Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL POA PENGABDIAN MASYARAKAT

CFHC-IPE TAHUN III

EDUKASI BERBASIS KOMUNITAS: PENCEGAHAN DAN PENGURANGAN


RISIKO HIPERTENSI DITENGAH PANDEMI COVID-19

Kelompok : 54
Anggota : Enje Hashimoto (18/427157/KU/20762)
Irma Dwi Kusmiasari (18/429928/KU/20905)
Khana Sholaita (18/427109/KU/20714)
Nofarizka Maulida (18/427075/KU/20680)
Dosen pembimbing : Dr. dr. Eti Nurwening solikhah, M.Kes, M.Med. Ed

Instruktur Lapangan : Muthoharoh, S.Tr.Gz

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN


KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN
a. Judul
b. Lokasi
1. Kabupaten dan Provinsi : Sleman, DIYogyakarta
2. Kecamatan : Sleman
3. Desa : Pandowoharjo
4. Dusun : Nyaen
c. Dosen Pengusul
1. Nama : Dr. dr. Eti Nurwening solikhah, M.Kes, M.Med. Ed
2. Jabatan/Pangkat/Gol :
3. Alamat :
4. Telepon/ HP : 082231478694
5. Fax :
6. Email : etinurweningsholikhah@ugm.ac.id
7. Jurusan Pengusul : Pendidikan Dokter
8. Kelompok : 54
9. Anggota :

No. Nama Mahasiswa NIM Program Studi


1 Enje Hashimoto 18/427157/KU/20762 Pendidikan Dokter
2 Irma Dwi Kusmiasari 18/429928/KU/20905 Pendidikan Dokter
3 Khana Sholaita 18/427109/KU/20714 Ilmu Keperawatan
4 Nofarizka Maulida 18/427075/KU/20680 Gizi Kesehatan

10. Periode Pelaksanaan : 8 Februari – 8 Juli 2020

Yogyakarta, 22 Desember 2020

Mengetahui,

Ketua I CFHC-IPE Dosen Pembimbing Lapangan,

dr. Widyandana, MHPE., PhD., Sp.M. Dr. dr. Eti Nurwening solikhah,
(K) M.Kes, M.Med. Ed
NIP. 197903262012121001 NIP. 196911021996012001

Disetujui Oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD.


NIP. 19710826 199803 2001

2
Daftar Isi

Abstrak…………………………………………………………………………………………. 5

BAB I

Latar Belakang………………………………………………………………………………… 6

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 7
Tujuan………………………………………………………………………………………….. 7
BAB II
Tinjauan Pustaka………………………………………………………………………………. 8
BAB III
Metode Pelaksanaan………………………………………………………………………….... 11
Kesimpulan……………………………………………………………………………………... 12
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………… 13

3
Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronik yang masih menjadi tantangan di
Indonesia. Tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama
dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Seringkali tidak
menimbulkan gelaja atau sering disebut silent killer, hipertensi merupakan faktor resiko primer
terjadinya stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung. Berdasarkan data yang kami
dapatkan beberapa keluarga mitra mengalami hipertensi. Maka dari itu, kami merasa perlu
untuk melakukan program yang berkaitan dengan sosialisasi hipertensi melalui pemberian
informasi berupa poster. Dengan dilakukannya program tersebut, kami berharap bisa
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan keluarga mitra akan pentingnya pengendalian ,serta
pencegahan hipertensi. Kegiatan Pengabdian Masyarakat kepada 10 keluarga mitra yang
merupakan penghuni Dusun Nyaen, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten
Sleman akan mengusung tema edukasi hipertensi. Edukasi ini akan berfokus pada dampak,
pencegahan, dan pengendalian hipertensi, dimana pada kegiatan ini kami akan melakukan
penggalian masalah bersama keluarga mitra dan edukasi mengenai hipertensi. Penggalian
masalah berupa menanyakan siapa saja yang mengidap hipertensi, menanyakan pola kehidupan
keluarga mitra, menganjurkan untuk rutin mengecek tekanan darah di puskesmas terdekat,
menetukan intervensi kegiatan pengabdian masyarakat, lalu kemudian diskusi dengan DPL dan
IL. Metode kegiatan yang akan dilakukan yaitu penggalian masalah, edukasi (dampak,
pencegahan, dan pengendalian hipertensi), dan penyerahan materi edukasi (poster) secara
langsung. Materi edukasi mencakup pencegahan hipertensi di kala pandemic. Namun apabila
memungkinkan, maka juga akan dilakukan pengukuran tekanan darah atau tes hipertensi pada
keluarga mitra sehingga dapat diketahui besaran pasti risiko hipertensi pada tiap keluarga mitra.
Dengan fokus ke pembuatan materi, edukasi yang diberikan dapat lebih dalam dan
komprehensif.

4
BAB I

Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronik yang masih menjadi tantangan di
Indonesia. Prevalensi kasus masih tergolong tinggi yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013).
Selain itu, kasus hipertensi ini masih sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar
orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan
pada tahun 2025 terdapat 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.

Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-
masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu
adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah
lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya
terus meningkat. Oleh karena itu, butuh partisipasi semua pihak, termasuk keluarga
sebagai orang terdekat yang dapat memberikan perawatan bagi anggota keluarga dengan
hipertensi. Perawatan dapat berupa mengingatkan untuk minum obat hipertensi secara
rutin, mengecek tekanan darah, menerapkan hidup sehat, serta dapat menyediakan terapi
non farmalogi yang dapat digunakan sebagai alternatif yang membantu menurunkan
tekanan darah.

Berdasarkan data yang kami dapatkan beberapa keluarga mitra mengalami


hipertensi., Maka dari itu, kami merasa perlu untuk melakukan program yang berkaitan
dengan sosialisasi hipertensi melalui pemberian informasi berupa poster. Dengan
dilakukannya program tersebut, kami berharap bisa meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan keluarga mitra akan pentingnya pengendalian ,serta pencegahan hipertensi.

5
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara edukasi mengenai pencegahan hipertensi?
2. Bagaimana cara pengendalian/ manajemen hipertensi?

B. Tujuan
1. Memberikan edukasi mengenai bahaya dan resiko hipertensi
2. Memberikan edukasi mengenai pencegahan hipertensi
3. Memberikan edukasi mengenai manajemen hipertensi

6
BAB II

Tinjauan Pustaka

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Pada orang
yamg menderita hipertensi akan mengalamipeningkatan tekanan darah melebihi batas
normalnya, dimana batas normal tekanan darah adalah 110/90 mmHg. Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gelaja atau sering disebut silent killer, sedangkan tekanan
darah terus-menrerus tinggi dalam jangka waktu lama dan dapat menimbulkan komplikasi
(Kartikasari, 2012). Hipertensi merupakan faktor resiko primer terjadinya stroke, penyakit
jantung koroner, dan gagal jantung. Hipertensi sangat erat dengan pola gaya hidup dan
asupan makanan yang dikonsumsi. Faktor risiko penyebab terjadi hipertensi diantara lain
adalah faktor risiko yang tidak dapat dikontrol (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit
keluarga, etnis atau suku) dan faktor risiko yang dapat dikontrol (konsumsi garam,
konsumsi lemak, kebiasaan merokok, obesitas atau berat badan yang berlebih, kurangnya
aktifitas fisik, stres, riwayat diabetes mellitus) (Martiani, 2012).

Pada seseorang yang usianya lebih dari 60 tahun lebih berisiko terjadinya hipertensi
dengan nilai p = 0,0026; OR = 5,216 dan 95% CI = 1,070 - 25,434. Pada penelitian ini,
dengan usia lebih dari 60 tahun lebih banyak terjadinya hipertensi daripada yang tidak
hipertensi dan usia kurang dari 60 tahun lebih sedikit terjadinya hipertensi daripada yang
tidak hipertensi. Sedangkan, anggota keluarga yang memiliki riwayat menderita hipertensi
lebih berisiko terjadinya hipertensi dengan nilai p = 0,000; OR = 16,588 dan 95% CI =
5,940 - 46,324. Pada penelitian ini, anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi
lebih banyak terkena hipertensi daripada yang tidak hipertensi (Kartikasari, 2012). Pada
penelitian lain, mayoritas pasien hipertensi di Puskesmas harapan raya memiliki riwayat
keturunan hipertensi sebanyak 97,8%. Dan pada penelitian ini, rata-rata usia terkena
hipertensi berusia 40 tahun. Bertambahnya umur seseorang, tekanan darah akan
meningkat. Setelah umur 45 tahun dinding arteri akan mengalami penebalan, sehingga
pembuluh darah akan menyempit dan kaku. Pada tekanan darah sistolik meningkat ketika
kelenturan pembuluh darah berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini akan
menyebabkan tekanan darah meningkat (Lita, 2017).

7
Melalui pencegahan hipertensi dengan menghentikan atau mengurangi faktor risiko
hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan
dengan mencegah faktor risiko hipertensi :

1. Berhenti merokok
Kebiasaan merokok adalah salah satu faktor risiko hipertensi. Hal ini
disebabkan karena komposisi rokok dalam satu batang mengandung nikotin sekitar
0,6-3,0 % atau 0,5-3 mg dari berat tembakau, gas karbon monoksida (CO) sekitar 3-6
%, dan tar sekitar 0,5-35 mg. Dan nikotin inilah yang menyebabkan tekanan darah
meningkat (Lita, 2017). Dari komposisi ini akan menyebabkan proses inflamasi. Pada
mantan perokok atau perokok aktif akan terjadi peningkatan jumlan protein C-reaktif
dan agen-agen inflamasi alami yang akan menyebabkan disfungsi endothelium,
kemudian pembuluh darah akan rusak dan terbentuknya plak. Dinding arteri akan
kaku, hal inilah yang akan meningkatkan tekanan darah (Kartikasari, 2012).
2. Mengatasi obesitas
Obesitas adalah salah satu faktor risiko hipertensi. Ketika adanya perubahan
fisiologi akan terjadi resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktvitas saraf simpatis
dan sistem renin-angotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi
energi akan meningkatkan insulin plasma, yang mana natriuretik potensial
menyebabkan terjadinya reasorbsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus
menerus (Lita, 2017).
3. Mengatasi diabetes mellitus
Pada orang yang mempunyai diabetes mellitus, kadar gula yang tinggi akan
meningkatkan kekentalan darah. Hal ini dapat menyebabkan jantung bekerja lebih
keras untuk memompa darah dan berikatan pada peningkatan tekanan darah (Lita,
2017).
4. Management stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh perifer dan curah jantung,
kemudian akan menstimulus aktivitas saraf simpatiis. Sisitem saraf simpatis
teraktivasi dan akan menstimulus pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol,
Hormon adrenalin adalah memacy aktivitas jantung dan menaikkan tekanan darah
(Lita, 2017).
5. Olaharaga secara teratur

8
Melakukan aktvitas fisik secara teratur, seperti 150 menit seminggu atau sekitar
30 menit setiap hari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan darah sekitar 5-8
mmHg jika memiliki hipertensi. Beberapa olahraga yang bisa dicoba adalah latihan
aerobik seperti, jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang atau menari (Mayo Clinic,
2020).
6. Mengurangi konsumsi garam
Jika tidak bisa secara drastis mengurangi natrium dalam makanan, bisa secara
bertahap dalam menguranginya. Gunakan bumbu atau rempah-rempah untuk
menambahkan rasa pada makanan (Mayo Clinic, 2020).

9
BAB III
Metode Pelaksanaan

Kegiatan Pengabdian Masyarakat kepada 10 keluarga mitra yang merupakan penghuni


Dusun Nyaen, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman akan mengusung
tema edukasi hipertensi. Edukasi ini akan berfokus pada dampak, pencegahan, dan
pengendalian hipertensi. Pada kegiatan ini kami akan melakukan penggalian masalah bersama
keluarga mitra dan edukasi mengenai hipertensi.

Penggalian masalah berupa:

a. Menanyakan siapa saja yang mengidap hipertensi


b. Menanyakan pola kehidupan keluarga mitra
c. Menganjurkan untuk rutin mengecek tekanan darah di puskesmas terdekat
d. Menetukan intervensi kegiatan pengabdian masyarakat
e. Diskusi dengan DPL dan IL

Metode kegiatan

a. Penggalian masalah
b. Edukasi (dampak, pencegahan, dan pengendalian hipertensi)
c. Penyerahan materi edukasi (poster) secara langsung

Materi edukasi mencakup pencegahan hipertensi di kala pandemic. Namun apabila


memungkinkan, maka juga akan dilakukan pengukuran tekanan darah atau tes hipertensi pada
keluarga mitra sehingga dapat diketahui besaran pasti risiko hipertensi pada tiap keluarga mitra.

10
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini adalah penyampaian materi penyuluhan
terkait Hipertensi harus terlaksana dengan baik walaupun media yang digunakan kurang tepat
untuk sasaran edukasi kami yaitu keluarga mitra karena memiliki beberapa keterbatasan.
Apabila perencanaan edukasi ini dapat dilakukan secara langsung, bila memungkinkan dapat
dilakukan penerjunan langsung kemudian juga melakukan tes hipertensi kepada keluarga mitra
saat pandemi sudah berakhir agar lebih efektif. Dengan fokus ke pembuatan materi, edukasi
yang diberikan dapat lebih dalam dan komprehensif.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kartikasari AN, Chasani S, Ismail A. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa
Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang (Doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran).
2012.

Kemenkes RI. Hipertensi penyakit paling bahaya diidap masyarakat. 2019. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/vie w/19051700002/hipertensipenyakit-paling-banyak-
diidapmasyarakat.htm

Kemenkes RI. Infodatin hipertensi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.


2014.

Martiani A, Lelyana R. Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan Minum Kopi
(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran pada Bulan Januari-Februari
2012) (Doctoral dissertation, Diponegoro University). 2012.

Lita L. Faktor Risiko Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.
Scientia: Jurnal Farmasi dan Kesehatan. 2017 Oct 24;7(2):159-67.

Mayo Clinic. 10 ways to control high blood pressure without medication. 2020. Available
at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-
depth/high-blood-pressure/art-20046974. [Accessed December 22, 2020].

Sari Y. Penggunaan Mentimun Sebagai Terapi Komplementer Untuk Membantu Mengontrol


Tekanan Darah Pada Keluarga Dengan Hipertensi. JAM: Jurnal Abdi Masyarakat.
2020 Dec 14;1(1).

12

Anda mungkin juga menyukai