Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BERINGIN SAKTI

OLEH: SITI NURAINI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi dikenal sebagai “silent killer” atau pembunuh diam-diam. Kebanyakan
masyarakat tidak mengetahui akan terjadinya hipertensi dikarenakan tidak memiliki tanda atau
gejala. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara teratur.
Hipertensi merupakan tantangan masayarakat global yang bertanggung jawab atas
penurunan kualitas hidup secara signifikan dan merupakan faktor risiko utama dari penyakit-
penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab kematian tertinggi di setiap Negara. Menurut
data WHO (2021), bahwa 1,13 miliar manusia menderita hipertensi, dimana pada tahun 2015
perbandingannya 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi. Berdasarkan Riskesdas
tahun 2018, angka prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia mencapai angka 8.4%. Hipertensi
termasuk dalam golongan penyakit tidak menular, tetapi hipertensi berkontribusi sebanyak 9,4
juta kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler setiap tahun (Puspita, 2016). Hasil
Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi 34,11%. Prevalensi
hipertensi akan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya usia (Kemenkes RI, 2018).
Pasien hipertensi memiliki tingkat kepatuhan pengobatan yang rendah. Hal ini terjadi
karena hipertensi termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga pasien merasa
jenuh untuk minum obat (Widyastuti et al, 2019). Efek pengontrolan tekanan darah jangka
panjang tidak akan tercapai hanya dengan mengkonsumsi obat antihipertensi tanpa didukung
kepatuhan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi (Maryanti, 2017). Berdasarkan penelitian
Qoni‟ah (2017) didapatkan bahwa responden yang tidak patuh disebabkan oleh minimnya
pengetahuan pengobatan jangka panjang yang dapat menghindari resiko komplikasi. Komplikasi
hipertensi yang paling banyak adalah stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal yang selain
membebani ekonomi keluarga juga memiliki angka kematian yang tinggi (Nuraini, 2015).
Untuk mengatasi ketidakpatuhan perlu peningkatan pengetahuan pasien hipertensi
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi (Pramana, 2019). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Aulia (2018), didapatkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan pasien
hipertensi dengan kepatuhan pasien hipertensi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
tinggi pengetahuan pasien, maka kepatuhan dalam menjalankan terapi juga semakin tinggi.
Dalam lingkup kesehatan kepatuhan termasuk salah satu komponen yang penting dalam
pengobatan, terlebih pada penyakit kronis yang membutuhkan terapi jangka panjang (Edi, 2014).
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, dukungan
keluarga, dan dukungan petugas kesehatan (Annisa, 2013). Penelitian serupa yang dilakukan
Pratiwi (2017) menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan peran petugas kesehatan
berpengaruh terhadap kepatuhan pasien hipertesi mengkonsumsi obat hipertensi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Busari (2010), penyebab ketidakpatuhan pasien hipertensi adalah
minimnya pemahaman pasien terhadap pengobatan, munculnya efek samping obat, harga obat
yang tidak dapat dijangkau pasien, budaya dan kepercayaan setempat, akses pelayanan kesehatan
dan penggunaan obat komplementer.
Puskesmas Beringin Sakti merupakan puskesmas terpencil yang terletak di Nagari Taratak
Tinggi, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dimana wilayah kerjanya
masih terdapat persoalan kasus hipertensi. Data puskesmas tahun 2022 menunjukkan bahwa
masalah hipertensi belum dapat dituntaskan, padahal masyarakat sering datang berobat dan
petugas kesehatan pun telah melakukan penjaringan kasus hipertensi, namun masalah hipertensi
belum juga dapat di tuntaskan.
Berdasarkan studi penelitian di atas, maka pengetahuan pasien perlu dikaji guna
mengetahui kepatuhan pada pasien hipertensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Beringin Sakti
karena penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di puskesmas. Sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi di Puskesmas Beringin Sakti.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum
obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisis karakteristik pasien penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Beringin Sakti
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Beringin Sakti
3. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Beringin Sakti
4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada
pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat digunakan untuk mendukung ilmu pengetahuan tentang hubungan tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Beringin Sakti
2. Bagi puskesmas dapat dijadikan data untuk penentuan keberhasilan penurunan hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

2.1. Kerangka Pemikiran


Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik ≥ 140/ 90mmHg (James, 2014). Pada keadaan hipertensi meningkatnya
tekanan darah disebabkan oleh pembuluh darah yang memompakan darah dengan kekuatan
berlebih (Maryanti, 2017).
Pengetahuan merupakan hal yang diketahui oleh responden terkait sehat dan sakit atau
kesehatan (Notoatmojo, 2014). Kepatuhan adalah sejauh mana kesesuaian perilaku pasien
dengan ketentuan yang diberikan oleh tenaga profesional (Widyastuti 2016). Kepatuhan
merupakan bentuk perilaku yang muncul akibat adanya interaksi antara tenaga kesehatan dengan
pasien sehingga pasien mengetahui rencana beserta konsekuensinya dan menyetujui rencana
tersebut serta melaksanakannya (Maryanti, 2017). Kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Faktor Resiko Hipertensi:

a. Tidak dapat diubah: umur, jenis kelamin,


genetik
b. Dapat diubah: merokok, konsumsi garam
berlebihan, obesitas, konsumsi alcohol,
stress, diet rendah serat dan kurang
aktivitas fisik

Komplikasi hipertensi: Hipertensi


ganguan jantung, stroke Hipertensi Primer
dan gagal ginjal
Hipertensi
Sekunder

Terapi farmakologi Tata laksana Pendidikan Kesehatan

Diet garam Pengetahuan

Kepatuhan

Umur, jenis kelamin,


pendidikan,
pekerjaan, lama
menderita
hipertensi, jumlah
obat hipertensi
2.2. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Pasien Kepatuhan Pasien


Hipertensi Hipertensi

2.3. Penjelasan Variabel


2.3.1. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah suatu variabel yang dimanipulasi oleh sipeneliti
untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependen sehingga dapat diamati dan di ukur
(Nursalam, 2000:41). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pengetahuan
pasien hipertensi.
2.3.2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel respon atau output yang berarti akan muncul
sebagai akibat dari manipulasi variabel independen (Nursalam, 2000: 42). Pada penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah kepatuhan pasien hipertensi.

2.4. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Table 1 Definisi Konseptual dan Operasional

No Variabel Konseptual Operasional Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur
ukur
Karakteristik
Sifat yang atau sifat
yang
membedakan
membedakan 1. Laki- laki
1 Jenis Kelamin antara pasien Angket Kuesioner Nominal 2.Perempuan
antara
laki-laki atau penderita
perempuan laki- laki dan
perempuan
1. 26- 35
Lama hidup
tahun
penderita,
2. 36- 45
dihitung dari
tahun
Umur pasien tahun
3. 45- 59
2 Usia pada saat kelahiran Angket Kuesioner Ordinal tahun
penelitian sampai
4. 60- 74
dengan tahun
tahun
dilakukan
5. ≥75 tahun
penelitian
Lamanya
Jangka pasien
Lama 1. ≤ 1tahun
waktu pasien mendapat
3 menderita Angket Kuesioner Ordinal 2. 1-2tahun 3.
hipertensi menderita diagnosa
≥ 2tahun
hipertensi hipertensi
dari dokter
Banyaknya
obat yang
Banyaknya 1. 1 obat
Jumlah obat dikonsumsi
4 obat yang Angket Kuesioner Ordinal 2. 2 obat
hipertensi oleh dikonsumsi 3. ≥ 2 obat
epnderita
hipertensi
Jenjang 1. Tidak
Pendidikan sekolah sekolah
formal yang 2. SD
terakhir yang
Tingkat pernah dilalui 3. SLTP
5 di tempuh Angket Kuesioner Ordinal
pendidikan penderita dan 4. SLTA
oleh pasien terbukti 5. Perguruan
hipertensi dengan ijazah tinggi atau
yang diterima diploma
1. Tidak
bekerja
2. Petani
Pekerjaan 3. Tukang/
Kegiatan
yang sedang buruh
sehari- hari
6 Pekerjaan ditekuni oleh sebagai mata
Angket Kuesioner Nominal 4. Pensiunan
pasien 5. Wiraswasta
pencaharian
hipertensi 6. PNS
7. Karyawan
8. Ibu rumah
tangga
Pasien Kesesuaian
hipertensi perilaku 1.Tidak
mengikuti pasien patuh
dengan
saran dari 2.Kadang
7 Kepatuhan instruksi Angket Kuesioner Ordinal
petugas yang 3.Sering
kesehatan diberikan 4.Selalu
terkait oleh tenaga
minum obat kesehatan
Wawasan Perihal yang
dari pasien diketahui
Benar 1
8 Pengetahuan hipertensi pasien Angket Kuesioner Ordinal Salah 0
terkait mengenai
hipertensi hipertensi

2.5. Hipotesis
Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan
studi cross sectional, dimana variabel independent dan variabel dependent diteliti sekaligus
dalam waktu yang sama dan tanpa perlakuan khusus pada salah satu variabel panelitian.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang rawat jalan dalam
enam bulan (Januari-Juni 2023) di Puskesmas Beringin Sakti sebanyak 40 pasien.
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruh dari populasi dengan kriteria sampel yaitu
adalah sebagai berikut:
1. Bersedia menjadi responden
2. Bisa menulis dan membaca

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Beringin Sakti, Penelitian ini
dilaksanakan pada 10 Februari-29 Juni 2023.
3.4. Pengukuran dan Pengamatan Variabel
Pengukuran dilakukan dengan cara tidak langsung dimana peneliti mengukur
pengetahuan dan kepatuhan minum obat melalui angket dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden.
3.5. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan oleh peneliti dengan menyebarkan lembar kuesioner kepada
responden dan meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner. Untuk menghindari
kesalahan dalam menginterpretasikan data untuk memperoleh data valid, maka peneliti
mendampingi dan memandu reponden dalam mengisi kuesioner.
3.6. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh sebelumnya, diolah menggunakan program analisis data di
komputer dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing, merupakan tahapan pengecekan kelengkapan dan kejelasan isi kuesioner
responden yang telah sesuai dengan peneliti inginkan.
b. Coding, merupakan tahapan pengelompokan data dari hasil jawaban kuesioner
penelitian yang di ubah menjadi bentuk tabel analisis statistik untuk mempermudah
tahapan pengentrian data.
c. Entry, merupakan tahapan memasukkan data hasil coding kedalam software analisis
di computer untuk dilakukan pengolahan data sesuai dengan variable yang ada.
d. Cleaning, merupakan tahapan penyeleksi data apakah sudah benar atau tidak
ditemukan kesalahan-kesalahan pengolahan data.
3.7. Pertimbangan Etik
Pada awal penelitian diberikan informant consent kepada responden yang dijadikan
subjek penelitian sebagai persetujuan keterlibatan dan perlindungan terhadap kerahasiaan
responden dengan menandatangani persetujuan untuk ikut atau berhenti dalam penelitian yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai