitas positif,
kemampuan untuk memberikan reaksi terhadap empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi
stimulasi yang datang dari luar. Contohnya: dan kepribadian yang mencakup kemampuan
Mengungkapkan gagasan, Menanggapi, argumentasi, presentasi, prilaku ).
Memberi sanggahan, dll
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan
3. Penilaian (valuing), mencakup kemampuan
penelitian tindakan kelas yang berjudul : Model
penilaian dan kepercayaan terhadap gejala atau
Pembelajaran PBL Terintegrasi STEM Untuk
stimulasi yang datang. Contohnya: Mengusulkan,
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta
Mengasumsikan, memperjelas atau menekankan,
Didik Pada Listrik Dinamis di Kelas XII IPA 5
melengkapi, dll;
SMAN 7 Padang.
4. Organisasi (organiztion), mencakup kemampuan
untuk menerima berbagai nilai yang berbeda

446
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu
siklus pertama dan siklus kedua yang masing masing
siklus terdiri dari empat kali pertemuan, siklus kedua
dilakukan dengan memberikan perbaikan tindakan
yang masih tercapai pada siklus satu. Pengamatan
aktivitas siswa dilakukan pada setiap kali pertemuan
dan setiap akhir siklus dilakukan tes hasil belajar.
Prosedur penelitian ini secara umum terbagi
atas 3 bagian tahapan, pertama tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Subjek
penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik
kelas XII IPA 5 TP 2019/2020 yang berjumlah 32
orang dalam satu kelas, terdiri dari peserta didik 20
orang perempuan dan 12 orang laki laki.
Pengamatan dilakukan oleh observer dan peneliti,
metode pengumpulan data dilakukan secara
observasi langsung oleh pengamat. Untuk
mengetahui aktivitas peserta didik digunakan Gambar 1. Persentas aktivitas peserta didik pada
persamaan (1). siklus 1

NA Pada Gambar 1, angka 1 sampai 14 pada sumbu


PA  x100% (1) horizontal menyatakan aspek aktivitas yang diamati
NT setiap pertemuan pada siklus 1
PA adalah Persentase Aktivitas peserta didik, dan NA
menyatakan jumlah peserta didik yang aktif terhadap
suatu indikator aktivitas serta NT menyatakan
jumlah total peserta didik. Sedangkan persentase
aktivitas rata rata di dapat dari jumlah total
persentase selama 1 siklus dibagi dengan jumlah
pengamatan[13]. Selanjutnya kriteria keaktifan yang
digunakan adalah :
1. Sedikit sekali 1% - 25%
2. Sedikit 26% - 50%
3. Banyak 51% - 75%
4. Banyak sekali 76% - 100%
Untuk Aktivitas negatif, penilaian dilakukan
berdasarkan persentase sebagai berikut :
1. 0% Baik
2. 1% - 10% Cukup baik
3. 11% - 25% Cukup
4. 26% - 49% Kurang
5. 50% - 100% Kurang sekali Gambar 2. Persentase aktivitas rata rata peserta didik
Untuk melihat persentase aktivitas digunakan analisa pada siklus 1
grafik dimana setiap jenis aktivitas dilukiskan
dalam bentuk diagram batang, sedangkan hasil Tes akhir pada siklus 1 bisa kita lihat pada Tabel 1.
belajar diolah menggunakan statistik deskriptif.
Tabel 1. Nilai parameter statistic dari hasil tes akhir
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN siklus 1
A. Siklus I
Persentase aktivitas peserta didik tiap tiap Parameter Nilai
No Keterangan
pertemuan dan persentase aktivitas rata rata pada Statistik Parameter
siklus I dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 1. Nilai rata- 80,06 Nilai rata-rata
rata kelas
2. Nilai 45 Nilai terendah
minimum

447
Parameter Nilai
No Keterangan
Statistik Parameter
3. Nilai 90 Nilai tertinggi
maksimum
Setelah melakukan refleksi dan mendapatkan
kelemahan pada siklus 1, maka disusun kembali
perencanaan untuk siklus 2 diantaranya : memotivasi
peserta didik untuk dapat memecahkan
permasalahan secara berkelompok sehingga saling
membantu dan berargumentasi, meminta masing
masing anggota membuat soal sesuai dengan lampu
yang digunakan pada alat yang dibuat dan
membuktikannya lewat alat tersebut, misalnya nyala
lampunya redup dan menjelaskannya kenapa nyala
lampu tersebut redup, memberi bonus pada peserta
didik yang dapat menjawab pertanyaan,
mengemukakan pendapat, yang bisa menjelaskan Gambar 4. Persentase aktivitas rata rata peserta didik
pada teman dikelompoknya, lebih memberi waktu pada siklus 2
pada peserta didik untuk bisa berpikir, mengadakan
pendekatan secara personal sehingga peserta didik Dari Gambar 4 kita dapatkan bahwa 11
merasa nyaman dan termotivasi untuk aktivitas positif mengalami kenaikan jika
mengemukakan pendapatnya. dibandingkan dengan siklus 1 dan 3 aktivitas negatif
mengalami penurunan. Sedangkan pada hasil
B. Siklus 2. belajar, terjadi kenaikan persentase ketuntasan
Pada siklus 2, persentase aktivitas, aktifitas rata belajar secara klasikal dari 75 % pada siklus 1, naik
rata untuk setiap aspek dapat dilihat pada Gambar 3 menjadi 84,4 % pada siklus 2. Hasil belajar pada
dan Gambar 3. siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai parameter statistik dari hasil tes akhir
siklus 2
Parameter Nilai
No Keterangan
Statistik Parameter
1. Nilai rata- 85,09 Nilai rata-rata
rata kelas
2. Nilai 66 Nilai terendah
minimum
3. Nilai 96 Nilai tertinggi
maksimum

Untuk mengetahui apakah tindakan yang


dilakukan sudah berhasil atau tidak, penulis
membandingkan persentase aktivitas rata rata dari
siklus 1 ke siklus 2. Pada tabel 1 didaparkan nilai
rata rata 80,6 dengan ketuntasan secara klasikal 75
% dan pada tabel 2 persentase aktivitas rata rata
85,09 dengan ketuntasan 84,4 %.
Disisi lain terjadi penurunan aktivitas negatif
dari siklus 1 ke siklus 2.
Gambar 3. Persentase aktivitas peserta didik pada
siklus 2
Angka 1 sampai angka 14 pada sumbu
horizontal Gambar 3 menyatakan aspek aktivitas
yang diati pada setiap pertemuan pada siklus 2.

448
tindakan tersebut harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan agar tercapai tujuan yang optimal.
Sebagai tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan
adalah : Terus meningkatkan pendekatan pada siswa
yang kurang percaya diri melalui penciptaan suasana
yang harmonis dan menyenangkan. Dan terus
meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Jelita. A R, Festiyed, Dwiridal L, 2015 .


Penerapan Model Problem Based
Learning Dengan Penilaian Autentik
Pada Materi Getaran, Gelombang,
Bunyi, Dan Cahaya Terhadap
Kompetensi IPA Peserta Didik Kelas
VIII SMP Negeri 4 Kubung. Pillar of
Physics Education, Vol. 6. Oktober
2015, 01-08.

Gambar 4. Perbandingan persentase aktivitas rata [2]. Devi, Diyas Sari. 2012. Penerapan Model
rata siklus 1 dan siklus 2 Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Secara umum dari siklus 1 dan siklus 2 pada Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran
Gambar 4 dapat dinyatakan bahwa model IPA KelasVIII SMP Negeri 5 Sleman.
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Laporan Penelitian. UNY
terintegrasi Science, Technology, Engineering and
[3]. Tomas ., Tego Prasetyo. 2020. Pengaruh
Mathematics atau STEM dapat meningkatkan hasil
Penggunaan Model Problem Based
belajar dan kreativitas peserta didik pada materi
Learning (PBL) Terhadap Motivasi
listrik dinamis di kelas XII ipa 5 di SMAN 7
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas 4
Padang.
SD. J. Pendidik. Pengajaran Guru
KESIMPULAN Sekolah Dasar. (Jppguseda ), Volume
03, Nomor 01, Maret 2020, Hal. 13 -18
Dari hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh [4]. Noviar. D, Hastuti D R. 2015. Pengaruh Model
dapat diambil kesimpulan bahwa : Problem Based Learning (PBL)
1. Pembelajaran dengan pendekatan model Problem Berbasis Scientific Approach terhadap
Based Learning (PBL) terintegrasi STEM dapat Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Di
meningkatkan aktivitas positif dan mengurangi SMA N 2 Banguntapan T.A. 2014 /
aktivitas negativ siswa 2015. Jurnal BIOEDUKASI Volume 8,
2. Model pembelajaran yang digunakan dapat Nomor 2 Halaman 42-47
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-
rata 80,06 pada siklus 1 naik menjadi 85,09 pada [5]. Muyassarah. A, Ratu. T, E M. 2019. Pengaruh
siklus kedua dimana tingkat ketuntasan belajar Pembelajaran Fisika Berbasis STEM
secara klasikal sudah tercapai pada siklus 2 yaitu Terhadap Kemampuan Motorik Siswa.
84,4 % dibandingkan siklus 1 yang Prosiding SNFA (Seminar Nasional
persentasenya 75 % Fisika dan Aplikasinya). E-ISSN: 2548-
3. Penerapan pembelajaran model Problem Based 8325 / P-ISSN 2548-8317. 1-6
Learning (PBL) terintegrasi STEM dapat [6]. Kristiani. D K, Mayasari. T, Kurniadi. E. 2017.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Pengaruh pembelajaran STEM-PjBL
dalam Listrik Dinamis di kelas XI IPA 5 SMAN terhadap keterampilan berpikir kreatif.
7 Padang. SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Berdasarkan dari refleksi dan pembahasan FISIKA III 2017. "Etnosains dan
yang telah dilakukan, terlihat bahwa walaupun Peranannya Dalam Menguatkan
pembelajaran melalui penerapan model Problem Karakter Bangsa". Program Studi
Based Learning (PBL) terintegrasi STEM pada Pendidikan Fisika, FKIP,
materi Listrik Dinamis di kelas XII IPA5 SMAN 7 UNIVERSITAS PGRI Madiun, 15 Juli
Padang secara umum telah dapat meningkatkan 2017
aktivitas dan hasil belajar siswa, namun demikian

449
[7] Nurhadi, Burhan Y., Agus G. S. 2004. [11]. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi
Pembelajaran Kontekstual dan Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Penerapannya dalam KBK. Malang : Grafindo Pers
Universitas Negeri Malang. [12]. W. Gulo. 2002, Strategi Belajar Mengajar,
[8] Muslimin ibrahim. 2000. Pembelajaran Jakarta:PT Grasindo.
kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri [13]. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Surabaya. Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
[9] Amir, M. Taufik. 2010. Inovasi Pendidikan Rosdakarya.
Melalui Problem Based Learning. [14]. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan
Jakarta: Kencana. Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.
[10]. A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

450

Anda mungkin juga menyukai