Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN BENCANA

BENCANA BANJIR

KELOMPOK 1:
AYU ANANDA
CAHYANI ARDAN
HUTRI ANGGRAINI
MEGA PUTRI JULIANTI
NADHILA RAMADANI
SUCI RAMADHANI
TILKA AFRIYANTI
Pengertian Bencana Banjir

bencana didefisnisikan sebagai peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat. Bencana dapat disebabkan baik
oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
banjir merupakan tergenangnya suatu tempat akibat
meluapnya air yang melebihi kapasistas pembuangan air
disuatu wilayah dan dapat menimbulkan kerugian fisik,
sosial, dan ekonomi
Teori Terjadinya Banjir
1.banjir akibat tindakan manusia 2. akibat kejadian alam.
• Perubahan tata guna lahan (land- • Erosi dan Sedimentasi
use). • Curah Hujan
• Pembuangan sampah • Pengaruh fisiografi/geofisik
• Kawasan kumuh di sepanjang sungai
sungai/drainase • Kapasitas sungai dan drainase
• Perencanaan sistem pengendalian yang tidak memadai
banjir tidak tepat. • Pengaruh air pasan
• Tidak berfungsinya sistem drainase
lahan
• Penurunan tanah dan rob
• • Drainase lahan
Kerusakan bangunan pengendai
banjir
Jenis-jenis Bencana Banjir

• Banjir Kilat
Banjir kilat adalah banjir yang terjadi hanya dalam waktu delapan jam
setelah hujan lebat mulai turun
• Banjir Luapan Sungai
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses yang
cukup lama, walaupun terkadang proses tersebut tidak diperhatikan, sehingga
datangnya banjir terasa mendadak dan mengejutkan.
• Banjir Pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai tropis
Penanggulangan Bencana Banjir
Secara Umum
MITIGASI BENCANA BANJIR

1.Mitigasi Struktural
Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir
bencana seperti dengan melakukan pembangunan danal khusus untuk
mencegah banjir dengan membuat rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
a. Membangun tembok pertahanan dan tanggul
b. Mengatur kecepatan aliran dan debit air
c. Membersihkan sungai dan pembuatan sudetan
2. Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain
mitigasi struktural seperti dengan perencanaan wilayah dan &
asuransi.
a. Pembentukan LSM
b. Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan
c. Membentuk Kelompok Kerja atau POKJA
d. Mengevaluasi Tempat Rawan Banjir
e. Memperbaiki Sarana dan Prasarana
f. Menganalisa Data-data yang Berkaitan dengan Banjir
g. Membuat Mapping
h. Menguji Peralatan dan Langkah Selanjutnya
i. Menyiapkan Persediaan Sandang, Papan dan Pangan
j. Membuat Prosedur Operasi Standar Bencana Banjir
k. Mengadakan Simulasi Evakuasi
l. Mengadakan Rapat
Kesiap Siagaan Bencana Banjir
•Berikut ini adalah contoh upaya kesiapan/kesiapsiagaan yang
biasanya dilakukan oleh pemerintah di tingkat lokal yaitu :
•1. Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah agar tidak
dilalui masyarakat pada saat banjir.
•2. Mempersiapkan keperluan darurat selama banjir, seperti
peralatan untuk tindakan penyelamatan, misalnya perahu karet,
kendaraan dan bahan bakarnya, persediaan bahan pokok yang
diperlukan pada kondisi tanggap darurat, seperti makanan pokok,
obat-obatan, air bersih, selimut, peralatan memasak untuk di tempat
evakuasi, dll (ADPC, 2008)
• 3. Melakukan perencanaan untuk melakukan evakuasi. Hal
ini terkait dengan koordinasi antara satu dengan yang
lainnya, siapa melakukan apa pada saat keadaan darurat,
serta bagaimana menyelamatkan diri menuju tempat yang
aman (menentukan jalur evakuasi dan tempat evakuasi)
serta melakukan latihan evakuasi.
• Mengorganisasikan sistem keamanan pada keadaan darurat,
khususnya rumah hunian yang ditinggal mengungsi.
•Sementara tindakan kesiapan/kesiapsiagaan yang dapat dilakukan di
tingkat masyarakat (keluarga dan individu).
•1. Menempatkan barang-barang elektronik (pemanas air, panel
meteran dan peralatan listrik)
•2. Menyiapkan alamat/no telp yang penting untuk dihubungi
•3. Menyediakan barang-barang kebutuhan darurat saat memasuki
musim penghujan seperti radio, obat-obatan, makanan, minuman,
baju hangat dan pakaian, senter, lilin, selimut, pelampung, ban dalam
mobil atau barang-barang yang bisa menampung, tali dan korek api.
•4. Pindahkan barang-barang rumah tangga seperti furniture ke
tempat yang lebih tinggi
•5. Menyimpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi,
kedap air dan aman.
Tahap Tanggap Darurat
1. Untuk mengidentifikasi cakupan bencana jumlah korban kerusakan prasarana dan sarana
gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan dan kemampuan sumber
daya alam maupun buatan, penentuan status keadaan darurat bencana
2. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui upaya
3. Pencarian dan penyelamatan korban pertolongan darurat dan atau evakuasi korban,
pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi : kebutuhan air bersih dan sanitasi
4. Pangan sandang : pelayanan kesehatan pelayanan psikososial dan penampungan dan
tempat hunian perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan prioritas
5. Kepada kelompok rentan (bayi, balita dan anak-anak, ibu yang sedang mengandung atau
menyusui penyadang cacat dan orang lanjut usia) berupa penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial, pemulihan dengan segera prasarana dan
sarana vital, dilakukan dengan memperbaiki dan atau mengganti kerusakan akibat bencana
TAHAP PASCA DARURAT
1) Mendirikan pos komando bantuan
2) Mendistribusikan obat-obatan, pakaian, dan bahan makanan
3) Menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian

4) Berkoodinasi dengan satuan koordinator pelaksana penanggulangan bencana


dan pengungsi serta pemberian bantuan yang lain
5) Mendirikan tenda-tenda penampunga, dapur umum, pos kesehatan dan pos
koordinasi
6) Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokkan korban

7) Memakamkan korban yang meninggal


TAHAP REKONTRUKSI
1. Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
3. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang
Peran Perawat dalam Bencana
Banjir
1. Peran perawat dalam pencegahan primer (pre-impact)
2. Peran perawat dalam keadaan darurat (impact phase)
3. Peran perawat didalam posko pengungsian dan posko bencana
banjir
4. Peran perawat post-impact
Manajemen Triase Bencana
Banjir
1. Kelompok label merah (gawat darurat)
2. Kelompok label kuning
3. Kelompok label hijau
4. Kelompok label hitam
Upaya pertolongan korban melalui triase oleh
tim dilaksanakan dengan menggunakan obat dan
perbekalan kesehatan
1. Pengumpulan
2. Triase
3. Kejadian
4. Perawatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai