Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

KECAMATAN …
KANTOR DESA …
Alamat : Jln … No…. Telp (…) .. Sukabumi …

PERATURAN DESA …
NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA


DESA …
KECAMATAN … KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN …

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA …

Menimbang : a. bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa dan


Masyarakat bertanggung jawab terhadap Penanggulangan Bencana,
sebagaimana diamanatkan dalam Uandang-Undang Penanggulangan
Bencana Nomor 24 Tahun 2007;
b. bahwa Desa … Kecamatan … Kabupaten Sukabumi berada di kawarasan
rawan bencana, yang memungkinkan terjadinya bencana yang bisa
menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan
dan dampak psikologis, yang dalam hal tertentu akan menghambat
pembangunan Desa;
c. bahwa Desa … Kecamatan … Kabupaten Sukabumi belum mempunyai
peraturan yang dapat digunakan untuk penanggulangan bencana yang
terencana, terkoordinasi dan terpadu;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b dan huruf c perlu menetapkan menetapkan Peraturan Desa …
Kecamatan … Kabupaten Sukabumi tentang Prosedur Tetap
Penanggulangan Bencana;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sukabumi.
Dengan Persetujuan
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

KEPALA DESA …

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN


BENCANA DESA … KECAMATAN … KABUPATEN SUKABUMI.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa … ini yang dimaksud dengan :
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor;
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana;
4. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna;
5. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
6. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang-wenang;
7. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,
dan gangguan kegiatan masyarakat;
8. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
9. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana;
10. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.

Pasal 2
Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya
pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman,
risiko dan dampak bencana.

Pasal 3
1. Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Desa ... meliputi tingkatan status bencana
sejak saat normal, saat waspada, saat siaga, dan saat awas serta saat pengembalian
pengungsi ke desa.
2. Guna memperjelas pelaksanaan kegiatan penangulangan bencana, disusun Dokumen
Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Desa ... Kecamatan ... Kabupaten
Sukabumi sebagai lampiran peraturan ini.

BAB II
SAAT STATUS NORMAL
Pasal 4
Penanggulangan Bencana saat status normal meliputi :
1. Perencanaan penanggulangan bencana;
2. Pengurangan risiko bencana;
3. Pencegahan;
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan desa; dan
5. Pendidikan dan pelatihan.

Pasal 5
1. Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat 1
merupakan bagian dari perencanaan pembangunan desa;
2. Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun
berdasarkan analisis risiko bencana dan upaya penanggulangan bencana yang
dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian
anggarannya
3. Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a. Pengenalan, pemahaman dan pengkajian ancaman bencana, kerentanan dan
kapasitas masyarakat;
b. Analisis kemungkinan dampak bencana;
c. Tindakan pengurangan risiko bencana;
d. Mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana; dan
e. Alokasi tugas, kewenangan dan sumberdaya yang tersedia.
4. Penyusunan rencana penanggulangan bencana, dikoordinasikan oleh Pemerintah
Desa ... Kecamatan ... Kabupaten Sukabumi.
5. Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan
oleh Pemerintah Desa ... Kecamatan ... Kabupaten Sukabumi, sesuai dengan
kewenangannya dalam jangka waktu 5 tahun.

Pasal 6
1. Pengurangan Risiko Bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 2
merupakan kegiatan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan serta meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana.
2. Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui kegiatan :
a. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
b. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
c. Pengembangan budaya sadar bencana;
d. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana; dan penerapan
upaya fisik, non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana.

Pasal 7
1. Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3, dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, dengan cara mengurangi ancaman
bencana dan kerentanan pihak yang terancam;
2. Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan melalui kegiatan :
a. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber ancaman bencana;
b. Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan teknologi
tinggi;
c. Penguatan ketahanan sosial masyarakat.
3. Kegiatan pencegahan sebagaimana dimaksud ayat 2, menjadi tanggung jawab
Pemerintah Desa dan masyarakat.

Pasal 8
1. Pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 4, dilakukan oleh Pemerintah Desa
melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi;
2. Pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan dengan cara memasukkan unsur-
unsur penanggulangan bencana kedalam rencana pembangunan desa.

Pasal 9
1. Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 5, ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, dan kesiapsiagaan
masyarakat dan lam menghadapi bencana;
2. Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa, yang berupa pelatihan dasar, lanjutan, teknis, simulasi dan gladi;
3. Instansi / lembaga / organisasi yang terkait dengan penanggulangan bencana dapat
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dimaksud, berdasarkan pedoman /
aturan yang berlaku.

BAB III
SAAT STATUS WASPADA
Pasal 10
1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana saat status waspada meliputi :
a. kegiatan kesiapsiagaan;
b. kegiatan mitigasi bencana
2. Kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, terdiri dari :
a. Evaluasi dan uji coba Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana;
c. Pemantapan pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem peringatan
dini;
d. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
e. Sosialisasi, pelatihan dan gladi lapang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana;
f. Penyiapan lokasi evakuasi (Tempat Evakuasi Sementara Dusun dan Desa serta
Tempat Evakuasi Akhir)
g. Pemutakhiran data akurat, informasi dan Prosedur Tetap Penanggulangan
bencana;
h. Penyiapan dan penyediaan sumber daya yang digunakan dalam penanggulangan
bencana .
i. Kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a, merupakan
tanggung jawab Pemerintah Desa dan dilaksanakan bersama-sama masyarakat
dan lembaga lainnya.

Pasal 11
1. Kegiatan mitigasi bencana sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf b dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap
masyarakat ;
2. Kegiatan mitigasi bencana sebagaimana dimaksud ayat 1 guruf b dilakukan melalui :
a. Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan tata bangunan
dengan menerapkan standar teknis banguan;
b. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dengan menerapkan
standar teknis pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

BAB IV
SAAT STATUS SIAGA
Pasal 12
1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana saat status Siaga meliputi :
a. Membuka Posko Desa, Posko Sekolah dan Posko Dusun dengan petugas piket
penuh;
b. Menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana pada lokasi sasaran
sesuai kebutuhan organisasi penanggulangan bencana desa;
c. Menggerakkan sumberdaya penanggulangan bencana sesuai dengan kebutuhan
organisasi penanggulangan bencana desa, baik kebutuhan personil, sarana dan
prasarana;
d. Mengevakuasi penduduk rentan dengan alat transportasi yang telah disiapkan;
e. Pelayanan kesehatan pengungsi penduduk rentan;
f. Menyiapkan dan menyajikan kebutuhan dasar pengungsi penduduk rentan;
g. Pengamanan pengungsi penduduk rentan;
2. Membuka Posko Desa, Posko Sekolah dan Posko Dusun dengan piket penuh
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a dilakukan karena Posko adalah merupakan
tempat pengendalian operasi kegiatan penanggulangan bencana;
3. Menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana pada lokasi sasaran
sesuai kebutuhan organisasi penanggulangan bencana desa sebagaimana dimaksud
ayat 1 huruf b, adalah kegiatan menyiapkan :
a. Sarana dan Prasarana Posko;
b. Sarana dan Prasarana evakuasi;
c. Sarana dan Prasarana transportasi;
d. Sarana dan Prasarana Kesehatan;
e. Sarana dan Prasarana Dapur Umum;
f. Sarana dan Prasarana Logistik;
g. Sarana dan Prasarana Tempat Evakuasi/barak;
h. Sarana dan Prasarana Keamanan;
i. Sarana dan Prasarana Pendidikan darurat;
j. Sarana dan Prasarana Komunikasi
4. Menggerakkan sumberdaya penanggulangan bencana sesuai kebutuhan organisasi
penanggulangan bencana, baik kebutuhan personil, sarana dan prasarana
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf c dilakukan dengan menggerakkan seluruh
personil, sarana dan prasarana penanggulangan bencana dari seksi posko sampai
seksi komunikasi (10 seksi).
5. Mengevakuasi penduduk rentan dengan alat transportasi yang telah disiapkan
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf d dilakukan oleh seksi evakuasi dan seksi
transportasi serta seksi keamanan dari rumah menuju titik kumpul dusun selanjutnya
menuju titik kumpul desa.
6. Pelayanan kesehatan pengungsi penduduk rentan sebagaimana dimaksud ayat 1
huruf e dilakukan oleh seksi kesehatan desa apabila diperlukan disiapkan rujukan.
7. Menyiapkan dan menyajikan kebutuhan dasar pengungsi penduduk rentan
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf f dilakukan oleh seksi logistik dan seksi dapur
umum di lokasi pengungsian (TES dan TEA) sesuai aturan yang ada.
8. Pengamanan pengungsi penduduk rentan sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf g
dilakukan oleh seksi keamanan desa, baik saat terjadi pengungsian maupun saat
berada di pengungsian.

BAB V
SAAT STATUS AWAS
Pasal 15
1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat status awas meliputi :
a. Evakuasi seluruh penduduk terancam bencana dengan pengerahan seluruh
kekuatan alat transportasi yang disiapkan;
b. Pelayanan kesehatan terhadap pengungsi;
c. Pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi;
d. Perlindungan terhadap kelompok rentan;
e. Pengamanan desa yang ditinggalkan pengungsi, pengamanan proses evakuasi
pengungsi dan pengamanan lokasi pengungsian;
f. Pelaksanaan kegiatan pendidikan darurat di lokasi pengungsian;
g. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terdampak bencana;
2. Evakuasi seluruh penduduk terancam bencana dengan pengerahan seluruh kekuatan
alat transportasi yang disiapkan sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a meliputi :
a. Evakuasi penduduk di seluruh Dusun se Desa ... dengan mengerahkan seluruh
petugas evakuasi melalui Titik Kumpul Dusun menuju Titik Kumpul Desa.
b. Pengerahan seluruh alat transportasi milik masyarakat Desa dan alat transportasi
yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
3. Pelayanan kesehatan terhadap pengungsi sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf b
meliputi pengecekan dan penanganan kesehatan seluruh pengungsi dan pelayanan
rujukan.
4. Pemenuhan dasar pengungsi sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf c meliputi
kebutuhan dasar pangan dan non pangan secara darurat yang menjadi urusan
kegiatan seksi logistik, seksi dapur umum dan seksi barak.
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf d
dilakukan dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa
penyelamatan, evakuasi, pengamanan, dan pelayanan kesehatan.
6. Pengamanan desa yang ditinggalkan pengungsi, pengamanan proses evakuasi
pengungsi dan pengamanan lokasi pengungsian sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf
e dilakukan dengan mengerahkan seluruh aparat keamanan desa (linmas) dan warga
masyarakat lain yang telah ditetapkan.
7. Pelaksanaan kegiatan pendidikan darurat di lokasi pengungsian sebagaimana
dimaksud ayat 1 huruf f dilakukan oleh warga sekolah (Guru dan siswa) SD / MI
Desa ... di lokasi pengungsian secara darurat.
8. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terdampak bencana sebagaimana dimaksud
ayat 1 huruf h dilakukan melalui usaha dan kegiatan pencarian, pertolongan dan
penyelamatan masyarakat sebagai korban dampak bencana, yang dilakukan oleh
seksi evakuasi penanggulangan bencana tingkat desa dibantu Tim Kabupaten.

BAB VI
PENGEMBALIAN PENGUNGSI KE DESA
Pasal 16
1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat pengembalian pengungsi ke
Desa dilakukan setelah tingkatan status menjadi Waspada.
2. Pengembalian pengungsi ke Desa kembali dilakukan oleh seksi Evakuasi, seksi
Transportasi, seksi Keamanan dan seksi Komunikasi penanggulangan bencana desa.

BAB VII
PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
Pasal 17
Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana diperlukan sebagai upaya
untuk memantau secara terus menerus terhadap proses pelaksanaan
penyelenggaraan penanggulangan bencana, dilakukan oleh Pemerintah Desa.
Pasal 18
Penyusunan laporan penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan oleh
Pemerintah Desa dibantu oleh Lembaga Penanggulangan Bencana Desa.
Pasal 19
Evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan dalam rangka
pencapaian standar minimum dan peningkatan kinerja penanggulangan bencana,
dilakukan oleh Pemerintah Desa.
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 20
Sumber pendanaan pelaksanaan Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana ini
dibebankan pada :
1. Sawadaya masyarakat;
2. Anggaran Pendapatan Belanja Desa;
3. Bantuan dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi;
4. Bantuan dari APBN; dan
5. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Desa ... ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam lembaran Desa.

Ditetapkan di …
pada tanggal ... 201…

KEPALA DESA ...

……………………………
Tembusan :
1. Bupati Sukabumi
2. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi
3. Inspektur Kabupaten Sukabumi
4. Camat …
5. Pertinggal.

Anda mungkin juga menyukai