Anda di halaman 1dari 11

Kasus Penanganan kegawatdaruratan Bencana Banjir Dan Longsor

1. pengertian

Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulakan


penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bahkan, bencana alam tertentu dapat
menimbulkan korban jiwa dan cedera.

Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan cedera fisik, tetapi juga menimbulkan gejala
psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta benda, dan nyawa orang-orang yang
dicintainya, membuat sebagian korban bencana alam mengalami stress atau kejiawaan.
Hal tersebut akan berbahaya terutama bagi anak-anak yang dapat terganggu perkembangan
kejiawaaannya. Mengingat dampak yang luar biasa tersebut, maka penanggualangan
bencana harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain itu,
penanggulangan bencana harus dilakukan secara menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi
bencana tetai pencegahan sebelum bencana, rehabilitasi, serta rekontruksi setelah terjadi
bencana. Hal ini, dilakukan agar bencana alam tidak terlalu banyak menimbulkan dampak
yang buruk bagi korban bencana alam.

2. Dampak bencana

Adalah akibat yang ditimbulakn dari kejadian bencana. Dampak bencana dapat berupa
korban jiwa, luka pengungsian, kerusakan pada infrastruktur/aset, lingkungan,
ekosostem, harta benda, penghidupan, gangguan pada stabilitas spsial, ekonomi politik
hasil hasil pembangunan dan dampak lainnya yang pada akhirnya yang dapat
menurunkan tingkat kesehateraan masyarakat. Besar kecilnya bencana tergantug pada
tingkat anacaman (hazart), kerentanan (vulnerabillty), dan kapasitas/kemampuan
(capacity) untuk menanggulangi bencana. Semakin besar ancaman bencana, maka
semakin besar peluang dampak yang ditimbulkan bencana. Demikian pula, semakin
rendah kemampuan dalam menanggulangi bencana, semakin besar peluang dampak
yang timbul akibat bencana.

3. Prinsip penangglangan bencana


Penganggualangan bencana bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bencana alam
dan dampak yang ditimbulkannya. Karena dalam hal itu harus memperhatikan prinsip-
prinsip bencana alam.
Dalam UU no. 24 tahun 2007 tentang penanggualangan bencana, disebutksn sejumlah
prinsip penaggulangan yaitu:
1. Cepat dan tepat
Yang dimaksud cepat dan tepat adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus
dilakukan secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan. Penganggulangan
akan berdampak pada kerugian materil atau korban.
2. Prioritas
Yang dimaksud prioritas adalah bahwa apabila terjadi bencana, kegiatan
penanggualnagan harus mendapatkan prioritas dan diutamakan pada kegiatan
penyelamatan jiwa.

3. Koordinasi dan keterpaduan


Bahwa dalam penanggualnagn bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan
saling mendukung. Pada prinsip keterpaduan adalah bahwa penanggualangan bencana
dilakukan pada berbagai sector terpadu yang diddasarkan pada kerjasama yang baik dan
saling memndukung.
4. Berdaya guna dan berhasil guna
Berdaya guna adalah bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan
tidak membuang waktu, tenag dan biaya yang berlebihan. Dan berhasil guna adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya dalam
mengatasi kesulitan masyarat dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang
berlebiha.
5. Transplantasi dan akuntabilitas
Bahwa dalam penanggulangan bencana dilakukan secara penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.
6. Kemitraan
Penanggulangan bencana tidak hanya mengandalkan pemerintah. Kemitraan dalam
penanggulangan bencana dilakukan anatara pemerintah dengan masyarakat luas,
termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun dengan organisasi
kemasyaarakatan lainnya. Bahkan kemitraan juga dilakukan dengan organisasi atau
lembaga diluar negeri termasuk dengan pemerintahnya.
7. Pemberdayaan
Berarti upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengetahui, memahami
dan melakukan langkah-langkah antisipasi, penyelamatan dan pemulihan bencana.
Negara memiliki kewajiban untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mengurangi
dampak bencana.
8. Non diskriminatif
Bahwa dalam penanggualnagn bencana tidak memberikan perlakuan yang berbeda
terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran politik apapun.
9. Non proletisi
Bahwa dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat
bencana,terutama melalui bantuan dan pelayanan darurat bencana.

4. Tahapan penanggulangan bencana


a. Pencegahan dan mitigasi
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama
sekali atau mengurangi ancaman.
Contoh:
Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu
wilayah
Melarang atau menghentikan penebangan hutan
Menanam tanaman bahan pangan pokok alternative
Menanam pepohonan di lereng gunung
Mitigasi
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko.
Contoh :
Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir;
pembangunan tanggul sungai dan lainnya
Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi; pemberian penghargaan
mengenai penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan
Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum
pendidikan penanggulangan bencana
b. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga
mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana
Contoh tindakan kesiapsiagaan:
Pembuatan sistem peringatan dini
Membuat sistem pemantauan ancaman
Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
Pembuatan rencana evakuasi
Membuat tempat dan sarana evakuasi
Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba
Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini

c. Tanggap darurat
Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk
mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda.
Contoh tindakan tanggap darurat:
Evakuasi
Pencarian dan penyelamatan
Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan,
kesehatan, konseling
Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik,
pasokan air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat
a. Tahapan Pasca Darurat
a. Tahap rehabilitatif (pemulihan)
Contoh :
Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan,
kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana
transportasi, penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur
penanggulangan bencana di pemerintahan.
b. Tahap rekonstruksi (pembangunan berkelanjutan)
Contoh :
Membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan,
ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata
ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan
faktor risiko bencana.
5. Penanggulangan bencana
1. Longsor

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau bantuan
maupun percampuran dari keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat
terganggunya kestabilan anah atau batuan penyusun lereng. Penyebab longosarn
dapat dibedakan menjadi penyebab yan berupa kontrol gangguan kestabilan lereng
dan proses pemicu longsoran. Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh
kondisi morfologi trauma kemiringan lereng, kondisi batuan ataupu tanah
penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu
lereng rentan atau berpotensi longsor, karena kondisi kemiringan lereng,
batuan/tanah dan tata airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau
terganggu kestabilannya tanpa ada pemicunya.

Proses pemicu terjadinya longsor dapat berupa

a. Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang
merenggangkn ikatan antar butir tanah dan akhrinya mendorong butir-butir
tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh
meresapnya air hujan, air kolam/selokan yang bocor atau air sawah dalam
lereng.
b. Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan penggalian, getaran
alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering
mengaikibatkan liquifactioon (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya
dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dibawah tanah.
c. Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah.
Beban yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-
pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng curam lebih
dari 40o.
d. Pemotretan kaki ;ereng secara semnarangan yang mengakibatkan lereng
kehilangn gaya penyangga.
Strategi dan upaya penanggulangan bencana longsor
Mengenali daerah yang rawan terjadinya tanah longsor. Terutama di sekitar
lereng yang curam.
Jangan Bangun Pemukiman atau fasilitas di daerah yang rawan bencana
terutama bencana tanah longsor
Menjaga Drainase Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke
luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau
meresapkan air ke dalam tanah
Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. drainase pada teras -
teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah
Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam
yang tepat. Hal ini untuk bisa menahan air sehingga bencana tanah longsor bisa
di minimalisir.
Jika ingin mendirikan bangunan, gunakan fondasi yang kuat. sehingga akan
kokoh saat terjadi bencana
Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalam tanah.
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
2. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.
Tipe Penanggulangan Gempa Bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari
tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa
lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik.
C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi
lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih
dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik
tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat
terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
D. 10 Tips Penanggulangan Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat
dijadikan pegangan di manapun anda berada.

Di dalam rumah

Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki
meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor,
maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Di sekolah

Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.

Di luar rumah

Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran


atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan
reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang
anda bawa.

Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall


Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk
dari petugas atau satpam.
Di dalam lift

Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia.

Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

Di dalam mobil

Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya.
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan
mobil tak terkunci.

Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan
getaran dan tanda- tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang
tinggi.
Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
Dengarkan informasi

Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari
pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang
tidak jelas.

Peran perawat
Peran perawat
Perawat memiliki peran yang urgen dalam penanganan gawat darurat. Kasus gawat darurat
selalu ada dan bahkan terkadang menjadi kejadian luar biasa. Kemampuan perawat dalam
memberikan penanganan akan menentukan tingkat keberhasilan terapi. Peran perawat terbagi
dalam 3 fase dalam manajemen penanggulangan gawat darurat.
Peran perawat sebelum kejadian gawat darurat
1. Melakukan inventarisasi, jenis, lokasi, sifat keadaan gawat darurat yang mungkin
terjadi.

2. Melakukan pendataan sumber daya yang ada.

3. Membuat peta daerah rawan bahaya.

4. Membuat protap, menyosialisasikan ke unit terkait.

5. Melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait penangana n kgawatdaruratan.

6. Membentuk Satgas gawat darurat yang dapat terkoordinasi secara terus-menerus.

7. Deteksi dan supresi

Perawat perawat saat kejadian gawat darurat


1. Penyelamatan korban

2. Triase dan stabilisasi

3. Merujuk pasien atau transportasi

4. Memberikan tindakan definitif

Perawat perawat setelah kejadian gawat darurat


1. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

2. Melakuakn analisis dampak setelah kejadian atau ada bahaya lain yang mengancam

3. Melakukan tindakan rekonsiliasi

4. Memulihkan kembali ke kehidupan normal

Perawat perawat saat di rumah sakit gawat darurat


1. Care giver

2. Conselor

3. Advocator

4. Communicator
Semua peran tersebut diberlakukan secara komprehensif. Ada alur yang perlu diikuti dalam
penanganan bencana sesuai protap yang berlaku. Peran perawat sinergi dengan profesi
kesehatan lain sesuai jobdes yang disekapakati.

Dafus :
Nurjanah,hugiharto R, kuswanda dede, BP siswanto, Adikoesumo, manajemen benncana.
2012. Alfabeta : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai