Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH DESA SINDANGSARI

KECAMATAN CIGEDUG KABUPATEN GARUT

PERATURAN DESA SINDANGSARI


Nomor : 1 TAHUN 2020

TENTANG
UPAYA KESEHATAN DESA DI DESA SINDANGSARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA SINDANGSARI

Menimbang : a. bahwa Pemerintah Desa berkewajiban meningkatkan


Derajat Kesehatan atas Masyarakat di Desanya;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dik
Desanya, bahwa Pemerintah Desa perlu mengambil
Kebijakan Kebijakan yang mendukung peningkatan
derajat Kesehatan bagi masyarakat;
c. bahwa untuk melaksanakan perihal yang dimaksud di
huruf a dan b perlu dibuat sebuah Peraturan Desa.
Mengingat : 1. Undang Undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (
lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5459);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah nomor 43 tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.
111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di
Desa;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1529/ Menkes/ SK/ X/ 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif;
6. Peraturan Menteri Desa No. 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga;
8. Permen Desa Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa tahun 2017;

DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SINDANGSARI
Dan
KEPALA DESA SINDANGSARI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA SINDANGSARI TENTANG UPAYA
KESEHATAN DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) dalam


mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di hormati dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;

4. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintahan di Desa

5. Lembaga Desa adalah seluruh Lembaga atau Organisasi yang ada di

Desa seperti LPMD, KPMD, TP PKK, Karang Taruna, RT/RW dan lain

sebagainya.

6. Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya

disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi

dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

7. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang–undangan yang dibuat

oleh BPD bersama Kepala Desa;

8. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah

kerja Pemerintah Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui

musyawarah pengurus RT (Rukun Tetangga) di wilayah kerjanya yang

ditetapkan oleh Pemerintah Desa.

9. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang

dibentuk melalui musyawarah masyarakat yang ditetapkan oleh

Pemerintah Desa.

10. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.

11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan dan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan

melalui pendidikan dan atau pelatihan di bidang kesehatan, memiliki

ijasah dan atau sertifikasi tertentu yang mengabdikan diri di bidang


kesehatan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimiliki.

12. Tenaga Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang

selanjutnya disebut KIBBLA adalah setiap orang yang mempunyai

kompetensi dalam melakukan layanan KIBBLA baik secara langsung

maupun tidak langsung yang bekerja pada sarana pelayanan kesehatan

Pemerintah, swasta maupun mandiri.

13. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan dan dikelola oleh tenaga

kesehatan.

14. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

15. Rumah Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan rujukan dan

spesialistik.

16. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut POSKESDES adalah

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di

desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan

dasar bagi masyarakat desa.

17. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah

salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

yang selanjutnya disebut KIA untuk mempercepat penurunan angka

kematian ibu dan bayi.

18. Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan di desa dan diwajibkan

tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya.


19. Bidan Praktek Swasta adalah tempat untuk memberikan pelayanan

kesehatan kebidanan bagi wanita hamil,persalinan normal, nifas,bayi,

balita,dan KB.

20. Pengobatan adalah tindakan pengobatan yang diberikan oleh Dokter

atau jika berhalangan didelegasikan kepada perawat atau Bidan yang

ditunjuk untuk menjalankan pengobatan, perawatan dan lain-lainnya

yang ada hubungannya dengan kesehatan.

21. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri.

22. ASI Eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada anak usia 0 hari

sampai 6 bulan tanpa pemberian makanan dan minuman lainya.

23. Pelayanan Antenatal adalah Pelayanan kesehatan terpadu yang

merupakan pelayanan Antenatal komprehensif dan berkualitas yang

diberikan kepada semua ibu hamil sesuai pedoman Antenatal Care

(ANC).

24. Imunisasi Dasar Lengkap adalah pemberian imunisasi pada bayi yang

berusia 0 sampai dengan 12 bulan yang terdiri dari imunisasi HB 0 (umur

0-7 hari), BCG,Polio 1,2,3,4, DPT HB Combo 1,2,3 dan campak (umur 9

bulan).

25. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan.

26. Masa nifas adalah masa paska persalinan sampai 42 hari.

27. Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau

fetus didalam tubuhnya.

28. Ibu bersalin adalah wanita yang mengalami proses persalinan.

29. Ibu nifas adalah wanita yang mengalami proses pasca persalinan.

30. Ibu hamil resiko tinggi adalah ibu dengan kehamilan yang beresiko yang
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.

31. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah kesakitan pada ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau bayi.

32. Situasi kegawatdaruratan atau emergensi adalah situasi yang tidak

dikehendaki, mendadak,dan berkembang secara cepat,sehingga

menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan.

33. Neonatal adalah anak usia 0 hari sampai dengan 28 hari.

34. Bayi adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 11 bulan 29 hari.

35. Anak balita adalah anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan.

36. Pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai

upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang

kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.

37. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan terikat oleh

suatu rasa identitas bersama.

38. Tokoh Masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat,

baik karena hartanya, keilmuanya, jabatanya sehingga menjadikan tolak

ukur bagi masyarakat lain dalam menentukan sesuatu.

39. Hak dan Kewajiban adalah sesuatu yang harus diterima dan dikerjakan.

40. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang

selanjutnya disingkat P4K adalah program kegiatan yang difasilitasi oleh

Bidan Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan

masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan

menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.

41. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber

daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi

masalah - masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan


kesehatan secara mandiri.

42. Lembaga Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota

masyarakat Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila.

43. Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah wadah partisipasi bagi masyarakat

dalam mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa.

44. Ambulans Desa adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai

kesepakatan bersama yang dipergunakan untuk mengantar calon ibu

bersalin ke tempat persalinan termasuk ke tempat rujukan.

45. Jaminan Persalinan (Jampersal ) adalah jaminan pembiayaan persalinan

yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,

pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan

pelayanan bayi baru lahir.

46. Dana Sosial Ibu Bersalin (Dasolin) adalah suatu upaya pemeliharaan

kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat yang diselenggarakan

berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan dengan

pembiayaan sukarela yang bertujuan meningkatkan taraf kesehatan ibu

hamil.

47. Dana Sehat adalah upaya pemeliharaan kesehatan dari, oleh, dan untuk

masyarakat, yang diselenggarakan berdasarkan asas usaha bersama

dan kekeluargaan dengan pembiayaan sacara pra upaya dengan tujuan

untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

BAB II

AZAS MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Azas Pelayanan kesehatan Desa Sindangsari adalah perikemanusiaan,

keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan


kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma

agama.

(2) Maksud dari Pelayanan Kesehatan Desa adalah seluruh rangkaian

Kegiatan dan kebijakan yang diambil dan dilakukan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan warga masyarakat desa Sindangsari

dengan cara memberi Edukasi dan Pendampingan, Pengambilan

kebijakan dan Penganggaran hingga penyediaan sarana prasarana di

bidang kesehatan.

(3) Tujuan dari diputuskannya Peraturan Pelayanan Kesehatan Desa adalah :

a. Menciptakan Kebijakan Pelayanan kesehatan di Desa Sindangsari

yang baik dan bermanfaat.

b. Menciptakan Pelayanan Kesehatan lebih responsif, transparan dan

akuntabel :

c. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan kepada warga, meliputi :

1. Edukasi dan Sosialisasi Tentang Penyakit terutama Penyakit

berbahaya dan menular.

2. Pencegahan dan Pembasmian Penyakit Menular.

3. Pencegahan Terjadinya Kematian Ibu pada Ibu Hamil Resiko

Tinggi, Ibu Pasca Melahirkan ( Nifas ) serta Kematian Bayi dan

Balita (KIBBLA )

4. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ).

5. Imunisasi Lengkap.

6. Kesehatan Manusia Lanjut Usia ( Manula )

7. Kesehatan Warga secara umum.

8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

9. Pelaksanaan STBM

d. Menumbuhkembangkan rasa tanggungjawab bersama terhadap

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan Edukasi dan


Pendampingan Hukum

e. Peningkatkan kapasitas dan Kwalitas FKD, Kader Posyandu dan

Kader Kesehatan lainnya.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian kesatu Hak

Pasal 3

(1) Setiap Warga berhak atas kesehatan.

(2) Setiap Warga mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas

sumber daya di bidang kesehatan.

(3) Setiap Warga mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan

yang aman, bermutu, dan terjangkau.

(4) Setiap Warga berhak secara mandiri dan bertanggung jawab

menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

(5) Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang

kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

(6) Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi

pencapaian derajat kesehatan yang baik.

Bagian kedua Kewajiban

Pasal 4

(1) Setiap warga masyarakat desa berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya

meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat,

dan Kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan yang dilakukan oleh


pemerintah desa.

(3) Setiap warga masyarakat desa berkewajiban menghormati hak warga

lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi,

maupun sosial.

(4) Setiap warga berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,

mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

(5) Setiap Kepala keluarga atau Orangtua atau Pimpinan Perusahaan

berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang

lain yang menjadi tanggung jawabnya.

(6) Setiap warga berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan

seperti BPJS baik mandiri maupun bantuan atau Jaminan Kesehatan

lainnya yang diselenggarakan swasta.

BAB VI

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DESA

Pasal 5

(1) Pemerintah Desa bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya

kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

(2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan,

tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat

untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.

(3) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di

bidang kesehatan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat guna

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.

(4) Pemerintah Desa bertanggungjawab atas ketersediaan sarana mobilisasi

Warga yang membutuhkan pertolongan atau perawatan lanjutan ke

fasilitas kesehatan lebih tinggi berupa sarana akomodasi / ambulan /


mobil siaga.

(5) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap

informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

(6) Pemerintah Desa bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong

peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

(7) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk

upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.

(8) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan

kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi warga

yang tidak mampu

BAB VI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 12

(1) Tanggungjawab dan Kewajiban untuk meningkatkan Derajat Kesehatan

di Desa adalah Tanggungjawab dan kewajiban seluruh warga

masyarakat desa Sindangsari dengan azas Pemberdayaan Masyarakat.

(2) Pemberdayaan Masyarakat dikandung maksud agar Pelaksanaan

Program Kesehatan di desa bisa diawali dengan kesadaran dari

masyarakat paling bawah yaitu keluarga.

(3) Program Kesehatan yang dimaksud pada ayat (2) diatas antara lain

seperti:

a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

b. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ).

c. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu )

d. Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita ( KIBBLA )

e. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )


f. Pengawasan Minum Obat secara Rutin pada Pengobatan TBC g. Dll

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

(1) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, baik

mengenai pelaksanaan pasal-pasal maupun Kebijakan khusus akan

diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa yang ditetapkan dalam Peraturan

Kepala Desa dan atau Keputusan Kepala Desa.

(2) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(3) Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan perundangan

Peraturan Desa ini dengan penempatan dalam lembaran Berita Desa

Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut

Di Keluarkan di Sindangsari

Pada tanggal 30 Januari 2020

KEPALA DESA SINDANGSARI

H AYO SUTISNA

Diundangkan di Sindangsari

Pada tanggal 03 Februari 2020

SEKRETARIS DESA SINDANGSARI

RUKMANTO

Lembaran Berita Desa Sindangsari Tahun 2020 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai