DOSEN PEMBIMBING
Dr. Drs. I Wayan Mustika,S.Kep.Ns,M.Kes
OLEH :
P07120121026
Kelompok 4
2.1
D-III Keperawatan
JURUSAN KEPERAWATAN
2022 / 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. Latar Belakang
Munculnya kasus hipertensi terkait dengan konsep teori elbow perilaku.
Perilaku disini yaitu perilaku pola hidup yang dijalani tidak sehat seperti kebiasaan
merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, terlalu banyak konsumsi makanan
manis, serta kurangnya aktivitas fisik. Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin
tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Berdasarkan hasil survey data Riskesdes,
Kabupaten Jembrana, Bali jumlah estimasi penderita hipertensi tercatat ada 37.007 namun
hanya 14,9% yang mendapatkan penanganan. Data rawat inap dan rawat jalan pasien
dengan hipertensi di RSU dan di Puskesmas 1 Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana,
Bali pada tahun 2020 mencapai 407 orang, pada tahun 2021 mencapai 418 orang, dan data
terbaru pada bulan November tahun 2022 mencapai 431 orang. Menurut Dinas Kesehatan
Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali kasus hipertensi di Kecamatan Jembrana,
Kabupaten Jembrana, Bali setiap tahunnya menduduki posisi nomor 2 dari 10 besar pola
penyakit. Dari data tersebut Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali untuk angka
kasus hipertensi masih sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan hipertensi dikatakan
sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi Maka dari itu seseorang yang mengalami
hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan
darah tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi maka dikatakan hipertensi.
Kondisi hipertensi ini umumnya jarang menimbulkan gejala dan sering tidak
disadari, atau bahkan warga masyarakat menggangaap penyakit hipertensi merupakan
penyakit tekanan darah tinggi biasa sehingga banyak masyarakat yang masih
menyepelekannya. Namun sebenarnya apabila penyakit hipertensi tidak ditangani oleh diri
sendiri atau oleh pelayanan kesehatan, maka akan berdampak atau akan menimbulkan
penyakit lain seperti penyakit jantung yaitu gagal jantung kongestif, stroke, hipertrofi
ventrikel kiri, gagal ginjal stadium akhir, retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh
darah tepi, gangguan atau bahkan kematian. Sehingga hipertensi disebut pembunuh diam -
diam atau Silent Killer yang dapat menyebabkan meningkatkan kasus kematian aibat
hipertensi.
Dengan banyaknya kasus hipertensi setiap tahunnya di Kecamatan Jembrana,
Kabupaten Jembrana, Bali, yang disebabkan oleh pilihan pola hidup yang dijalani tidak
sehat seperti kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, terlalu banyak
konsumsi makanan manis, serta kurangnya aktivitas fisik yang dapat menyebabkan
kelebihan berat badan (obesitas) sehingga bisa meningkatkan faktor risiko hipertensi.
Pemerintah dan pelayanan ksehatan tentunya melakukan berbagai usaha ataupun upaya
untuk mengatasi hipertensi. Usaha yang dilakukan pemerintah yaitu melaksanakan
berbagai program kerja diantaranya menetapkan sasaran layanan hipertensi, yaitu
penduduk usia remaja sampai dengan lansia yang bersumber dari data Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan, melakukan perhitungan estimasi target capaian layanan
(penderita hipertensi yang harus mendapatkan penatalaksanaan sesuai standar) dengan
menggunakan prevalensi hipertensi per kab / kota dari data Riskesdas terbaru, melakukan
sosialisasi dan bimbingan teknis kepada Puskesmas atau Rumah Sakit terkait sasaran,
target dan penatalaksanaan penderita hipertensi, serta melakukan advokasi dan sosialisasi
kepada Rumah Sakit yang terdapat di wilayah Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana,
Bali untuk bekerjasama dan mendukung pencapaian target bagi para penderita hipertensi,
khususnya dalam penemuan kasus dan penatalaksanaan kasus. Selanjutnya dengan adanya
berbagai usaha dari pemerintah tersebut, tempat layanan kesehatan yaitu Puskesmas I
Jembrana dan Rumah Sakit Umum pun akan melakukan berbagai usaha untuk mengatasi
kasus hipertensi. Usaha – usaha yang dilakukan tersebut yaitu melakukan penyuluhan ke
berbagai daerah di Kecamatan Jembrana, melakukan pemeriksaan dan monitoring tekanan
darah kepada warga masyarakat, melakukan edukasi untuk perubahan gaya hidup seperti
diet seimbang, istirahat yang cukup, aktivitas fisik, dan kelola stress, melakukan
pengelolaan farmakologis apabila selama satu bulan tidak tercapai tekanan darah normal,
maka terapi obat akan diberikan secara rutin, dan melakukan penatalaksanaan
nonfarmakologis salah satunya demonstrasi komplementer dengan teknik latihan
pernafasan dalam.
Metode penyuluhan ini dilaksanakan melalui media Power Point (PPT) dengan
penyampaian / pemaparan materi hipertensi, demonstrasi komplementer teknik latihan
pernafasan dalam pada pasien hipertensi, serta melakukan edukasi kepada masyarakat
mengenai manfaat buah mentimun dalam menurunkan hipertensi, serta memberikan
edukasi latihan relaksasi otot progresif pada penderita hipertensi.
VI. Sumber
Benowitz, L. (2020). Obat Antihipertensi. Surabaya: Katzung, B.G., 2020, Basic and
Clinical Farmacology, ed ke-3, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Salemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Diet Hipertensi / Darah Tinggi
(DASH Diet). https://yankes.kemkes.go.id . Diakses pada tanggal
05 Desember 2022.
Wiryowidagdo. (2020). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan
Kolesterol. Jakarta: PT Argomedia Pustaka
S APUL (2020). Asuhan Kepearwatan Pada Pasien Hipertensi.
Sumatera: Repository.pkr.ac.id
Santoso, A.P. (2019). Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Asupan Magnesium
Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Surakarta: Jurnal Ilmiah
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Yulanda. (2020). Penatalaksanaan Hipertensi. Jakarta: Jurnal Kesehatan,
Jurnal Majority
VII. Sasaran
Sasaran penyuluhan ini yaitu kalangan remaja dan lansia yang ada di lingkungan Desa
Menega dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali .
VIII. Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari / Tanggal : Kamis / 08 Desember 2022
Waktu : 09.00 – 09.35 wita
Tempat : Balai Banjar Desa Menega Dauhwaru, Kecamatan Jembrana,
Kabupaten Jembrana, Bali.
X. Rencana Evaluasi
a. Struktur
1) Persiapan materi dan persiapan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) disiapkan dan
dikerjakan sejak Senin, 05 Desember 2022
2) Kesiapan media : Power Point (PPT) beruapa gambar, ilustrasi, dan tulisan
disiapkan sejak 2 hari sebelum kegiatan penyuluhan berlangsung serta
ditayangkan menggunakan laptop dan LCD proyektor
3) Peserta hadir di tempat penyuluhan yaitu Di Balai Banjar Desa Menega
dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali pada hari Kamis,
08 Desember 2022 pukul 09.00 – 09.35 wita
4) Pengorganisasian acara penyuluhan dilakukan sejak Senin, 05 Desember 2022.
b. Proses
1) Peserta hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan sebesar 90%
dari 100%
2) Waktu kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dan peserta hadir
tepat waktu
3) Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan berjalan lancar dan sasaran
memahami tentang penyuluhan yang diberikan
4) Dalam proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
5) Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh
perhatian dan antusias mendengarkan materi yang disampaikan sampai
acara selesai
6) Peserta penyuluhan antusias mengajukan pertanyaan dan melakukan
tanya jawab terhadap materi yang disampaikan oleh audiens
7) Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh dengan
presentase benar 80%
8) Peserta mampu kooperatif saat diberikan penatalaksanaan nonfarmakologis
demonstrasi komplementer teknik latihan pernafasan dalam, demonstrasi
mengenai manfaat serta cara meracik buah mentimun dalam menurukan
hipertensi, dan edukasi mengenai latihan relaksasi otot progresif.
c. Hasil
1. 90% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menjelaskan pengertian
hipertensi
2. 80% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menjelaskan etiologi atau
penyebab terjadinya hipertensi
3. 90% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan
gejala pada hipertensi
4. 85% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan dan
menjelaskan cara pencegahan hipertensi
5. 80% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu mengetahui dan
menyebutkan penatalaksanaan farmakologis dan nonfarmakologis hipertensi
6. 85% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menjelaskan diet pada
penderita hipertensi atau diet darah tinggi (DASH Diet), serta mampu
menyebutkan makanan yang dianjurkan dan dibatasi bagi penderita hipertensi
dengan benar.
LEMBAR PENGESAHAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Tekanan darah diatas 120/80
mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 120
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung atau ketika jantung
berkontraksi dan fase diastolik 80 menunjukkan fase darah yang kembali ke
jantung. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi tidakhanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya yaitu menyebabkan kematian.
Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai peningkatan kekuatan
dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah
utama yang dimana besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari
pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Adapun klasifikasi
tekanan darah yaitu sebagai berikut.
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Hipotensi < 90mmHg < 60mmHg
Normal 90 – 119 mmhg 60 – 79 mmHg
Prehipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Hipertensi tingkat darurat ≥ 180 mmHg ≥ 110 mmHg
5. Penatalaksanaan Hipertensi
A) Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan mengonsumsi obat antihipertensi
yang dianjurkan dengan tujuan agar tekanan darah pada penderita hipertensi tetap
terkontrol dan mencegah komplikasi.
Jenis obat antihipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1) Diuretik
Diuretik dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah terutama dengan
cara mendeplesi simpanan natrium tubuh. Diuretika adalah obat yang
memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam (Nacl). Obat yang
sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat
digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat kalium. Awalnya,
diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan
curah jantung, sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6 - 8 minggu, curah
jantung kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium
dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi dengan
pemberian diuretik atau pengurangan natrium.
Contoh obat diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan hipertensi
adalah Spironolactone, dan Hydrochlorothiazide (thiazide) yang mempunyai
efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan tekanan darah
dalam dosis yang rendah, dan Indopanide.
2) Beta-blocker
Mekanisme kerja obat - obat ini adalah melalui penurunan laju nadi dan daya
pompa jantung, sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontraksi jantung.
Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya baik.
Obat yang termasuk jenis Beta-blocker adalah Propanolol, Atenolol, dan
Pindolol.
3) Golongan penghambat ACE dan ARB
Golongan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE) dan angiotensin
receptor blocker (ARB) penghambat angiotensin enzyme (ACE inhibitor /
ACE I) menghambat kerka ACE sehingga perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II (vasokontriktor) terganggu. Sedangkan angiotensin receptor
blocker (ARB) menghalangi ikatan zat angiotensin II pada reseptornya. Baik
ACEI maupun ARB mempunyai efek vasodilatasi, sehingga meringankan
beban jantung. Yang termasuk obat jenis penghambat ACE adalah Captopril
dan enalapril.
4) Calcium Channel Blockers (CCB)
Calcium channel blocker (CCB) adalah menghambat masuknya kalsium ke
dalam sel pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan dilatasi arteri
coroner dan juga arteri perifer. Yang termasuk jenis obat ini adalah Nifedipine
Long Acting, dan Amlodipin
5) Obat simpatoplegik
Obat ini mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan
cara menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans (dua
efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh obat golongan
ini adalah Methyldopa dan Clonidine
B) Penatalaksanaan Nonfarmakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis yang dapat diedukasikan dan dilakukan
dirumah pada pasien hipertensi yaitu latihan pernafasan dalam, ramuan yaitu
racikan dari buah mentimun, dan latihan relaksasi otot progresif. Teknik latihan
pernafasan dalam merupakan suatu bentuk teknik atau terapi relaksasi yang
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa nyaman. Teknik latihan
pernafasan dalam ini dilakukan dengan posisi duduk atau posisi setengah duduk
dan bisa juga dilakukan dengan posisi senyaman mungkin. Nah selain itu, teknik
latihan pernafasan dalam ini dilakukan dengan teknik 4 2 8 yaitu menarik nafas
melalui hidung selama 4 detik atau 4 kali hitungan, tahan napas selama 2 detik
atau 2 kali hitungan, dan yang terakhir hembuskan melalui mulut dengan bibir
dibulatkan sebanyak 8 kali hitungan atau 8 detik. Untuk tindakan ini bisa
dilakukan sebanyak 3 kali.
Cara meracik obat tradisional mentimun bagi penderita hipertensi yaitu :
1. Bahan : 1 ½ kg buah mentimun yang sudah dicuci bersih dan kupas kulitnya
dan air mineral 100ml
2. Alat : pisau, parutan, blender, penyaring, gelas
3. Cara meracik yaitu
1) Buah mentimun dicuci bersih dan dikupas kulitnya, kemudian diparut, lalu
disaring airnya menggunakan penyaring.
2) Setelah itu bisa diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan
sore hari.
Untuk latihan relaksasi otot progresif dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh
pasien.
6. Diet Pada Kondisi Hipertensi atau Diet Darah Tinggi (DASH Diet)
Diet merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa. Diet
pada penderita hipertensi sering disebut dengan diet darah tinggi atau DASH DIET,
yang merupakan singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension, adalah pola
makan sehat terbaru yang telah terbukti membantu mengurangi tekanan darah dan
kolesterol. Tujuan DASH Diet ini adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi yaitu mempertahankan tekanan darah menuju normal,
penurunan faktor resiko berat badan yang berlebih, menurunkan kadar lemak
kolesterol, serta mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Ada 2 jenis DASH Diet yaitu DASH Diet standar yang dimana maksimal asupan
sodium yang diperbolehkan adalah 2300 mg per hari, serta DASH Diet di bawah
standar yaitu asupan sodium per hari tidak boleh melebihi 1500 mg per hari.
DASH Diet dilakukan sepanjang tahun sampai terbentuk kebiasaan makan yang baik.
Aturan frekuensi makan tetap 3x sehari dengan porsi makanan mencakup 2000 kalori
per hari.
A. Makanan Yang Dianjurkan
1) Sumber kalori yaitu beras, tales, kentang, pasta, gandum utuh, roti gandum,
macaroni, mie, bihun, tepung – tepungan
2) Sumber protein hewani yaitu daging, unggas, dan ikan. Namun
mengkonsumsinya semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari dan buang
kulit dari daging karena dalam kulit mengandung lemak yang tinggi.
Konsumsi telur ayam, telur bebek paling banyak satu butir sehari, serta
konsumsi tahu, tempe, oncom
3) Sumber lemak yaitu santan kelapa encer dalam jumlah terbatas, serta susu dan
produk susu rendah atau tanpa lemak
4) Sayuran yaitu sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung,
buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel
5) Buah – buahan kecuali buah nangka dan durian
6) Bumbu – bumbuan yaitu pala, kayu manis, asam,gula, bawang merah,
bawang putih, garam yang dimana tidak lebih dari 15 gram per hari
7) Minuman yaitu teh encer, coklat encer, juice buah
8) Konsumsi sodium (garam dapur) yang direkomendasikan adalah 1500 mg –
2300 mg per hari
B. Makanan Yang Dibatasi
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru, minyak
kelapa, gajih
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium yang mengandung lemak
trans misalnya biscuit, craker, gorengan, dan snack kemasan
3) Makanan dalam kaleng yaitu arden, abon, asinan, ikan asin, telor asin
4) Makanan yang mengandung alkohol yaitu durian dan tape
5) Daging yang warna merah segar seperti daging babi, hati ayam, sosis, daging
sapi, daging kambing.
6) Makanan ataupun sayuran yang mengandung garam seperti acar.
Lampiran 2
Evaluasi Tujuan Khusus
Melakukan scrinning
pengecekan tekanan darah
Melakukan scrinning
pengecekan tekanan darah