BADAN GEOLOGI
Yang terhormat
1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
2. Gubernur Jawa Barat
3. Bupati Sukabumi
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Sukabumi
Keairan:
Kondisi keairan di lokasi gerakan tanah dalam kondisi baik dan melimpah pada
musim hujan dan bersumber dari beberapa situ / danau yang berada di sekitar
lokasi bencana. Pada batas antara batupasir dan tanah pelapukan keluar air
yang cukup melimpah, diperirakan air tersebut merupakan air yang menjenuhi
tanah pelapukan, dan tidak dapat meresap ke batulempung yang berada di
bawahnya dan bersifat lebih kedap air. Pada daerah yang mengalami retakan
sepanjang hampir 800 meter dengan arah N 30o - 40o E air mengalir sehingga
terjadi alur sungai kecil baru dan terbentuk kolam-kolam air. Akibatnya pada
gawir bagian bawah terjadi gerakan tanah dengan tipe longsoran dan aliran
bahan rombakan (debris flow).
Gerakan tanah tipe rayapan (creep) terjadi pada areal pemukiman dan
persawahan memiliki lebar retakan 20 – 40 cm dengan panjang mencapai 200 –
800 meter, serta arah retakan N 40º E – N 70º E terutama pada sayap atau bagian
barat area gerakan tanah. Sedangkan pada bagian tengah area yang bergerak
retakan dengan arah N 80º E – N 130º E. Dan panjang retakan berkisar 30 – 200
m, lebar retakan 20 – 30 cm, serta terjadi amblasan sedalam 2 meter.
Pada bagian gawir di bagian selatan terjadi perubahan tipe gerakan tanah menjadi
tipe aliran bahan rombakan (debris flow). Hal ini karena kandungan air yang tinggi
(banyak muncul genangan air) dibagian selatan ditambah retakan pada gawir
dibagian selatan sangat intensif sehingga terjadi longsoran tipe aliran bahan
rombakan (debris flow). Gerakan tanah tipe aliran ini masih memiliki potensi besar
untuk berkembang dan masih terdapatnya aliran air pada kontak antara tanah
pelapukan dan batuan dasar yang mengarah ke ujung selatan lokasi retakan.
Potensi yang besar juga ditunjukkan oleh kemunculan mata air pada bagian utara
dibawah gawir. Kondisi ini mengindikasikan terdapatnya bidang lemah berupa
rekahan di bawah permukaan yang berfungsi menjadi jalan mengalirnya air dari
atas permukaan tanah. Kondisi lain yang dapat memicu berkembangnya gerakan
tanah, adalah masih terdapatnya lahan persawahan dan kolam pada bagian
tengah lereng yang berdekatan dengan lokasi gerakan tanah.
Dampak gerakan tanah berdasarkan informasi dari aparat desa, di area yang
bergerak dan terancam :
a. Desa Negrakjaya
175 rumah rusak berat
100 rumah rusak sedang
56 rumah rusak ringan
89 rumah terancam
3 mushola rusak
1 pesantren rusak
1 sekolah dasar rusak
2 ha sawah tertimbun material longsoran
300 jiwa mengungsi
Sedangakan jatuhan batuan lebih dikontrol oleh kelerengan gawir yang sangat
terjal mengakibatkan gaya gravitasi berperan pada gerakan tanah tipe jatuah
batuan dan juga kondisi geologi berdasarkan kenampakan morfologi merupakan
sesar normal dan banyak terjadi kekar disamping itu.
Rekomendasi:
Merelokasi rumah berada pada zona yang bergerak ke tempat yang lebih
aman. Daerah Pasir Mindi retakan yang berkembang sangat banyak dan
umumnya rumah-rumah rusak berat akibat gerakan tanah tipe rayapan. Kp.
Mindi ini sebaiknya direlokasi ketempat aman karena tipe gerakan tanahnya
merupakan tipe rayapan sehingga merusak konstruksi rumah. Jika terjadi hujan
dan terjadi longsoran/ runtuhan batu dibagian atas G. Sabu atau pada Gawir
dibagian utara maka retakan atau pergerakan di Kp.Mindi dan persawahan
akan semakin banyak/intensif dan lebar.
Merelokasi rumah dibagian bawah gawir ke dua/ yang berada di selatan (Kp.
Pasir Buyung dan Babakan Sawah ) terutama rumah yang berjarak + 300 meter
dari kaki gawir/tebing. Hal ini karena bagian atas gawir banyak terjadi retakan
dan genangan air sehingga berpotensi terjadi aliran bahan rombakan dan
longsoran.
Meningkatkan kewaspadaan bagi penduduk yang bermukim dan beraktivitas di
sekitar lokasi gerakan tanah terutama pada saat dan setelah turun hujan.
Tidak melakukan pemotongan lereng yang terjal
Tidak beraktivitas di sekitar tebing lereng yang mengalami gerakan tanah.
Memantau perkembangan retakan dan jika terjadi perkembangan yang cepat
segera menjauh dari lokasi gerakan tanah dam melaporkannya kepada instansi
yang berwenang.
Untuk memperlambat peresapan air dan mengantisipasi terjadinya
perkembangan gerakan tanah agar segera dilakukan:
Mengarahkan aliran air permukaan menjauh dari retakan.
Mengeringkan lahan dan kolam atau genangan air pada lereng yang telah
mengalami gerakan tanah di lokasi sekitar persawahan.
Segala aktivitas hendaknya selalu dilakukan dengan memperhatikan kondisi
cuaca dan keselamatan jiwa.
Mengurangi pembebanan tanah akibat penjenuhan dengan tidak mencetak
areal persawahan
Menata saluran air permukaan dengan konstruksi yang kedap air.
Melakukan penanaman pohon berakar kuat dan dalam untuk meningkatkan
daya ikat tanah.
Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan
memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya
mitigasi bencana akibat gerakan tanah.
Tembusan :
1. Kepala Badan Geologi
2. Sekretaris Badan Geologi
3. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMDAGRI
4. Biro Hukum dan Humas KESDM
5. Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Barat
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat
7. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Sukabumi
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi
9. Camat Curugkembar, Kabupaten Sukabumi
Gambar Peta lokasi gerakan tanah di Desa Nagrekjaya dan Sekitarnya, Kecamatan
Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Gambar Peta geologi Desa Nagrekjaya dan Sekitarnya, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Gambar 3. Peta situasi gerakan tanah di Desa Nagrekjaya dan Sekitarnya, Kecamatan Curugkembar,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
106° 54' 40" 106° 55' 36"
KETERANGAN
67 5 Jalan Nendat
B 650 Mataair
Jalan setapak
62 5
Saluran Pemukiman
Posko
Masjid Zona Jatuhan Batu dan longsoran translasi
PoskoSekolahan 60 0
Kantor desa 57
55 5
0
Zona Retakan/ Rayapan (bergerak lambat)
Babakan Mindi Retakan
Lapangan
Zona berpotensi terlanda longsoran
Longsor dan aliran bahan rombakan
500
Gawir longsoran lama Situ
475
Longsor
Pasirbuyung
0 300 600M
Keterangan :
Rumah yang terancam aliran bahan rombakan di Kp. Pasir Buyung dan Bojong Sawah
Kondisi gawir bagian atas yang retak-retak dan berpotensi sebagai aliran bahan
rombakan dan mengancam Kp. Pasir Buyung dan Bojong Sawah
Gambar longsoran dan runtuhan batupasir pada gawir bagian atas (Gunung Sabu)
‘
Gambar Longsoran di Gunung Sabu dan bidang gelicir berupa batupasir lempungan
Gambar Gawir berlereng sangat terjal dengan tipe gerakan tanah berupa runtuhan/
jatuhan batu
Gambar retakan pada persawahan (diambil dari drone)
Genangan air
(terbentuk situ)