Dosen Pengampu :
Ns. Ronny Basirun Simatupang, S.Kep. M.Si
Disusun Oleh :
ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM SARJANA
2021
A. Kasus Bencana
1. Peta lokasi
Desa Cihanjuang memiliki luas wilayah keseluruhan sebesar 169,64 hektar. Luas
wilayah tersebut terbagi ke dalam beberapa peruntukan seperti sebagai lahan
pertanian, pemukiman dan penggunaan lainnya. Secara geografis lokasi ini berada pada
koordinat 6° 57' 20,1096" LS dan 107° 49' 3,81" BT.
B. Jenis Bencana
1. Longsoran Translansi
Ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau
menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas.
5. Rayapan Tanah
Pergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah
longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor
jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring
ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis
materialnya.
Pada kasus ini jenis bencana yang terjadi adalah Tanah Longsor Akibat Aliran Bahan
Rombakan dimana sering terjadi di daerah aliran sungai. Kepala Bidang Mitigasi Gerakan
Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Agus Budiarto menjelaskan daerah
terdampak merupakan wilayah yang mudah terinfiltrasi air, kemudian adanya indikasi tanah-
tanah urukan di beberapa lokasi. Tebalnya lapisan tanah lolos air serta kondisi lereng yang
minim vegetasi berakar kuat membuat potensi risiko tanah longsor menjadi semakin tinggi.
Sementara wilayah terdampak tanah longsor di Cimanggung termasuk dalam daerah aliran
sungai (DAS) Citarum.
1. Kondisi psikososial
Kondisi psikososial pasca longsor seperti stress berlebih karena kehilangan harta
benda maupun mata pencaharian, cemas serta trauma psikis khususnya anak-anak
yang tinggal di pengungsian
2. Kondisi sosial ekonomi
Longsor memberikan dampak pada kegiatan aktivitas masyarakat maupun
pemerintah dari sisi sector perdagangan,perkebunan dll. Hal ini tentunya
berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat
3. Kondisi kesehatan
Pasca longsor tentunya banyak daerah yang terkena reruntuhan, dan beberapa
korban tertimpa reruntuhan sehingga menimbulkan masalah Kesehatan dan
memakan korban jiwa
4. Kondisi lingkungan dan sanitasi
Setelah longsor lingkungan menjadi kotor, dan jumlah air berkurang. Sehingga
banyak masyarakat yang terdampak longsor kekurangan air bersih, untuk aktivitas
sehari-hari seperti tempat mandi, BAB BAK, minum, dan mencuci.
5. Kondisi sarana dan prasarana
Pasca longsor juga berdampak pada rusaknya sarana prasarana seperti rusaknya
fasilitas, Pendidikan, sektor-sektor pemerintahan dan terhambatnya transportasi di
daerah yang terdampak longsor.
E. Sektor yang berperan
1. Pemerintahan Kab. Sumedang
Mengerahkan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi yang dibantu
oleh Kementerian PUPR yang mendapatkan perintah langsung dari
Presiden Jokowi untuk meninjau langsung dan membantu menyiapkan
strategi dalam penanganan bencana alam di Desa Cihanjuang (Kencana,
2021).
Mendirikan tempat pengungsian sebagai penanganan jangka pendek
Memastikan pelaksanaan protokol kesehatan serta memperhatikan
kesehatan para pengungsi dengan menyediakan vitamin-vitamin yang
dibutuhkan dan yang tidak kalah pentingnya, yaitu menyediakan wifi
untuk kelancaran aktivitas sehari-hari para pengungsi
Menyediakan hunian sementara yang akan ditanggung biayanya dan
menyediakan rusun
Merencanakan 2 skema untuk membangun lahan relokasi korban tanah
longsor sebagai hunian permanen para korban
Melakukan berbagai upaya mitigasi agar bencana tersebut dapat dihindari
Dibantu oleh Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan instansi-
instansi terkait, seperti Badan Geologi dan Kementerian ESDM
penguatan struktur tanah pada kawasan Desa Cihanjuang yang
berkategori zona merah atau rawan bencana tanah longsor.
Penanaman vegetasi pada daerah rawan longsor dengan menggunakan
metode Bioengineering.
2. BPBD & BNPB
i. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana tanah longsor, baik mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
rehabilitasi, dan rekonstruksi, secara adil dan merata.
ii. Menetapkan standardisasi serta kebutuhan dan penyelenggaraan
penanggulangan bencana tanah longsor berdasarkan peraturan perundang-
undangan, seperti pedoman tetap yang harus dilakukan dalam bencana
longsor
iii. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta wilayah rawan
bencana tanah longsor
iv. Mengoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana tanah longsor
dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, LSM, hingga
masyarakat
3. BASARNAS
a) Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta persyaratan
dan prosedur perizinan dan/atau rekomendasi penyelenggaraan operasi
pencarian dan pertolongan.
b) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan standarisasi siaga, latihan, dan
pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan.
c) Perumusan dan penetapan kebutuhan siaga, latihan, dan pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan.
d) Koordinasi pelaksanaan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan,
pembinaan tenaga dan potensi, sarana dan prasarana dan sistem komunikasi.
e) Pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi pencarian
dan pertolongan.
4. Tim Reaksi Cepat
Tugas :
Bertugas melakukan pengkajian secara cepat dan tepat dilokasi bencana
dalam waktu tertentu, untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana,
jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi
pelayanan umum dan pemerintahan, serta kemampuan sumber daya alam
maupun buatan
Memberikan saran yang tepat dalam upaya penanganan bencana, dengan
tugas tambahan membantu SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/ SATLAK
PB/BPBD Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan sektor yang terkait
dalam penanganan darurat bencana.
Fungsi :
Melaksanakan pengkajian awal segera setelah terjadi bencana, pada saat
tanggap darurat.
Membantu SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/SATLAK PB/BPBD
Kabupaten/Kota
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara periodik kepada Kepala BNPB
dengan tembusan atasan langsung anggota Tim dari sektor terkait dan
SATKORLAK PB/BPBD Provinsi/SATLAK PB/BPBD Kabupaten/Kota
Sumber:
BNPB. Beragam Faktor Pemicu Bencana Longsor Sumedang Awal Januari.
https://bnpb.go.id/berita/beragam-faktor-pemicu-bencana-longsor-sumedang-awal-januari .
Diakses pada 13 Oktober 2021
BNPB. Longsor Kembali Terjadi, Sebanyak 11 Warga Sumedang Meninggal Dunia.
https://bnpb.go.id/berita/longsor-kembali-terjadi-sebanyak-11-warga-sumedang-meninggal-
dunia. Diakses pada 13 Oktober 2021
Haniya, D. F. (2021). UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGANI BENCANA ALAM
TANAH LONGSOR Studi Kasus di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang. Dialogue : Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 3(1), 43-
54. https://doi.org/10.14710/dialogue.v3i1.11391
Longsor Sumedang, Menteri Bintang Bangun Pos Ramah Perempuan dan Anak - Kerja
Hasil. Kerja Hasil. (2021). Retrieved 13 October 2021, from https://kerjha.com/longsor-
sumedang-menteri-bintang-bangun-pos-ramah-perempuan-dan-an.
https://sumedangkab.go.id/berita/detail/dinkes-buka-posko-24-jam-tangani-bencana-longsor
https://nasional.tempo.co/read/806158/tanah-longsor-di-5-dusun-di-kawasan-sumedang-3-
orang-meninggal