PEKANBARU
PROPOSAL PENELITIAN
PUTRIA DAMAYANTI
18010023
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana peningkatan darah sistolik berada diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Kondisi ini menyebabkan pembuluh
Kelompok penyakit tidak menular yang sangat umum dan mudah dideteksi di
masyarakat adalah hipertensi Tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah terlalu
tinggi. Tekanan darah seseorang meliputi tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan
darah sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak. Tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah saat jantung dalam keadaan istirahat. Tekanan darah normalnya adalah
140/90 mmHg. Secara umum, hipertensi atau hipertensi diukur dua kali dengan interval
lima menit di bawah istirahat yang cukup.Tekanan darah sistolik meningkat lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik meningkat lebih dari 90 mmHg (Harsismanto et
Menurut data Rikesdas terakhir di Asia Tenggara pada tahun 2018, jumlah penderita
Dibandingkan dengan data hasil Riskesdas tahun 2013, angka kejadian ini mengalami
pengukuran tekanan darah orang Indonesia berusia 18 tahun ke atas, hingga 25,8% orang
memiliki tekanan darah tinggi, dan pengukuran tekanan darah mengalami peningkatan
Dengan tingginya angka kejadian hipertensi yang ada di Indonesia, perlu adanya
berbagai macam upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan angka kejadian
Menurut penelitian Sumartini & Miranti (2019) pernapasan dalam lambat merupakan
salah satu teknik relaksasi yang mempengaruhi sistem saraf dan mempengaruhi
pengaturan tekanan darah, selain itu dapat digunakan sebagai terapi alternatif non-obat,
olahraga atau pengobatan untuk pasien hipertensi. Menurut penelitian Samosir &
Triyulianti (2021) perbedaan antara pre-test dan post-test dapat dilihat dari tekanan darah
sistolik, dan diperoleh p-value 0,027. Untuk tekanan darah diastolik nilainya berubah
dari sebelum tes dan setelah tes p-value 0,015, yang berarti ada perbedaan antara dan
mempengaruhi setelah Intervensi dan pijat punggung lambat memiliki efek menurunkan
Rumah Sakit Provinsi Riau tahun 2018 yaitu 5148 kasus. Penyakit hipertensi merupakan
urutan pertama jenis penyakit kronis tidak menular yang dialami oleh kelompok usia
Salah satu cara untuk mencegah komplikasi dari penderita hipertensi yakni penderita
harus memiliki tanggung jawab dalam prilaku management diri ( self management
dari diet dan olahraga, penggunaan obat yang diresepkan, pemantauan mandiri dan
koping emosional. Self management behavior tujuannya adalah untuk mengubah gaya
hidup seperti monitoring tekanan darah, minum obat dengan teratur, konsumsi makan
yang sehat yang kaya khasiat ini juga membantu pasien dalam meminimalkan komplikasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan masalah ini meneliti
tentang self management behavior hipertensi yang dilakukan, upaya dan presepsi terhadap
penyakit.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan memperluas
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan menambah ilmu pengetahuan tentang prilaku self
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna untuk
selanjutnya
c. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk masyarakat agar dapat
hipertensi
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat
Penelitian ini dilakukan di desa melebung penyusunan dimulai pada bulan desember
2021 sampai bulan januari 2022. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 30hari pada
Seperti hal yang telah dijelaskan dilatar belakang penelitian ini berhubungan dengan
F. Keaslian penelitian
kerja puskesmas
terdapat faktor resiko pada penderita hipertensi dan beberapa self management behavior
yang harus diterapkan kepada penderita hipertensi didesa melebung tenayan raya.
H. Kerangka konsep
Hipertensi
Faktor resiko
skunder Primer
Self management
bebehavior
I. Kerangka teori
Hipertensi
Hipertensi primer
Hipertensi skunder
a. Integrasi diri
b. Regulasi diri
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
Menurut Price (dalam Nurarif A.H.,& Kusuma H. (2016) Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi
Sedangkan menurut Hananta (I.P.Y., & Freitag H. (2011), Hipertensi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih
dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen
seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018), hipertensi
merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan
hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
2. Klasifikasi
dengan 90 mmHg.
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak
teratur.
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
faktor resiko Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat Keluarga
kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena
hipertensi.
b. Usia
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
c. Jenis Kelamin
d. Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik
Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi antara lain yaitu :
a. Merokok
bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dalam
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
2017).
c. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu
jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke
meningkatkan tekanan darah, (Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013)
mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang
penyakit hipertensi
fisik, dan psikologis serta merubah gaya hidup yang disesuaikan dengan penyakit
yang diderita untuk memelihara hidup, kesehatan, dan kesejahteraan. Tujuan utama
(Akther , 2010).
Orem mengemukakan bahwa perawatan diri memiliki tujuan dan berperan terhadap
Menurut Orem, asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial. Perawat akan menilai apa
yang membuat klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya, apa yang harus dilakukan
Perawatan diri disebut sebagai kebutuhan perawatan diri dimana individu diharuskan
mengetahui cara atau tindakan yang dilakukan. Orem telah membagi keharusan
perawatan diri ke dalam tiga kategori, diantaranya yaitu keharusan universal yang
bersifat umum bagi seluruh individu dimana individu diharuskan melakukan
perawatan diri sesuai dengan perubahan citra tubuh yang dialami akibat
kesehatan akibat dari penyakit, cedera, atau dampak penanganan penyakit (Kozier,
2010).
melakukan perawatan diri akibat penyimpangan kesehatan yang dialami oleh setiap
individu berbeda, disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Perilaku perawatan diri
klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya harus diketahui terlebih dahulu oleh
tenaga kesehatan, setelah itu tenaga kesehatan mencari tahu bagaimana klien
Perihal yang harus diketahui oleh tenaga kesehatan diantaranya bagaimana klien
yang dialami, apakah klien dan keluarga mengetahui informasi terkait penyakit yang
diderita klien, apakah klien dan keluarga memahami cara merawat dan mengatasi
gejala yang timbul akibat penyakit. Perihal lain yang harus diketahui oleh tenaga
kesehatan, yaitu apakah klien memiliki motivasi dan kemampuan untuk melakukan
perawatan medis, apakah klien mengetahui perawatan diri yang dapat membantu
perawatan medis, apakah klien menerima dan melaksanakan perawatan medis secara
teratur, apakah klien menyadari akan adanya efek samping dari perawatan medis
yang diterima, apakah klien mengetahui cara mengatasi efek samping yang timbul
(Saraswati, 2015).
Self care management pada hipertensi merupakan salah satu bentuk usaha positif
mengontrol dan memanajemen tanda dan gejala yang muncul, mencegah terjadinya
dan hubungan interpersonal dengan orang lain yang dapat menganggu kehidupan
klien(Mulyati, 2013).
Lin dan Akther berpendapat bahwa self care management sebagai intervensi
secara sistemik pada penyakit kronis, adalah dengan mengontrol kesadaran diri dan
care pada hipertensi merupakan tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh
selfcare untuk mengontrol tekanan darah. Tindakan yang dapat mengontrol tekanan
darah, meliputi pengaturan pola makan (diet), patuh terhadap terapi pengobatan,
perubahan gaya hidup, dan perilaku kesehatan yang positif (Akther , 2010).
hipertensi. yaitu :
1. Integrasi diri
Integrasi diri mengacu pada kemampuan pasien untuk peduli terhadap kesehatan
dengan menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti
diet yang tepat, olahraga, dan kontrol berat badan. Berdasarkan pernyataan diatas,
yaitu dengan melakukan modifikasi perilaku dan perubahan gaya hidup seperti
Penurunan berat badan pada sebagian orang dapat membantu mengurangi tekanan
darah. Mengurangi berat badan dapat menurunkan beban kerja jantung sehingga
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga berkurang. Menurunkan berat
badan secara perlahan-lahan sampai menjadi normal dengan nilai indeks massa tubuh
(IMT) 18,5-25 kg/m2 dan menjaganya agar niali IMT tidak melebihi 25 kg/m 2 sangar
dianjurkan bagi klien hipertensi, karena dapat membantu menurunkan tekanan darah
Minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan berat badan. Minum
alkohol tiga gelas atau lebih setiap hari sudah cukup untuk meningkatkan tekanan
darah dan berlanjut menjadi hipertensi. Pria tidak boleh meminum alkohol lebih dari
2 gelas perharinya, sedangkan wanita dan orang dengan berat badan ringan tidak
boleh lebih dari 1 gelas. Bagi penderita hipertensi, alkohol dapat menyebabkan obat
tekanan darah tinggi yang dikonsumsi menjadi tidak bermanfaat (Noviyanti, 2015).
hipertensi. Garam yang dimaksud yaitu garam natrium, baik yang berupa garam
dapur yang ditambahkan sewaktu memasak maupun semua bahan makanan yang
mengandung natrium tinggi. Garam yang terkandung dalam makanan tidak lebih dari
1 sendok teh per hari atau 1500 mg (65 mmol) per hari bagi usia dewasa <50 tahun,
1300 mg (57 mmol) perhari bagi usia 51-70 tahun, dan 1200 mg (52 mmol) per hari
Klien hipertensi disarankan menerapkan pola diet sehat dengan menekankan pada
makanan yang berserat tinggi, biji-bijian dan protein nabati, dan kurangi konsumsi
makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Pola diet klien hipertensi
6. Berhenti merokok
Berhenti merokok sangat penting untuk dilakukan oleh klien hipertensi, karena dapat
mengurangi efek jangka panjang hipertensi. Bahan kimia dalam tembakau dapat
merusak lapisan dinding arteri, sehingga dapat menyebabkan arteri menyempit dan
meningkatkan tekanan darah. Asap rokok diketahui juga dapat menurunkan aliran
Olahraga atau latihan fisik secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi. Olahraga atau latihan dinamis dengan intensitas sedang seperti berjalan kaki,
jogging, bersepeda, atau berenang dapat dilakukan secara rutin selama 30-60 menit
selama 4-7 hari dalam seminggu. Olahraga atau latihan dinamis intensitas sedang
yang rutin dilakukan selama 4-7 hari dalam seminggu diperkirakan dapat
olahraga, hendaknya denyut nadi diukur terlebih dahulu. Jika berkisar 60-80/menit
artinya normal dan dapat memulai olahraga. Namun jika lebih dari 100 harus
istirahat terlebih dahulu karena beban kerja jantung sudah tinggi. Tekanan darah,
takaran, dan jenis olahraga juga jadi pertimbangan boleh tidaknya berolahraga,
8. Mengontrol stres
hipertensidianjurkan untuk hidup relaks dan menghindari stres. Stres dapat dihindari
dengan relaksasi, meditasi, yoga, peregangan otot, pemijatan, dan terbuka dalam
9. Regulasi diri
Regulasi diri mencerminkan perilaku mereka melalui pemantauan tanda dan gejala
yang dirasakan oleh tubuh, penyebab timbulnya tanda dan gejala yang dirasakan,
2). mengenali tanda – tanda dan gejala tekanan darah tinggi dan rendah
Interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya didasarkan pada konsep yang
menyatakan bahwa kesehatan (dalam kasus hipertensi tekanan darah yang terkontrol
dengan baik) dapat tercapai karena adanya kolaborasi antara klien dengan tenaga
kesehatan dan individu lain seperti keluarga dan teman. Perilaku yang mencerminkan
kesehatan
layanan kesehatan
c. nyaman ketika bertanya kepada penyedia layanan kesehatan terkait hal yang
ditidak dipahami
f. nyaman ketika bertanya pada orang lain terkait teknik manajemen yang dilakukan
sehingga klien dapat menyesuaikan tindakan yang akan dilakukan dalam self care
terhadap konsumsi obat anti-hipertensi dan kunjungan klinik. Komponen ini juga
melibatkan konsumsi obat sesuai dosisyang telah ditentukan, waktu yang ditentukan
untuk minum obat, dan kunjungan klinik rutin setiap 1-3 bulan.
National Heart, Lung and Blood Institute from United States Department of Health
and Human Services melalui the Seventh Report of the Joint National Commitee
tekanan darah seperti: penurunan berat badan, perubahan pola makan, menghindari
konsumsi alkohol, olahraga secara teratur, berhenti merokok, dan penggunaan terapi
dengan obat-obatan (National Heart, Lung, & Blood Institute, 2016). Self care
tekanan darah, mengurangi rokok, diet, manajemen berat badan, dan mengurangi
badan, konsumsi alkohol, diet, mengurangi stres, dan berhenti merokok (Canadian
Hayes menyatakan bahwa manajemen hipertensi yang efektif salah satunya adalah
aktifitas fisik yang sehat. Modifikasi perilaku sangat bermanfaat untuk mengurangi
atau menunda dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat hipertensi(Hayes, 2010).
yang dimodifikasi dari Diabetes Self Management Instrument yang dikembangkan oleh
Lin et al dalam penelitiannya pada tahun 2008. Nargis Akhter menyusun instrumen
Bangladesh” pada tahun 2010. Kuesioner ini terdiri dari 40 pernyataan yang dibagi ke
dalam 5 komponen self management yang telah dialih bahasakan menjadi Bahasa
Indonesia dengan metode back translate oleh dosen Jurusan Ilmu Keperawatan,
bahasa inggris.
Sistem penilaian (skoring) pada kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan range
dan 5 = tidak sesuai. Dari 40 item pernyatan dalam kuesioner ini, merupakan item
kategori menggunakan rumus mean dan standar deviasi. Rumus pada nilai baik yaitu
jumlah mean dan standar deviasi, nilai kurang yaitu selisih mean dan standar deviasi.
Nilai baik jika >139, cukup jika ≥96 s/d ≤139, dan kurang jika <96 (Rohadatul, 2016).
Kuesioner perilaku management perawatan diri hipertensi (HSMQ)
Petunjuk:
Kuesioner ini untuk menilai sebarapa sering anda melakukan aktifitas untuk mengontrol
hipertensi dalam beberapa bulan terakir. Tidak ada jawaban benar atau salah. Karenanya,
jawablah secara jujur pada masing – masing pertanyaan untuk menggambarkan perilaku anda
yang sebenarnya dengan memberikan tanda (x) pada kolom yang sesuai
N/A= tidak dilakukan ( perilaku ini tidak saya lakukan dalam hidup saya
Contoh
Kalau anda menjawab (x) pada kolom 4, itu artinya anda selalu makan
buah,sayur,gandung,dan kacang- kacangan lebih dari yang anda makan sebelum anda
didianogsa hipertensi
Sekarang berikan jawaban pada tiap pernyataan berikut sesuai dengan kondisi yang
Integrasi diri
mengalami hipertensi
makan
alkohol
says
10. Saya melakukan rutinitas saya sesuai dengan hal-
kedokter)
merokok
tema/keluaega
Regulasi diri
berubah
tinggi
tepat
rendah
tekanan darah
20. Saya membuat rencana tindakan untuk mencapai
baik
renmdah
tinggi
management sendiri
hipertensi
yang benar
dijadwalkan
Hubungan self care management dengan hipertensi adalah suatu hal yang
sangat erat kaitannya, tetapi masih banyak masyarakat yang tidak melakukan dengan
rutin self care management tersebut, padahal hal ini dapat berpotensi terjadinya
internal dan faktor eksternal dalam self care menjadi bagian penting dalam
meningkatkan self care management pada penderita hipertensi (Zhong et al, 2011
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Mode penelitian
metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menekankan aspek yang di ungkap pada
Pada penelitian ini menggunakan dasar penelitian kualitatif yang bertumpu pada
sikap,pandangan, perasaan, serta prilaku yang dapat didasarkan pada riset kualitatif
Berdasarkan judul diatas tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana self
Desa Melebung, alasan pemilihan lokasi ini adalah didesa melebung banyak
masyarakat yang kurang akan self management terutama untuk penderita hipertensi
a. Sampling
Yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah 5 orang masyarakat di desa
hipertensi.
Kreteria sampel:
b. Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik purposive
penelitian ini adalah orang yang akan menjadi data dalam suatu penelitian,
dimana sumber menjadi suatu kunci utama untuk masalah yang akan diteliti
maupun gambar (sugiyono, 2010). Adapun beberapa teknik yang dapat dilakukan
1. Wawancara
Perilaku yang terlihat langsung oleh mata , dapat didengar, dapat dihitung,
secara body major system kepada subjek penelitian ini menggunakan teknik
a. Inpeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh peneliti
subjek melalui suatu media tertuis dan dokumen lain yang yang ditulis atau
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
digunakan dengan cara menarasikan jawaban dari peneliti yang diperoleh dari
masalah peneliti. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan
studi dokumentasi yang menghasilkan data dan dipresentasikan oleh peneliti. Urutan
Dari data yang didapat melalui wawancara dengan klien, penulis dapat
menemukan data subjektif dan objektif berupa keluhan yang dialami klien
b. Mereduksi data
satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subjektif dan
objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnistik kemudian
disajikan dalam uraian naratif dan sintesis serta tidak menutup kemungkinan
dibangdingkan dengan hasil studi kasus terdahulu dan secara teoritis dengan
d. Verifikasi data
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah
Apabila kesimpulan dapat ditemukan pada tahap aal,dan didukung oleh bukti
kredibel.
F. Etika penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti meminta izin kepada RT desa melebung untuk
yang meliputi:
alamat lengkap, ciri fisik, dan gambar serta identitas lainnya yang mungki
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Semua data yang diperoleh dari responden akan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
e. Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran dan
sebagainya.