Anda di halaman 1dari 59

MANAJEMEN DAN

PEMETAAN RISIKO
BENCANA DI DESA

Ferad Puturuhu

Pusat Penelitian Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana dan


Adaptasi Perubahan Iklim (P4RB-API) Unpatti – Negeri Rutong tahun
2022.
1. Kenapa Bencana Terjadi

2. Manajemen bencana

3. Penangan Bencana di Desa

4. Pemetaan Risiko Bencana


KENAPA BENCANA BANYAK
TERJADI?
DATA BENCANA NASIONAL

PENGERTIAN BENCANA
PERISTIWA ATAU RANGKAIAN PERISTIWA YANG
MENGANCAM DAN MENGGANGGU KEHIDUPAN
MASYARAKAT YANG DISEBABKAN BAIK OLEH FAKTOR
ALAM/ATAU FAKTOR NON ALAM MAUPUN FAKTOR
MANUSIA SEHINGGA MENGAKIBATKAN TIMBULNYA
KORBAN JIWA, MANUSIA, KERUSAKAN LINGKUNGAN,
KERUGIAN HARTA BENDA DAN DAMPAK PSIKOLOGIS
(UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana)
Sumber; PDSI BNPB, 2022
Kenapa Kita harus
Melakukan Mitigasi
dan kesiapsiagaan
Menghadapi 2. Dilewati Ring of Fire
bencana?

3. Karakter Pulau Kecil

4. Banyak jalur patahan

5. Perubahan Iklim
1. Mengalami tumbukan
tiga lempeng
Peta Geologi Pulau Ambon dengan Penyebaran Patahan/Fault
MANAJEMEN BENCANA
Definisi Manajemen Bencana
Upaya sistematis dan komprehensif untuk
menanggulangi semua kejadian bencana secara
cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban
dan kerugian (upaya PRB) yang ditimbulkan.

Ada: sistem. metode, tujuan


Asas Manajemen Bencana

1. Kemanusiaan
2. Keadilan
3. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan
4. Keseimbangan, keselarasan dan keserasian
5. Ketertiban dan kepastian hukum
6. Kebersamaan
7. Kelestarian lingkungan hidup
8. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Tingkatan Manajemen Bencana*

Manajemen Insiden

Manajemen Darurat

Manajemen Krisis

* Tidak memperhatikan hal di atas, maka manajemen bencana di


lapangan/lokasi terdampak akan kacau balau
Kategori Sifat Fungsi
Manajemen Insiden Lokasi Taktis
Manajemn Darurat Wilayah Setengah Taktis dan
Strategis
Manajemen Krisis Nasional Strategis
(Menetapkan kondisi
darurat/tanggap
darurat nasional)
Pelaksanaan Manajemen Bencana dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut (UU No 24 tahun 2007)
TAHAPAN PENANGGULANGAN BENCANA

Perka No 4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan


Rencana Penanggulangan Bencana
Pra Bencana
Kesiapsiagaan Bencana :
a. penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
b. pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
c. penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
d. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme
tanggap darurat;
e. penyiapan lokasi evakuasi;
f. penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap
tanggap darurat bencana; dan
g. penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
Mitigasi 
a. pelaksanaan penataan ruang;
b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan;
c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.

Sistem Peringatan Dini


a. pengamatan gejala bencana;
b. analisis hasil pengamatan gejala bencana;
c. pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang;
d. penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana; dan
e. pengambilan tindakan oleh masyarakat.
Saat Bencana
Tanggap Darurat Bencana : 
Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu
peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and
needs assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan
pembersihan lokasi bencana

Tujuan :
1. Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
2. Mengurangi penderitaan korban bencana;
3. Meminimalkan kerugian material
Pasca Bencana
Rehabilitasi : perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik/masyarakat sampai tingkat yg memadai pada wilayah pascabencana
untuk normalisasi.
a perbaikan lingkungan daerah bencana;
b. perbaikan prasarana dan sarana umum;
c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. pemulihan sosial PSIKOLOGIS
e. pelayanan kesehatan;
f. rekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. pemulihan sosial ekonomi budaya;
i. pemulihan keamanan dan ketertiban;
j. pemulihan fungsi pemerintahan; dan
k. pemulihan fungsi pelayanan publik.
Rekonstruksi  : Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti
sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan infrastruktur,
menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan,
pemberdayaan masyarakat; Berorientasi pada pembangunan – tujuan :
mengurangi dampak bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara
ekonomis pada masyarakat

Contoh Rekonstruksi
a. pembangunan kembali prasarana dan sarana;
b. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
c. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;
d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang l
Lebih baik dan tahan bencana;
e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha, dan masyarakat;
f. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
g. peningkatan fungsi pelayanan publik; dan
h. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
PENANGANAN
BENCANA
DI DESA
LATAR BELAKANG PENANGAN BENCANA DI DESA

,
Tindaklanjut Peraturan Peraturan Menteri Desa, Tujuan Peraturan
Presiden Nomor 59 Pembangunan Daerah Menteri ini, adalah
Tahun 2017 tentang Tertinggal, dan untuk memfokuskan
Pelaksanaan Transmigrasi Nomor 21 arah kebijakan
Pencapaian Tujuan Tahun 2020 tentang Perencanaan
Pembangunan Pedoman Umum Pembangunan Desa
Berkelanjutan, Pembangunan Desa dan pada pencapaian
Pemberdayaan SDGs Desa.
Masyarakat Desa.
.
Bencana dan Perubahan Iklim
Tujuan SDGs Sasaran SDGs
Langkah-Langkah penanganan Bencana Desa

1. Pencegahan Bencana dan Mitigasi (Situasi Tidak Ada Bencana)

a. Rencana Penanganan Bencana


b. Pengurangan Risiko Bencana
c. Persiapan lokasi pengungsian

2. Kesiapsiagaan (Situasi Terdapat Potensi Bencana)

a. Pengembangan sistem peringatan dini berbasis masyarakat


b. Penyusunan rencana evakuasi
c. Simulasi tanggap darurat
d. Penyusunan rencana kontinjensi
e. Penyediaan Peralatan Tanggap Darurat Bencana
f. Pendataan Kerawanan Bencana
3. Tanggap Darurat (Saat Terjadi Bencana)

a. Pengaktifan rencana kontinjensi


b. Melakukan evakuasi
c. Pengamanan lokasi bencana dan pengungsian
d. Pengelolaan Logistik
e. Pelayanan Kesehatan
f. Pelayanan dukungan psikososial

4. Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Setelah Terjadi Bencana)

a. Rehabilitasi sesuai kewenangan Desa


b. Pelayanan dukungan psikososial
c. Adaptasi kebiasaan baru pasca bencana
d. Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Kelompok Rentan
PEMETAAN
RISIKO BENCANA
Tujuan :
Mendapatkan gambaran lokasi rawan bencana pada
suatu wilayah
Membuat Peta Risiko:
Ancaman: suatu kejadian yang berpotensi merusak
bentuk-bentuk fisik, tanda-tanda alam atau kegiatan manusia
yang menyebabkan kehilangan nyawa atau terluka, kerusakan
harta benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan
lingkungan (UN-ISDR-Strategi Internasional Persatuan Bangsa-
Bangsa untuk Pengurangan Risiko ..

Kerentanan (vulnerability) merupakan hasil


dari kondisi dan proses yang dipengaruhi dari bahaya yang
berasal dari alam, bencana tenolohi, atai kondisi ekstrem
ternetntu. Dimensi kerentanan mencakup pada kerentanan
sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan
(Pine, 2009).

Kapasitas didefinisikan sebagai kekuatan atau potensi sumberdaya yang


dimiliki komunitas masyarakat untuk mengantisipasi bencanan

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan


akibat bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang
dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
Tahapan:
1. Membuat Peta Wilayah Desa/Negeri
2. Mengidentifikasi Potensi bencana
yang ada
3. Penyiapan data Parameter Kejadian
Bencana:
a. Pengumpulan data
b. Menetapkan kelas interval masing-masing
parameter dan pembobotannya
4. Proses Pemetaan:
a. Melakukan pemetaan masing-masing
parameter
b. Melakukan overlay satu parameter
dengan parameter yang lainnya
c. Masukan nilai skoring yang dikalikan
dengan bobot pada table atribut setiap
satuan pemetaan/lahan
d. Menentukan kelas Rawan yang mau digunakan, 3
kelas atau 5 kelas, dll, dengan cara selisih nilai perkalian
skoring dan bobot tertinggi dan
terendah dibagi dengan kelas rawan yang mau
digunakan.
e. Kalau 3 kelas (rendah, sedang, tinggi) maka dibagi
dengan 3
f. Untuk membedakan zona/tingkat kerawanan
maka digunakan:
Warna MERAH : untuk Rawan Tinggi
Warna KUNING : untuk Rawan Sedang
Warna HIJAU : untuk Rawan Renda
Metode Pemetaan
Peta Parameter Banjir
Contoh: Tsunami
Data Ancaman

Catatan: Parameter ancaman untuk masing-masing bencana berbeda-


beda
Data Kerentanan
Data Kapasitas
Data Kapasitas
Tabel Silang Perhitungan risiko Tsunami
5. Potensi Bencana di Rutong:
a. Banjir ?
b. Tanah Longsor
c. Gempabumi
d. Tsunami
e. Kebakaran hutan
f. Pendemi
g. ……………………….?
Bencana akan datang
di saat Kita Tidak Siap,
Oleh Karena itu kiranya melalui
Sosialisasi ini, Kita semua akan tetap
siap menuju selamat (dari bencana)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai