TENTANG
PERSALINAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
-2-
3. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di
hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintahan di Desa.
6. Lembaga Desa adalah seluruh Lembaga atau Organisasi yang ada di
Desa seperti LPMD, KPMD, TP PKK, Karang Taruna, RT/RW dan lain
sebagainya.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
8. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang–undangan yang dibuat
oleh BPD bersama Kepala Desa;
9. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari
wilayah kerja Pemerintah Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah pengurus RT (Rukun Tetangga) di wilayah
kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
10. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang
dibentuk melalui musyawarah masyarakat yang ditetapkan oleh
Pemerintah Desa.
11. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
12. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan dan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan dan atau pelatihan di bidang kesehatan, memiliki
ijasah dan atau sertifikasi tertentu yang mengabdikan diri di bidang
kesehatan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimiliki.
13. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan dan dikelola oleh tenaga
kesehatan.
14. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
-3-
15. Rumah Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan rujukan dan
spesialistik.
16. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut PKD adalah Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa
dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa.
17. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
yang selanjutnya disebut KIA untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
18. Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan di desa dan diwajibkan
tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya.
19. Bidan Praktek Swasta adalah tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan normal, nifas, bayi,
balita, dan KB.
20. Pelayanan Antenatal adalah Pelayanan kesehatan terpadu yang
merupakan pelayanan Antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil sesuai pedoman Antenatal Care
(ANC).
21. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
22. Masa nifas adalah masa paska persalinan sampai 42 hari.
23. Kehamilan adalah suatu peristiwa mulai dari ovulasi sampai partus
adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu).
24. Ibu bersalin adalah wanita yang mengalami proses persalinan.
25. Ibu nifas adalah wanita yang mengalami proses pasca persalinan.
26. Ibu hamil resiko tinggi adalah ibu dengan kehamilan yang beresiko
yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi.
27. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau bayi.
-4-
28. Situasi kegawatdaruratan atau emergensi adalah situasi yang tidak
dikehendaki, mendadak, dan berkembang secara cepat, sehingga
menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan.
29. Neonatal adalah anak usia 0 hari sampai dengan 28 hari.
30. Bayi adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 11 bulan 29 hari.
31. Anak balita adalah anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
32. Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang mempunyai
kemampuan yang didapatkan secara turun-temurun dalam keluarga
untuk mendampingi seorang ibu sejak masa kehamilan, menolong
persalinan dan setelah persalinan atau oleh karena ia merasa mendapat
panggilan untuk menjalankan tugasnya dan telah mendapat
pelatihan.Pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
33. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama.
34. Tokoh Masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh di
masyarakat, baik karena hartanya, keilmuanya, jabatanya sehingga
menjadikan tolak ukur bagi masyarakat lain dalam menentukan
sesuatu.
35. Hak dan Kewajiban adalah sesuatu yang harus diterima dan
dikerjakan.
36. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang
selanjutnya disingkat P4K adalah program kegiatan yang difasilitasi
oleh Bidan Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.
37. Lembaga Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota
masyarakat Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
38. Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah wadah partisipasi bagi
masyarakat dalam mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat
desa.
39. Ambulans Desa adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai
kesepakatan bersama yang dipergunakan untuk mengantar calon ibu
bersalin ke tempat persalinan termasuk ke tempat rujukan.
-5-
40. Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan
yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan
pelayanan bayi baru lahir.
41. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari sistem
jaminan sosial yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
undang-undang.
BAB II
AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
-6-
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Hak Masyarakat
Pasal 3
Bagian Kedua
Kewajiban Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pasal 4
Bagian Ketiga
Kewajiban Masyarakat
Pasal 5
-7-
(4) Membantu pengguna layanan Persalinan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
(5) Membantu mensosialisasikan program Pemerintah Desa tentang
Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB IV
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DESA
Bagian Pertama
Wewenang
Pasal 6
Bagian Kedua
Tanggung Jawab
Pasal 7
BAB IV
PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Pertama
Kewajiban Melakukan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pasal 8
-8-
(2) Dalam melaksanakan pertolongan persalinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tenaga kesehatan dapat menjalin kemitraan dengan dukun
bayi.
Bagian Ketiga
Pembagian Tugas Bidan, Dukun Bayi, Tim Kesehatan Desa
Pasal 9
-9-
BAB V
MEKANISME USULAN KESEHATAN DAN SUMBER DANA
Bagian Pertama
Sumber Dana
Pasal 10
BAB VI
PELAKSANAAN PROGRAM PERSALINAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Pertama
Pemantauan Wilayah Setempat – Ibu Hamil
Pasal 11
- 10 -
pemeriksaan bayi baru lahir (KN2), pelayanan nifas, dan kontrasepsi
pasca persalinan.
(4) Bidan desa secara aktif menggerakkan kelompok dasa wisama untuk
menemukan kasus-kasus Ibu Hamil dengan resiko tinggi.
Bagian Kedua
Persiapan Donor Darah
Pasal 12
(1) Tim Kesehatan Desa dan dibantu aparat desa melakukan pendataan
kepada masyarakat untuk menjadi calon pendonor, guna
mempersiapkan apabila terjadi kasus kegawatdaruratan yang dialami
oleh masyarakat dan membutuhkan darah.
(2) Masyarakat yang telah terdaftar sebagai calon pendonor darah secara
sukarela menandatangani surat perjanjian sebagai calon pendonor
dan siap apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk menyumbang
darahnya.
Bagian Ketiga
Persiapan Transportasi
Pasal 13
- 11 -
BAB VII
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 14
BAB VIII
KETENTUAN LAIN–LAIN
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Ditetapkan di ........................
pada tanggal .........................
- 12 -
..........................
- 13 -