Anda di halaman 1dari 32

KABIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

KAB. POLEWALI MANDAR DALAM PEYELENGGARAAN


PENANGGULANGAN BENCANA

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH


NOMOR 5 TAHUN 2016
Oleh :
ANDI AFANDI RAHMAN, ST, M.Si
(Kepala Pelaksana BPBD)
REJUKAN REGULASI
 Undang-undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
 Peraturan Daerah No.2 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
 Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
 Peraturan Bupati Polewali Mandar No. 20 Tahun 2018, tentang
Prosedur Tetap (Protap) Penaggulangan Bencana Kabupaten
Polewali Mandar
 Peraturan Bupati Polewali Mandar No. 58 Tahun 2017 Pemberian
bantuan bencana logistik permakanan dan non permakanan serta
bahan bangunan rumah akibat bencana oleh badan penanggulangan
bencana daerah kabupaten polewali mandar
Menimbang :
1. Wilayah Kabupaten Polewali Mandar memiliki kondisi
geografis, geologis, dan demografis yang rawan terjadinya
bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non
alam maupun oleh perbuatan manusia yang menyebabkan
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak
psikologis dan korban jiwa;
2. Untuk mengantisipasi resiko bencana dan memulihkan
kondisi pasca bencana diperlukan adanya upaya
penyelenggaraan penanggulangan bencana secara
sistematis, terencana, terkoordinasi dan terpadu;
3. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007, wewenang Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana harus
menetapkan kebijakan daerah di wilayahnya yang selaras
dengan pembangunan daerah;
Pengertian Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

1. Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya/ kegiatan


yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan pemerintah
dengan maksud mencegah/ meminimalisir timbulnya
kerugian harta dan jiwa akibat timbulnya bencana.

2. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah


serangkaian upaya/ kegiatan yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
yang meliputi prabencana, tanggap darurat, pemulihan dini
dan pascabencana.
Tujuan penyelenggaraan penanggulangan
bencana sesuai Pasal 3 yaitu :
1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana;
2. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, menyeluruh dan
berkelanjutan;
3. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta
swasta;
4. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan
dan kedermawanan;
5. meminimalisasi dampak bencana;
6. mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menghadapi bencana.
Tanggung jawab pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana:
1. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan
pengungsi yang terkena bencana sesuai
dengan standar pelayanan minimum;
2. pelindungan masyarakat dari dampak bencana;
3. pengurangan risiko bencana dan pemaduan
pengurangan risiko bencana dengan program
pembangunan; dan
4. pengalokasian dana penanggulangan bencana
dalam anggaran pendapatan belanja daerah
yang memadai.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi :

A. prabencana; dalam situasi tidak terjadi


bencana; dan dalam situasi terdapat potensi
terjadinya bencana
B. tanggap darurat; dan
C. Pascabencana: Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1. PRA BENCANA
Situasi tidak Terjadi Bencana
(Bid. Pencegahan)
Pengurangan Resiko
Bencana Situasi Terjadi Potensi Bencana
(Bid. Kesiapsiagaan)

2. SAAT BENCANA
Tanggap Darurat (Bid. Kedaruratan)
Penanganan Darurat
Tanggap Darurat (Bid. Logistik)

3. PASCA BENCANA
Rehabilitasi (Bid. Rehabilitasi)
Pemulihan
Rekonstruksi (Bid. Rekonstruksi)

PERDA NOMOR 5 TAHUN 2016


Penyelenggaraan penanggulangan bencana
dalam situasi tidak terjadi bencana
meliputi :
1. perencanaan penanggulangan bencana;
2. Pengenalan dan pemantauan peringatan dini;
3. pengurangan risiko bencana;
4. pencegahan;
5. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
6. persyaratan analisis risiko bencana;
7. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang
wilayah;
8. pendidikan dan pelatihan; dan
9. persyaratan standar teknis penanggulangan
bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana di
situasi terdapat potensi bencana meliputi:

1. Kesiapsiagaan: serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian, serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
2. peringatan dini: serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana.
3. mitigasi bencana: Mitigasi adalah serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat , meliputi :
1. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, kerugian, dan sumberdaya;
2. penentuan status keadaan darurat bencana;
3. pencarian, penyelamatan dan evakuasi masyarakat
yang terkena bencana;
4. pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana
sesuai standar pelayanan minimal;
5. perlindungan terhadap korban yang tergolong
kelompok rentan; dan
6. pemulihan dini prasarana dan sarana vital.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
Berupa Rehabilitasi Pascabencana
meliputi :
1. perbaikan lingkungan daerah bencana;
2. perbaikan prasarana dan sarana umum;
3. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
4. pemulihan sosial psikologis;
5. pelayanan kesehatan;
6. rekonsiliasi dan resolusi konflik;
7. pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya;
8. pemulihan keamanan dan ketertiban;
9. pemulihan fungsi pemerintahan; dan
10. pemulihan fungsi pelayanan publik.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
Berupa ReKonstruksi Pascabencana meliputi
:
1. pembangunan kembali prasarana dan sarana;
2. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
3. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya
masyarakat;
4. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
5. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat;
6. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
7. peningkatan fungsi pelayanan publik; dan
8. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
BINUANG
AKIBAT LUAPAN SUNGAI AMASSANGAN
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
POLEWALI
AKIBAT LUAPAN SUNGAI REA
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
MATAKALI
AKIBAT LUAPAN SUNGAI MATAKALI
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
MATANGNGA
AKIBAT LUAPAN SUNGAI MATANGNGA
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
TAPANGO
AKIBAT LUAPAN SUNGAI TAPANGO
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
MAPILLI
AKIBAT LUAPAN SUNGAI MALOSO
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR KEC.
TINAMBUNG
AKIBAT LUPAN SUNGAI MANDAR
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR
DIAMBIL MENGGUNAKAN DRONE
DOKUMENTASI BENCANA BANJIR
DIAMBIL MENGGUNAKAN DRONE
DOKUMENTASI PENYALURAN AIR BERSIH
PEMBERIAN BANTUAN DANA DAN LOGISTIK
PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
PASCABENCANA BANJIR
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Polewali Mandar
Jl. Pameran Kel. Darma Kecamatan Polewali
Email : bpbd.polewali@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai