MITIGASI BENCANA
ALAM
BY :
Ns. REVI YULIA, M.Kep
DEFENISI BENCANA
■ adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun
bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak.
■ Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan sikap yang
mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi,
persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.
JENIS-JENIS KERENTANAN :
Kerentanan Fisik
Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang lemah.
■ Kerentanan Sosial
Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat
pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita,
lansia.
■ Kerentanan Mental
ketidaktahuan, tidak menyadari, kurangnya percaya
diri, dan lainnya.
KAPASITAS (CAPACITY)
■Adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap
situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik,
manusia, keuangan dan lainnya).
■Kapasitas ini bisa merupakan kearifan lokal masyarakat yang
diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
RESIKO BENCANA (RISK)
■ adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,
dan gangguan kegiatan masyarakat. , akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan,
dan kapasitas dari daerah yang bersangkutan.
■ Menghitung Resiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada penilaian
bahaya, kerentanan dan kapasitas di wilayah tersebut.
■ Menghitung resiko bencana menggunakan persamaan sebagai berikut :
Risk (R) = H xV/ C
Keterangan => R : Resiko Bencana
H : Bahaya
V : Kerentanan
C : Kapasitas
MITIGASI BENCANA
■Setelah melakukan resiko bencana, yang harus kita
lakukan ialah melakukan tindakan untuk mengurangi
resiko bencana tersebut.
■ Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi
kerentanan dan menambah kapasitas sebuah daerah.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi
resiko bencana antara lain :
1. Mitigasi
2. Kesiapsiagaan
3. Respon
4. Pemulihan
■ Mitigasi
Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini
umumnya terjadi bersamaan dengan fase pemulihan dari bencana
sebelumnya. Seluruh kegiatan pada fase mitigasi ditujukan agar
dampak dari bencana yang serupa tidak terulang.
■ Kesiapsiagaan
Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian
bencana. Dalam fase ini perencanaan yang dibuat oleh lembaga
penanggulangan bencana tidak hanya berkisar pada bencana yang
pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga untuk berbagai jenis
bencana lain yang mungkin terjadi.
Nexttt..
■ Respon
Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya
bencana. Fase ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai dengan
mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.
■ Pemulihan
Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti
semula. Pada fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat dan petugas
adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana dan
membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan
ini, dilakukan pula evakuasi terhadap langkah-langkah penanganan bencana
yang telah dilakukan.
Melakukan usaha pengurangan resiko
bencana alam
■ Pembuatan peta risiko bencana
■ Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah
berangkat dari pemahaman terhadap kondisi dan karakteristik suatu
wilayah, baik dari segi fisik maupun sosial. Proses kajian ini
dilakukan oleh berbagai ahli dengan berbagai bidang ilmu
kemudian digabungkan dan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan geografi. Hasil akhirnya adalah peta-peta yang
menggambarkan karakteristik suatu wilayah dari berbagai aspek.
■ Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah
dilakukan dengan membuat peta resiko bencana. Secara umum, peta
ini menggambarkan tingkat resiko terjadinya suatu bencana tertentu
di suatu wilayah.
Sistem peringatan dini bencana alam
■ Sistem peringatan dini bencana alam
■ Sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas
yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna
dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu,
masyarakat dan organisasi yang terancam bencana
untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu
yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya
atau kerugian.
Konsep sistem peringatan dini terdiri dari
empat unsur yaitu:
1. Pengetahuan tentang resiko bencana
2. Layanan pengawasan dan peringatan
3. Penyebaran informasi dan komunikasi
4. Kemampuan merespon
Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi
hal-hal sebagai berikut:
■ Menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana yang
terjadi
■ Mengidentifikasi wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana berdasarkan tingkat
kerusakan
■ Membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa depan
■ Membuat rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang dan penggunaan
lahan
■ Memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak
■ Melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana
Simulasi bencana alam
■ Simulasi bencana adalah kegiatan pemberian informasi tentang
cara-cara tentang penyelamatan diri kepada masyarakat oleh
petugas/instansi terkait pada wilayah rawan bencana dan/atau
disertai simulasi penyelamatan untuk mencegah atau meminimalkan
dampak bencana alam yang mungkin terjadi. Kegiatan ini idealnya
diikuti oleh seluruh anggota masyarakat yang berada di wilayah
rawan bencana dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses
mitigasi dan penanggulangan bencana.
■ Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah
menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan perangkat mitigasi
serta penangulangan bencana.
TUGAS