PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Mengetahui penyebab terjadinya pergerakan tanah
2. Mengetahui solusi serta penanggulangan yang bisa dilakukan saat terjadi
pergerakan tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan tanah seperti tanah longsor adalah suatu bencana alam yang
terjadi akibat gangguan keseimbangan kestabilan lereng, baik yang terjadi
secara alamiah maupun yang disebabkan oleh ulah manusia. Gerakan tanah
akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang
akhirnya menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan
sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan
selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.
Yang terjadi biasanya apabila gerakan tanah seperti longsor tersebut telah
berhenti maka gaya yang menyebabkan pergerakan tanah tadi telah habis, jadi
dimungkinkan kalau lereng yang mengalami pergerakan tanah tadi sudah
mulai kembali aman.
Fenomena pergerakan tanah ini merupakan suatu hal yang biasa atau
sangat terjadi di Indonesia dan penanggulangan bencana alam ini dapat
diatasi atau diminimalisirkan. Dalam hal ini Indonesia merupakan daerah
yang rawan gempa, dimana gempa tersebut juga bisa sebagai pemicu
terjadinya gerakan tanah apalagi setelah gempa terjadi, maka mengakibatkan
retakan retakan pada tanah dan pengurangan kepadatan dari tanah yang
apabila terjadi hujan dengan densitas yang tinggi maka air hujan tersebut
mengisi retakan retakan yang ada pada tanah tersebut, yang kemudian
terjadi adalah massa dari bobot tanah semakin besar tapi gaya penahan dari
tanah tersebut semakin kecil, sehingga bencana tanah longsor dapat terjadi.
Dan bencana alam seperti ini perlu diwaspadai untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang parah.
a. Translasi
==> merupakan longsoran massa tanah yang bergerak dengan bidang
luncur yang relatif datar, massa tanah yang bergerak menumpuk di
bagian bawah.
b. Rotasi
==> merupakan longsoran massa tanah yang bergerak lamban dengan
bidang luncur yang melengkung, dengan bekas longsoran berbentuk
tapal kuda.
c. Pergeseran blok
==> merupakan material longsoran baik berupa batu maupun tanah yang
putus kemudian bergerak dengan bidang luncur yang relatif datar pada
suatu tebing.
d. Runtuhan batu
==> runtuhan batu ini umumnya material longsoran baik berupa batu
maupun tanah bergerak cepat sampai sangat cepat pada suatu tebing.
e. Aliran
==> merupakan longsoran massa tanah yang bergerak secara perlahan-
lahan menuruni lereng.
f. Aliran bahan rombakan/debris
==> merupakan longsoran yang berkembang dari runtuhan atau
longsoran dan berkembang lebih lanjut menjadi aliran.
Faktor penyebab yang berikutnya adalah adanya pengambilan air tanah dalam
volume yang cukup banyak sehingga hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
volume air pada tanah pada suatu lapisan tanah. Kurangnya air tanah ini akan
memberikan dampak pada pori-pori tanah, sehingga tekanan hidrostatik yang ada
di bawah permukaan tanah menjadi berkurang. Dalam peristiwa ini tentunya akan
terjadi peristiwa pemampatan pada lapisan akuifer. Lapisan akuifer merupakan
lapisan yang berada dibawah tanah dan mengandung air. Lapisan inilah yang
membuat air ditanah dapat diambil dan dimanfaatkan.
Tanah merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam suatu konstruksi
bangunan. Umumnya, tanah dijadikan sebagai pondasi pendukung dalam
konstruksi bangunan atau bahkan dapat dijadikan sebagai bahan dari bangunan
tersebut seperti halnya sebuah bendungan atau tanggul. Adanya bangunan yang
dibangun diatas permukaan tanah inilah yang dapat menyebabkan lapisan tanah
yang berada dibawah mengalami pemampatan. Pemampatan ini terjadi karena
pengaruh deformasi dari partikel tanah, relokasi partikel serta keluarnya air atau
udara dari dalam pori tanah tersebut. Jadi, semakin besar massa suatu bangunan
tersebut maka tingkat penurunan tanah di wilayah tersebut juga semakin dalam.
Tidak heran jika di wilayah Jakarta dan kota-kota besar yang memiliki banyak
gedung tinggi sering mengalami banjir.
Sistem ini dilengkapi oleh tiga buah sensor sebagai pengukur parameter
pergerakan tanah, akuisisi data dan sistem telemetri berbasis GSM dan
internet. Pengiriman informasi yang cepat, memungkinkan proses evakuasi
lebih dini guna menekan korban jiwa ataupun kerugian materiil lainnya
1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan
dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain Kondisi medan, Kondisi
bencana, Peralatan, Informasi bencana
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial,
ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan
tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak
berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah
longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor
tidak menjadi pertimbangan utama untuk kerusakan yang disebabkan oleh
tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang
dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat yang berjudul Solusi Pergerakan Tanah
dapat menarik kesimpulan, diantaranya: Faktor penyebab terjadinya gerakan
pada tanah juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng,
struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada
lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami
dan manusia.
3.2 Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah
untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
1. Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
2. Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
3. Vegetasi kembali lereng-lereng
4. Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi
hunian.
DAFTAR PUSTAKA