Anda di halaman 1dari 4
STUDI TEGANGAN GESER DINDING DAN PERPINDAHAN PANAS UNTUK SEBUAH FIN BERSIRIP TUNGGAL DENGAN ALIRAN SILANG Borkah Fajar TK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro I. Prof Soedarto, SH, Kampus Tembalang-Semarang 50256 Abstrak Stueli ini menetiti hubungun antara tegunagan geser dining das perpirndann panas untuk sebuah FinsSilinder dengan aliran silang. Tegangan geser dinding diperoleh dengan mengalikan viskositas fluida dengan gradient kecepatan dinding. Gradien kecepatan dinding diukur dengan menggunakan metoda Polarography. Gradien kecepatan ini diukur pada Re, 17000, $1000 dan 85000, Perpindahan panas ditentukan dengan menggunakan analog! pertndahan ‘momentum dan massa/panas. Hasil analog perpindahan massa dan momentum sesuai dengan penelitian yang telah slidukukan oleh Stasiulevicius etal. Huoungan tegangan gexer dinding dan panos adalah sebagai berikut Nu=027,Ret 1. Pendahuluan Studi ini bertujuan untuk menentukan tegangan geser dinding dan perpindahan panas untuk sebuah fin bersirip tunggal dengan aliran silang. Hal yang menarik pada studi ini adalah terjadinya aliran yang kompleks di permukaan fin. Aliran ini sering iisebut “horsehoes vortex” [1.4]. Hubungan antara petpindahan panas konveksi pada fin silinder ini akan dliteliti untuk Re, 17000, $1000 dan 85000 . Pentti ini akan -menggunakan analogy Reynolds tentang. analogy porpindahan massa/panas dan perpindahan ‘momentum. Analogr int telah digunakan oleh banyak pneliti dengan hasil yang balk. Dengan menggunakan analogi Reynolds vwisebut diperwlel kuvelasi utara perpindahan panas dan koefisienfriksi [4.6.81 2. Teknik Pengukuran Teknik pengukuran tegangan geser dinding yang digunakan pada studi ini diturunkan dari metoda analisa—elektokimia, Polarography. Metoda polarography” didasarkan pada pengukuran koefisien iansfer untuk sebuah elekiroda dibawali kontrol difusi {Reiss dan Hanratty, 1962). Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksidasi pada clokteda. Perpindahan ‘massa pada katoda berhubungan dengan gardien ecepatan dinding. Reaksi yang terjadi pada katoda twrsebut (erjadi sematarmata hanya oleh difusi dan konveksi. Gradien kecepatan dinding ditentukan oleh pengukuron arus i yang sobanding dengan koefisien perpindahan massa K, Koefisien tersebut dapat ditulis sebagai berikut An, FC, dimana ne adalah jumlah elektron pada. persamaan stochiometri rekasi redox, F adalah konstanta Faraday, Cy adalah konsentrasi curah dan A adalah luas ppermuksan probe, Pada -metoda Polarography ini digunakan srutan yang mempunyal bllangan Schmid besat, aka a tebal lapisan atas Kecepatan jauh lebih besar di banding tebal lapisan batas konsenirasi. Berdasarkan Kenyataan terscbut, maka distibusi gradien kecepatan i dalam lapisan’ batas Konsenirasi dapat didekati dengan hubungan sehapai berikut: U = Sy, dimana y adalah jarak tegak lurus dai dinding Medan Konsentrast dapat dtunyukan dengan persamaan kesetimbangan massa AG? p Vite ACE 1 BCE as dimana: Cee x ae 1 gi Shy st D ig Ladalah panjang elektroca Dengan kondiei batse sebagai ber: cl unk med Kosenteas au dai dinding pada elekaroda pads dinding yang diisolast Koefisien transfer dapat ditulis juga sebagai berkut: 33 Af ace Kr x) da ° A NOY), Dari persamaan (3), koefisien transfer dapat ditentuken dengan lebih dahulu mencarisolusi medan konsentrast dari persamean 2). Porsamaan (2) dapat isederhanakan menjadl dua dimensi dengan asumsi untuk elektroda persegi empat yang telah di turunkan olch Reis dan Hanraty, 1962. Solusi Koofisien transfer untuk elektroda persegt empat ‘adalah sebagai berikut K* =0.807/8) ® Jka elekteoda yang di gunakan adalah elektroda berbentuk lingkaran, maka perlu uipertimbangkan adanye efek bentuk. Efek bentuk tersebut adalah dengan mengaanti panjang elektroda pada persamean (4) dengan panjang efektif 1, = 0.813564 © 3. Perangkat Pereobaan Gradien kecepatan diukur dengan menggunakan metoda Polarography. Pengukuran dilakukan di kanal hidrolik dengan. seksi_ujt berukuran 300x300 mm Pengukuran ini memanfnatkan rediuksi oksidasi lodida- Triodida di dalam larutan Kalium lodida. Larutan tersebut mengandung 0.47.10” mol Kalium lodida pet liter dan mempunyai koefisien difusi 1,13.10° em ‘Temperatur fluida kerja diatur oleh sebuah penukar kalor supaya temperaturnya bervariasi tidak lebih dari 0.1°C. Kanal hidrolik tersebut dibuat dari bahan inert. ‘Reaksielektrokimia tersebut adalah sebagai berikut: Tp #26" 9 3r ‘Gambar skematik kanal hidraulikterscbut dapat di lihat pada gambar 1. Sebuah altuglas propeler diputar oleh sebuah variabel motor untuk mengalirkan larutan kalium iodida. Model (silinder bersirip tunggal) diletakkan pada seksi uji dan di putar oleh sebuah d-c motor. Kecepatan putar model dikendalikan dengan mengarur tegangan listik yang masuk Ke motor tersehut Kecepatan putar dinar oleh sehnah “opto interupter “ yang dihubungkan ke sebuah “spectrum analyzer Seksi uji (300x300x600) Motor Proneler Gambar 1. Kanal Polarography Model silinder bersirip terbuat dari plexigias. Diameter silinder adalah 29 mm, kemudian sebuah sirip tunggal berdiameter 90 mm dipasang tegak lurus ii permukaan_silinder tersebut. Tujun buah probe lingkaran herdiameter 0.3mm di pasang secara radial di permukaan sirip. Jarak masing-masing probe dari pusat silinder 16, 18.5, 21, 23.5. 28.5. 33.5 dan 40.5 mm. Gambar silindsr bersirip berikut probe dapat lina pada gambar 2 Probe Tngkaren =z _ 1 Gambar 2. Silinder bersinp tunggal om Ho GE Gambar 3. Sistem avpite si Data" ‘Sebuah gambar skematik pada gambar 3 memperlihatvan dotsi) sitem akusisi data yang digunakan. Sebuah “mercury slipringless wansinitter™ ‘menghubunekan antara bagian bergerak dan bagian diam model tersebut untuk meneruskan data. sinyal ‘yang diperoleh dar! pengukuran, Aus listri dari hasil pengukawan pertama Kali di perbesar olch sebuah amplifier dan dirubah menjadi besaran tezangan (volt). Kemudian tegangan keluaran ‘didigitalisasi oleh sebuah 12 bit A/D dan direkam oleh sebualt personal komputer, Sebuah “photo cell digunakan untuk menentukan awal referensi putaran dan untuk menentukan kecepatan putar. Masing- masing probe mengukur 120 sampel untuk settap putarandengan waktu pengambil sempel yang sama, Masing-masing pereubsan enya sanipel tara 100 perioda/putaran 4. Kondisi Percobaan Percobaan ini mula-mula dilakukan untuk silinder bersirip diam dengan aliran silang, Kendisi ceksperimen ini meliputi Re, 17000, $1000 dan 85000 5. Hast dan Pembanasan Gambar 4. memperiatkan koefisien fils loka sind berfin pada aia siag Unga Re — 17000 dan Re, = 0 Koefisen tris’ diitung dengan persamaan (6 sebagai erik Cao os pus © ROTASI— Volume 10 Nom April 2008, 41 Gambar 4a memperiihatkan — aistribust koefisien friksi yang dikur oleh probe 1, 2,3 dan 4, Gambar 4. Koefisien gesek lokal silinder bersirip untuk Rex = 17000 dan Rey ~ 0 sedangkan gambar 4b mempertibatken koefsien fiksi yang diukur oleh probe 5, 6 dan 7. Dari gambar tersebut terlihal, bahwa koefisien ffiksi yang diukur probe |, 2 dan 3 lebih tinggt dant pada koefisien yang dlinkur 6leh probe Isinnya. Hal ini disebabkan probe 1, 2 dan 3 mengukur koefisien friksi, dimana “horseshoe Vortex” terjadi, Fenomena ini telah ditemukan oleh Peneliti lain dengan metoda yang berbeda. Salah satu Peneliti yang telah menemukan ini adalah Goldstem, dan Kami (tulis puctaks) Mereka menemukan Fenomena ini dengan menggunakan metoda sublinasi napthalene. Distnibusi Koetisien friksi ini dapat dlipresentasika dengan sebuah ontur doa dimensi ‘Gamba konturtersebur dapat dilihat pada gambar 9a Vortex V1 pada gambar tersehur diwakili oleh farga koefisien friksi_ yang tinggi, dimana_digambarkan sebagai bagian di daerah pertemuan sirip dan silindor yang herwama putih. Hal ini dapat_dibandingkan ‘dengan hasil yang telah dilakukan oleh penelit lain, ‘Gambar 4b menunjukkan vortex VI. V2 dan V3 yang serjadi Karena adanya penghalangsilinder di plat data. Vi terjadi di permukean plavsiip, sedangkan V2 dan V3 tetadi di permukaan silinder lira terebut diperolch dengan menggunakan inctuda sublinsi napthalene. Pada penelitian ini Iranya vortex VI. yang dapat ditunjukkan, sebab probe polarography hanya dipasang di permukaan sirip, Dari gambar Sa dan Sb dapat diambil kesimpulan, bahwa analogi perpindaban momentum, panas, dan massa beilaku utah konfiguras ini 4) Gambar 5. 3), Kontur Koefisien friksi pada

Anda mungkin juga menyukai