Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN BENCANA

TANAH LONGSOR

Rombel 01
Kelompok 1 :
1. Umi Fadhilah 6411415004
2. Fitra Isna Utami 6411415024
3. Aerrosa Murenda M 6411415051
4. Dewi Latifatul J 6411415052
5. Miranda 6411415063
6. Inda Sintya Prastika 6411415067
7. Trinita Septi Mentari 6411415075
8. Brigita Eni Yuliastuti 6411415104
9. Tri Wahyuni 6411415116
10. Farah Hutami Nurhafidzoh 6411415121
TANAH LONGSOR DI DESA CLAPAR, KECAMATAN MADUKARA,
KABUPATEN BANJARNEGARA

SUMBER: BBC INDONESIA (23 MARET 2016)

Untuk kesekian kalinya, longsor kembali terjadi di Desa


Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara
pada Kamis (24/3) pukul 19.00 WIB.
TOPOGRAFI BANJARNEGARA
 Dikelilingi oleh lekukan tebing dan bukit curam
 Di daerah utara adalah bagian dari dataran tinggi
Dieng dan Pegunungan Serayu
 Ketinggiannya lebih dari 1000 mdpl

 Menurut Badan Geologi Kementrian ESDM,


Banjarnegara masuk dalam kategori Red Alert rawan
longsor dan zona disebelah utara kemiringannya >30%.
KERUGIAN YANG DITIMBULKAN
 9 rumah rusak berat
 3 rumah rusak sedang

 2 rumah rusak ringan

 29 terancam longsor
susulan
 Sehingga, 237 warga
diungsikan dibeberapa
titik, yaitu balai desa
clapar dan TK pertiwi.
PENANGANAN SAAT TERJADINYA BENCANA

o Sebanyak 300 personil gabungan dari BPBD Kabupaten


Banjarnegara membantu evakuasi warga ke tempat yang
aman
o Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD Provinsi
Jawa Tengah dan BPBD terdekat membantu evakuasi dan
pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi.
o Logistik dan peralatan dikerahkan ke lokasi
o Posko Aju, posko pengungsian, dan dapur umum telah
didirikan disekitar wilayah tersebut.
RELOKASI RUMAH AKIBAT LONGSOR DI
KAB. BANJARNEGARA

 Diperuntukkan bagi 27 KK korban


longsor dari Desa Jemblung, Kec.
Karangkobar, Kab. Banjarnegara.
 Pembangunan hunian tetap 27
unit di Desa Ambal, Kec.
Karangkobar, Kab. Banjarnegara
90% sudah selesai.
 Harga rumah senilai Rp 87
juta/unit. Sumber dana dari BNPB,
Pemda dan bantuan masyarakat.
BAB II
UPAYA PEMERINTAH SETEMPAT
Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten
Banjarnegara adalah dengan melakukan mitigasi.

Mitigasi adalah suatu tindakan sebelum bencana


terjadi untuk mengurangi seminimal mungkin kerugian
harta benda atau korban jiwa.
MITIGASI

Mitigasi
struktural
Mitigasi
Mitigasi non
struktural
MITIGASI STRUKTURAL

 Upaya mitigasi struktural


1. Penyusunan data base daerah potensi bahaya
2. Pemasangan Early Warning System (EWS)
Melalui alat ini, warga disekitar lokasi rawan akan
mendapat peringatan ketika terjadi pergeseran tanah.
MITIGASI NON STRUKTURAL
Upaya mitigasi non
struktural

1. pemberian informasi
Pemberian informasi
berupa poster /rambu ikut
membantu memberikan
kesadaran pentingnya
upaya mitigasi bencana

2. Sosialisasi
Bertujuan untuk
memberikan kesadaran
secara dini kepada
masyarakat tentang
pentingnya mitigasi
bencana.
3. Pelatihan dan Simulasi Bencana
Bertujuan agar masyarakat mengerti dan memahami
apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana agar
masyarakat tidak panik.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. (UU 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana)
PEDOMAN PERENCANAAN DALAM
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana
1. Pada tahap Prabencana dalam situasi tidak terjadi
bencana

2. Pada tahap Prabencana dalam situasi terdapat


potensi bencana

3. Pada Saat Tangap Darurat dilakukan Rencana


Operasi (Operational Plan)

4. Pada Tahap Pemulihan dilakukan Penyusunan


Rencana Pemulihan (Recovery Plan)
PEDOMAN PERENCANAAN
PENANGGULANGAN BENCANA

Disusun berdasarkan hasil analisis risiko


bencana dan upaya penanggulangannya.
Dijabarkan dalam program kegiatan
penanggulangan bencana, adalah bagian dari
rencana pembangunan.
PEDOMAN PROSES PENYUSUNAN RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA
PEDOMAN URAIAN PROSES PERENCANAAN
PENANGGULANGAN BENCANA

Proses perencanaan penanggulangan bencana


harus dilakukan secara holistik/menyeluruh. Pada
hakekatnya bencana adalah sesuatu yang tidak dapat
terpisahkan dari kehidupan. Pandangan ini
memberikan arahan bahwa bencana harus dikelola
secara menyeluruh sejak sebelum, pada saat dan
setelah kejadian bencana.
BAB III
STANDAR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
BENCANA TANAH LONGSOR
STANDAR NASIONAL
Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (UU PB) menyebutkan
bahwa penyelenggaraan penanggulangan
(manajemen) bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi.
STANDAR NASIONAL
o Penyebab tanah longsor
o Gejala umum
o Wilayah yang Rawan Terjadi Tanah Longsor
o Tindakan Kesiapsiagaan
o Hal yang perlu dilakukan saat terjadi Tanah Longsor
o Hal yang perlu dilakukan setelah terjadi Tanah
Longsor
o Pihak Terkait dalam Penanggulangan Bencana :
Dinas sosial, Tentara Nasional Indonesia, Badan
Meteorologi dan Geofisika, Search and Rescue,
Rumah Sakit, Puskesmas, Polisi Daerah,
Hansip/Linmas, Palang Merah Indonesia, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Media Massa, Kelompok
Masyarakat Penanggulangan Bencana.
STANDAR INTERNASIONAL
A. Landslide Causes
1. Movement of a mass of rock, debris, or earth down a slope
2. Increase of Shear Stress
3. Decrease of Shear Resistance
4. Climate Change in Landslide Initiation
B. Monitoring and Observations System
1. Knowledge of landslide frequency
2. Evaluation of the age of the landslides
C. Prevention
1. Geometric methods, in which the geometry of
the hillside slope is changed.
2. Hydrogeological methods, in which an attempt
is made to lower the groundwater level or to
reduce the water content of the material
3. Mechanical methods, in which attempts are
made to increase the shear strength of the
unstable mass.
D. Preparedness
E. Mitigation
F. Recovery
G.Partnerships : Cooperate with the existing
landslides related efforts of several national and
international agencies
BAB IV
PROGRAM PENANGGULANGAN
BENCANA TANAH LONGSOR
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Upaya penanggulangan bencana memerlukan kerjasama dan
partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun dunia usaha.
TUJUAN PENANGGUALNGAN
BENCANA TANAH LONGSOR
 Mengurangi jumlah kesakitan
 Mengurangi risiko kecacatan dan kematian pada
saat terjadi bencana
 Mencegah atau mengurangi risiko munculnya
penyakit menular dan penyebarannya
 Mencegah atau mengurangi risiko dan mengatasi
dampak kesehatan lingkungan akibat bencana.
FASE PENANGGULANGAN
BENCANA
1. Sebelum Bencana
A. Kesiapsiagaan

 Penyusunan rencana pengembangan sistem


peringatan, pemeliharaan persediaan dan
pelatihan personil.
 Menyusun langkah-langkah pencarian dan
penyelamatan serta rencana evakuasi
FASE PENANGGULANGAN
BENCANA
B. Mitigasi
 Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana
alam geologi di suatu wilayah untuk masukan kepada masyarakat
dan pemerintah sebagai dasar untuk melakukan pembangunan
wilayah agar terhindar dari bencana longsor.
 Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga
dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan
rencana pengembangan wilayah.
LANJUTAN…
 Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan saat dan sesudah terjadi
bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara
penanggulangannya.
 Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada
daerah strategis, agar diketahui tingkat bahayanya.
 Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada pemerintah dan
masyarakat tentang bencana tanah longsor dan akibat
yang ditimbulkan
FASE PENANGGULANGAN
BENCANA
2. Saat Bencana
Meliputi kegiatan :
 penyelamatan dan evakuasi
korban maupun harta benda
 pemenuhan kebutuhan dasar

 perlindungan

 pengurusan pengungsi

 penyelamatan, serta pemulihan


prasarana dan sarana.
FASE PENANGGULANGAN
BENCANA
3. Pasca Bencana ( Recovery )
A. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua
aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
FASE PENANGGULANGAN
BENCANA
B. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana
dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik
pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI PENANGGULANGAN BENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA YANG
SUDAH DILAKUKAN PADA TAHUN 2015
 Upaya penanggulangan bencana sesuai dengan
RPJMN 2015-2019, Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana 2015-2019, dan
lainnya.
 Peningkatan kapasitas BPBD, Pemda, relawan,
masyarakat dalam penanggulangan bencana.
 Menyusun SNI tentang penanggulangan
bencana.
 Melaksanakan Peringatan Bulan PRB Nasional
di Solo yang diikuti 6.000 orang pelaku PRB di
Indonesia dengan melakukan kajian-kajian
kejadian bencana di Indonesia sebagai masukkan
pengambilan kebijakan di masa mendatang.
 Mengembangkan Desa Tangguh Bencana.
PENANGGULANGAN BENCANA YANG SUDAH
DILAKUKAN PADA TAHUN 2015
 Sertifikasi relawan penanggulangan bencana.
 Pembangunan pusat pengendali operasi penanggulangan
bencana di BPBD provinsi dan kabupaten/kota.
 Membangun system peringatan dini banjir dan longsor.
 Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
di banyak daerah-daerah.
 Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di daerah
rawan bencana.
 Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka
penguatan Kelembagaan BPBD Prov/Kab/Kota serta
dukungan tanggap darurat bencana.
 Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi
Peralatan ke 274 Kab/kota.
 Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33
Provinsi dan 66 Kab/kota.
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA
1. Association for Disaster Prevention Research, International
Consortium on Landslides. 2012.
2. Evaluasi Penanggulangan Bencana 2015 dan Prediksi Bencana
2016. Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU. 27 Januari 2016.
BNPB Indonesia.
3. Fauziah, Munaya. 2003. Bencana Alam Perlindungan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC.
4. Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik. Rahman, Amni
Zarkasyi. 2015. Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor Di
Kabupaten Banjarnegara. Vol. 1, No. 1, Oktober 2015. Fisip
Universitas Diponegoro.
5. Lukman, Andri. 2003. Manajemen & Logistik Bantuan
Kemanusiaan Dalam Sektor Kesehatan. Jakarta : EGC.
6. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat. Yayasan IDEP.
2007.
7. Science Plans on Hazard and Disaster, International Council for
Science. 2008.
8. Sugiantoro, Ronny. 2010. Manajemen Bencana: Respons dan
Tindakan Terhadap Bencana. Jakarta : MedPress.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana.

Anda mungkin juga menyukai