Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan melengkapi materi yang tak di bahas
secara mendetail di buku.

Makalah ini berisi informasi tentang Kesetimbangan Benda Tegak. Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan keseimbangan benda
tegar dan kejadian hidup yang masih mengandung unsur dari bahan yang kami bahas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

PENDAHULUAN

Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya
sangngat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya
itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak pada
keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari
materi tentang keseimbangan benda tegar.

Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda
hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar
di kenal titik berat.

Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu berjalan
di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab tidak jatuhnya
pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami bahas ini.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

1. TITIK BERAT ATAU PUSAT GRAVITASI

Sebelumnya kita sudah mempelajari konsep pusat massa dan mengoprek persamaan untuk
menentukan posisi pusat massa suatu benda. Kali ini kita akan berkenalan dan jalan-jalan
bersama titik berat atau pusat gravitasi. Konsep titik berat ini hampir sama dengan pusat massa.
Sengaja mengulas pusat massa terlebih dahulu, sebelum membahas titik berat. Sebelum
mempelajari titik berat, alangkah baiknya jika kita pahami kembali konsep benda tegar dan gaya
gravitasi yang bekerja pada suatu benda tegar.
A. Konsep Benda Tegar

Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu gurumuda bahas kembali konsep benda tegar.
Tujuannya biar dirimu lebih nyambung dengan penjelasan mengenai titik berat.

Dalam ilmu fisika, setiap benda bisa kita anggap sebagai benda tegar (benda kaku). Benda tegar
itu cuma bentuk ideal yang membantu kita menggambarkan sebuah benda. Bagaimanapun setiap
benda dalam kehidupan kita bisa berubah bentuk (tidak selalu tegar/kaku), jika pada benda
tersebut dikenai gaya yang besar. Setiap benda tegar dianggap terdiri dari banyak partikel alias
titik. Partikel – partikel itu tersebar di seluruh bagian benda. Jarak antara setiap partikel yang
tersebar di seluruh bagian benda selalu sama.

Untuk membantumu lebih memahami konsep benda tegar, lihat ilustrasi ini. Amati gambar di
bawah ini.

Ini gambar sebuah benda (contoh). Benda ini bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel.
Pada gambar, partikel – partikel ditandai dengan titik hitam. Seharusnya semua bagian benda itu
dipenuhi dengan titik hitam, tapi nanti malah gambarnya jadi hitam semua. Maksudnya adalah
menunjukkan partikel-partikel atau titik-titik.

Benda ini kita anggap terdiri dari partikel-partikel. Partikel-partikel itu diwakili oleh titik hitam.
Tanda panah yang berwarna biru menunjukkan arah gaya gravitasi yang bekerja pada tiap-tiap
partikel. Seandainya benda kita bagi menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, maka satu
potongan kecil itu = satu partikel. Jumlah partikel sangat banyak dan masing-masing partikel itu
juga punya massa. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :

m1 = partikel 1, m2 = partikel 2, m3 = partikel 3, m4 = partikel 4, m5 = partikel 5, ……,

mn = partikel terakhir. Jumlah partikel sangat banyak, lagian kita juga tidak tahu secara pasti ada
berapa jumlah partikel. Untuk mempermudah, maka kita cukup menulis titik-titik (….) dan n.
Simbol n melambangkan partikel yang terakhir.

Gaya gravitasi bekerja pada masing-masing partikel itu. Secara matematis bisa kita tulis sebagai
berikut :

Gaya gravitasi yang bekerja pada partikel = gaya berat partikel

m1g = w1 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 1

m2g = w2 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 2

m3g = w3 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 3

m4g = w4 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 4

m5g = w5 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 5


Dan seterusnya………………….

Mng = wn = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel terakhir

Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama, maka gaya berat
untuk setiap partikel bernilai sama. Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar menuju ke
permukaan bumi. Untuk mudahnya bandingkan dengan gambar di atas. Untuk kasus seperti ini,
kita bisa menggantikan gaya berat pada masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat
tunggal (w = mg) yang bekerja pada titik di mana pusat massa benda berada. Jadi gaya berat ini
mewakili semua gaya berat partikel. Titik di mana gaya berat bekerja (dalam hal ini pusat massa
benda), di sebut titik berat. Nama lain dari titik berat adalah pusat gravitasi.

Keterangan :

w = gaya berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda

m = massa benda

g = percepatan gravitasi

Bentuk benda simetris, sehingga pusat massa dengan mudah ditentukan. Pusat massa untuk
benda di atas tepat berada di tengah-tengah. Jika bentuk benda tidak simetris atau tidak
beraturan, maka pusat massa benda bisa ditentukan menggunakan persamaan (persamaan untuk
menentukan pusat massa benda ada di pokok bahasan pusat massa).

Jika benda berada pada tempat yang memiliki nilai percepatan gravitasi (g) yang sama, maka
gaya gravitasi bisa dianggap bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk kasus seperti ini, titik
berat benda berada pada pusat massa benda.

Perlu diketahui bahwa penentuan titik berat benda juga perlu memperhatikan syarat-syarat
keseimbangan. Untuk kasus di atas, titik berat benda harus terletak pada pusat massa benda, agar
syarat 1 terpenuhi

Syarat 2 mengatakan bahwa sebuah benda berada dalam keseimbangan statis jika tumlah semua
torsi yang bekerja pada benda = 0. Ketika titik berat berada pada pusat massa, lengan gaya = 0.
Karena lengan gaya nol, maka tidak ada torsi yang dihasilkan oleh gaya berat (Torsi = gaya x
lengan gaya = gaya berat x 0 = 0 ). Syarat 2 terpenuhi.

B. Titik Berat Benda

Pada pembahasan sebelumnya, kita menganggap titik berat benda terletak pada pusat massa
benda tersebut. Hal ini hanya berlaku jika benda berada di tempat yang memiliki percepatan
gravitasi (g) yang sama. Benda yang berukuran kecil bisa memenuhi kondisi ini, tetapi benda
yang berukuran besar tidak. Demikian juga benda yang diletakkan miring (lihat contoh di
bawah).
Bagaimanapun, percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh jarak dari pusat bumi. Bagian benda
yang lebih dekat dengan permukaan tanah (maksudnya lebih dekat dengan pusat bumi), memiliki
g yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang jaraknya lebih jauh dari pusat bumi. Untuk
memahami hal ini, amati ilustrasi di bawah ini.

Sebuah balok kayu diletakkan miring. Kita bisa menganggap balok kayu tersusun dari potongan-
potongan yang sangat kecil. Potongan-potongan balok yang sangat kecil ini bisa disebut sebagai
partikel alias titik. Massa setiap partikel penyusun balok sama. Bentuk balok simetris sehingga
kita bisa menentukan pusat massanya dengan mudah. Pusat massa terletak di tengah-tengah
balok (lihat gambar di atas).

Karena semakin dekat dengan pusat bumi, semakin besar percepatan gravitasi, maka partikel
penyusun balok yang berada lebih dekat dengan permukaan tanah memiliki g yang lebih besar.
Sebaliknya, partikel yang berada lebih jauh dari permukaan tanah memiliki g lebih kecil. Pada
gambar di atas, partikel 1 yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, sedangkan partikel terakhir
yang bermassa mn memiliki g yang lebih kecil. Huruf n merupakan simbol partikel terakhir.
Jumlah partikel sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlah partikel,
sehingga cukup disimbolkan dengan huruf n. Lebih praktis.

Karena partikel yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, maka gaya berat yang bekerja padanya
lebih besar dibandingkan dengan partikel terakhir. Jika kita amati bagian balok, dari m1, hingga
mn, tampak bahwa semakin ke atas, jarak bagian balok-balok itu dari permukaan tanah semakin
jauh. Tentu saja hal ini mempengaruhi nilai g pada masing-masing partikel penyusun balok
tersebut. karena massa partikel sama, maka yang menentukan besar gaya berat adalah percepatan
gravitasi (g). semakin ke atas, gaya berat setiap partikel semakin kecil.

Bagaimana-kah titik berat balok di atas ? Titik berat alias pusat gravitasi balok tidak tepat berada
pada pusat massanya. Titik berat berada di bawah pusat massa balok. Hal ini disebabkan karena
gaya berat partikel-partikel yang berada di sebelah bawah pusat massa balok (partikel-partikel
yang lebih dekat dengan permukaan tanah) lebih besar daripada gaya berat partikel-partikel yang
ada di sebelah atas pusat massa (partikel-partikel yang lebih jauh dari permukaan tanah).

Hampir semua benda yang kita pelajari berukuran kecil sehingga kita tetap menganggap titik
berat benda berhimpit dengan pusat massa. Memang jarak antara setiap partikel dari pusat bumi
(dari permukaan tanah), berbeda-beda. Tapi karena perbedaan jarak itu sangat kecil, maka
perbedaan percepatan gravitasi (g) untuk setiap partikel tidak terlalu besar. Karenanya,
perbedaan percepatan gravitasi bisa diabaikan. Kita tetap menganggap setiap bagian benda
memiliki percepatan gravitasi yang sama.

2. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama
dengan nol.

Kesetimbangan biasa terjadi pada :


1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan
lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa,
gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.

Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.

Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

A. Keseimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi
(tidak mengalami gerak rotasi).

Syarat kesetimbangan partikel SF = 0 à SFx = 0 (sumbu X)

SFy = 0 (sumbu Y)

B. Keseimbangan Benda

Syarat kesetimbangan benda: SFx = 0, SFy = 0, tS = 0

Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara gaya
dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.

Dirumuskan: t = F . d

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif, sedang
yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.

Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama besarnya dan
arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.

Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Contoh Soal

1. Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar
pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya
mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2

R = 1m

h = 0,6 m

ditanyakan : F min…..?

jawab : W = m .g

= 13.10

= 130 N

l1 = R- h

= 1 – 0,6

= 0,4

l2 = Ö(R2 – l12)

= Ö(12 – 0,42)

= Ö(1 – 0,16)

= Ö0,84

tS = 0

t1 + t2 = 0

F . l1 – W . l2 = 0

F . 0,4 – 130 . Ö0,84 = 0

F = (130Ö0,84)/0,4

= 325Ö0,84 N

1. Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul


beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang,
orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!

Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm


FA = 48 N

FB = 48 N

Ditanyakan : Jarak AC…?

Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x

tS = 0

tA + tB = 0

-WA . lA + WB . lB = 0

-48x + 42 (90 – x) = 0

-48x + 3780 – 42x = 0

-90x = 3780

x = 3780/90 = 42 cm

3. KESEIMBANGAN STATIS

Keseimbangan statis yaitu gaya – gaya yang bekerja pada partikel menyebabkan partikel diam
tidak bergerak.

A. Keseimbangan Statis Translasi

Keseimbangan statis adalah kondisi tertentu dari kon disi dinamis yang memenuhi persamaan
dari Hukum Newton II :

S F = m . a ( 1 – 1 ) yaitu bahwa percepatanya, a = 0, berarti merupakan kondisi yang diam atau


bergerak dengan kecepatan konstan. Sehingga persamaan menjadi :

SF =0(1–2)

S F : jumlah dari vektor gaya -gaya luar yang dikenakan (bekerja) pada benda, dalam hal ini
pada batang atau link. Gaya luar termasuk gaya aksi dan gaya reaksi, gambar 1a

(a) (b) (c)

Gambar-1.1, Gaya-gaya luar ( aksi dan reaksi ) benda yang dalam keseimbangan.

Adalah benda yang mendapat gaya aksi F1 dan F2, gambar-1b, reaksi yang terjadi pada
benda untuk mendacapai keseimbangan statis, dan gambar-1c poligon gaya yang melukiskan
keseimbangan gaya, dari persamaan (1 -2). Gaya resultan adalah jumlah vektor dari gaya-gaya
(gaya luar), berarti keseimbangan statis terjadi bila gaya resultan adalah nol.

B. Keseimbangan Statis Rotasi

Keseimbangan rotasi dari hokum Newton II :

SM = I . a ( 1 – 3 )

Statis rotasi tercapai bila benda diam atau bergerak dengan putaran konstan, persamaan (1 -3)
menjadi :

SM = 0 ( 1 – 4 )

momen statis yang dihasilkan oleh gaya-gaya luar terhadap titik putar adalah nol.

Pada gambar-1.2a, menunjukkan batang yang dikenai gaya aksi F1 dan F2, batang dipen di A
dan di tumpu rol di B. Ilustrasi dari persamaan (1-4) adalah: bila titik putar di B, maka
keseimbangan statis rotasi mendapatkan reaksi RA, gambar-1.2b. Untuk titik putar di A
keseimbangan statis rotasi mendapatkan reaksi di B, gambar-1.2c.

Dalam hal ini batang juga seimbang dalam translasi, yang memenuhi persamaan (1 -2), gambar
1.2d.

4. SYARAT – SYARAT KESEIMBANGAN STATIS BENDA TEGAR

Sekarang mari kita melangkah lebih jauh. Kali ini kita mencoba melihat faktor-faktor apa saja
yang membuat benda tetap dalam keadaan diam.

A. Syarat Pertama

Dalam hukum II Newton, kita belajar bahwa jika terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah
benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal), maka benda akan bergerak lurus, di mana arah
gerakan benda = arah gaya total. Kita bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah benda
diam, maka gaya total harus = 0. Gaya total = Jumlah semua gaya yang bekerja pada benda.

Secara matematis bisa kita tulis seperti ini :

Persamaan Hukum II Newton :

Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0, maka
persamaan di atas berubah menjadi :

Jika gaya-gaya bekerja pada arah horizontal saja (satu dimensi), maka kita cukup menggunakan
persamaan 1. Huruf x menunjuk sumbu horizontal pada koordinat kartesius (koordinat x, y, z).
Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja (satu dimensi), maka kita cukup menggunakan
persamaan 2. Huruf y menunjuk sumbu vertikal pada koordinat kartesius.

Apabila gaya-gaya bekerja pada bidang (dua dimensi), maka kita menggunakan persamaan 1 dan
persamaan 2. Sebaliknya jika gaya-gaya bekerja dalam ruang (tiga dimensi), maka kita
menggunakan persamaan 1, 2 dan 3.

Gaya itu besaran vektor (besaran yang punya nilai dan arah). Dengan berpedoman pada
koordinat kartesius (x, y, z) dan sesuai dengan kesepakatan bersama, jika arah gaya menuju
sumbu x negatif (ke kiri) atau sumbu y negatif (ke bawah), maka gaya tersebut bernilai negatif.
Kita cukup menulis tanda negatif di depan angka yang menyatakan besar gaya.

Contoh :

Amati gambar di bawah

Keterangan gambar :

F = gaya tarik

Fg = gaya gesek

N = gaya normal

w = gaya berat

m = massa

g = percepatan gravitasi

Benda ini dikatakan berada dalam keadaan diam, karena jumlah semua gaya yang bekerja pada-
nya = 0. Sekarang coba kita tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.

Gaya yang bekerja pada komponen horisontal (sumbu x) :

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama. Arah kedua gaya ini
berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau menuju sumbu x positif (bernilai positif), sebaliknya
arah gaya gesekan ke kiri atau menuju sumbu x negatif (bernilai negatif). Karena besar kedua
gaya sama (ditandai dengan panjang panah) dan arahnya berlawanan, maka jumlah kedua gaya
ini = 0.

Gaya yang bekerja pada komponen vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat gaya berat dan gaya normal (N). Arah gaya berat
tegak lurus menuju pusat bumi atau menuju sumbu y negatif (bernilai negatif). Sedangkan arah
gaya normal berlawanan dengan arah gaya berat atau menuju sumbu y positif (bernilai positif).
Karena besar kedua gaya ini sama sedangkan arahnya berlawanan maka kedua gaya saling
melenyapkan.

Benda pada contoh di atas berada dalam keadaan seimbang atau diam, karena gaya total atau
jumlah semua gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu
vertikal = 0.

Contoh 2 :

Amati gambar di bawah

Pada benda ini juga bekerja gaya berat dan gaya normal, seperti benda pada contoh 1. Tapi tidak
menggambar komponen gaya berat dan gaya normal, karena kedua gaya itu saling melenyapkan.
Pada kedua sisi benda dikerjakan gaya seperti yang tampak pada gambar. Besar kedua gaya
sama, tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap dalam keadaaan seimbang atau diam ?
tentu saja tidak, karena benda akan berotasi.

Untuk membantumu memahami hal ini, coba letakkan sebuah buku di atas meja. Selanjutnya,
berikan gaya pada kedua sisi buku itu, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Ketika kita
memberikan gaya pada kedua sisi buku, itu sama saja dengan kita memutar buku. Tentu saja
buku akan berputar atau berotasi. Dalam hal ini buku tidak berada dalam keadaan seimbang lagi.

Berdasarkan contoh 2 ini, bisa dikatakan bahwa untuk membuat sebuah benda tetap diam, syarat
1 saja belum cukup. Kita masih membutuhkan syarat tambahan.

B. Syarat Kedua

Dalam dinamika rotasi, kita belajar bahwa jika terdapat torsi total yang bekerja pada sebuah
benda (benda dianggap sebagai benda tegar), maka benda akan melakukan gerak rotasi. Dengan
demikian, agar benda tidak berotasi (baca : tidak bergerak), maka torsi total harus = 0. Torsi total
= jumlah semua torsi yang bekerja pada benda. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :

Persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi :

Ketika sebuah benda diam (tidak berotasi), benda tidak punya percepatan sudut (alfa). Karena
percepatan sudut = 0, maka persamaan di atas berubah menjadi :

Contoh 1 :

Amati gambar di bawah. Dua benda, masing-masing bermassa m1 dan m2 diletakkan di atas
papan jungkat-jungkit (m1 = m2). Lengan gaya untuk gaya berat m1 = l1, sedangkan lengan gaya
untuk gaya berat m2 = l2 (l1 = l2). Papan jungkat-jungkit tidak bergerak atau berada dalam
keadaan seimbang, karena m1 = m2 dan l1 = l2. Arah rotasi itu sengaja gurumuda gambar, untuk
menunjukkan kepada dirimu bahwa jungkat-jungkit juga bisa berotasi.
Gambar di atas disederhanakan sehingga yang kita tinjau hanya komponen gaya, lengan gaya
dan torsi yang bekerja pada benda.

Sekarang kita tinjau torsi yang bekerja pada papan jungkat-jungkit di atas. Jika kita menganggap
gaya F1 bisa menyebabkan papan jungkat jungkit bergerak ke bawah, maka arah putaran papan
(sebelah kiri) berlawanan dengan arah gerakan jarum jam. Karena arah putaran berlawanan
dengan jarum jam, maka Torsi 1 (bagian kiri) bernilai positif.

Demikian juga, apabila kita menganggap gaya F2 bisa menyebabkan papan berputar maka arah
putaran papan (bagian kanan) searah dengan putaran jarum jam. Karena arah putaran papan
searah dengan gerakan jarum jam, maka torsi 2 bernilai negatif. Tanda positif dan negatif ini
cuma kesepakatan saja.

5. JENIS – JENIS KESEIMBANGAN

Seperti yang sudah dijelaskan pada pokok bahasan syarat-syarat keseimbangan statis, sebuah
benda berada dalam keadaan diam jika tidak ada gaya total dan torsi total yang bekerja pada
benda tersebut. Dengan kata lain, jika gaya total dan torsi total = 0, maka benda berada dalam
keseimbangan statis (statis = diam). Tidak semua benda yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari selalu berada dalam keadaan diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika
diberi gangguan (misalnya ditiup angin) benda bisa saja bergerak. Persoalannya, apakah setelah
jalan-jalan, benda itu kembali lagi ke posisinya semula atau benda sudah bosan di posisi semula
sehingga malas balik. Hal ini sangat bergantung pada jenis keseimbangan benda tersebut.

Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami gangguan (maksudnya terdapat gaya total atau
torsi total yang bekerja pada benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak (berpindah tempat).
Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda akan kembali ke posisinya
semula, (2) benda berpindah lebih jauh lagi dari posisinya semula, (3) benda tetap berada pada
posisinya yang baru.

Apabila setelah bergerak benda kembali ke posisinya semula, benda tersebut dikatakan berada
dalam keseimbangan stabil (kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda bergerak lebih jauh
lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak stabil (kemungkinan 2)
Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada pada posisinya yang baru, benda dikatakan
berada dalam keseimbangan netral (kemungkinan 3) Untuk lebih memahami persoalan ini,
alangkah baiknya jika dijelaskan satu persatu.

A. Keseimbangan stabil

Misalnya mula-mula benda diam, dalam hal ini tidak ada gaya total atau torsi total yang bekerja
pada benda tersebut. Jika pada benda dikerjakan gaya atau torsi (terdapat gaya total atau torsi
total pada benda itu), benda akan bergerak. Benda dikatakan berada dalam keseimbangan stabil,
jika setelah bergerak, benda kembali lagi ke posisi semula. Dalam hal ini, yang menyebabkan
benda bergerak kembali ke posisi semula adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah
benda bergerak. Untuk memudahkan pemahamanmu, cermati contoh di bawah.
Contoh 1 :

Amati gambar di bawah. Sebuah bola berwarna biru digantung dengan seutas tali. Mula-mula
benda berada dalam keseimbangan statis/benda diam (gambar 1). Setelah didorong, benda
bergerak ke kanan (gambar 2). Sekuat apapun kita mendorong atau menarik bola, bola akan
kembali lagi ke posisi semula setelah puas bergerak.

Sebagaimana tampak pada gambar, titik berat bola berada di bawah titik tumpuh. Untuk kasus
seperti ini, bola atau benda apapun yang digantung selalu berada dalam keseimbangan stabil.

Amati gambar 2. Bola bergerak kembali ke posisi seimbang akibat adanya gaya total yang
bekerja pada bola (w sin teta). Gaya tegangan tali (T) dan komponen gaya berat yang sejajar
dengan tali (w cos teta) saling melenyapkan, karena kedua gaya ini memiliki besar yang sama
tapi arahnya berlawanan.

Contoh 2 :

Sebuah bola berada dalam sebuah mangkuk besar. Mula-mula bola berada dalam keadaan diam
(gambar 1). Setelah digerakkan, bola berguling ria ke kanan (gambar 2).

Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada bola (gambar 2). Komponen gaya berat yang tegak
lurus permukaan mangkuk (w cos teta) dan gaya normal (N) saling melenyapkan, karena besar
kedua gaya ini sama dan arahnya berlawanan. Bola bergerak kembali ke posisinya semula akibat
adanya komponen gaya berat yang sejajar dengan permukaan mangkuk (w sin teta). w sin teta
merupakan gaya total yang berperan menggulingkan bola kembali ke posisi seimbang.

Contoh ini juga menunjukkan bahwa bola berada dalam keseimbangan stabil, karena setelah
bergerak, bola kembali lagi ke posisinya semula.

Contoh 3 :

Mula-mula benda berada dalam keseimbangan statis / benda diam (gambar 1). Seperti yang
tampak pada gambar 1, jumlah gaya total yang bekerja pada benda = 0. Pada benda hanya
bekerja gaya berat dan gaya normal (N), di mana besar gaya normal = besar gaya berat.
Karena arahnya berlawanan, maka kedua gaya ini saling melenyapkan.

Gambar 2 menunjukkan posisi benda setelah di dorong. Perhatikan posisi titik berat dan titik
tumpuh. Jika posisi titik berat masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, maka benda masih bisa
kembali ke posisi semula. Benda bisa bergerak kembali ke posisi semula akibat adanya torsi total
yang dihasilkan oleh gaya berat. Dalam hal ini, titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.

Bagaimana kalau benda terangkat ke kiri seperti yang ditunjukkan gambar 3 ? Kasusnya mirip
seperti ketika benda terangkat ke kanan (gambar 2). Perhatikan posisi titik berat dan titik
tumpuh. Benda masih bisa kembali ke posisi semula karena titik berat berada di sebelah kanan
titik tumpuh. Torsi total yang dihasilkan oleh gaya berat menggerakkan benda kembali ke posisi
semula (Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi)
Untuk kasus seperti ini, biasanya benda tetap berada dalam keseimbangan stabil kalau setelah
bergerak, titik berat benda tidak melewati titik tumpuh. Minimal titik berat tepat berada di atas
titik tumpuh. Untuk memahami hal ini, amati gambar di bawah.

Misalnya mula-mula benda diam. Benda akan kembali ke posisi semula jika setelah didorong,
posisi benda condong ke kanan seperti ditunjukkan gambar 1 atau gambar 2. Dalam hal ini, titik
berat benda masih berada di sebelah kiri titik tumpuh atau titik berat tepat berada di atas titik
tumpuh. Untuk kasus seperti ini, benda masih berada dalam keseimbangan stabil.

Sebaliknya, apabila setelah didorong dan bergerak, titik berat benda berada di sebelah kanan titik
tumpuh, maka benda tidak akan kembali ke posisi semula lagi, tetapi terus berguling ria ke
kanan/benda terus bergerak menjahui posisi semula (gambar 3). Untuk kasus seperti ini, benda
tidak berada dalam keseimbangan stabil lagi.

Perhatikan gambar di bawah. Persoalannya mirip dengan contoh sebelumnya, bedanya benda
bergerak ke kiri. Benda berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali
ke posisi seimbang), jika setelah bergerak, titik berat benda berada di sebelah kanan titik tumpuh
(gambar 1) atau titik berat benda tepat berada di atas titik tumpuh (gambar 2). Sebaliknya, jika
setelah didorong dan bergerak, titik berat berada di sebelah kiri titik tumpuh, maka benda tidak
akan kembali ke posisi semula, tapi terus berguling ria ke kiri. Jika kasusnya seperti ini, benda
tidak berada dalam keseimbangan stabil. Benda berada dalam keseimbangan labil/tidak stabil.

Pada umum, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada dalam
keseimbangan stabil. Sebaliknya, apabila titik berat benda berada di atas titik tumpuh,
keseimbangan benda menjadi relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga
bisa berada dalam keseimbangan labil. Batas maksimum keseimbangan stabil (benda masih bisa
bergerak kembali ke posisi semula) adalah ketika titik berat tepat berada di atas titik tumpuh. Hal
ini disebabkan karena gaya normal yang mengimbangi gaya gravitasi masih berada dalam daerah
kontak, sehingga torsi yang dikerjakan gaya berat bisa mendorong benda kembali ke posisi
semula. Kalau titik berat sudah melewati titik tumpuh, maka torsi yang dikerjakan oleh gaya
berat akan membuat benda bergerak lebih jauh lagi.

B. Keseimbangan Labil Atau Tidak Stabil

Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak stabil apabila setelah
bergerak, benda bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula. Biar lebih paham, perhatikan
contoh di bawah.

Sebuah balok mula-mula diam (gambar 1). Setelah ditabrak tikus, balok tersebut bergerak alias
mau tumbang ke tanah (gambar 2). Amati posisi titik berat dan titik tumpuh. Posisi titik berat
berada di sebelah kanan titik tumpuh. Adanya torsi total yang dihasilkan oleh gaya berat
membuat balok bergerak semakin jauh dari posisinya semula (gambar 3). Titik tumpuh berperan
sebagai sumbu rotasi.

Contoh 2 :
Sebuah bola, mula-mula sedang diam di atas pantat wajan yang dibalik (gambar 1). Setelah
ditiup angin, bola bergerak ke kanan (gambar 2). Amati gaya-gaya yang bekerja pada bola
tersebut. Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan wajan (w cos teta) dan gaya normal
(N) saling melenyapkan karena kedua gaya ini mempunyai besar yang sama tapi arahnya
berlawanan. Btw, pada bola bekerja juga komponen gaya berat yang sejajar permukaan wajan (w
sin teta). w sin teta merupakan gaya total yang menyebabkan bola terus berguling ria ke bawah
menjahui posisinya semula.

C. Keseimbangan Netral

Sebuah benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral jika setelah digerakkan, benda
tersebut tetap diam di posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi semula;
benda juga tidak bergerak menjahui posisi semula).

Contoh 1 :

Amati gambar di bawah. Bola berada di atas permukaan horisontal (bidang datar). Jika bola
didorong, bola akan bergerak. Setelah bergerak, bola tetap diam di posisinya yang baru. Dengan
kata lain, bola sudah malas balik ke posisinya semula; bola juga malas bergerak lebih jauh lagi
dari posisinya semula.

Contoh 2 :

Ini gambar sebuah silinder (drum raksasa yang dicat biru). Silinder berada di atas permukaan
bidang datar. Kasusnya sama seperti bola di atas. Jika didorong, silinder akan berguling ria.
setelah tiba di posisinya yang baru, silinder tetap diam di situ. Si silinder dah malas jalan-jalan.
Pingin bobo, katanya

Agar dirimu semakin paham, silahkan melakukan percobaan kecil-kecilan. gunakan benda yang
bentuknya mirip dengan benda – benda di atas.

Berdasarkan penjelasan panjang lebar di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan

Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada dalam
keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula setelah puas jalan-
jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali. Untuk kasus seperti ini,
titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada di antara tali dan tiang
penyanggah).

Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif. Benda
bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan labil/tidak
stabil. Perhatikan gambar di bawah. Apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1, benda masih bisa kembali ke posisi semula (benda berada dalam
keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang
ditunjukkan gambar 2, benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria
ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda yang kurus
dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda tersebut tampak
seperti yang ditunjukkan gambar 1. Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika disentuh
sedikit saja, benda langsung tumbang. Perhatikan posisi tiik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya,
benda yang gemuk lebih stabil (lihat gambar 2). Alas yang menopang benda lumayan lebar.
Setelah bergerak, titik beratnya masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih
bisa kembali ke posisi semula.

Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika posisi
berdiri benda seperti pada gambar 1, benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup
dikit aja, benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.

Sebaliknya, jika posisi benda tampak seperti pada gambar 2, benda berada dalam keseimbangan
stabil. Kata si benda, daripada berdiri mending bobo saja. biar kalau ada tikus yang nabrak,
diriku tidak ikut-ikutan tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh.
Ketika benda berdiri (gambar 1), jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda
bobo (gambar 2), jarak antara titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.

Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat
dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh (gambar 1), keseimbangan
benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh (gambar
2), keseimbangan benda semakin stabil.

6. PENYELESAIAN MASALAH KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Contoh Soal 1 :

Sebuah benda bermassa 10 kg digantungkan pada seutas tali (lihat gambar di bawah). Tentukan
tegangan tali. (g = 10 m/s2)

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya yang bekerja pada benda

Langkah 2 : menumbangkan soal

Perhatikan diagram gaya di atas :

Pada benda hanya bekerja gaya berat dan gaya tegangan tali (T) pada arah vertikal. Sesuai
dengan

kesepakatan bersama, gaya bernilai positif jika arahnya menuju sumbu y positif, sedangkan gaya
bernilai

negatif jika arahnya menuju sumbu y negatif.


Syarat sebuah benda berada dalam keadaan seimbang (untuk arah vertikal / sumbu y) :

Σ Fy = 0

T−w=0

T − mg = 0

T = mg

T = (10kg)(10m/ s 2 )

T =100kgm/ s 2 =100N

Gaya tegangan tali = 100 N.

Contoh Soal 2 :

Dua benda, sebut saja benda A (10 kg) dan benda B (20 kg), diletakkan di atas papan kayu (lihat
gambar di bawah). Panjang papan = 10 meter.

Jika benda B diletakkan 2 meter dari titik tumpuh, pada jarak berapakah dari titik tumpuh benda
A harus diletakkan, sehingga papan berada dalam keadaan seimbang?

(g = 10 m/s2)

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Langkah 2 : menumbangkan soal

Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja pada papan adalah gaya berat benda B (FB), gaya
berat benda A (FA), gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N). Titik hitam (sebelah
atasnya w papan), merupakan titik tumpuh. Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.

Gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N) berhimpit dengan titik tumpuh / sumbu rotasi
sehingga lengan gaya nya nol. w papan dan N tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Torsi 1 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat benda B (torsi bernilai positif)

BB=Fl1τ

( )(2 ) 1 τ = mg m

((20 )(10 / 2 )(2 )


1 τ = kg m s m

(200 / 2 )(2 )

1 τ = kgm s m

22

1 τ = 400kgm / s

Torsi 2 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat benda A (torsi bernilai negatif)

AA−=Fl2τ

((10 )(10 / 2 )(x )

2 −τ = kg m s x

(100 / 2 )( )

2 −τ = kgm s x

Papan berada dalam keadaan seimbang jika torsi total = 0.

Στ = 0

τ1 −τ2 =

400kgm2 / s 2 − (100kgm/ s 2 )(x) = 0

400kgm2 / s 2 = (100kgm/ s 2 )(x)

x = 400kgm2/s2 / 100kgm/s2

x=4m

Agar papan berada dalam keadaan seimbang, benda A harus diletakkan 4 meter dari titik
tumpuh.

Contoh Soal 3 :

Sebuah kotak bermassa 100 kg diletakkan di atas sebuah balok kayu yang disanggah oleh 2
penopang (lihat gambar di bawah). Massa balok = 20 kg dan panjang balok = 20 meter. Jika
kotak diletakkan 5 meter dari penopang kiri, tentukkan gaya yang bekerja pada setiap penopang
tersebut.
Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya yang bekerja pada benda

Catatan :

Perhatikan gambar di atas. Pada alas kotak juga bekerja gaya normal (N) yang arahnya ke atas.
Gaya normal ini berperan sebagai gaya aksi. Karena ada gaya aksi, maka timbul gaya reaksi
yang bekerja pada balok kayu. Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tapi berlawanan arah
(kedua gaya saling melenyapkan). Karenanya kedua gaya itu tidak di gambarkan pada diagram di
atas..

Keterangan diagram :

F1 = gaya yang diberikan penopang (sebelah kiri) pada balok

F2 = gaya yang diberikan penopang (sebelah kanan) pada balok

w kotak = gaya berat kotak

w balok = gaya berat balok (bekerja pada titik beratnya. Titik berat balok berada ditengah
tengah)

Langkah 2 : menumbangkan soal

Pada persoalan di atas terdapat 2 titik tumpuh, yakni titik tumpuh yang berada disekitar titik
kerja F1 dan titik tumpuh yang berada di sekitar titik kerja F2. Kita bisa memilih salah satu titik
tumpuh sebagai sumbu rotasi… Terserah kita, mau pilih titik tumpuh di bagian kiri (sekitar titik
kerja F1) atau bagian kanan (sekitar titik kerja F2). Hasilnya sama saja…

Misalnya kita pilih titik tumpuh di sekitar titik kerja F2 (bagian kanan) sebagai sumbu rotasi.
Karena F2 berada di sumbu rotasi, maka lengan gaya untuk F2 = 0 (F2 tidak menghasilkan torsi).

Sekarang mari kita cari setiap torsi yang dihasilkan oleh masing masing gaya (kecuali F2).

Torsi 1 :

Torsi yang dihasilkan oleh F1. Arah F1 ke atas sehingga arah rotasi searah dengan putaran jarum
jam. Karenanya torsi bernilai negatif

−τ1 = F1 20m

Torsi 2 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak (w kotak). Arah w kotak ke bawah sehingga arah
rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai positif.
2 τ = (wkotak)(15m)

2 τ = (MassaKotak) (g) (15m)

2 τ = (100kg )(10m /s 2 )(15m )

2 τ =15000kgm / s

Torsi 3 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat balok (w balok). Arah w balok ke bawah sehingga arah
rotasi

berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai positif.

( )(10 ) 3 τ = (wbalok)(10m)

( )( )(10 ) 3 τ = (MassaBalok) (g) (10m)

3 τ = (20kg)(10m /s 2 )(10m )

3 τ = 2000kgm / s

Torsi Total :

Benda berada dalam keadaan seimbang, jika torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda tegar).

Στ = 0

τ3 +τ2 −τ1 = 0

15000 kgm2 / s 2 + 2000 kgm2 / s 2 − (F1)(20 m ) = 0

17000 kgm2 /s 2 − (F1)(20 m ) = 0

17000 kgm2 /s 2 = (F1)(20 m )

F1 = 17000 kgm 2 /s 2 / 20m

F1 = 850 kgm /s 2

Besarnya gaya yang bekerja pada penopang sebelah kiri = 850 kg m/s2 = 850 N

Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada penopang kanan… Benda berada dalam
keseimbangan, jika gaya total = 0 (syarat 1 keseimbangan benda – benda dianggap partikel).
Catatan : gaya yang berarah ke atas bernilai positif sedangkan gaya yang arahnya ke bawah
bernilai negative

Karena gaya2 di atas hanya bekerja pada arah vertikal (sumbu y), maka secara matematis, syarat
1 keseimbangan dirumuskan sebagai berikut :

Σ Fy = 0

F1 − wKotak − wBalok + F2 = 0

850 kgm / s 2 − (100 kg )(10 m / s 2 ) − (20 kg)(10 m / s 2 ) + F2 = 0

850 kgm / s 2 − (1000 kgm /s 2) − (200 kgm / s2 ) + F 2 = 0

−350 kgm / s 2+ F2 = 0

F2 = 350kgm/ s2

Ternyata besarnya gaya yang bekerja pada penopang sebelah kanan =

350 kg m/s2 = 350 N

Contoh Soal 4 :

Sebuah papan iklan yang massanya 50 kg digantung pada ujung sebuah batang besi yang
panjangnya 5 meter dan massanya 10 kg (amati gambar di bawah). Sebuah tali dikaitkan antara
ujung batang besi dan ujung penopang. Tentukan gaya tegangan tali dan gaya yang dikerjakan
oleh penopang pada batang besi…..

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Keterangan diagram :

Fx = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada batang besi (komponen horisontal alias sumbu
x)

Fy = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada batang besi (komponen vertikal alias sumbu y)

w batang besi = gaya berat batang besi (terletak di tengah-tengah si batang besi)

w papan iklan = gaya berat papan iklan

Tx = gaya tegangan tali (komponen horisontal alias sumbu x)


Ty = gaya tegangan tali (komponen vertikal alias sumbu y)

Langkah 2 : menumbangkan soal

Gaya Fx dan Fy tidak diketahui. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita pilih titik A sebagai
sumbu rotasi. karena berhimpit dengan sumbu rotasi maka lengan gaya untuk Fx dan Fy = 0
(tidak ada torsi yang dihasilkan).

Torsi 1 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat batang besi. Arah w batang besi ke bawah, sehingga arah
rotasi searah dengan putaran jarum jam (Torsi bernilai negatif). Massa batang besi = 10 kg dan g
= 10 m/s2. Titik kerja gaya berada pada jarak 2,5 meter dari sumbu rotasi. Arah/garis kerja gaya
berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o)

Torsi 2 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat papan iklan. Arah w papan iklan ke bawah sehingga arah
rotasi searah dengan arah putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai negatif. Massa papan iklan
= 50 kg dan g = 10 m/s2. Titik kerja gaya berada pada jarak 4 meter dari sumbu rotasi. Arah/garis
kerja gaya berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o).

Torsi 3 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali untuk komponen horisontal / sumbu x (Tx). Titik
kerja gaya tegangan tali berada pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Perhatikan arah Tx pada
diagram di atas…. Arah Tx sejajar sumbu rotasi (0o)

Torsi 4 :

Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali untuk komponen vertikal / sumbu y (Ty).
Perhatikan arah Tx pada diagram di atas…. Arah Ty tegak lurus sumbu rotasi (90o). Titik kerja
gaya tegangan tali berada pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Karena arah gaya ke atas, maka
arah rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam (Torsi bernilai positif).

Torsi Total :

Benda berada dalam keadaan seimbang, jika torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda tegar).

Gaya tegangan tali untuk komponen y = 450 kg m/s2 = 450 N

Kita bisa langsung menentukan Gaya tegangan tali untuk komponen x (Tx). Perhatikan lagi
diagram di atas. Tali membentuk sudut 30o terhadap batang besi. Karenanya besar tegangan tali
untuk sumbu x (Tx) dan sumbu y (Ty) bisa ditentukan dengan rumus sinus dan kosinus…

Gaya tegangan tali untuk komponen x (Tx) = 783 kg m/s2 = 783 N


Gaya yang diberikan penopang pada batang besi berapa-kah ?

Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada penopang… Benda berada dalam keseimbangan,
jika gaya total = 0 (syarat 1 keseimbangan benda).

Contoh Soal 5 :

Sebuah benda digantungkan pada kedua tali seperti tampak pada gambar di bawah. Jika massa
benda = 10 kg, tentukan gaya tegangan kedua tali yang menahan benda tersebut. (g = 10 m/s2)

Panduan Jawaban :

Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda

Keterangan gambar :

w = gaya berat benda = mg = (10 kg)(10 m/s2) = 100 kg m/s2

T1 = gaya tegangan tali (1)

T1x = gaya tegangan tali (1) pada sumbu x = T1 cos 45o = 0,7 T1

T1y = gaya tegangan tali (1) pada sumbu y = T1 sin 45o = 0,7 T1

T2 = gaya tegangan tali (2)

T2x = gaya tegangan tali (2) pada sumbu x = T2 cos 45o = 0,7 T2

T2y = gaya tegangan tali (2) pada sumbu y = T2 sin 45o = 0,7 T2

Langkah 2 : menumbangkan soal

Sebuah benda berada dalam keadaan seimbang, jika gaya total yang bekerja pada benda = 0
(syarat 1). Terlebih dahulu kita tinjau komponen gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y)
:

Kita oprek lagi persamaan 1.

Karena T1 = T2, maka T2 = 71,4 kg m/s2.


Search

Blogger templates
Blog Archive
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu
benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada
sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik
lainya.
Pada bab ini kita akan mempelajari beberapa hal yang berhungan dengan gerak melingkar dalam
pembahasan dinamika rotasi. Rotasi yang akan kita pelajari adalah rotasi yang dialami benda
tegar. Contoh benda tegar adalah batu dan besi padat .
A. Dinamika Rotasi
1. Momen Gaya (T = Torsi )
Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja gaya .

2. Momen Inersia
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r² ). Jika
kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :
I = ∑mn . rn² (kg.m²)
= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²
3. Hubungan antara Momen Gaya dan Momen Inersia
F = m.a → Translasi
T = F x r → Rotasi
Hukum II newton : T = m.α
F = m.aT
F = m.r.α
F x r = m.r.α.r
T = mr².α
T = I.α
4. Momentum Sudut
L = m.v.r → v = w.r
L = m.w.r.r
L = m.r².w
L = I.w ( kgm².rps )
5. Gerak Menggelinding
Gerak menggelinding adalah gabungan antara gerakan rotasi dan translasi .
Ekg = Ek rotasi + Ek translasi
Ekg = ½ Iw² + ½ mv²

B. Titik Berat Benda ( z )


Titik berat benda adalah titik tangkap resultan gaya-gaya berat. Titik berat benda dilambangkan
dengan ( z ).
Rumus titik berat benda adalah :
Z = ( m₁.x₁ + m.₂x₂ + m₃.x₃ + mn.xn )
m₁ + m₂ + m₃
Contoh titik berat benda :

C. Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan terbagi dua yaitu :
1. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
2. Dinamik ( a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja pada
benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada benda tegar itu sama
dengan nol .
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil, kesetimbangan
labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).
1. Kesetimbangan Stabil
Sebuah kelereng mempunyai titik berat pada pusat bola. Jika kelereng diletakkan pada sebuah
wadah yang berbentuk setengah bola ( cekung , kelereng akan diam ( setimbang) pada bagian
bawah wadah. Apabila kelereng itu diberi gangguan dengan mendorongnya, titik berat kelereng
akan naik. Hal itu ditandai dengan naiknya kedudukan kelereng. Apabila gangguan itu
dihilangkan, kelereng akan kembali setimbang pada kedudukan semula. Kesetimbangan seperti
itu disebut Kesetimbangan Stabil .Contoh benda yang memiliki kesetimbangan stabil adalah
kursi malas.
2. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan Labil ditandai dengan turunnya letak titik berat benda jika diberi gaya
pengganggu. Biasanya, setelah gaya pengganggunya dihilangkan benda tidak kembali lagi pada
posisi semula. Sebuah batang kayu yang berdiri tegak adalah contoh keadaan kesetimbangan
labil.
3. Kesetimbangan Indiferen (netral )
Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya posisi titik berat sebelum dan sesudah
diberi gaya pengganggu. Contoh kesetimbangan netral adalah sebuah silinder yang diletakkan di
lantai datar.
Contoh soal :
1. Sebuah sistem benda terdiri atas dua bola dengan massa masing-masing 4 kg yang dihubungkan
dengan batang kaku dan ringan ( massa diabaikan) sepanjang 1 m. Tentukan momen inersia
sistem batang benda terhadap sumbu yang tegak lurus batang jika diputar melaui (a) tengah-
tengah batang, dan (b) salah satu bola !
Jawab :
(a) Melalui tengah-tengah batang : r₁ = r₂ = 0,5 m ; m₁ = m₂ = 4 kg ;
I = m₁r₁² + m₂r₂²
= (4 kg) (0,5 m)² + (4 kg) (1 m)²
= 2 kg.m²
(b) Melalui salah satu bola (misal m₂): r₁ = 1 m, r₂ = 0 ;
I = (4 kg) (1 m)² + (4 kg ) (0)²
= 4 kg.m²
2. Sebuah batu gerinda bermassa 4 kg dan jari-jari 8 cm. Ketika sebuah momen gaya konstan, roda
gerinda mencapai kecepatan sudut 1.200 rpm dalam 15 sekon. Anggap roda gerinda mulai dari
keadaan diam dan batu gerinda berbentuk silinder pejal . Tentukan resultan momen gaya yang
dikerjakan !
Jawab :
ω₀ = 0 ; ωt = 1.200 rpm = 40∏rad/ s;t = 15 s;r = 8 cm = 0,08 m ; ωt = ω₀ + αt → α = (8∏/3)/s²
Momen Inersia silinder pejal adalah
I = ½mr² = ½(4 kg)( 0,08 m)²=128 x
Resultan momen gaya
T = Iα = (128 x kg.m²)(8∏/3rad/s²)= 1.07 x N.m

Anda mungkin juga menyukai