Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN BENCANA

BANJIR

Kelompok 2

1. Anggi Putri K.6. Nora Tri Anggraini


2. Cici Ramadhayanti 7. Ratu Fitria G.
3. Cindy Delia P. 8. Syifa Shesing E.
4. Ferdi Muliannto 9. vallentina
5. Mellan Zahri
Sebelum Masuk ke bencana Banjir

TAUKAH KAMU APA ITU BENCANA ALAM?


PENGERTIAN BENCANA ALAM

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa, seperti banjir, letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.
Menurut Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana,
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
DEFENISI BENCANA BANJIR

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau menggenangi suatu area
atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang
semula tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah
seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya
saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon
penyerap air dan lain sebagainya.
JENIS BANJIR

1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.
2 Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.
3. Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
PENYEBAB BANJIR

1. Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi


2. Pendangkalan sungai
3. Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai
4. Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat
5. Pembuatan tanggul yang kurang baik
6. Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
TINDAKAN UNTUK MENGURANGI DAMPAK
BANJIR

1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang
sering menimbulkan banjir.
3. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah
rawan banjir.
4. Tidak membuang sampah ke dalam sungai.
5. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
DAMPAK YANG TIMBUL

1. Dampak fisikS Kerusakan sarana umum

2. Dampak social Mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma


mental, menurunnya perekonomian, terganggunya
kegiatan pendidikan

Mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi


3.Dampak ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau
transportasi komoditas terhambat,

4.Dampak lingkungan Pencemaran Air


5. Dampak ancaman wabah penyakit Persebaran Penyakit seperti Diare dan
DBD
TAHAP PENANGGULANGAN BENCANA

1. Tahap Pencegahan & Mitigasi


a.Pencegahan
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau
mengurangi ancaman.
b. Mitigasi
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko. Yaitu
dengan membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir, pembangunan tanggul
sungai dan lainnya.
LANJUTAN…

2. Tahap Kesiapsiagaan
Tindakan kesiapsiagaan:
a. Pembuatan sistem peringatan dini, misalnya dengan dibuat tanda antisipasi siaga 1 penanda
bencana
b. Menyediakan obat-obatan dan p3k
c. Menyediakan matras, pos pengungsian
d. Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman, misalnya Simak informasi terkini melalui
TV, radio atau peringatan Tim warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air
e. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: senter, selimut, tikar, jas hujan, ban karet
bila ada
f. Pembuatan rencana evakuasi
g. Membuat tempat dan sarana evakuasi
h. Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
LANJUTAN

3. Tahap Tanggap Darurat


Tindakan tanggap darurat:
a. Pencarian
b. Evakuasi dan penggolongan korban (sesuai tingkat keparahan)
c. Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
d. Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
e. Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan, kesehatan,
konseling
f. Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan air untuk
mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat
g. Rehabilitasi
LANJUTAN

4. Tahap Pasca Darurat


a. Tahap Rehabilitatif ( Pemulihan )
1) Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan,
ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan
pembaharuan struktur penanggulangan bencana di pemerintahan.

b. Tahap Rekonstruksi ( pembangunan berkelanjutan )


1) Membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial,
budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan dan
lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.
2) Pemulihan psiko-sosial
3) Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan
PERAN PERAWAT DALAM PENANGANAN
BENCANA

1. Peran perawat dalam keadan darurat (Impact Phase)


Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan
pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi” pasien untuk penanganan segera
(emergency) akan lebih efektif .
TRIASE
a. Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam kehidupan
sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma
kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II.
b. Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury dengan efek
sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien
masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang
multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II.
c. Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka
bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi.
d. Hitam — meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari
bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.
2. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana

a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari.


b. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di
RS.
d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
e. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan.
f. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi
kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang
nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
h. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi
lingkungan misal dengan terapi bermain.
i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater.
j. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan
masyarakat yang tidak mengungsi.
3. Peran perawat dalam fase postimpact
Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban.
Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal.
Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal
kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi
JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN, ITU AKAN
MENIMBULKAN MASALAH, CUKUP DI SEMESTER AKHIR SAJA KITA
DISURUH MENCARI MASALAH DAN MENYELESAIKAN MASALAH
DENGAN ALAM JANGAN !!
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai