SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) LANCANG KUNING DUMAI
TUGAS INDIVIDU PUBLIC POLICY “RANGKUMAN”
Dosen : Dr. A. Tarmizi Yusa, MA .
Nama : Annisa Husnul Qotimah
Nim : 1710090811019
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEMESTER VII TAHUN 2020/2021 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia
nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkuman ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang terang sebagai mana kita rasakan sekarang ini.
Rangkuman ini merupakan tugas yang harus dipenuhi untuk mata
kuliah Public Policy. Atas selesainya rangkuman ini, tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta sarannya dalam rangka penyusunan dan penulisan rangkuman ini, untuk itu saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada dosen pembimbing, Bapak Dr. A. Tarmizi Yusa, MA. Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga bermanfaat
Dumai, 13 Januari 2021
ANNISA HUSNUL QOTIMAH
PUBLIC POLICY
Ibu dari ilmu administrasi adalah ilmu politik.
Kebijaksanaan entitynya (wujud) adalah politik. Hakikat kebijaksanaan adalah perwujudan dari politik. Policy berasal dari kata politics. Politik berasal dari kata polis. Polis adalah negara-negara kecil di Athena/yunani/romawi kuno. Praktik polis mencerminkan pemerintah sultan yang memerintah pada saat itu. Kapan pemerintah harus beradministrasi? (Dikotomi politik) Adanya inovasi pelayanan pulik. Kebijaksanaan publik adalah base atau rujukan/dasar. Public policy dalam bahasa Malaysia disebut dengan dasar awam. William Dunn adalah tokoh kebijaksanaan public, sudah ada pada saat kerajaan mesir. Secara etimologis istilah Kebijaksanaan berasal dari bahasa Yunani, sanskerta dan Latin. Akar katanya dari bahasa Yunani dan Sanskerta “Polis” (negara kota) dan pur (kota) ke dalam bahasa latin menjadi politea (negara) dan akhirnya masuk ke bahasa Inggris menjadi police yg bermaksud pengendalian masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan. Asal kata policy sm dgn police dan politics (Dunn, 1988 : 10). Kebijakan adalah aturan yang mengatur lalu lintas hokum (Law/UU) Proses administrasi sama dengan proses pemerintahan yang merupakan alat menyelenggarakan proses pemerintahan. Policy adalah karakter penguasa atau administrator. Karakter pemimpin dalam konteks bahasa melayu. Kata dasar dari kebijaksanaan, kebijaksanaan adalah karakter budi yang sikap baik. Seseorang mengambil keputusan melakukan banyak pertimbangan menggunakan akal sehat dan juga budi. Setiap pengambilan keputusan berorientasi dengan pertimbangan masyarakat. Basic politic dalam menentukan kebijakan publik dengan menekankan public interest (kepentingan masyarakat). Secara politik biasanya proses administrasi pemerintahan yg demokratis akan mencerminkan bagaimana proses kebijakan yang di praktekkan oleh sistem politik sebuah organisasi publik (pemerintahan) - fokus analisis Political Life. Kehidupan politik meliputi semua aktivitas yg berpengaruh terhadap kebijaksanaan dari yang khusus yang diterima baik bagi suatu masyarakat dan terhadap cara pelaksanaan kebijaksanaan itu (David Easton) Antara administrasi maupun kebijaksanaan publik sama-sama mengabdi pada public interest. Politik tidak ada teman abadi tetapi adanya kepentingan abadi. Orientasi yang harus dimiliki pemimpin adalah wisdom (kebijaksanaan atau arif), yaitu baik dalam perintah, keputusan maupun sikapnya. Proses pengambilan keputusan harus mengabdi kepada publik atau mensejahterakan masyarakat. Pemerintah yang baik akan mengangkat martabat masyarakat dengan menjadikan negara yang berwibawa Warga negara yang martabatnya diangkat akan menimbulkan nasionalisme. Pemerintah wajib menghargai warga negaranya. Degelation of authority merupakan wujud delegasi kekuasaan rakyat (kekuasaan pemerintah yang dipinjamkan oleh rakyat) Dalam pendekatan teori birokrasi. Mengapa kita mempercayai eksekutif? Karena birokrasi adalah kumpulan-kumpulan orang yang berprofesional, targetnya dapat mensejahterakan masyarakat (Welfare state). Konsekuensi delegation of authority yaitu pihak yang menerima delegasi tersebut wajib bertanggung jawab (responsibility), dengan adanya hubungan kebijaksanaan publik diharapkan pemerintah dapat mensejahterakan masyarakat. Pengambilan keputusan merupakan bagian penting kebijaksanaan publik, penting karena proses kebijaksanaan merujuk pada pengambilan keputusan yang baik “general decision” (ruang lingkup besar) Kebijaksanaan merujuk pada banyak keputusan. General decision tidak membabi buta namun didasarkan pada banyak pertimbangan (merujuk pada banyak disiplin ilmu) Public policy adalah ilmu sosial terapan yang bersifat multidisiplin yang artinya banyak menggunakan pendekatan ilmu. Secara kualitatif baik dari teori maupun praktek prosesnya eksperimen demokratisasi yang merupakan pemerintah dalam berkuasa atau melakukan kebijakan. Melalui kebijakan publik maka rakyat dapat lepas dari permasalahan. Thomas Robert Dye “Understanding of Public Policy” kebijakan publik adalah apa yang dipilih untuk dibuat ataupun tidak dibuat oleh pemerintah dengan konsekuensi akhir tetap pemerintah yang pertanggung jawaban dan efeknya baik maupun buruk akan dirasakan oleh pemerintah sendiri, maka perlu adanya komitmen untuk memajukan negara. Kebijakan publik adalah proses yang relatif dan elastis. Menurut David Easton “Praktik dari kebijakan publik akan mencerminkan kehidupan politik dari suatu bangsa” Delegation of Authority mengabdi pada public interest. Sebagai keputusan umum yang didasari oleh kepentingan masyarakat. maka secara politik proses kebijakan diproses melalui proses legislasi (lembaga resmi perwakilan rakyat) yaitu DPR. Salah satu perspektif publik merupakan representasi rakyat. Publik adalah pihak yang diwakili atau pemilik yang rasional. H. G. Frederickson (1997) mendefinisikan publik dalam berbagai perspektif: Publik sebagai kelompok yang berkepentingan (perspektif pluralistik = beraneka ragam), kebijakan publik tidak akan lepas dari kepentingan. Publik sebagai pemilik yang rasional, dengan tingkat rasional pemilik akan selalu menilai produk yang diberikan pemerintah. Publik sebagai pihak yang diwakili (perspektif perwakilan). Publik sebagai pelanggan (publik sebagai penerima pelayanan, berorientasi pada perwakilan pelayanan swasta, maka tarcapai target ekonomi) menjadi konsumen suatu produk. Karakter swasta yang memberikan pelayanan modern lebih baik daripada organisasi publik yang memberikan pelayanan, lebih berkembang karena sudah memiliki misi. Hal ini akan meningkatkan kualitas produksi dan sikap pelayanan baik. Administrasi publik sudah menggunakan teknik swasta dalam pemberian pelayanan. Apakah sudah merubah paradigma dari melayani masyarakat menjadi melayani pelanggan? Administrasi negara sudah mengadopsi teknik swasta yang disebut dengan New Public Management. Pemerintah yang berwawasan global adalah pemerintah yang berwawasan intrepreneurship, maka pemerintah menjadi transparan dan akuntabel. Administrasi diperkuat oleh manajemen. Dalam manajemen, kualitas itu sifatnya sistem. Timbul kelemahan karena efek dari servis swasta, adanya high cost bagi masyarakat yang akhirnya terjadi reformasi dari melayani konsumen ke melayani warga negara. Nilai-nilai yang ada pada publik : demokrasi, keadilan, kemanusiaan, kewarganegaraan, patriotism, etika, civil society (masyarakat madani), responsibilitas dll. Memiliki target untuk membangun administrasi yang efektif dan efisien. Administrasi itu adalah proses, begitu pula dengan pembangunan, subjeknya harusnya dinamis. Terjadinya perkembangan yang berdampak pada dana publik. Keberhasilan negara terletak pada administrasi negara dengan mengkaji struktural dan fungsional. Dari teori birokrasi, secara teoritis. Pemerintah sebagai professional. Karena itu rakyat memiliki harapan dan percaya pemerintah yang dapat mensejahterakan masyarakat (fungsi pelayanan). Mayoritas pelayanan lebih banyak yang tidak langsung seperti listrik dan air. Alat dalam menyelenggarakan publik melalui kebijaksanaan publik merupakan jalan keluar dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Kebijakan merupakan produk dari politik merupakan alat legitimasi yang dihasilkan lembaga politik. Tahap pengambilan keputusan dan tahap pelaksanaan atau tindakan sebelumnya sudah dipopulerkan oleh Laswell “inti dari kebijakan publik adalah decision dan action (proses menetapkan kebijaksanaan)” = decision making (dimensi politik). Charles Kohran = kebijaksanaan sebuah studi tentang decision dan kebijakan pemerintah. Secara teori, teknik mengambil keputusan yang baik targetnya memiliki fokus pada kebutuhan publik. Organisation policy merupakan sebatas kepentingan mengembangkan organisasi. Kebijaksanaan publik memiliki ruang lingkup dan resikonya besar yaitu menyangkut kebutuhan orang banyak. Bapak administrasi modern Wilson yaitu mantan presiden Amerika Serikat memiliki buku administrasi (1887) mengenai studi tentang administrasi, mengemukakan teori dikotomi politik dan administrasi. Dikotomi adalah pemisahan secara mutlak, administrasi dan politik tidak boleh disatukan karena tidak akan bisa mencapai kaidah administrasi. Namun eksekutif, satu sisi dimensi administrasi dan politik adalah pembuatan keputusan sebagai bentuk menyalurkan aspirasi politik. Badan legislatif adalah yang me manage perda. Action adalah mengaktifkan atau menggerakkan kebijakan sebagai bentuk implementasi kebijakan publik. Administrasi merujuk pada kaidah bisnis yaitu efektif dan efisien. Paradigma public policy yang berkaitan dengan administrasi negara baru (New Public Management). Paradigma administrasi negara yang diperkenalkan 1970 khusus diamerika. NPA bersamaan dengan momentum krisis ekonomi dan pelayanan. Ameika saat itu lebih menghabiskan banyak anggaran dalam politik luar negeri di perang Vietnam. Richard Nixon (Preseiden Amerika). Masyarakat diwakili oleh ahli politik dan reaksi administrasi negara ini tidak penting karena perang Vietnam adalah peristiwa yang cukup lama. Para ahli administrasi negara untuk memberikan koreksi pada presiden yang membuat kebutuhan untuk mensejahterakan masyarakat. Mulai saat itu rakyat beralih kepada ilmu kebijakan publik. Public Policy tahun 1970. Melakukan penekanan NPA pada beberapa hal, secara umum menyoroti : Proses administrasi negara dan politik lebih berkeadilan sosial Mengambil kapasitas pemerintah sebagai agen pelayanan publik Target pelayanan adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan fungsi utama administrasi negara modern. Maka dari itu terdapat 2 pernyataan penting NPA. Bagaimana dapat menyediakan pelayanan publik yang baik dengan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Jadi pelayanan tersedia yang baik, sumber daya dapat dimanfaatkan secara rasional (masuk akal). Dengan pelayanan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bagaimana meningkatkan tingkat pelayanan sembari membelanjakan sedikit anggaran (ekonomi) Peran penting NPA adalah pelayanan itu meningkatkan keadilan sosial yang menampilkan karakter yang adil. Ada 3 penekanan NPA : 1. Keadilan sosial 2. Kesamarataan sosial (social equity) 3. Kesejahteraaan masyarakat Perbedaan pengambilan keputusan dengan public policy adalah pada hakikatnya public policy merujuk pada teknik dalam pengambilan keputusan. Public policy terdiri dari banyaknya pengambilan keputusan. Hal ini bukan kepentingan tunggal tetapi rujukan dari beberapa kepentingan didalamnya. Tingkat kehati-hatian dalam public policy itu penting karena menyangkut hajat orang banyak. Garis Besar Proses Public Policy terdapat 2 Dimensi 1. Dimensi Keputusan = Political Decision = Politik = Political Out Put 2. Dimensi Aksi – Melaksanakan Policy – Eksekusi “ Executive” = Administrasi = Implementor Policy Public policy mengabdi pada kepentingan masyarakat. maka harus hati- hati dalam mengambil keputusan: 1. Sifat public policy dalam ruang lingkupnya luas 2. Merujuk pada berbagai kepentingan dan sumber-sumber yang dipercaya 3. Bersifat terbuka 4. Berorientasi pada kepentingan publik interest 5. Harus memiliki konsep dan kerangka kerja yang jelas. Planning (perencanaan) yang bagus sebagai pembuat decisison. Tidak ada pengambilan keputusan yang sempurna pasti ada titik kelemahannya. 6. Sifatnya partisipan. Public yang partisipan tidak boleh membuat kebijakan untuk kepentingan sendiri 7. Menghargai nilai-nilai demokrasi 8. Bersifat fleksibel dan dinamis. Keputusan atau kebijakan tidak boleh kaku Kebijakan bukan kerjaan yang sembrono. Ciri-ciri kebijakan negara Menekankan pada orang-orang yang memiliki wewenang dalam politik Lebih menekankan pada tujuan daripada tindakan yang acak atau sembarangan Merupakan tindakan yang terpola dan saling berkait Menyangkut dengan apa dilakukan pemerintah dalam bidang-bidang tertentu Berbentuk positif dan negatif justeru itu memerlukan campur tangan pemerintah. (David Easton : 1979) Produk kebijakan yaitu: UU, Perda, UUD (landasan konstitusi) Ruang lingkup public policy (Gerald Caiden dalam Thoha : 2008) 1. Adanya partisipasi publik (public participation) 2. Adanya kerangka kerja policy (policy framework) 3. Adanya strategi-strategi policy (policy strategies) 4. Adanya kejelasan tentang kepentingan publik (public interest) 5. Adanya pelembagaan lebih lanjut dari kemampuan public policy (continues constitutional) 6. Adanya isi dan evaluasi ( contens and evaluation) Menurut Charles Limbong “Pengambilan keputusan berkaitan erat dengan public policy, karena pada hakikatnya sama-sama memilih opsi yang tersedia” Ciri-ciri pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang baik dari alternatif yang lain, dilakukan dalam proses yang sama dengan banyak pertimbangan. Sifat pengambilan keputusan dapat mengubah atau tidak mengubah kondisi yang sudah ada namun ada cara memilih dari satu rangkaian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan meminimalisir resiko ketidakpastian saat membuat keputusan. Menurut Geurtz “Kebijakan publik itu selalu menjadi merujuk pada 2 konteks yaitu keputusan dan aksi yang dilakukan oleh pemerintah dalam proses menetapkan keputusan dan menjalankan tugas” Peranan administrasi negara dalam kebijaksanaan publik merupakan domain utama Proses awal kebijaksanaan publik dimulai pada dikotomi sebagai ranah politik. Sehebat apapun policy di produksi oleh ahli politik tapi apabila pada tata pelakasanaan tidak baik maka kebijksanaan tidak efektif dan efisien. Peranan administrasi sangat besar dalam kebijaksanaan publik. Jhon M. Pfiffner dan R. V. Presthus Menyatakan ada 3 fungsi penting administrasi negara yang berkaitan dengan kebijaksanaan publik. 1. Melakukan implementasi kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan-badan perwakilan. 2. Melakukan koordinasi usaha perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan. 3. Menyangkut proses kebijaksanaan melakukan pengarahan, kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhitung jumlahnya. Pemerintah memiliki tugas koordinasi agar sinkron karena prinsip ini proses dari kebijaksanaan yang akan berjalan berjalan dengan baik. Pekerjaan secara terpadu dan kompak. Tanpa koordinasi akan terjadi miskomunikasi atau conflict interest. Maka penting komunikasi sebagai variabel yang menentukan keberhasilan kebijksanaan publik. Proses menetapkan kebijaksanaan dari RUU sampai UU disebut dengan legislasi. Fungsi directing merupakan pemberian arahan disebut seni atau art. Cara melakukan sesuatu/strategi melakukan sesuatu/melakukan proses kepemimpinan (Leading). Pekerjaan perlu diarahkan agar jelas. Fungsi directing adalah memperkecil terjadinya error atau kesalahan agar terciptanya efektif dan efesien. Willian dalam Stillman “Administrasi negara adalah semua MSDM yang terbatas (efesien dan efisien) digunakan untuk mencapai tujuan keamanan pemerintah, lebih memberikan penekanan dalam action dan public policy” cara melakukan action dengan menggabungkan administrasi dan manajemen. Administrasi negara itu harus dilakukan secara efisien dalam menyelenggarakan public policy. Good government merupakan akuntabilitas publik melalui SMDM tidak boleh disia-seiakan harus bertanggung jawab terhadap publik. Administrasi negara harus bekerja dalam kehati-hatian dan tantangan karena kebijakan masyarakat silih berganti. Tantangan pemerintah adalah sumber daya terbatas tetapi kebutuhan masyarakat tak terpuaskan. 6 M (Man, Market, Mechine, Method, Money and Market). Kedepankan prinsip efektif dan efisien maka keberhasilan akan tercapai. David Easton “Public policy adalah nilai-nilai yang diperuntukkan atau dialokasikan dari pihak yang berkuasa kepada rakyatnya” nilai termasuk peran, amanah, kewajiban dan fungsi yang nanti di wujudkan sesuai dengan keperluan public. Secara filosofis pemerintah mengabdi pada kepentingan publik. Nilai-nilai itu lazimnya terbentuk dalam 2 bentuk (Welfare state) : a. Barang (good) : hasil-hasil pembangunan yang dinikmati masyarakat b. Jasa (Service) : kesehatan, ketenaga kerja, pendidikan, sosia; Thomas Robert Dye “Public policy is Choose to do or not to do” Ada 3 konsep dari public policy, yaitu: 1. Pemerintah memiliki kewenangan dan kekuasaan yang besar. 2. Pemerintah adalah badan yang inisiatif kebijaksanaan yang besar 3. Ada kalanya pemerintah berbuat yang tidak dibuat penilaiannya ada ditangan masyarakat. Golembiewskie “Public policy adalah sesuatu yang dirujuk sebagai umpan balik terhadap sesuatu permintaan yang dikemukakan oleh orang yang berkepentingan supaya hal-hal yang ditimbulkan dapat diselesaikan dengan segara” merupakan teori sistem komunikasi (unsur feedback). Menurut Ferrel headi “kebijaksanaan publik adalah keahlian administrasi negara”. Sifat-sifat Policy yg “Publicly” Dinamis & kompleks- tidak statik dapat berubah sesuai tuntutan = adaptable – Incremental Policy Melibat pelbagai Aktor = Stakeholer sasaran policy Keputusan Policy melibat pelbagai keputusan yang lain (Komprehensif) Panduan Umum yang dapat menjadi arahan Tindakan susulan- aksi nyata sesuai policy Konsistensi Implementasi Policy Tujuan – sasaran Masa depan dan Berjangka waktu yang jelas ((Japan- Jamen- Japen) Pelaku utamanya = pemerintah sebagai penanggungjawab, termasuk memberikan input dan arahan Demi kepentingan umum (public interest) (Dror dalam Atory Hussain, 2010) Dimana ada kebijaksanaan publik disitu ada administrasi negara. Administrasi negara sudah memilki peranan. Mulai dari tahap agenda kebijaksanaan publik artinya mulai dari tahap menampung masalah, mengidentifikasi dan mengklasifikan masalah. Tahap ini disebut dengan agenda kebijaksanaan publik (public policy agenda). Tahap menampung aspirasi tidak hanya peran politik namun juga peran administrasi. Anggapan yang menyatakan aspirasi politik hanya menjadi domain administrasi tidak selalu benar. Ditinjau dari alasan teknis mengenai dalam praktiknya sehari-hari pemerintah selalu menerima reaksi-reaksi publik. Sebagai masukan dari masyarakat dalam rangka memperbaiki kinerja artinya melalui umpan balik yang datang dari masyarakat. Idealnya pemerintah berupaya memperbaiki kebijakan yang sedang berlangsung juga berguna sebagai bahan evaluasi untuk proses kebijaksanaan berikutnya. Setidak-tidaknya pemerintah memberikan masukan berupa rekomendasi pada legislatif dalam proses kebijaksanaan publik. Ciri-ciri administrasi modern adalah pemerintah yang melayani warganya secara demokrasi dan pemerintah yang berposisi sebagai mitra sejajar dengan masyarakat. Aspirasi politik ialah pemerintah tidak boleh menolak sebagai pemberi servis yang ideal dengan masukan publik pemerintah dapat memperhatikan kinerjanya. Pelayanan tidak boleh stagnan, harus dinamis dan berkembang dan bertambah baik karena selera masyarakat semakin berkembang, intelektual dan kritis. Masyarakat semakin hari akan semakin pintar dalam menilai. Didalam administrasi negara terdapat informasi negara. Administrasi negara selalui memperbarui performance. Sifatnya dinamis. Penilaian kinerja orientasi public policy, Ada 7 (tujuh) tampilan kinerja “stage” dari proses penetapan kebijakan “policy decision processes” diantaranya : 1. intelligence, menggali sumber pengetahuan. 2. promotion, - mempromosikan/ meningkatkan 3. prescription, memberi petunjuk, hilangkan keraguan (resep) 4. invocation, melibatkan dengan sepenuh hati 5. application, mengaplikasikan 6. termination, menamatkan, 7. Appraisal , penaksiran, menilai, Laswell dlm (Geurt, 2011) ( Braimah dkk 2015) Birokrasi atau reformasi administrasi negara. Inti dari administrasi negara adalah selalu me renew (memperbarui) berupa performa atau kinerjanya. Hal ini merupakan tuntutan yang tak dapat terelakkan. Inti atau kesimpulannya bahwa peran administrasi negara sangat besar mulai dari tingkat awal membuat kebijaksanaan. Maka banyak kekuatan administrasi negara dalam melakukan hal tersebut: Kekuatan yang berdasarkan keabsahan hukum (legal) atau legitimasi Kekuatan dalam bentuk kekuasaan resmi Kekuasaan berdasarkan politik disebut otoritas politik Kekuatan berdasarkan administrasi disebut dengan otoritas birokrasi Kekuatan berdasarkan manajemen yang dituntut professionalisme (kepiawaian, pengalaman, keahlian (skill), kelihaian). Yang dimaksud lihai adalah mampu melakukan pendekatan, mampu melakukan perubahan cara kerja mengikut seni Dwich Waldo mengemukakan administrasi sebagai ilmu dan seni (Science and art). Sudut pandang public policy ada 2 1. Sudut pandang dikotomi 2. Sudut pandang kontinum Melalui sudut pandang dikotomi dalam konteks memperbaiki aspirasi dalam rangka manajemen publik (memperbaiki administrasi negara) adalah hal yang baik. Yang tidak boleh adalah politik praktis. Politik yang merusak tatanan administrasi sehingga merusak sistem birokrasi. Dari sudut pandang kontinum merupakan peranan administrasi negara dari tahap awal pembuatan kebijakan. Menurut F. Rourke. Di dalam buku politik birokrasi dan kebijakan di Amerika. Mengapa administrasi negara memiliki peranan besar dalam proses kebijaksanaan publik? Karena didalam tubuh pemerintahan banyak terdapat berbagai macam keahlian. Maka dari itu administrasi negara menguasai proses kebijaksanaan publik. Pendapat Appleby seorang ahli administrasi negara modern Amerika “Administrasi negara itu adalah sebagai agen yang berperanan merekomendasi kebijakan/kebijksanaan yang ditujukan pada legislatif” Sifat dari kebikasanaan adalah transaksional. Menurut Ferrel Heady 1. “Administrasi negara adalah aktivitas pemerintahan dalam suatu sistem politik” 2. ”Administrasi negara menjalankan fungsinya dan mencoba mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan oleh pengambil keputusan politik”” Melalui konsep pertama Ferrel Heady bahwa administrasi negara itu berguna sebagai alat pemerintah. Dari konsep kedua administrasi negara adalah yang menghidupkan (membuat berkembang atau tidak berkembangnya) suatu sistem politik. Yang membuktikan pemerintah itu hebat atau tidak adalah administrasi negaranya. Jika administrasi negara tidak hebat maka sistem politiknya juga demikian. Jika administrasi negara tidak hebat maka pemerintahan tidak dapat berfungsi dengan baik. Birokrasi Desa, administrasi pemerintahan desa, merupakan bagian kecil dari administrasi. Indonesia yang hebat lahir dimulai dari administrasi negara di desa yang hebat pula. Kebijaksanaan itu diberikan dalam bentuk otonomi daerah. Tujuan memberikan otonomi daerah adalah untuk memperhebat daerah. Tingkat daerah yang hebat akan melahirkan negara yang hebat. Kebijaksanaan otonomi daerah berfungsi membuat mesin daerah hebat. Salah satu tahap awal yang harus diperbaiki adalah pelayanan publik. Karena pelayanan publik yang baik itu akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan dapat meningkatkan harga diri masyarakat. Pelayanan publik yang baik itu akan dapat menciptakan masyarakat modern. Contohnya adalah jalan tol Apapun yang dikerjakan pemerintah itu tujuan akhirnya adalah memberikan pelayanan. Ciri-ciri administrasi negara modern itu adalah pemerintah yang melayani masyarakat. Karakter dari administrasi negara modern adalah meningkatkan kualitas pelayanan. Negara yang hebat diukur dari kualitas pelayanannya. Perbandingan administrasi negara didunia adalah sejauhmana negara itu dapat menampilkan kualitas pelayanan publik. Pemerintah yang legal/legitimasi/sah/konstitusional selalu diawali dengan kebijaksanaan publik. Apabila kebijaksanaan tidak baik atau normal maka masyarakat akan gaduh. Contoh : UU Omnibus Law Konsep administrasi negara adalah menjalankan fungsi untuk mencapai tujuan. Tujuan hidup bernegara yang dibuat oleh para legislator (Political decision maker). Konsep Pertama keahlian administrasi negara adalah politik dan kebijaksanaan publik. Konsep Kedua administrasi negara dapat didefinisikan dengan: 1. menyusun kebijakan (formulation policy) 2. melaksanakan kebijakan (implementation policy) 3. menilai kebijakan (Evaluation policy) 4. mengubah kebijakan (Modification policy) Dapat disimpulkan bahwa dari konsep pertama administrasi negara adalah politik dan kebijaksanaan publik. Sedangkan dari konsep kedua adalah semua proses kebijaksanaan publik berupa : menyusun, melaksanakan, menilai dan mengubah. Keempat konsep ini adalah kinerja administrasi negara. Menurut Ferrel Heady. Proses public policy sama dengan proses administrasi negara. Pendapat Thomas Robert Dye “Public policy adalah apa saja pilihan pemerintah, baik mau berbuat atau tidak berbuat sesuatu” Peranan untuk menentukan kebijaksanaan itu ada di tangan pemerintah. Sedangkan hak untuk menilai pemerintah itu baik atau buruk adalah masyarakat. Peran pemimpin dalam public policy adalah decision maker (pembuat keputusan). Sistem kebijaksanaan publik berada dalam lingkungan sistem politik, sistem pemerintahan dan sistem administrasi negara. Ada beberapa elemen penting yang turut menentukan variabel kebijaksanaan publik, diantaranya: Kebijaksanaan publik Lingkungan kebijaksanaan Pelaku kebijaksanaan 3 aspek ini sifatnya saling terkait antara satu sama lain yang sifatnya adalah sistemik, saling interpedensi antara satu sama lain. Masing-masing saling terjadi hubungan timbal balik Faktor lingkungan kebijaksanaan yang paling dominan adalah faktor ekologi administrasi negara, Ekologi administrasi negara adalah hubungan timbal balik antara administrasi negara dengan lingkungannya yang bersifat saling pengaruh mempengaruhi. Lingkungan administrasi negara merupakan lingkungan yang berkarakteristik khusus. Artinya lingkungan administrasi negara Indonesia dengan negara lain tidak sama karena sistemnya yang berbeda. Posisi sebenarnya lingkungan yang mempengaruhi sistem administrasi negara disebut dengan setting administrasi negara. Setting adalah tempat atau ruang lingkup yang menjadi kedudukan administrasi negara dimana administrasi negara tersebut menjalankan operasinya atau kegiatannya. Diantara faktor-faktor yang menentukan lingkungan kebijaksanaan itu adalah faktor ideology dan politik. Faktor politik diantaranya adalah kehidupan politik yang sedang terjadi pada suatu waktu tertentu dalam sebuah negara. Sifatnya dinamis. Lain rezim lain gaya dalam membuat kebijaksanaannya. Budaya dan lingkungan politik dalam sebuah negara. Selain ditentukan oleh pelaku kebijaksanaan juga mempengaruhi prilaku kebijaksanaan. Lingkungan eksternal dalam sebuah negara seperti arus globalisasi, arus perkembangan tuntutan ekonomi, arus kepentingan tertentu. Bisa memaksa pelaku kebijaksanaan dalam sebuah negara mengubah gaya kebijaksanaan. Di Indonesia. Era soeharto terkenal dengan pemerintahan yang tertutup dan sentralistis. Era Habibie terkenal sebagai tokoh atau professor yang hebat namun bisa demokratis, pers yang bebas dan independen, opini dan politik yang terbuka. Kasus Timor Timur yang lepas merupakan pandangan habibie berupa hak dari rakyat untuk memerdekakan diri, hal ini merupakan kebijaksanaan gaya Habibie. Habibie adalah pelopor demokratisasi di Indonesia. Otonomi daerah tahun 1999 dari buah tangan habibie. ASN yang baik lahir pada era Habibie. ASN tidak boleh terlibat dalam politik praktis maka lahir UU tentang ASN yang menuntut ASN yang netral dan professional. Public policy adalah wujud demokratisasi Proses pengambilan keputusan oleh pemerintah yang mencerminkan kualitas demokratisasi Demokrasi = proses pengambilan keputusan yang melibatkan orang dewasa ( robert a. dahl) Demokrasi adalah upaya menghargai HAM dan menampilkan keadilan sosial secara seksama Administrasi dan politik memerlukan demokrasi dan penjawantahan demokrasi. = adalah proses public policy Ada 2 bentuk lingkungan yang menentukan proses kebijaksanaan publik dalam suatu negara yaitu lingkungan internal dan eksternal. Kedua aspek ini bersifat asimilasi. Faktor luar mempengaruhi faktor dalam dan begitu juga sebaliknya. Labil dan stabilnya dalam suatu negara dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Pelaku kebijaksanaan publik dalam membuat kebijaksanaan banyak ditentukan oleh faktor lingkungan kebijaksanaan. Faktor internal contohnya adalah partai. Faktor lingkungan administrasi juga menentukan pelaku kebijaksanaan. Contoh : apakah pelaku kebijaksanaan memerintah pemerintahan itu menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab. Secara akademis atau teori. Pemerintah saat ini mudah merujuk pada tata kelola pemerintahan yang baik. Idealnya kebijaksanaan publik. Pemerintah itu sudah merujuk pada teori atau pendekatan good government. Good government akan mencerminkan 3 hal terhadap pelaku kebijaksanaan yaitu: 1. Apakah pemerintah itu adalah pemerintah yang kuat dan mampu dalam menyelenggarakan kebijaksanaan? 2. Apakah pemerintah itu bekerja dengan norma-norma dan kaidah- kaidah administrasi? 3. Apakah pemerintah itu dalam bekerja memiliki standar kerja yang jelas dan pencapaian kinerja yang terukur? Gerald Caiden menyatakan bahwa pemerintah itu ada kerangka kerjanya (plan work) dalam menyelenggarakan kebijaksanaan. Pekerjaan secara administrasi mesti terancang, di desain dan dikonsep dengan baik bukan pekerjaan yang asal-asalan. Kata G. Caiden salah satu aspek kebijaksanaan itu dengan ruang lingkup yang baik pasti ada kerangka kerjanya. Apakah proses kebijaksanaan itu secara administrasi dievaluasi keberhasilannya? Pemerintah itu cenderung enggan untuk mengevaluasi hasil kerjanya apalagi yang berdampak pada masyarakat. Kebijaksanaan yang baik melibatkan partisipasi dari masyarakat. Kebijaksanaan publik yang baik itu harus ada tahap evaluasinya. Karena secara administrasinya ia akan berdampak positif dan negative. Apabila pemerintah enggan dalam mengevaluasi dengan baik efeknya akan berdampak pada seluruh masyarakat. contohnya : dumai yang banyak pabrik industry berdampak pada lingkungan yang tercemar karena tidak pernah dievaluasi (action dari public policy tersebut tidak benar). Setidak-tidaknya apabila beradministrasi dengan baik akan menampilkan bentuk tata kelola pemerintahan yang bernuansa politik (governance politic). Dengan political governance, proses kebijaksanaan itu akan bersifat terbuka, adaptable dan responsif. Kondisi kebijaksanaan di Kota Dumai terkesan tidak ada Feedback karena belum terbentuk pelaksanaan kebijaksanaan yang baik. Pak Tarmizi sebagai narasumber pada seminar tahun 2000 tentang Kota Dumai berasumsi bahwa Kota Dumai itu akan terjadi 2 kemungkinan: 1. Industry berkembang masyarakat mengalah 2. Industry mengalah masyarakat berkembang Inti dari governance administration. Apabila pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan dapat mewujudkan governance administration dampaknya lebih banyak dalam hal yang positif berupa efektif dan efisien. Pemerintah yang governance administration akan dapat mewujudkan kinerja, mensejahterakan masyarakat, mencari jalan keluar dari persolan masyarakat dan meningkatkan martabat masyarakat. Sebagai orang administrasi negara mesti bisa menyikapi persoalan- persoalan masyarakat. Alokasi dana desa terhadap pembangunan infrastruktur atau alokasi dana desa terhadap pelayanan publik merupakan implementasi dari kebijaksanaan. Penyelengaraan public policy itu sangat ditentukan oleh 2 faktor yaitu : faktor pelaku kebijaksanaan dan faktor lingkungan kebijaksanaan. Faktor pelaku kebijaksanaan adalah subjek dari proses kebijaksanaan publik, baik buruk atau benar salahnya, efektif atau tidak efektifnya kebijaksanaan sangat dintentukan dengan faktor sikap dan perilaku yang menyelenggarakan kebijaksanaan publik. Konsep public policy yang ditetapkan oleh PBB : Konsep pertama PBB dapat dimaknai sebagai hukum keputusan regulasi dari badan pemerintah. Konsep kedua ditambah dengan perencanaan, aksi dan perilaku. Perilaku itu ditentukan oleh karakter individu dan faktor lingkungan. Walau seorang individu itu baik namun seperti terkesan tidak demokratis karena pengaruh tekanan dari lingkungan. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan. Setidak-tidaknya ada 4 faktor yang sangat menentukan: 1. Faktor komunikasi : berhasil atau tidak berhasilnya suatu kebijaksanaan ditentukan oleh komunikasi. Komunikasi berguna dalam keperluan eksternal (bagaimana membangun relasi dengan banyak pihak setidaknya menyampaikan makna kebijaksanaan yang sedang dilaksanakan). Fungsinya agar publik dapat mengakses kebijaksanaan, agar publik bisa berpartisipasi, agar publik dan pemangku kepentingan saling dukung mendukung atau berkolaborasi. Administrasi selain cooperation juga collaboration. 2. Unsur struktur birokrasi. Hal ini yang menentukan administrasi itu baik atau tidak baik. Hal ini menjadi domain utama bagi peran pemerintah. Jika unsur struktur birokrasinya lemah, tidak administratif, tidak mampu, tidak berkapasitas maka kebijaksanaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Birokrasi selain berada diposisi konseptual juga berada diposisi operasional. Tidak hanya planning tapi juga action atau pencapaiannya ada berada ditangan birokrasi. Pemerintah harus menghindari atau efisiensi (pemborosan). 3. Faktor sumber daya. Dapat berupa sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya keuangan, sumber daya alam, sumber daya manajemen, sumber daya administrasi, sumber daya ideology, sumber daya pemikiran/mindset/konsep, sumber daya politik atau setidak-tidaknya sumber daya 6M+H dalam unsur-unsur yang mendukung processing manajemen. Merupakan statement yang terkenal dari Harold Laswell “Who get whats, when and how” apa yang diperoleh dari kebijaksanaan, kapan dan bagaimana. “How” inilah yang sebagai processing manajerial dari kebijaksanaan. 4. Disposisi artinya adalah faktor sikap dan prilaku, berupa tanggung jawab, amanah, cara menghargai pekerjaan, komitmen yang tinggi terhadap publik. Administasi itu tidak hanya kerja sama tapi juga kolaborasi sebagai bentuk dukung mendukung. Untuk berkolaborasi perlu ada relasi yang baik. Penggerak utama dalam kebijaksanaan publik adalah birokrasi. Birokrasi adalah mesin yang menjalankan mekanisme kebijaksanaan. Birokrasi dikatakan sebagai agent administrasi yang professional dan berkompetensi. Dalam penyelenggaraan kebijaksanaan publik diperlukan dukungan oleh banyak pihak, baik pemerintah maupun bukan pemerintah. Ciri-ciri pemerintah yang maju itu adalah open government (pemerintah yang terbuka). Konsep ini merujuk apada selalu memperbaiki, meningkatkan administrasi dan kemampuan kinerjanya. Kenapa pemerintah harus beradministrasi dengan baik? Supaya dia mampu meningkatkan kinerja. Sebaik apapun UU dibuat kalau tidak beradministrasi dengan baik. UU hanya UU saja tidak ada gunanya. Mengapa otonomi daerah itu gagal? Karena administrasinya lemah atau Government admnistrasinya lemah Government itu ada 3, yaitu : 1. Government politic (tatanan membuat kebijaksanaan) 2. Government administration (tatanan pelaksanaan kebijaksanaan) 3. Government economy (proses dan pencapaian merupakan target ekonomi agar terbentuk kesejahteraan masyarakat) Tujuan administrasi negara baru (NPA) adalah menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan kesemerataan melalui proses kebijaksanaan yang baik. Target kebijaksanaan itu adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur yang tercantum dalam mukaddimah UUD 1945. Dalam menuat kebijakan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945 dan konstitusi. Administrasi negara adalah manajemen politik. (bagaimana menyelenggarakan politik, bagaimana menjalankan kebijaksanaan) Aparatur negara dalam menjalankan kegiatan tanpa adanya disposisi akan berdampak pada terjadi nya korupsi. Political well adalah pelaksanaan niat baik dalam konteks politik. Dalam konteks administrasi dapat berupa good understanding. (rasa pengertian yang mendalam atau mutually). Pemimpin menjalankan amanah berupa pelaksanaan kebijakan publik. Konsepnya adalah demi kepentingan masyarakat dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Semua masalah yang ada dalam negara atau masyarakat dapat dimasukkan dalam agenda kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang dapat dimasukkan agenda kebijaksanaan apabila: 1. sudah dikategorikan sebagai policy problem. 2. Alternative kebijaksanaan 3. Tindakan kebijaksanaan 4. Hasil kebijaksanaan 5. Pencapaian kebijaksanaan Kelima konsep ini saling berhubungan satu sama lain. Ada beberapa dasar dalam informasi kebijaksanaan. Informasi yg dihimpun mesti data akurat dan faktual. Biasanya sumbernya diperoleh dengan 4 cara : 1. Internal : report, return, statement, account 2. Ekternal : dikoleksi dari informasi, data di luar, reaksi, kepuasan 3. Investigasi Khusus : ke lapangan utk memastikan, mendalami, melengkapi, observasi 4. Riset dan Studi : mengumpulkan fakta dan pandangan, pendapat melalui kajian (riset) dll. (Vishnoo, Vidya, 2007 : 224-225) Administrasi negara mempunyai peranan melakukan proses transformasi. Yang ditransformasi adalah input menjadi output. Sifat input adalah ditampung atau diakomodir. Input adalah sumber. Input ini berkaitan dengan realita yang dirasakan masyarakat, secara ideal input berguna bagi administrasi negara. Dalam menyusun UU atau perda, badan yang menyelenggarakan proses menyusun kebijaksanaan di DPRD daerah disebut Balegda (Badan legislatif daerah). Para anggota dewan di DPRD dalam membuat perda menggunakan pendekatan akademis melalui riset dan studi yang disebut NA (naskah akademis) digunakan sebagai rujukan dalam pembuatan kebijakan. Pada hakekatnya proses kebijaksanaan publik itu dalam semua tahap perlu dianalisis dan dapat dianalisis, berguna untuk kebijaksanaan dapat menjadi kebijaksanaan yang baik (good policy) Menurut William Dunn, tujuan analisis tersebut adalah agar pengambil keputusan dapat memperoleh informasi-informasi yang akurat agar dapat dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah dari problem- problem praktis. Menurut Atory Hussain, analisis kebijaksanaan itu agar pelaku kebijaksanaan, para professional atau akademisi dapat berpikir lebih rasional dan kritis juga memberikan umpan balik dari permintaan- permintaan dalam sistem administrasi negara terutama tuntutan yang relevan dengan masalah. Terdapat 3 alasan mempelajari Public Policy: 1. Alasan Ilmiah ( Scientific reason ) – peng lebih mendalam mengenai hakekat asal mula kebijaksanaan negara, proses-proses yang mengantar pkembangannya, serta akibat-akibat pd masyarakat. 2. Alasan Professional ( Professional reason )- menerapkan pengetahuan ilmiah bid kebijaksanaan, guna memecahkan masalah sosial sehari-hari 3. Alasan Politik ( Political reason ) – agar pemerintah dpt menempuh kebijaksanaan yg tepat guna mencapai tujuan yg tepat pula. (Anderson, 1981) ( Dye, 1979) Menurut Weimer, melakukan analisis kebijaksanaan dilakukan agar kita mampu memberikan masukan-masukan ataupun nasehat-nasehat yang berorientasi pada kepentingan warga negara. Artinya proses analisa kebijaksanaan dapat dijadikan sebagai alat monitoring dari proses kebijaksanaan. Dari hasil monitoring para pelaku kebijaksanaan terutama para akademisi dapat memberikan nasehat logis dan etis kepada pemerintah bagaimana menghadapi dengan baik warga negara. Dalam pelayanan publik analisis dalam bentuk monitoring untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara terus menerus. Proses monitoring adalah proses yang melibatkan stake holder. Visi pelayanan publik diantara syaratnya adalah berdasarkan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa hal yang menjadi orientasi public policy yaitu: Multi method (metode yang banyak dimensinya) Multi disciplinary (public policy tidak bediri sendiri didukung oleh banyak ilmu pengetahuan) Berfokus pada problem (problem – focused) – tidak semua problem dapat dijadikan agenda publik policy Berkenaan degan pemetaan kontektualitas proses kebijakan, opsi kebijakan, dan hasil kebijakan (baik dalam proses kebijaksanaan, opsi kebijaksanaan maupun hasil kebijaksanaan) Bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan ke dalam suatu disiplin yang menyeluruh (overarching) untuk menganalisis pilihan publik dan pengambilan keputusan dan karenanya ikut berperan dlm demokratisasi masyarakat (Laswell dlm Parson, 2008 : xii) Public policy adalah ilmu terapan (applied science). Pada hakikatnya public policy adalah sebagai upaya untuk menjajaki apakah pemerintah suatu negara itu sudah melahirkan proses yang demokrasi atau tidak dalam menyelenggarakan kebijaksanaan. Kebijaksanaan publik yang baik itu akan meningkatkan kadar kualitas demokratisasi. Mekanisme sistem kebijaksanaan informasi 1. Masalah kebijaksanaan 2. Alternatif kebijaksanaan 3. Tindakan kebijaksanaan 4. Hasil kebijaksanaan 5. Hasil guna kebijaksanaan 6 bentuk alasan argument kebijaksanaan yaitu: Informasi yang relevan dengan kebijaksanaan Tuntutan Kebijaksanaan – misalnya bersifat anjuran (advocatie clam) atau ketidak sepakatan. Pembenaran (Warrant) memindahkan informasi yang relevan kepada tuntutan kebijksanaan Dukungan (Back) hukum-hukum, teori-teori ilmiah, pendapat para ahli, prinsip2 moral dan etis Bantahan (Rebuttal) kondisi yang melatar belakangi tuntutan ditolak atau diterima hanya dengan bersyarat, berupa ketidak sepakatan atau bantahan golongan-golongan masyarakat mengenai arah tindakan pemerintah Syarat (Qualifier) tingkat kepercayaan sejauhmana kebijakan itu diterima- jika kesimpulan analisis meyakinkan - pada tingkat kepercayaan 01”- tidak perlu ada persyaratan. (Dunn, 2001: 47) Langkah-langkah dalam formulasi Determination of Goals (menentukan tujuan-tujuan) Need assessment (menilai kebutuhan) Specification of objectives (sasaran spesifik) Design of alternative courses of action (mendesain alternatif aksi yang tepat) Estimation of the consequences of alternative action (estimasi konsekuensi alternatif tindakan) Selection of the course (s) of action (menseleksi tindakan yang tepat) Implementation of the action (s) (mengimplementasi tindakan) Evaluation outcome (evaluasi dampak) (modification of goal, objectives, and courses of action based on feed back. Modifikasi, tujuan, sasaran dan dasar aksi dari umpan balik (mayer & ernest, 1980 : 8) Tahap awal dalam membuat suatu kebijakan adalah pembentukan agenda. Proses dari membuat agenda kepada menetapkan kebijaksanaan disebut dengan proses merumuskan kebijaksanaan atau menyusun kebijaksanaan. Dalam public policy dikenal dengan formulation. produknya berguna untuk menjadi kerangka acuan (pedoman umum). Tahap penyusunan adalah tahap konseptual. Secara praktis rancangan-rancangan kerja pemerintah secara umum terletak pada tahap penyusunan. Mengapa tahap penyusunan penting? Karena sebagai referensi/pedoman/patokan dalam bekerja. Menurut Guy peters “idealnya kebijakan yang baik diikuti dengan aplikasi yang baik” (good policies) Untuk mengetahui suatu penyusunan itu tidak baik secara de facto biasanya dibuktikan dalam tahap pelaksanaan. 1. Persepsi dan identifikasi 2. Melakukan pengorganisasian (proses perumusan yang baik), Mempersiapkan cara membangun organisasi yang tepat (menggunakan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen dalam berorganisasi) 3. Faktor demand (permintaan) berkaitan dengan kebutuhan, keinginan maupun penolakan 4. Support (dukungan 6M), yang paling menonjol adalah dukungan politik dan dukungan para pemimpin/penguasa (dukungan moril dan moral) 5. Apatis (sikap yang tidak mau dengan keadaan). Faktor ini menjadi perhatian karena apabila itu tidak mendapat dukungan akan mempengaruhi penyelenggaraan kebijaksanaan baik atau tidak. Apabila ini terjadi pada administrator yang dapat dilakukan adalah : 1. Menstimulan mereka (membuat mereka tau) 2. Mengajak mereka 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat mereka empati 4. Berupaya meminimalisir faktor empati (berakibat kepada partisipasi publik). Yang bisa diwujudkan dari empati adalah rasa lebih peduli atau senasib sepenanggungan Yang berkaitan dengan policy itu adalah regulasi. Maksudnya dalam proses kebijaksanaan “Apa-apa saja kemungkinan yang bisa dilakukan?” Public policy adalah kerja regulation (membuat atau merujuk pada aturan) proses mengatur dan menerbitkan (law and order) Public policy 1. Public policy memiliki fungsi distribusi. Yang didistribusikan adalah servis dan insentif 2. Fungsi meredistribusikan (melakukan distribusi kembali) mengalokasikan Fungsi pemerintahan 1. Menerbitkan dan menyelenggarakan UU 2. Memberikan pelayanan 3. Fungsi pembangunan dan pengembangan 4. Fungsi pemberdayaan 5. Fungsi perlindungan 6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ethical ruling merupakan bagian behavior dalam konteks menurut PBB. DISKRISPI “ PUBLIC POLICY” menurut PBB 1. Menurut UNO (PBB) public policy “ A term used to describe the laws, decisions, regulations, etc. of a governmental body.. (Suatu istilah yg menggambarkan hukum, keputusan, regulasi dsb dari badan pemerintah. 2. A government's public policy is the set of policies (laws, plans, actions, behaviors) that it chooses (Kebijakan pemerintah berisikan sekumpulan kebijakan dalam bentuk, hukum, perencanaan, aksi , perilaku, atas pilihannya) Ethical ruling adalah sikap dan perilaku penguasa. Model publik policy yang mengutamakan kekuasaan elit adalah elite public policy. Elite public policy adalah kekuasaan yang di domain pada kaum elit walau dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kebijakan dibuat untuk kepentingan elit (perkongsian jahat) yang menyebabkan kerugian pada masyarakat. Kebijakan publik itu tidak selalu berkonotasi baik, bisa menjadi masalah serius karena menyangkut hajat dan kepentingan orang banyak Output adalah produk yang dihasilkan yang mesti : diaplikasikan atau diterapkan diimplementasikan diperdayakan diinterpretasi (analisis secara mendalam dan kompeherensif) evaluasi (menilai sudah efektif dan efisien, kinerja sudah baik) legitimasi (keabsahan suatu proses kerja) modifikasi (melakukan perubahan sesuai dengan keadaan yang diperlukan atau tuntutan) adjugment (memperkuat atau menyesuaikan) dengan cara menganalisis atau membandingkan mendalami persoalan yang berhubungan dengan penolakan atau pengingkaran Aturan-aturan yang dianalisis disebut dengan konten analisis. Bentuk lain dari output adalah hasil pembangunan Sumber-sumber yang dijadikan masalah sosial atau politik adalah Resources mobilization (mobilisasi sumber daya) Distribution of benefits (distribusi keuntungan) Allocation of cost (alokasi dana) Controls (pengawasan) Adaptability and stabilization (penyesuaian dan stabilisasi) The devision of labour and role allocation. (pembagian tugas dan peran alokasi) (mitchel and mitchel dalam ( Lary L . Wide 1972: 9) the element of public policy, merrill publishing, ohio. - Public policy adalah ilmu yang multi mehod dan juga multi disiplin
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu